Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HUKUM NUN DAN MIM YANG BERTASYDID


A. Pengertian Nun dan Mim yang Bertasydid
Huruf nun (‫ )ن‬atau mim (‫ )م‬yang bertasydid disebut dengan bacaan ghunnah. Ghunnah
secara bahasa berarti suara yang keluar dari pangkal hidung (‫)اخلَْي ُش ْوم‬. Adapun ghunnah secara
istilah adalah suara dengung yang berasal dari huruf nun (‫ )ن‬atau mim (‫ )م‬yang bertasydid.1
Ghunnah secara mutlak hanya berasal dari dua huruf, yaitu nun dan mim yang bertasydid.2
B. Cara Membaca Ghunnah
Cara membaca ghunnah yaitu dengan menekan dan mendengungkan suara nun atau mim
yang bertasydid. Adapun lamanya bacaan ghunnah yaitu sekiranya satu alif atau dua harokat
(ketukan).3
Contoh:
 Nun yang bertasydid
‫َّه ْم‬ َّ ِ‫ ب‬, ُ‫ِإنَّا َأْنَزلْنَاه‬
ُ ‫ َت ْث َق َفن‬, َ‫َأن اهلل‬
 Mim yang bertasydid
‫ت بِِه‬ ِ ‫ ُُّأم‬, ‫و ََّأما الَّ ِذين‬
ِ َ‫الكت‬
ْ َّ‫ مَه‬, ‫اب‬ َْ َ
C. Dalil
 Hidâyah ash-shibyân
ِ ِ
َ ‫ىِف املْي ِم َوالن ُّْون ِإذَا َما ُشد‬
‫ِّدا‬ * ‫َوغُنَّةٌ قَ ْد َْأو َجُب ْو َها َأبَ َدا‬
Artinya: “para ulama mewajibkan untuk membaca ghunnah pada huruf mim dan nun
ketika ditasydidkan”.
 Tuẖfah al-athfâl
‫ف غُـن ٍَّة بَ َـدا‬
َ ‫َو َسـ ِّـم ُكـالً َح ْـر‬ * ‫ِّدا‬ ِ
َ ‫َوغُ َّـن ميـماً ثُ َّـم نُونـاً ُشــد‬
Artinya: “dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid, serta namailah keduanya dengan
huruf ghunnah apabila jelas (bertasydid)”.

1
)Hidayah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 177, maktabah thoyyibah(
2
Di antara kedua huruf tersebut yang paling tinggi tingkat kedengungan dalam membaca ghunnah adalah huruf nun
kemudian mim. Adapun yang menyerupai ghunnahnya huruf nun adalah dengung yang berasal dari tanwin.
(Hidâyah al qori’ ilâ tajwidi kalâmi al bâri, juz; 2, hal; 177, maktabah toyyibah)
Jumhur ‘ulama ahli tajwid mutaqoddimin berpendapat bahwa dalam bacaan ghunnah terdapat lima tingkatan,
yaitu:
1. Ghunnah dalam huruf nun atau mim yang bertasydid
2. Ghunnah dalam bacaan idghom
3. Ghunnah dalam bacaan ikhfa
4. Ghunnah dalam bacaan idzhar
5. Ghunnah dalam huruf nun atau mim yang berharokat
(Fatẖu al-majid, hal; 34, dâr al-‘aqidah)
3
Makhroj dari bacaan ghunnah yaitu berasal dari pangkal hidung (‫)الخَ ْي ُشوْ م‬. Yang dimaksud dari pangkal hidung (
‫ )الخَ ْي ُشوْ م‬yaitu jalur bertemunya antara lubang hidung dengan mulut. Ada juga yang mengatakan bahwa ‫ الخَ ْي ُشوْ م‬yaitu
bagian paling dalam dari hidung.
(Hidâyah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 177, maktabah thoyyibah)
BAB IV
HUKUM BACAAN MIM MATI
Mim mati adalah huruf mim yang berharokat sukun. Ketika mim mati bertemu dengan huruf
hijaiyyah maka mempunyai tiga hukum bacaan4, yaitu:
A. Ikhfa Syafawi
1. Pengertian Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi adalah menyamarkan bunyi mim mati ketika bertemu dengan huruf ba (
‫)ب‬. Apabila ada mim mati bertemu dengan huruf ba (‫ )ب‬maka dibaca ikhfa disertai
dengan dengung. Hal tersebut tidak mungkin terjadi kecuali dalam dua kalimat. Adapun
huruf ikhfa syafawi hanya ada satu, yaitu huruf ba (‫)ب‬.5
2. Cara Membaca Ikhfa Syafawi
Cara membaca ikhfa syafawi yaitu dengan menyamarkan bunyi mim mati ke dalam
huruf ba (‫)ب‬.
Contoh:
ِ ‫ يَ ْخ َشوْ نَ َربَّهُ ْم بِالغَْي‬, ِ‫ص ْم بِاهلل‬
‫ب‬ ِ َ‫َو َم ْن يَ ْعت‬
3. Dalil Ikhfa Syafawi
 Hidâyah ash-shibyân
‫ف‬ ِ ِ‫صم ب‬
َ ‫ااهلل َتْل َق الشََّر‬ ِ ‫َوالْ ِمْي ُم ِإ ْن تَ ْس ُك ُن لَ َدى الْبَاخُتَْت َفى‬
ْ َ‫حَنْ ُو ْاعت‬ *
Artinya: “Jika mim mati bertemu dengan huruf ba maka dibaca ikhfa (samar), seperti
ِ ِ‫صم ب‬
lafal ‫اهلل‬ ِ
ْ َ‫”ِإ ْعت‬
 Tuẖfah al-athfâl
‫ى لِْلـ ُقـ َّـر ِاء‬ َّ ‫َو َس ِّـم ِـه‬
َّ ‫الش ْف ـ ِو‬ * ِ ‫ـاَألو ُل اِإل خـ َفـاء ِعْنـد الْبـ‬
‫ـاء‬ َ َ ُ ْ َّ َ‫ف‬
Artinya: “Yang pertama (dari pembagian hukum mim mati) ialah ikhfa, yaitu ketika
bertemu dengan huruf ba, ahli qurro’ menyebutnya dengan bacaan ikhfa syafawi”

B. Idghom Ma’al Ghunnah


1. Pengertian Idghom Ma’al Ghunnah

4
(Fatẖu al-manân, juz; 2, hal; 73, al-iẖsân Surabaya)
Dalil hukum mim mati;
 Tuẖfah al-athfâl
‫لِ ِذي ْال ِح َجا‬ ‫لَيِّنَ ٍة‬ ‫ف‬
ٍ ِ‫َأل‬ َ‫ال‬ * ‫ ْال ِه َجا‬ ‫قَب َْل‬ ‫ت َِجي‬ ‫تَ ْس ُك ْن‬ ‫ِإ ْن‬ ‫َو ْال ِمي ُم‬
ْ ْ
‫فَقَط‬ ‫ َوِإظهَا ٌر‬ ‫ِإخفَا ٌء نِا ْدغَا ٌم‬ * ‫ط‬ْ َ‫ضب‬ َ  ‫لِ َم ْن‬ ٌ‫ثَاَل ثَة‬ m‫َأحْ كَا ُمهَا‬
Artinya: "Jika mim sukun terletak sebelum huruf hijaiyah selain alif layyinah bagi orang yang berakal,
Hukumnya hanya ada tiga bagi yang menetapkannya, yaitu: Ikhfa, Idgham, dan Idzhar”.
5
(Hidâyah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 195, maktabah thoyyibah)
Dikatakan bacaan ikhfa karena menyamarkan bacaan mim sukun ( ‫ ) ْم‬ke huruf ba (‫ )ب‬yang kedua huruf tersebut
termasuk huruf sejenis, baik sama dalam makhroj maupun sifat. Dan dikatakan syafawi karena huruf mim (‫ )م‬dan ba
(‫ )ب‬keluar dari syafatain (dua bibir).
(Fatẖu al-majid, hal; 37, dâr al-‘aqidah)
Idghom ma’al ghunnah adalah meleburkan huruf mim mati (‫ ) ْم‬ke huruf mim
setelahnya sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid. Apabila ada mim mati ( ‫) ْم‬
bertemu dengan huruf mim (‫ )م‬maka maka wajib dibaca idghom desertai dengung.6
2. Cara Membaca Idghom Ma’al Ghunnah
Cara membaca idghom ma’al ghunnah yaitu dengan meng-idghomkan huruf mim
pertama yang mati pada mim kedua yang berharokat disertai dengan dengung sehingga
seperti satu huruf yang bertasydid.7
Contoh:
ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َما فِى اَألر‬
‫ض‬ َ َ‫ َخل‬, َ‫ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُمْؤ ِمنِ ْين‬
3. Dalil Idghom Ma’al Ghunnah
 Hidâyah ash-shibyân
‫َو ْاد ِغ ْم َم َع الْغُن َِّة ِعْن َد ِمثْلِ َها‬
Artinya: “Idghomkan dengan ghunnah apabila mim sukum bertemu mim”
 Tuẖfah al-athfâl
‫صـغـِرياً يَا فَـىَت‬
َ ً‫َو َس ِّـم إدغـَاما‬ * ‫ـام مِبِـثْلِ َـها َأتَـى‬
ٌ ‫َوالثّـَانـى ِإ ْد َغ‬
Artinya: “Yang kedua yaitu idghom sebab bertemu huruf yang sama yaitu mim, dan
namailah idgham shaghir wahai pemuda”

C. Idzhar Syafawi
1. Pengertian Idzhar Syafawi
Idzhar syafawi adalah membaca jelas pada mim mati yang bertemu dengan huruf
hijaiyyah selain mim dan ba yang berjumlah 26 huruf. Apabila ada mim mati bertemu
dengan huruf hijaiyyah selain mim dan ba maka dibaca idzhar syafawi.8

6
Hal tersebut baik berada dalam satu kalimat maupun dua kalimat.
Contoh:
 Dalam satu kalimat:
‫ المر‬,‫ المص‬,‫الم‬
 Dalam dua kalimat:
‫ َولَ ُك ْم َّما َك َسْبتُ ْم‬, َ ‫ِإ ْن ُكْنتُ ْم ُمْؤ ِمنِنْي‬
(Hidâyah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 197, maktabah thoyyibah)
Dikatakan idghom ma’al ghunnah karena cara membacanya dengan disertai ghunnah (dengung). Ada juga yang
menyebutnya dengan bacaan idghom mitsli dengan alasan karena bacaan tersebut berasal dari dua huruf yang sama,
yaitu huruf mim (‫)م‬. Dan ada juga yang menyebutnya dengan bacaan idghom mimi dengan alasan idghom tersebut
berasal dari dua huruf mim, adapun huruf mim yang pertama mati dan huruf yang kedua berharokat.
(Hidâyah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 198, maktabah thoyyibah)
(Fatẖu al-majid, hal; 38, dâr al-‘aqidah)
7
(Taisir ar-roẖmân fi tajwid al-qur'an, hal; 177, dâr at-taqwa)
8
Hal tersebut baik berada dalam satu kalimat maupun dua kalimat.
Contoh:
 Satu kalimat
‫ َأ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم‬, ‫هلل‬
ِ ‫الح ْم ُد‬
َ
 Dua kalimat
ْ ‫ َأ ْم زَ اغ‬, ‫َألَ ْم يَرَوْ ا‬
‫َت‬
(Hidâyah al-qori’ ilâ tajwidi kalâmi al-bâri, juz; 2, hal; 199, maktabah thoyyibah)
Dalam bacaan idzhar syafawi terdapat pengkhususan, yaitu ketika mim mati bertemu
dengan huruf wawu atau fa maka harus lebih kuat dalam membaca jelas. Pengkhususan
ini dinamakan idzhar syafawi khirsi.9
2. Cara Membaca Idzhar Syafawi
Cara membaca idzhar syafawi yaitu dengan membaca jelas (tanpa adanya dengung)
pada mim mati.
Contoh:
 Idzhar syafawi
ِ ‫ َوهُ ْم ص‬, ‫ت َواَألرْ ض‬
‫اغ ُر ْو َن‬ ِ ‫َربُّ ُك ْم َربُّ ال َّس َم َوا‬
َ ِ
 Idzhar syafawi khirsi
ُ ‫ هللاُ يَ ْستَه ِْزُئ بِ ِه ْم َومَيُد‬, َ‫َوهُ ْم فَ ِرحُوْ ن‬
‫ُّه ْم‬
3. Dalil Idzhar Syafawi
 Hidâyah ash-shibyân
‫اظ ِهر لَ َدى َبقِى ْال ُحرُوفِ ُكلِّ َها‬ ْ ‫َو‬
Artinya: “Dan bacalah idzhar pada semua huruf hijaiyyah kecuali huruf mim dan ba
(ketika bertemu dengan mim mati)”
 Tuẖfah al-athfâl
ٍ ‫ـن َأحْ ـر‬
‫ُف َو َسـ ِّمـهَا َش ْف ِويَّـة‬ ْ ‫ِم‬ * ‫ظـهَا ُر فِـى ْالبَقِيَّـ ْة‬ ْ ‫ـث اِإل‬ ُ ِ‫َوالثـال‬
Artinya: “Yang ketiga yaitu idzhar di dalam huruf-huruf yang tersisa (selain huruf
mim dan ba), dan namailah bacaan tersebut dengan idzhar syafawi”
4. Dalil Idzhar Syafawi Khirsi
 Hidâyah ash-shibyân
‫َاع َي اِإل ْخفَا ِء‬ ِ ‫او َواحْ َذرْ د‬ِ ‫ َو ْال َو‬  *  ‫ار ِع ْن َد الفَا ِء‬ ْ ‫ُرصْ َعلَى ْاِأل‬
ِ َ‫ظه‬ ِ ‫َواح‬
Artinya: "Dan tetapkanlah atas bacaan idzhar (apabila mim mati) bertemu dengan fa’
dan wawu, serta hindarilah jangan sampai terbaca ikhfa'"
 Tuẖfah al-athfâl
‫ف‬
ِ ‫ـر‬ِ ‫لِـقُـرْ بِــهَا َوالتحا ِد فَا ْع‬ * ِ ‫َواحْ ـ َذرْ لَدَى َوا ٍو َوفَـا َأ ْن ت َْخت‬
‫َـفى‬
Artinya: “hindarilah untuk membaca samar pada huruf wawu dan fa, karena
kedekatannya dan kesamaan makhraj (dengan huruf mim), maka ketahuilah”

9
Alasan membaca idzhar syafawi khirsi harus lebih kuat yaitu karena huruf wawu dan fa makhrojnya dekat dengan
huruf mim, sehingga ditakutkan terbaca ihkfa (samar).
(Fatẖu al-majid, hal; 40, dâr al-‘aqidah)

Anda mungkin juga menyukai