Latar Belakang
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak
yang belum bisa membaca Alqur’an dengan baik dan benar, terkhusus
pada ilmu tajwid yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar. Selain itu masyarakat hanya sekedar membaca tidak
mengetahui makna dan hukum bacaan dalam Al-Qur’an tersebut.
1
Q.S. Al-Muzammil ayat 73.
1
B. Defenisi Mim Mati dan Tujuan Mempelajarinya
Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat, memiliki tanda
baca yaitu sukun. Hukum mim mati adalah cara membaca mim ketika
bertemu dengan huruf hijaiyyah baik washol maupun waqof. Mim mati
apabila bertemu dengan huruf Hijaiyyah cara bacanya sama dengan
hukum nun mati atau tanwin, ada yang dibaca dengung, jelas, dan ada
pula yang samar.2
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir.
Kalau nun mati atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati
melalui dua bibir, mim yang sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad
karena akan terjadi pertemuan dua huruf yang sakin dan hal ini mustahil
terjadi dalam bahasa arab, karena tidak dapat di baca dan di ucapkan.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW,
selain itu dengan mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari
kesalahan dan pengertian setiap lafazh di dalam Al-Qur’an , karena apabila
salah penyebutan salah dalam ma’na.
3
.
2
َض ۬ين ِ ت َربّ ِه ْم اِالَّ َكانُوْ ا َع ْنهَا ُمع
ِ ْر ٍ َو َماتَْأتِ ۬يهم۬ م ِّْن ٰآي4
ِ ت ِّم ْن ٰآي
فٍ ُْوع وَّآ َمنَهُ ْم م ِّْن خَ و
ٍ ط َع َمهُ ْم م ِّْن جْ ي َأ ٓ الَّ ِذ5
َُكلُوْ ا َوتَ َمتَّعُوْ ا قَلِ ْيالً اِنَّكُ ْم مُّجْ ِر ُموْ ن 6
2. Ikhfa Syafawi
Apabila mim mati bertemu dengan huruf ()ب, harus dibaca ikhfa, yakni
menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah).11 Syafawi artinya bibir.
Dinamakan syafawi karena makhraj mim dari syafah/bibir, ketika bertemu
dengan huruf ba. Mim sukun dilafalkan samar menjadi gunnah dan ditahan 3
harakat. Cara membacanya samar-samar, artinya pada saat membaca mim
sukun disamarkan dan terdengar seperti didengungkan (gunnah).12
Contoh:
4
Q.S. Al-An’am ayat 4
5
Q.S. Quraisy ayat 4
6
Q.S. Al-Mursalat ayat 46.
7
Q.S. Al-Insan ayat 22.
8
Q.S. Al-Baqarah ayat 23.
9
Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 158.
10
Q.S. Al-Humaza ayat 8.
11
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Medan: Sumber Ilmu Jaya), hal. 9.
12
Abu Ali Zainal Abidin, Pelajaran Tajwid, ( Jakarta, CV. Raja Publishing), hal. 20ا.
13
Q.S. Al- ‘Adiyat ayat 11.
14
Q.S. An-Nur ayat 64.
15
Q.S. Hud ayat 89.
3
†صبَرُوْ ا َجنَّةً َّو َحر ْي ًرا ٰ َو16
َ جز ىهُ ْم بِ َما
ار ٕة ِّم ْن ِس ِّجي ْٕل
َ تَرْ ِم ْي ِه ْم بِ ِح َج17
اَلَ ْم يَعْل ْم بِا َ َّن هّٰللا َ يَ َرى18
فَ َد ْمد َ†م َعلَ ْي ِه ْم َربُّهُ ْم بِ َذ ْنبِ ِه ْم فَ َس ٰ ّوىهَا19
3. Izhar Syafawi
Jika mim mati ) ْم (bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf
mim ( ) مdan ba) ) ب. Cara pengucapannya tidak boleh dengung dan huruf
mim sukun harus dibaca jelas dan baik.20
Perhatian: Apabila huruf mim sukun ( ) ْمbertemu dengan huruf wau ( و
) dan ( ) فmaka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih
cepat serta lebih jelas tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh
terpengaruh makhraj fa’ dan wawun walaupun makhrajnya berdekatan atau
sama.21
Contoh :
4
هُ ْم َح ْير ُْالبَ ِريَّ ِة
8 ذ َربُّ ُك ْم ُذوْ ا َرحْ َم ٍة 21 ك ِم ْنهُ ْم َك ْم لَبِ ْثتُ ْم
10 ز اَ ْم زَ يَّنّا ال ّس َماْ ُء 23 ن اَلَ ْم ْنَجْ َعل
12 ش هُ ْم َشرُّ ْالبَ ِريَّ ِة 25 ھ ر َُو ْيدًا اَ ْم ِه ْلهُ ْم
D. Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian
mim mati ada tiga yaitu idgham mislain, ikhfa syafawi, idzhar syafawi.
Idgham mislain adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf mim yang
berharakat. Cara pengucapannya harus disertai dengan gunnah (dengung),
Ikhfa Syafawi apabila mim mati bertemu dengan huruf ()ب, harus dibaca
ikhfa, yakni menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah). Idzhar
Syafawi Jika mim mati bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf
mim ( ) مdan ba ) ) بmembacanya tidak boleh dengung dan huruf mim
sukun harus dibaca jelas dan baik.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW,
selain itu dengan mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari
kesalahan dan pengertian setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, dan dengan
mengetahui hukum mim mati kita dapat mengklasifikannya mana yang
dibaca samar-samar, jelas dan dengung karena apabila salah penyebutan
salah dalam ma’na.
.
5
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Abu Ali zainal. Pelajaran Tajwid, Jakarta: CV. Raja Publishing.
Rauf, abdul Aziz abdur. 2014. Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian ilmu Tajwid
Disusun secara Aplikatif) Jakarta Timur: Markaz Al-Qur’an.
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html
Diakses pada 6 November 2017.
6
7