Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MIM MATI”
Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Tahsin Quran

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK III

NAMA : HELMIYAH
NURMALA SARI
SALSABILA
DEA HAFNI
SEMESTER : I
PRODI : PIAUD / ESKLUSIF

DOSEN : AGUS SALIM, S.Pd,I, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih ke hadirat Allah
SWT. Karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini sehinga dapat hadir di hadapan pembaca sekalian.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad SAW Beserta
keluarga dan para Sahabatnya sekalian, yang dengan penuh kesetiaan dan telah
mengorbankan jiwa raga maupun hartanya demi tegaknya syiar Islam yang pengaruh
dan manfaatnya masih dapat kita rasakan pada saat sekarang ini.
Makalah yang berada di hadapan kita pembaca ini membahas tentang “Mim
Mati” Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan
bagi kita semua.
Kepada para pembaca yang membahasa makalah ini kami sampaikan terima
kasih. Saran dan keritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan demi bertambahnya wawasan kami sebagai Mahasiswa.
Akhinya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua . Amin ya
Rabbal aalamiin.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….II

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………....................……..………………..1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Mim Mati....................................................................................................2
B. Pembagian Hukum Mim Mati...................................................................................2

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………......…………………………..…..7
3.2 Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...8

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat fenomena pada masyarakat saat ini, dimana masih banyak yang
belum bisa membaca Alqur’an dengan baik dan benar, terkhusus pada ilmu tajwid
yang mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu
masyarakat hanya sekedar membaca tidak mengetahui makna dan hukum bacaan
dalam Al-Qur’an tersebut.

Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah-kaidah serta cara tentang


membaca Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari
kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca
merupakan tujuan dari ilmu tajwid. Belajar tajwid merupakan fardhu kifayah,
sedangkan membaca Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan ilmu tajwid hukumnya
fardhu ain, Sebagaimana firman Allah didalam Al-Quu’an :

ْ ‫َو َرتِّل‬
ِّ‫ِّالقُ ْرآنَ ِّت َْرتي ًل‬

“Bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan), berkata Ulama


yang di maksud tartil adalah menjaga tajwidnya”. 1
Oleh sebab itu, setiap muslim dituntut untuk dapat membaca Al-Qur’an baik dan
benar. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, setiap satu huruf Al-Qur’an bernilai
satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini akan membahas
tentang ilmu tajwid khususnya tentang hukum bacaan Mim Mati karena materi ini
masih banyak yang belum memahaminya. Dalam materi hukum bacaan Mim Mati
ini juga mengandung nilai yang sangat penting dalam tata cara pembacaan Al-
Qur’an karena, dalam pembacaan Al-Qur’an tajwid mutlak digunakan. Di dalam
membaca Al-Qur’an salah penyebutan salah arti dan makna.

1
Q.S. Al-Muzammil ayat 73.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Mim Mati

A. Defenisi Mim Mati


Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat, memiliki tanda baca
yaitu sukun. Hukum mim mati adalah cara membaca mim ketika bertemu dengan
huruf hijaiyyah baik washol maupun waqof. Mim mati apabila bertemu dengan
huruf Hijaiyyah cara bacanya sama dengan hukum nun mati atau tanwin, ada yang
dibaca dengung, jelas, dan ada pula yang samar.2
Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir. Kalau nun
mati atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati melalui dua bibir,
mim yang sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad karena akan terjadi pertemuan
dua huruf yang sakin dan hal ini mustahil terjadi dalam bahasa arab, karena tidak
dapat di baca dan di ucapkan.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu dengan
mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian
setiap lafazh di dalam Al-Qur’an , karena apabila salah penyebutan salah dalam
ma’na.

B. Pembagian Hukum Mim Mati


Hukum mim mati dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Idgham Mislain (Idgham mimi)
Idgham artinya melebur atau memasukkan huruf sukun kedalam huruf
berharakat setelahnya. Idgham Mislain apabila mim mati bertemu dengan huruf
mim yang berharakat. Cara pengucapannya harus diseratai dengan gunnah

2
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html Di akses 08
Otober 2020.

2
(dengung) dengan memasukkan huruf mim mati kedalam huruf mim sesudahnya.
Cara membaca mim ditahan 3 harokat.3ِّ
Contoh:
4
َ ِّ‫ِّربه ْمِّاالَِّّكَانُ ْوا‬
ِّ‫ع ْن َهاِّ ُم ْعرض ۬ي َن‬ َ ‫ِّآيت‬ ٰ ‫ِّآيتٍِّم ْن‬
ٰ ‫ِّن‬ْ ‫َو َمات َأْت ۬يِّهم۬ ِّم‬
ِّ5‫ف‬
ٍِّ ‫ِّنِّخ َْو‬ْ ‫ِّوِّآ َِّمنَ ُه ْمِّم‬
َّ ‫وع‬ ْ َ ‫يِّأ‬
ْ ‫طعَ َِّم ُه ْمِّم‬ ٓ ‫الَّذ‬
ٍ ‫ِّنِّ ُج‬
َ ‫ُكلُ ْو‬
ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّ 6ِِّّ‫اِّوت َ َمتَّعُ ْواِّقَل ْيلًِّانَّ ُِّك ْمِّمِّجْر ُم ْو َن‬
ِّ7‫ِّو َكانَ ِّسَ ْعيُ ُِّك ْمِّ َِّّم ْش ُك ْو ًرا‬
َ
8
ِّ‫ِّنِّد ُْونِّاللّٰهِّا ْنِّ ُك ْنت ُ ْمِّصٰ دق ْي َن‬
ْ ‫ش َهدَآ َءِّ ُك ْمِّم‬
ُ ِّ‫ع ْوا‬
ُ ْ‫َوِّاد‬
9
ِّ‫َو َماكانَ ِّا َ ْكث َ ُِّرهُ ْمِّمِّٶْ من ْي َن‬
َ ْ‫علَيْه ْمِّمِّؤ‬
‫صدَِّة‬ َ ِّ‫انَّ َها‬
10

2. Ikhfa Syafawi
Apabila mim mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni
menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah). 11 Syafawi artinya bibir.
Dinamakan syafawi karena makhraj mim dari syafah/bibir, ketika bertemu dengan huruf
ba. Mim sukun dilafalkan samar menjadi gunnah dan ditahan 3 harakat. Cara
membacanya samar-samar, artinya pada saat membaca mim sukun disamarkan dan
terdengar seperti didengungkan (gunnah). 12
Contoh:

13
ِّ‫ِّربِّ ُه ْمِّبه ْمِّيَ ْو َمئذٍِّلَّخَبيْر‬
َ ‫ا َّن‬
14
‫عملُ ْوا‬
َ ِّ‫َويَ ْو َمِّي ُْر َجعُ ْونَ ِّالَيْهِّفَيُنَبئ ُ ُِّه ْمِّبِّ َما‬

3
Ahmad Muzammil, Panduan Tahsin Tilawah, (Ciputat Tangerang: Ma’had Alqur’an Nurul
Hikmah, 2015), hal. 48.
4
Q.S. Al-An’am ayat 4
5
Q.S. Quraisy ayat 4
6
Q.S. Al-Mursalat ayat 46.
7
Q.S. Al-Insan ayat 22.
8
Q.S. Al-Baqarah ayat 23.
9
Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 158.
10
Q.S. Al-Humaza ayat 8.
11
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Medan: Sumber Ilmu Jaya), hal. 9.
12
Abu Ali Zainal Abidin, Pelajaran Tajwid, ( Jakarta, CV. Raja Publishing), hal. 2‫ا‬0.
13
Q.S. Al- ‘Adiyat ayat 11.
14
Q.S. An-Nur ayat 64.

3
15
ِّ‫َو َماِّقَ ْو ُمِّلُ ْو ٍطِّم ْنكُِّ ْمِّبِّبَعيْ ٍد‬
16
َّ ً‫صبَ ُر ْواِّ َجنَّة‬
‫ِّو َحري ًْرا‬ ٰ ‫َو‬
َ ِّ‫ِّجزِّى ُه ْمِّب َما‬
17
ِّ‫ار ٕةِّم ْنِّسجي ْٕل‬
َ ‫ت َْرِّميْه ْمِّبح َج‬
18
‫اَلَ ْمِّيَ ْعل ْمِّبِّا َ َّنِّاللّٰهَِّيَ َرى‬
‫س ّٰوى َها‬ َ ‫علَيْه ْم‬
َ َ‫ِّرب ُه ْمِّبذَ ْنبه ْمِّف‬ َ ‫فَدَ ْم‬
َ ِّ‫دم‬
19

3. Izhar Syafawi
Jika mim matiِّ)ِّ ‫ ِّ( ْم‬bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim (ِّ ‫) ِّم‬
dan baِّ)ِّ‫) ب‬. Cara pengucapannya tidak boleh dengung dan huruf mim sukun harus
dibaca jelas dan baik.20
Perhatian: Apabila huruf mim sukun )ِّ ‫ ِّ( ِّْم‬bertemu dengan huruf wau ( ‫ ) و‬dan (
‫ ) ف‬maka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih cepat serta lebih
jelas tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh terpengaruh makhraj fa’ dan
wawun walaupun makhrajnya berdekatan atau sama.21
Contoh :

Huruf-huruf idzhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:


‫ِّهِّ–ي‬-‫اِّـِّتِّـِّثِّـِّجِّـِّحِّـِّخِّـِّدِّـِّذِّـِّرِّـِّزِّـِّسِّـِّشِّـِّصِّـِّضِّـِّطِّـِّظِّـِّعِّـِّغِّـِّفِّـِّقِّـِّكِّـِّلِّـِّنِّـوـ‬

No Huruf Kalimat No Huruf Kalimat

1 ‫ا‬ ِّ‫الَ ْي ُك ْمِّاَيْديَ ُه ْم‬ 14 ‫ض‬ ‫ضوا‬


ُ ‫َوا ْم‬
2 ‫ت‬ ِِِِِِِِِِِِِِّّّّّّّّّّّّّّ َ‫لَعَلَّ ُك ْمِّت ُ ْفل ُح ْون‬ 15 ‫ط‬ َ ‫لَ ُه ِّْم‬
ِّ‫طعَام‬
3 ‫ث‬ ِّ‫ا َ ْمثَالَ ُك ْم‬ 16 ‫ظ‬ َ ‫ظنَنت ُ ِّْم‬
ِّ‫ظ َّن‬ َ ِّ‫سوء‬
َّ ‫ال‬
4 ‫ج‬ ْ ‫ا َ َّنِّلَ ُه ْمِّ َجنّٰتٍِّت َجْر‬
ِّ‫ي‬ 17 ‫ع‬ َ ‫َولَ ُه ِّْم‬
ِّ‫عذَاب‬
5 ‫ح‬ ِّ‫علَيْه ِّْم َحافظي َْن‬
َ 18 ‫غ‬ ‫َما ُء ُك ِّْم غ َْو ًرا‬

15
Q.S. Hud ayat 89.
16
Q.S. Al-Insan ayat 12.
17
Q.S. Al-Fil ayat 4.
18
Q.S. Al-Alaq ayat 14.
19
Q.S. Asy-Syams ayat 14.
20
Abu Nizam, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: Kultum Media, 2008), hal. 17.
21
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara
Aplikatif) (Jakarta Timur: Markaz Alqur’an, 2014), hal.89.

4
‫‪6‬‬ ‫خ‬ ‫ِِِِِِِِِِِِِِِِِِِّّّّّّّّّّّّّّّّّّّ‬ ‫‪ِِِِِِِِّّّّّّّّ 19‬‬ ‫ف‬ ‫لَ ُه ِّْم ف ْي َها‬
‫ْ‬
‫ِِّّهُ ْمِّ َحي ُْرالبَريَّةِّ‬
‫‪7‬‬ ‫د‬ ‫ار ْ ِّ‬
‫الخ َرةِّ‬ ‫لَ ُه ِّْم دَ ُِّ‬ ‫‪20‬‬ ‫ق‬ ‫َرأ َ ْو ُه ِّْم قَالُ ْوا‬
‫‪8‬‬ ‫ذ‬ ‫َرب ُك ِّْم ذُ ْوا َر ْح َم ٍةِّ‬ ‫‪21‬‬ ‫ك‬ ‫م ْن ُه ْمِّ َك ْمِّلَبثْت ُ ْمِّ‬
‫‪9‬‬ ‫ر‬ ‫اي ْٰلفه ِّْم رحْ لَ ِّةَ‬ ‫‪22‬‬ ‫ل‬ ‫ُه ْمِّلَ َّماِّ َ‬
‫ظلَ ُم ْوا‬
‫‪10‬‬ ‫ز‬ ‫ا َ ِّْم زَ يَّناِّالس َما ْ ُءِّ‬ ‫‪23‬‬ ‫ن‬ ‫اَلَ ِّْم نَ ْجعَ ْلِّ‬
‫‪11‬‬ ‫س‬ ‫فَ ْوقَ ُك ِّْم َ‬
‫س ْبعًا‬ ‫‪24‬‬ ‫و‬ ‫ِّويَ ُمد ُه ْمِّ‬
‫به ْم َ‬
‫‪12‬‬ ‫ش‬ ‫ُه ْمِّشَر ْالبَريَّةِّ‬ ‫‪25‬‬ ‫ه‬ ‫ُر َو ْيدًا ا َ ْمه ْل ُه ْمِّ‬
‫‪13‬‬ ‫ص‬ ‫ن ُك ْنت ُ ِّْم َ‬
‫صادقي َْنِّ‬ ‫ا ِّْ‬ ‫‪26‬‬ ‫ي‬ ‫لَعَلَّ ُه ْمِّيَتَذَ َّك ُر ْو َنِّ‬

‫‪5‬‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian mim mati
ada tiga yaitu idgham mislain, ikhfa syafawi, idzhar syafawi. Idgham mislain
adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf mim yang berharakat. Cara
pengucapannya harus disertai dengan gunnah (dengung), Ikhfa Syafawi apabila
mim mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni menyamarkan mim
mati karena dengungan (gunnah). Idzhar Syafawi Jika mim mati bertemu dengan
huruf-huruf hijaiyyah selain huruf mim (ِّ ‫ ) ِّم‬dan baِّ)ِّ‫ ) ب‬membacanya tidak boleh
dengung dan huruf mim sukun harus dibaca jelas dan baik.
Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan baik
dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu dengan
mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian
setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, dan dengan mengetahui hukum mim mati kita
dapat mengklasifikannya mana yang dibaca samar-samar, jelas dan dengung karena
apabila salah penyebutan salah dalam ma’na.
.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
Kami membutuhkan saran yang membangun agar senantiasa menjadi lebih baik dan
lebih berkembang dalam menyusun sebuah makalah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Abu Ali zainal. Pelajaran Tajwid, Jakarta: CV. Raja Publishing.
Mahmud, Muhammad. Hidayatul Mustafid. Medan: Sumber Ilmu Jaya.
Muzammil, Ahmad. 2015. Panduan Tahsin Tilawah. Ciputat Tangerang: Ma’had
Alqur’an Nurul Hikmah.
Nizam, Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an. Jakarta: Kultum Media.
Rauf, abdul Aziz abdur. 2014. Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian ilmu Tajwid
Disusun secara Aplikatif) Jakarta Timur: Markaz Al-Qur’an.
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html
Diakses pada 08 Oktober 2020.

7
8

Anda mungkin juga menyukai