Disusun Oleh
Kelompok III
Nailal Muna 171310049
Andriyanto 171310002
Santi Adhari 171310016
Listinah 171310008
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 4
A. Pengertian ...................................................................................................... 4
B. Hukum Nun Mati dan Tanwin ....................................................................... 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tajwid secara bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan setiap
huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Yang dimaksud dengan hak
huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya seperti sifat al- jahr, isti’la, istif’al, dan sebagainya.
Adapun yang disebut mustahak huruf adalah sifat yang tampak sewaktu- waktu, seperti tafkhim,
tarqiq, ikhfa’ iqlab dan sebagainya.
Para ulama telah menyusun ilmu tajwid, serta menyusun pokok- pokoknya dan menyimpulkan
hukum- hukumnya dari tatacara membaca yang diwaruskan oleh Nabi Muhammad SAW. Para
sahabatnya dan para thabi’in. tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan
tatkala membaca AL-Qur’an. Oleh karena itu, hukum atau aturan dalam membaca Al- Qur’an adalah
fardu ‘ain bagi setiap mukallaf. Paduan ringkas hukum- hukum tajwid ini akan dimulai dengan
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan para ulama tajwid yaitu hukum isti’azah dan basmalah,
Hukum membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardu ‘ain. Jadi, mungkin saja
terjadi seorang Qori’ bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-
istilah ilmu tajwid seperti idzhar, mad lin, dan sebagainya. Tajwid adalah ilmu yang sangat mulia. Hal
ini karena keterkaitannya secara langsung dengan Al- Qur’an. Bahkan dalam dunia Ilmu Hadits,
seorang alim tidak akan mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah menguasai ilmu Al –
Qur’an. Tujuan mempelajari tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam
membaca Al- Qur’an.
B. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
A. PENGERTIAN
Hukum nun mati dan tanwin adalah suatu pertemuan antara nun mati dan tanwin baik
bertemu dalam satu kalimat ataupun berbeda kalimat (namun pengecualian untuk tanwin
karena tak ada tanwin yang bertemu dalam satu kalimat pada salah satu hukum nun mati
yaitu izhar) akan menciptakan 4 hukum bacaan yaitu idzhar, Idghom, ikhfa, dan Iqlab.
Telah kami singgung dalam pengertian hukum nun mati dan tanwin diatas bahwa hukum
nun mati dan tanwin ada 4 hukum bacaan yang terdiri dari Izhar,Idghom,Ikhfa dan Iqlab.
ْ )
1. Idhar ( ٌإظ َهار
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ ) ٌ ٍ ً ْنbertemu
dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
No Huruf Nun mati ()ن Tanwin (ً ٍ )
1
ا ََمن أ َمن ُ ل ا َ ِمين َر
سو
2
ح َامك
ِ عَن َح َر نَار حَامٍ يَة
3
4
َ ) اِد
2. Idgham ( غام
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin
bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل رmaka wajib dibaca idgham, cara
membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin ( ن/ ً ٍ ) ke dalam huruf
hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama
sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila
ghunnah.
َ ) اِد
a. Idgham bighunnah ( غام بِغُنَّ ٍة
no Huruf ْ
Nun mati ()ن Tanwin ( ً ٍ ٌ )
3 م
س ٍد
َ ِمن َم عبَدتُم
َ عَا ِبد َما
4 و
اء ِهم
ِ ِمن َو َر َخير َواَبقَى
5
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada
dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun
mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : قِن َوان ـ ِصن َوان ـ دُنيَا ـ بُنيَان
َ )اِد
ُ َغام ِبال
b. Idgham bilaghunnah ( غنَّ ٍة
No Huruf
1
3. Iqlab ( ) اقالب
6
4. Ikhfa ( )ا ِْخفَا ٌء
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin.
Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan
dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa
apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya
ada 15 yaitu:
ـشـصـضـطـظـفـقـكتـثـجـدـذـز–س
Inilah tingkat – tingkat bacaan ikhfa’
ikhfa’ Ab’ad
Ikhfa’ ab’ad artinya paling jauh, berasal dari kata “banguda”. Ikhfa’ ab’ad
terjadi apabila nun mati dan tanwin menghadapi salah satu dari dua huruf ikhfa’
berikut : qof dan kaf.
Dinamakan ikhfa’ ab’ad karena nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang
jarak makhrojnya paling jauh dengan makhroj nun diantara kelimabelas huruf
ikhfa’, huruf qof dan kaf adalah huruf yang paling jauh dari nun karena berasal
dari aqshol lisan (pangkal lidah).
Ikhfa’ aqrob
Aqrab arti atau pengeratiannya dekat, berasal dari kata “qoruba”. Ikhfa’ aqrab
terjadi apabila nun mati atau tanwin menghadapi salah satu dari tiga huruf
ikhfa’ berikut : ta’, tho’, dan dal.
Dinamakan ikhfa’ aqrob karena nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang
jarak makhrojnya paling deket dengan makhroj nun. Diantara kelimabelas huruf
ikhfa’, huruf ta’, tho’ dan dal adalah yang paling dekat makhrojnya karena
berasal dari Ushuluts Tsanayal Ulya ( pangkal gigi seri atas). Sedangkan mkhroj
nun berada diatasnya sedikit, yaitu pada Lahmatul Asnan ( gusi – gusi atu
daging tempat tumbuhnya gigi seri atas).
Suara yang dihasilkan dari hukum ikhfa’ Aqrab ini mendekati bunyi “N” dalam
bahasa Indonesia. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar
dengan idzhar yang hanya dibaca satu ketukan. Pada waktu mengucakan huruf
ikhfa’ aqrab ini, bacaan ikhfa’nya lebih pendek dari pada ghunnahnya.
Ikhfa’ Ausath
َ س
Ausath artinya pertengahan. Berasal dari kata “ط َ ”و.
َ Ikhfa’ Ausath terjadi
apabila nun mati dan tanwin menghadapi salah satu dari sepuluh huruf ikhfa’ di
bawah ini :
7
ث – ث – ث- ث- ث- ث- ث- ث- ث
Dinamakan ikhfa’ Ausath, karena Nun mati dan tanwin menghadapi huruf yang
jarak makhrojnya sedangkan tidak terlalu jauh atau terlalu dekat dengan
makhroj Nun.
Suara yang dihasilakan dari ikhfa’ Ausath ini adalah antara “ING” dan “N”,
artinya suara Ikhfa’ Ausath adalah bersifat pertengahan antara ikhfa’ Ab’ad dan
Ikhfa’ Aqrab.
Pada waktu mengucapkan hukum ikhfa’ Ausath ini, bacaan Ikhfa’ dan
Ghunnahnya sama ( Sedang)
7 س َ أ َ ِإلن
ُسان
12 ظ ُ ِمن
ظ ُهو ِر ِهم ًُح َّرا ًء َظا ِه َرة
8
14 ق ِمن قَب ِل ٍرزقًا قَالُوا
15 ك َمن كَانَ يَر ُجو نَاِصيَ ٍة كَا ِذبَ ٍة
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nun mati ialah huruf yang tidak berbaris. Tanwin adalah baris ganda baik
atas seperti fathatain, bawah seperti kasrotain, dan dhommah (dhommahtain).
Secara umum, nun mati dan tanwin mempunyai empat hukum bacaan yaitu
idzhar, idghom, iqlab, dan ikhfa.
10
DAFTAR PUSTAKA
11