Anda di halaman 1dari 4

Materi Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam

Dosen : Bu Wuni, M.Pd


Mahasiswa : Abd Latif Nasiruddin
NPM : 180109132
Prodi : PAI Ekstensi IV

ANALISIS SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

1. ISLAM MASUK INDONESIA

Bila berbicara tentang sejarah pendidikan Islam Indonesia tak bisa kita
mengesampingkan sejarah masuknya Islam di negeri ini. Sebab Islam memang
bukan berasal dari Nusantara melainkan dibawah oleh pendatang deri negeri timur
tengah. Ada berapa teori Islam masuk ke Indonesia yang paling terkenal ialah:
a. Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan
bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang
dibawa oleh para pedagang dari Kambay(Gujarat), India.
b. Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini
menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia
(sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan
masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.
c. Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah
bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang
Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari
Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Teori ini didasari
oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah
terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

2. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA

a. Periode Awal
Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi
historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama
tentang sejarah perkembangan awal Islam. Ada perbedaan antara pendapat lama
dan pendapat baru. Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad
ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke
Indonesia pada abad ke-7 M1. Namun yang pasti, hampir semua ahli sejarah
menyatakan bahwa daerah Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah
daerah Aceh.

1
Mustofa Abdullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999, hal :
23
Dikarenakan belum ada lembaga pendidikan yang formal ajaran Islam
disampaikan melalui lisan ke lisan. Para mubaligh memasukkan Islam dengan
beberapa cara yang mereka bisa tempuh kala itu contohnya:
 Melalui perdagangan
 Perkawinan
 Kesenian
Islam ditanamkan secara perlahan untuk bisa diterima oleh masyarakat
dan tidak mendapat perlawan dari mereka. Sebab penduduk kala itu masih primitif
dan kental dengan kepercayaan leluhurnya.
Perlahan tapi pasti Islam mulai diterima tidak hanya masyarakat bawah
saja, melainkan juga raja pun juga ikut memeluk agama ini. Maka berdirilah
kerajaan Islam pertama kali di Nusantar yaitu Samudra Pasai pada abad ke-10 M
dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin Mahdum. Yang kedua bernama Al-
Malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah (tahun 1444 M/
abad ke-15 H).2 Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di
Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir, raja yang terkenal alim
dalam ilmu agama dan bermazhab Syafi’i, mengadakan pengajian sampai waktu
sholat Ashar dan fasih berbahasa Arab serta mempraktekkan pola hidup yang
sederhana.3
Mulai ada kekuatan pendukung untuk penyebaran Islam, maka
berlanjutlah dakwah para mubaligh ke seluruh Nusantar dari Sabang hingga
Merauke dengan metode pendekatan yang sama.
Beberapa kerajaan Islam mulai bermunculan di Jawa, Sulawesi, dan
beberapa di kepulauan Maluku. Pola hidup masyarakat berjalan damai dan saling
toleransi satu sama lain tanpa ada permusuhan.
Pendidikan Islam mulai digalakkan masjid-masjid dan pondok pesanten
dibangun sebagai pusat pendidikan Islam. Proses pembelajaran formal pun mulai
dibentuk dan mampu mencetak cendikiawan-cendikiawan muslim yang
selanjutnya mereka dikirim ke Saudi untuk melanjutkan studi keislaman di sana.
Diharapkan ketika kembali ke Indonesia bisa membawa ilmu yang lebih matang
dan diajarkan ke masyarakat.

b. Periode Penjajahan

Negara-negara barat mulai melakukan penaklukan-penaklukan ke daerah


timur. Banyak negara-negara yang sudah mereka jajah mulai dari India hingga
Indonesia.
Ada beberapa negara yang pernah menjajah Indonesia yaitu: Spanyol,
Portugis, Belanda, Prancis, Jepang dan Inggris. Kurang lebih misi mereka sama,
perluasan wilaya, sumber daya alam dan juga misi keagamaan. Hal inilah yang
nantinya akan mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam.

2
Zuhairi Dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Bumi Aksara, cet ke-11, 2011, hal : 135
3
Ibid, hal : 136
Indonesia yang sebelumnya damai berubah menjadi neraka, berawal dari
propaganda para penjajah yang mengadudomba penduduk lokal. Kerajaan antar
kerajaan suku dengan suku dan agama dengan agama.
Situasi seperti itu dimanfaatkan oleh penjajah dan mengambil alih
pemerintahan. Mau tidak mau dengan jatuhnya negeri ini kepada penjajah,
pendidikan Islam di Indonesia terkena imbasnya, sekolah-sekolah, pesantren di
awasi. Santri dan kiyai di tangkap dengan tudingan sebagai pemberontak.
Mereka mulai menjalankan misi untuk menghilangkan kemurnia Islam
yang diajarkan oleh para ulama. Dibuatlah kurikulum Islam baru dengan isi
penyesatan. Seperti yang telah dilakukan oleh Snouck Hurgronje memasukkan
faham liberalisme dalam Islam.
Pada tahun 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan satu peraturan yang
mengharuskan para guru agama memiliki izin khusus untuk mengajar. Banyak
sikap mereka yang sangat merugikan lajunya perkembangan pendidikan agama di
Indonesia, misalnya:
 Setiap sekolah atau Madrasah harus memiliki izin dari bupati/pejabat
pemerintahan belanda.
 Harus ada penjelasan dari sifat pendidikan yang sedang dijalankan secara
terperinci
 Para guru harus membuat daftar murid dalam bentuk tertentu dan
mengirimkanya secara periodic kepada daerah yang bersangkutan.
Intinya pendidikan Islam di masa penjajahan mengalaim kemandegan dan
kemunduran, entah itu di masa penjajahan Belanda ataupun Jepang. Dikarenakan
kebijakan-kebijakan penjajah yang berusaha menekan perkembangan Ajaran
Islam dan menyuburkan misi agama mereka.

c. Periode Kemerdekaan
Pendidikan Islam pada masa kemerdekaan dan Orde Beru, masa itu
banyak jalan yang ditempuh untuk menyetarakan antara pendidikan agama dan
pendidikan umum. Hal ini bisa dilihat dari SKB 2 Menteri tentang sekolah umum
dan agama. Dengan adanya SKB tersebut, maka anak-anak yang sekolah agama
bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Kemudian untuk mengikis
dualisme pendidikan bisa dilakukan dengan cara pengintegrasian antara pelajaran
umum dan agama, walaupun dualisme itu masalah klasik yang tidak mudah untuk
dihapus. Namun dengan adanya UU tentang pendidikan nomor 2 bisa diharapkan
mempertipis dikotomi pendidikan.
Pendidikan yang islami adalah pendidikan yang mendasarkan konsepsinya
pada ajaran tauhid. Dengan dasar ini maka orientasi pendidikan islam di arahkan
pada upaya mensucikan diri dan memberikan penerangan jiwa, sehingga setiap
diri manusia mampu meningkatkan dirinya dari tingkatan iman ke tingkat ihsan
yang melandasi seluruh bentuk kerja kemanusiannya ( amal saleh).
Dengan demikian pendidikan yang islami tidak lain adalah upaya
mengefektifkan aplikasi nilai-nilai agama yang dapat menimbulkan transformasi
nilai dan pengetahuan secara utuh kepada manusia, masyarakat dan dunia pada
umumnya. Dengan cara demikian maka seluruh aspek kehidupan manusia akan
mendapatkan sentuhan nilai- nilai ilahiyah yang transcendental.
Pendidikan yang islami sebagaimana di uraikan diatas akan tetap di perlukan
untuk mengatasi berbagai masalah kemanusian yang di hadapi pada masyarakat
moderen saat ini dan dimasa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai