Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw melalui malaikat Jibril. Isi Al-Qur’an adalah petunjuk yang tidak
perlu diragukan kebenarannya dan harus dipelajari dan diamalkan oleh manusia
supaya selamat dari siksa Allah dan mendapat rahmat-Nya. Allah berfirman :

َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ ُه ًۭدى ِل ْل ُمتَّقِين‬ ُ َ ‫َٰذَلِكَ ْٱل ِك َٰت‬


َ ‫ب ََل َري‬

“Itu adalah kitab (Al-Qur’an) yang tidak ada keraguan padanya,


sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa.” QS. Al-Baqarah (2)2.

Sebagai manusia yang mengaku beriman kepada Allah SWT, maka wajib
bagi kita untuk mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan kitab yang suci ini.
Disamping tujuan kita untuk mendapat petunjuk dari Allah SWT dari Al-Qur’an,
kita akan mendapat predikat sebaik-baik manusia. Sebagaimana yang telah
Rasulullah saw sabdakan dalam suatu hadits yang berbunyi :

‫ َخي ُْر ُك ْم َم ْن‬: ‫ع ِن النَّ ِبي ِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
َ ، ُ‫ع ْنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ َر‬، َ‫عثْ َمان‬ ُ ‫ع ْن‬ َ
َ ‫ت َ َعلَّ َم ْالقُ ْرآنَ َو‬
..... ُ‫علَّ َمه‬

“Dari Utsman ra. dari Nabi saw bersabda : Sebaik-baik kalian adalah
orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya.” HR.
Abu Dawud1

Untuk memahami Al-Qur’an tidak boleh kita hanya melihat terjemahan


tanpa berguru kepada ahli-ahlinya. Karena di dalam firman Allah yang mulia ini
banyak kata atau kalimat yang harus dijelaskan oleh ahli dan tidak boleh diambil
pemahaman hanya sebatas dari terjemah saja. Dalam Firman Allah ada nashih-
manshuh, asbabun nuzul, aqsamul qur’an dan lain-lain yang harus dipahami. Pada
bab Aqsamul Qur’an lah kami akan menjelaskan dalam makalah ini.

1
Sunan Abu Dawud, Bab Tsawabi Qira’atil Qur’an, Jz. 1, Hlm. 543.

1
1. Latar Belakang
Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai
peranan penting bagi seorang pelajar, dan semua umat islam secara umumnya
untuk memahami Al-Qur’an. Kata-kata qosam (bentuk tunggal dari aqsam)
sering Allah firmankan dalam kitab suci ini. Setiap kata dalam Al-Qur’an pasti
ada faedah yang terkandung dalamnya, termasuk kata qosam. Tak mungkin kata
yang telah Allah SWT firmankan ini hanya sebagai hiasan kaliam dalam Al-
Qur’an saja, melainkan semua pasti ada faedah yang penting bagi umat
manusia.
Dari inilah kami tertarik mentela’ah lebih dalam tentang
pembahasan aqsamul qur’an. Supaya kami lebih faham dengan kandungan Al-
Qur’an dan mampu melaksanakan syariat-syariat Allah yang telah tertulis
dalamnya dengan pemahaman yang benar.
2. Rumusan Masalah
 Apa pengertian aqsamul qur’an ?
 Ada berapa macam dan sighoh (bentuk) qasam dalam Al-Qur’an ?
 Apa yang dimaksud muqsam bih ?
 Apa itu muqsam ‘alaih ?
 Apa faedah qasam dalam Al-Qur’an ?
3. Tujuan
 Mengerti apa itu aqsamul qur’an bentuk dan macam-macamnya.
 Mengetahui faedah-faedah qosam dalam Al-Qur’an.
 Mengerti perbedaan sumpah Allah SWT dan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Aqsamul Qur’an

Secara etimologi aqsamul qur’an (‫ )اقسام القران‬adalah gabungan dua kata

dari aqsam (‫ )اقسام‬dan Al-Qur'an (‫)القران‬. Aqsam adalah bentuk jama’ dari qosamun

َ َ‫ )ق‬yang berarti sumpah, sinonim bahasa Arabnya halfun (‫) َح ْلف‬. Qosamun dan
(‫سم‬

halfun memiliki arti yang sama dengan yaminun (‫ ) َي ِميْن‬yaitu sumpah. Kenapa
qasamun dan halful memiliki arti yang sama dengan yaminun padahal kata yaminun
juga bisa diartikan kanan ? Ada 2 jawaban dari pertanyaan ini :

1. Kata yaminun (‫ )يَ ِميْن‬memiliki beberapa arti; kedudukan, berkah, kekuatan,


sumpah dan kanan.2 Jadi qosam, half dan yamin memiliki arti yang sama yaitu
sumpah.
2. Karena orang-orang Arab bila bersumpah, mereka menjabat tangan kanan
sodaranya sebagi penguat sumpahnya.3

Secara terminologi Secara terminologi qasam didefinisikan sebagai :


“Mengikatkan jiwa (hati) untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk
melakukannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang
bersumpah, baik secara nyata ataupun keyakinan saja.”4

Jadi aqsamul qur’an adalah sumpah-sumpah dalam qur’an. Setiap sumpah


dalam kitab suci ini mempunyai bentuk ataupun faedah yang berbeda-beda. Nanti
akan kami jelaskan macam-macam dan faedah-faedah sumpah dalam Al-Qur’an
insyaallah untuk memperjelas dan menambah wawasan ilmu kita.

B. Maca-Macam Qosam Dan Sighohnya

Kata sumpah dalam dalam Al-Qur’an menggunakan lafadz yang berbeda-


beda. Tetapi secara umum macam qosam (sumpah) dalam Al-Qur’an ada dua
macam. Secara jelas dan secara tersembunyi.

B. 1. Sumpah yang tampak

2
Kamus Al-Munawwir, Hlm. 1590.
3
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 385.
4
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 385.

3
Sumpah yang tampak ialah sumpah dengan menggunakan

َ ‫ )ا َ ْق‬dan
َ َ‫ )ق‬dan aqsama (‫س َم‬
fi’il-fi’il sumpah seperti qosama (‫س َم‬

dimutaadikan dengan ba` (‫)ب‬.5 Contoh :

‫ٱَّللِ َج ْهدَ أ َ ْي َٰ َمنِ ِه ْم‬ ۟ ‫س ُم‬


َّ ‫وا ِب‬ َ ‫َوأ َ ْق‬
“Dan mereka bersumpah menyebut Allah SWT
dengan sebenar-benar sumpah mereka.” QS An-Nahl
(16) 38
Pada ayat lain juga :
‫َل أ ُ ْق ِس ُم بِيَ ْو ِم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة‬
َٓ
“Aku bersumpah dengan hari kiamat,” QS. Al-
Qiamah (75) 1

B. 2. Sumpah secara tersembunyi


Sumpah yang tak tampak padanya fi’il-fi’il qosam
melainkan hanya menampilkan lam at-taukid yang bergabung dengan
jawabul qasam atau muqsam alaih.6
‫لَت ُ ْبلَ ُو َّن فِ ٓى أ َ ْم َٰ َو ِل ُك ْم َوأَنفُ ِس ُك ْم‬
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu.” QS. Ali Imran (3) 186

Ada juga sumpah yang tidak tampak fi’il sumpahnya


biasanya diganti dengan huruf wawu (‫ )و‬dan ta` (‫ )ت‬berikut ini contoh
sumpah menggunakan huruf wawu dan jumlah sumpah dengan huruf
ini sangat banyak di Al-Qur’an :
‫َواللَّ ْي ِل ِإذَا َي ْغشَى‬
“Demi malam apa bila menutupi cahaya (siang).” QS.
Al-Lail (92) 1

5
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 387.
6
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 387.

4
Adapun sumpah dengan huruf ta` seperti berikut dan sumpah dengan
huruf ini sedikit sekali dalam Al-Qur’an :
‫ص َٰنَ َم ُكم‬
ْ َ ‫َٱَّللِ ََل َ ِكيدَ َّن أ‬
َّ ‫َوت‬
“Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu
daya terhadap berhala-berhala kalian.” QS. Al-
Ambiya’ (21) 57
َ ‫) ُم ْق‬
C. Muqsam Bih (‫س ٌم ِب ِه‬

Dalam pembahasan qosam (sumpah) pasti tidak lepas dari pembahasan

َ ‫ ) ُم ْق‬dan muqsam ‘alaih (‫علَ ْي ِه‬


muqsam bih (‫سم ِب ِه‬ َ ‫) ُم ْق‬. Karena sumpah pasti ada 2
َ ‫سم‬
komponen ini yang menyempurnakan qosam. Mungkin bagi kalangan awam seperti
kami belum faham betul apa itu muqsam bih dan muqsam ‘alaih. Maka perlu
diperjelas pembahasan ini supaya membuka wawasan ilmu tentang qasam. Berikut
paparan kami dari hasil tela’ah kitab-kitab salaf yang membahas qosam.

َ ‫ ) ُم ْق‬terdiri atas kata muqsamun


Menurut etimologi kata muqsam bih (‫سم بِ ِه‬

َ ‫ ) ُم ْق‬yang berarti sumpah7 dan bihi (‫ )بِ ِه‬yang berarti dengannya. Bila digabung
(‫سم‬
maka muqsam bih memiliki arti yang disumpah dengannya.

Menurut terminologi muqsam bih, adalah lafadz yang terletak sesudah


adat (kata yang digunakan untuk) sumpah yang di jadikan sebagai sandaran dalam
bersumpah yang juga di sebut sebagai syarat8. Seperti contoh Allah bersumpah
dengan Kemaha besaran-Nya atau dengan makhluk sebagai tanda Kemaha Kuasa-
Nya.

Contoh Allah bersumpah dengan dzat-Nya dalam Al-Qur’an :

1. َّ ‫علَى‬
ِ‫ٱَّلل‬ َ َ‫ع ِم ْلت ُ ْم ۚ َو َٰذَ ِلك‬
َ ‫ُن ِب َما‬ ۟ ُ ‫ع َم ٱلَّذِينَ َكفَ ُر ٓو ۟ا أَن لَّن يُ ْبعَث‬
َّ ‫وا ۚ قُ ْل َبلَ َٰى َو َر ِبى لَت ُ ْب َعث ُ َّن ث ُ َّم لَتُنَبَّؤ‬ َ َ‫ز‬
‫َيس ًِۭير‬
“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kalian

7
Kamus Al-Munawwir, Hlm. 1119.
8
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 384.

5
akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepada kalian apa yang telah
kalian kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” QS. At-
Taghobun (64) 7
َ َٰ ‫عةُ ۖ قُ ْل بَلَ َٰى َو َربِى لَت َأْتِيَنَّ ُك ْم‬
ِ ‫ع ِل ِم ْٱلغَ ْي‬
2. ‫ب‬ َّ ‫وا ََل ت َأ ْتِينَا ٱل‬
َ ‫سا‬ ۟ ‫َوقَا َل ٱلَّذِينَ َكفَ ُر‬
“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang
kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui
yang gaib.” QS. Saba’ (34) 3

َ َ‫َويَ ْست َۢن ِبـُٔونَكَ أ َ َحق ُه َو ۖ قُ ْل ِإى َو َر ِب ٓى إِنَّ ۥهُ ل‬


3. ‫ح ًۭق‬
“Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?"
Katakanlah: "Ya, demi Tuhan-ku, sesungguhnya azab itu adalah benar.” QS.
Yunus (10) 53
4. ‫ج َهنَّ َم ِجثِ ًۭيا‬ ِ ْ‫ش َٰيَ ِطينَ ث ُ َّم لَنُح‬
َ ‫ض َرنَّ ُه ْم َح ْو َل‬ ُ ْ‫فَ َو َربِكَ لَنَح‬
َّ ‫ش َرنَّ ُه ْم َوٱل‬
“Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan,
kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan
berlutut.” QS. Maryam (19) 68

5. َ‫فَ َو َربِ َك لَنَسْـَٔلَنَّ ُه ْم أ َ ْج َمعِين‬


“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua.” QS. Al-Hijr
(15) 92
6. ‫ج َر بَ ْينَ ُه ْم‬ َ ‫فَ ََل َو َر ِبكَ ََل يُؤْ ِمنُونَ َحت َّ َٰى يُ َح ِك ُموكَ ِفي َما‬
َ ‫ش‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan.” QS. An-
Nisa’ (4) 65
7. َ‫ب ِإنَّا لَ َٰقَد ُِرون‬
ِ ‫ق َو ْٱل َم َٰغَ ِر‬ ِ ‫َل أ ُ ْق ِس ُم ِب َر‬
َ َٰ ‫ب ْٱل َم‬
ِ ‫ش ِر‬ ٓ َ َ‫ف‬
“Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan
terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar
Maha Kuasa.” QS. Al-Ma’arij (70) 40

Contoh Allah bersumpah dengan menyebut makhluk-Nya :

ِ ‫َل أ ُ ْق‬
1. ‫س ُم بِ َٰ َهذَا ْٱلبَلَ ِد‬ َٓ
“Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah).” QS. Al-Balad (90) 1

6
2. Terdapat pada surat asy-syams disebutkan secara beruntun dari ayat pertama
hingga ayat ke 6.
‫س َما ٓ ِء َو َما‬ ِ ‫ َوٱلنَّ َه‬.‫ َو ْٱلقَ َم ِر ِإذَا تَلَ َٰى َها‬.‫ض َح َٰى َها‬
َّ ‫ َوٱل‬.‫ َوٱلَّ ْي ِل ِإذَا َي ْغش ََٰى َها‬.‫ار ِإذَا َجلَّ َٰى َها‬ َّ ‫َوٱل‬
ُ ‫ش ْم ِس َو‬
ِ ‫ َو ْٱَل َ ْر‬.‫َبن ََٰى َها‬
َ ‫ض َو َما‬
‫ط َح َٰى َها‬
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya,
dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan
langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya.” QS. Asy-Syams
(91) 1-6

Sumpah Allah SWT tidak bisa disamakan dengan sumpah manusia. Allah
adalah Dzat yang Maha Kuasa, jika ingin bersumpah dengan Dzat-Nya ataupun
dengan menyebut nama makhluk-Nya itu adalah kehendaknya. Jika Allah SWT
bersumpah dengan menyebut nama makhluk-Nya menunjukkan bahwa Allah SWT
lah yang menciptakan dan memeliharanya dan makhluk-Nya adalah ciptaan yang
sempurna, banyak manfaatnya dan manusia harus mengambil pelajaran dari
ciptaan-ciptaan-Nya.9

Manusia hanya boleh bersumpah yang disandarkan kepada Allah SWT,


jika dia bersumpah dengan sandaran yang lain maka termasuk kesyirikan. Dalah
hadits disebutkan :

َّ ‫سو َل‬
‫صلى‬- ِ‫َّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ ُ ‫ف َلَ َو ْال َك ْعبَ ِة فَقَا َل لَهُ اب ُْن‬
َ ‫ع َم َر إِنِى‬ ُ ‫س ِم َع اب ُْن‬
ُ ‫ع َم َر َر ُجَل يَحْ ِل‬ َ
» َ‫َّللاِ فَقَ ْد أ َ ْش َرك‬ َ َ‫ يَقُو ُل « َم ْن َحل‬-‫هللا عليه وسلم‬
َّ ‫ف بِغَي ِْر‬
“Ibnu Umar ra mendengar seorang bersumpah : “Tidak.. Demi ka’bah !” Maka
berkata kepadanya Ibnu Umar ra ; “Sungguh aku mendengar Rasulullah saw
bersabda : “Siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh dia telah
berbuat syirik.”10
D. Muqsam ‘Alaih (‫علَ ْي ِه‬ َ ‫) ُم ْق‬
َ ‫س ٌم‬

9
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 387.
10
Sunan Abu Dawud, Jz. 3, Hlm. 217.

7
Muqsam bih telah kami jelaskan di atas yang bereferensikan kitab salaf.
Karena muqsam bih tidak terpisahkan pembahasannya dengan muqsam ‘alaih.
Maka kami paparkan juga penjelasan muqsam ‘alaih.

Menurut etimologi kata muqsam ‘alaih (‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ ) ُم ْق‬terdiri atas kata
َ ‫سم‬
َ ‫ ) ُم ْق‬yang berarti sumpah11 dan ‘alaihi (‫علَ ْي ِه‬
muqsamun (‫سم‬ َ ) yang berarti atasnya. Bila
digabung maka muqsam alaih memiliki arti yang disumpah atasnya.

Menurut terminologi muqsam ‘alaih adalah kalimat sesudah muqsam bih


yang merupakan isi sumpah yang dikuatkan oleh muqsam bih, atau dalam bahasa
arab juga disebut jawabul qosam.12

Terkadan muqsam ‘alaih ditampakkan setelah muqsam bih dan kadang


kala juga dihapus.13

Contoh muqsam alaih dalam Al-Qur’an :

ُ‫َّللاُ َم ْن يَ ُموت‬
َّ ‫ث‬ ُ َ‫اَّللِ َج ْهدَ أَيْمانِ ِه ْم َل يَ ْبع‬ َ ‫َوأ َ ْق‬
َّ ِ‫س ُموا ب‬

“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang


sungguh-sungguh: "Allah tidak akan membangkitkan orang yang
mati".” QS. An-Nahl (16) 38

Dalam kitab I’rabul Qur’anil Karim dijelaskan kalimat ُ‫َّللاُ َم ْن َي ُموت‬


َّ ‫ث‬ ُ ‫ َل َي ْب َع‬tidak
berkedudukan karena sebagai jawabul qosam dari sumpah ِ‫اَّلل‬ َ ‫وأ َ ْق‬.
َّ ‫س ُموا ِب‬ َ
14

Jadi muqsam alaih adalah isi dari sumpah yang terletak setelah muqsam
bih atau yang dikenal dalam ilmu nahwu jawabul qasam.

E. Faedah Qosam

Sebagaimana yang telah kami paparkan di bab pendahuluan bagian latar


belakan masalah bahwa setiap kata dalam Al-Qur’an pasti ada faedah yang

11
Kamus Al-Munawwir, Hlm. 1119.
12
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 384.
13
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 388.
14
I’rabul Qur’anil Karim, Jz. 2, Hlm. 158.

8
terkandung dalamnya, termasuk kata qosam. Tak mungkin kata yang telah Allah
SWT firmankan ini hanya sebagai hiasan kaliamt dalam Al-Qur’an saja, melainkan
semua pasti ada faedah yang penting bagi umat manusia.

Berikut ini faedah-faedah sumpah dalam Al-Qur’an yang disebutkan


dalam kitab Mabahits Fi Ulumil Qur’an :

َ َ‫َوالق‬
‫ وقد‬،‫س ُم ِمنَ المؤكدات المشهورة التي تمكن الشيء في النفس وتقويه‬
‫ فمنهم‬،‫ ووقف الناس منه مواقف متباينة‬،‫نزل القرآن الكريم للناس كافة‬
‫ فالقسم في كَلم هللا يزيل‬.‫ ومنهم الخصم اَللد‬،‫ ومنهم المنكر‬،‫الشاك‬
‫ ويقرر الحكم في‬،‫ ويؤكد اَلخبار‬،‫ ويقيم الحجة‬،‫ ويحبط الشبهات‬،‫الشكوك‬
.‫أكمل صورة‬

“Sumpah itu terasuk (kata-kata) penguat yang masyhur, yang


menjadikan sesuatu itu tetap dan kuat. Dan sungguh Al-Qur’an
yang mulia ini diturunkan kepada manusia secara menyeluruh.
Dan manusia menyetujuinya dengan persetujuan yang jelas.
Maka ada dari mereka yang ragu, ingkar dan memusuhi dengan
keras. Maka sumpah pada kalam Allah SWT menghilangkan
keraguan, menghanguskan yang samar, menguatkan hujjah
(dalil), menegaskan berita-berita, menetapkan hukum dalam
kesempurnaan surat (dalam Al-Qur’an).15

Dari kutipan ini dapat kita simpulkan bahwa faedah qosam (sumpah) pada
firman Allah adalah :

1. Sebagai penguat untuk :


a. Menghilangkan keraguan.
b. Menghanguskan yang samar.
c. Menguatkan dalil.
d. Menegaskan berita.

15
Mabaahits Fi Ulumil Qur’an, Hlm. 385.

9
e. Menetapkan hukum.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
1. Setiap kata dalam Al-Qur’an mempunyai faedah-faedah bagi manusia.
2. Hanya Allah saja yang boleh bersumpah dengan menyebutkan makhluk-
makhluk-Nya.
3. Bila manusia bersumpah dengan menyandarkan kepada selain Allah SWT
termasuk perbuatan syirik.
4. Sumpah atau qasam dalam Al-Qur’an ada yang jelas sighohnya ada yang
tidak dijelaskan.
5. Muqsam bih adalah kata yang dipakai untuk bersumpah sedangkan muqsam
‘alaih adalah jawabul qosam atau kalimat sumpah.
6. Sumpah dalam Al-Qur’an memiliki faedah penguat :
a. Menghilangkan keraguan.
b. Menghanguskan yang samar.
c. Menguatkan dalil.
d. Menegaskan berita.
e. Menetapkan hukum.
2. Saran
Karena Al-Qur’an adalah pedoman kita untuk mendapat keselamatan dunia dan
akhiran wajiblah bagi setiap muslim mempelajari dan mengamalkannya. Tetapi perlu

10
diketahui bahwa untuk memahami Al-Qur’an tidak cukup dari terjemahan perlu belajar
disiplin-disiplin ilmu yang lain serta belajar kepada pakar-pakar Al-Qur’an yang lurus.
Maka kami menghasung kepada anda semua untuk menjadikan Al-Qur’an ini
sebagai pedoman hidup dengan cara mempelajarinya dari pakar-pakar Al-Qur’an yang
lurus dan mengamalkan dalam keseharian kita.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini
dikarenakan keterbatasan pemakalah. Oleh karena itu, masukan, kritik, saran yang
konstruktif sangat diperlukan demi perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an Al-Karim.
2. Al-Munawwir, Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-
Munawwir, Pustaka Progresif, Surabaya, Indonesia, Cetakan ke
25, Tahun 2002.
3. Manna’ Al-Qattan, Mabahits Fi Ulumil Qur’an, Maktabah Al-
Muaarif, Cetakan III, Tahun 2000 M.
4. Da’aas, Qosim Hamidani Da’aas, I’rabul Qur’anil Karim, Darul
Munir, Damaskus, Tahun 1425 H.
5. Syuyuthi, Al-Imam Jalaluddin Asy-syuyuthi, Studi Al-Qur’an
Komprehensif, Indiva Pustaka, Surakarta, Indonesia, Cetakan
Pertama, Tahun 2008 M.
6. Prof. DR. H. Amroeni Drajat, M, Ag, Ulumul Qur’an, Kencana,
Depok, Indonesia, Cetakan Pertama, Tahun 2017 M.
7. Al-Imam Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Dar Al-Kitab Al-Araby,
Bairut, Libanaon.

11

Anda mungkin juga menyukai