MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu:
Fadilatul Fitria,M.Pd
Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
JANUARI 2020
KATA PENGANTAR
ُم َح َّم ٍد، س ْو ِل هللاِ النَّبِي ِ اْألَ ِم ْي ِن ُ علَى َر َ سالَ ُم َّ صالَةُ َوالَّ َوال، ب ا ْلعَا َل ِم ْي َن ِ ا َ ْل َح ْم ُد ِهللِ َر
:ُ أ َ َّما َب ْعد، طا ِه ِر ْي َن أَجْ َم ِع ْي َن
َّ علَى آ ِل ِه ال َ َخا ِت ِم النَّ ِب ِي ْي َن َوا ْل ُم ْر
َ َو، س ِل ْي َن
Alhamdulillah segala sanjung hanyalah milik Allah semata, Tuhan
Pencipta alam semesta beserta isinya, Pengatur pergantian siang malam, Pemberi
rizki, Yang menghidupkan dan Yang mematikan sesuatu yang dikehendaki dan
Yang berhak disembah oleh jin dan manusia.
Kami tiada henti bersyukur dan memuji kepada Allah SWT. atas curahan
rahmat dan maunahnya dalam menyusun makalah ini dalam judul "HAKIKAT
KURIKULUM" maksud penyusunan makalah ini untuk melengkapi tugas mata
kuliyah pengantar studi islam .
Terimah kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang selalu mendukug,
dan khususnya kepada dosen yang mengajarkan materi ini yang selalu terbuka
untuk kami. Dengan kerendahan dan segala kekurangan yang menyelimuti diri
penulis, demi kesempurnaan makalah ini bila menemukan kejanggalan atau
kesalahan, sudilah kiranya meberi teguran. Dan akhirnya penulis berdo’a semoga
makalah ini banyak memberi manfaat dan maslaha kepada kita semua, mudah-
mudahan senantiasa dalam lindungan taufiq hidayah Allah SWT. amin
Penulis
II
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum
Secara Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang
berarti lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata
curriculum yang berarti a running course, dan dalam bahasa Prancis
dikenal dengan carter berarti to run (berlari). Dalam perkembangannya
(BMPM, 2005 : 1).
Menurut J. Galen Sailor dan William M Alexander (1974 : 74),
curriculum is defined reflects volume judgments regarding the nature of
education. The definition used also influences haw curriculum will be
planned and untilized. Kurikulum merupakan nilai-nilai keadilan dalam
inti pendidikan. Istilah tersebut mempengaruhi terhadap kurikulum yang
akan direncanakan dan dimanfaatkan. Menurut Galen, the curriculum is
that of subjects and subyek matter therein to be thought by teachers and
learned by students. Kurikulum merupakan subyek dan bahan pelajaran
di mana diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa.
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan
yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas
dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
(Dakir2004: 3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat semua program
yang dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran. Program yang
dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi
menyangkut keseluruhan yang digunakan untuk proses pembelajaran.
Menurut Suryobroto dalam bukunya “Manajemen pendidikan di
Sekolah” (2002: 13), menerangkan, bahwa kurikulum adalah segala
pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak
didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah
3
(Suryobroto, 2004 : 32). Nampaknya Suryobroto memandang semua
sarana prasarana dalam pendidikan yang berguna untuk anak didik
merupakan kurikulum.
Menurut pendapat Ali Al-Khouly kurikulum di artikan sebagai
perangkat perencanaan dan media untuk mengantarkan lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan (Ali
Al-Khouly, tth :103). Dalam berbagai sumber referensi disebutkan bahwa
definisi kurikulum memiliki ragam pengertian, seperti Menurut
Nurgiantoro, bahwa kurikulum, yaitu alat untuk mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan. Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang sangat
erat kaitannya, tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain (Nurgiantoro,
1988 :2). Nurgiantoro menggarisbawahi bahwa relasi antara pendidikan
dan kurikulum adalah relasi tujuan dan isi pendidikan. Karena ada tujuan,
maka harus ada alat yang sama untuk mencapainya, dan cara untuk
menempuh adalah kurikulum.
Awal sejarahnya, istilah kurikulum bisa dipergunakan dalam dunia
atletik curere yang berarti “berlari”. Istilah ini erat hubungannya dengan
kata curier atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang
bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Seseorang kurir harus
menempuh suatu perjalanan untuk mencapai tujuan, maka istilah
kurikulum kemudian diartikan orang sebagai suatu jarak yang harus
ditempuh (Nasution, 1989 : 5).
Istilah tersebut di atas mengalami perpindahan arti ke dunia
pendidikan. Sebagai contoh Nasution mengemukakan bahwa pengertian
kurikulum yang sebagaimana tercantum dalam Webter’s International
dictionary ; Curriculum course a specified fixed course of study, as in a
school or college, as one leading to a degree. Maksudnya, kurikulum
diartikan dua macam, yaitu pertama sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau di perguruan tinggi untuk
memperoleh ijazah tertentu. Kedua, sejumlah mata pelajaran yang
ditawarkan oleh sesuatu lembaga pendidikan atau jurusan. Secara singkat
4
menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (
Nasution, 1989: 5).
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di sana dijelaskan,
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (BSNP, 2008: 6). Dari para pendapat ahli di atas
maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat isi, bahan
ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
5
2. Fungsi Kurikulum
Dari Buku TBP,Fungsi kurikulum difokuskan pada 3 aspek berikut :
6
4. Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak
sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa.
Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang
keahlian, misalnya perdagangan, pertanian industri atau disiplin akademik.
Memerhatikan fungsi-fungsi diatas, maka jelas kurikulum
berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yangberhubungan baik
langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan.
Jika dilihat dari segi subjek pengguna, kurikulum dapat berfungsi
bagi siswa, guru, orang tua, kepala sekolah dan masyarakat.
1) Fungsi kurikulum bagi siswa adalah sebagai instrumen untuk
mendapatkan pengalaman baru, dan untuk mencapai tujuan akhir
pendidikan.
2) Fungsi kurikulum bagi guru adalah sebagai pedoman kerja dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta untuk mengadakan
evaluasi terhadap perkembangan siswa.
3) Fungsi kurikulum bagi orang tua adalah sebagai acuan untuk melihat
perkembangan kemampuan belajar anak, serta meningkatlkan kualitas
hasil belajar.
4) Fungsi kurikulum bagi masyarakat adalah sebagai acuan untuk
pengembangan program pendidikan disekolah, pedoman pemberian saran
yang konstruktif untuk perbaikan program kedepan. Bahan berpartisipasi
untuk memperlancar pelaksanaan program disekolah.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum, Alexander Inglis (dalam
Hamlik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa:
1) Fungsi penyesuaian (the adjastive of adaptive function),
berarti individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya secara menyeluruh. Lingkungan yang selalu berubah dan
bersifat dinamis menuntut individu harus memiliki kemampuan
menyesuaikan diri secara dinamis pula. Disinilah letak fungsi kurikulum
7
sebagai alat pendidikan sehingga individu bersifat well adjusted (mudah
beradaptasi).
2) Fungsi pengintegrasian (the integrating function),
kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi,
oleh sebab itu individu itu sendiri merupakan bagian integral dari
masyarakat, sehingga pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan
kontribusi terhadap pembentukan dan pengintegrasian masyarakat.
3) Fungsi deferensiasi (the defferentiating function),
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-
perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga mendorong
kemajuan dalam masyarakat. Akan tetapi bukan berarti bahwa dengan
deferensiasi kita mengabaikan solidaritas sosial dan integrasi, melainkan
deferensiasi itu sendiri juga untuk menghindarkan terjadinya stagnasi
sosial.
4) Fungsi persiapan (the propeadeutic function).
Kurikulum berfungsi memperisapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh,
apakah melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau persiapan untuk
belajar di masyarakat. Hal ini diperlukan mengingat sekolah tidak
mungkin memberikan semua yang diperlukan siswa atau yang menarik
minat siswa.
5) Fungsi pemilihan (the selective function).
Antara keberbedaan/ deferensiasi dan pemilihan/seleksi adalah dua
hal yang erat hubungannya. Pengakuan terhadap keberbedaan berarti pula
diberikannya kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang
diinginkannya dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan
kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokrasi.Untuk
mengembangkan kemampuan tersebut kurikulum perlu disusun secara
fleksibel.
8
6) Fungsi diagnostik (the diagnostic function).
Salah satu segi pelayanan pendidikan, ialah membantu dan
mengarahkan siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya
sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Ini dapat
dilakukan bila mereka menyadari kelemahan dan kekuatan yang
dimilikinya, sehingga ia sendiri yang memperbaiki kelemahan dan
mengembangkan sendiri potensi yang ada pada dirinya.
Kurikulum memegang peran penting dalam pendidikan. Berikut
adalah beberapa peranan kurikulum yang bisa berimbas langsung pada
proses dan hasil belajar. peranan dan kedudukan kurikulum dalam
pendidikan
1. Peran konservatif, artinya kurikulum bertugas menyimpan dan
mewariskan nilai-nilai luhur budaya. Dengan demikian, sekolah
sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina
tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam
masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu
proses.
2. Peran kreatif, kurikulum harus bisa memberikan dorongan kepada
siswa agar berkembang daya kreatifnya. Kurikulum juga membantu
setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya,
maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir,
kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Peran kritis dan evaluatif, artinya kurikulum berperan sebagai alat
untuk menilai dan sekaligus memperbaiki masyarakat. Niali-nilai
sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang
dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga
kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu.mungkin kedudukan kurikulum dalam pendidikan penting
dijadikan sebagai pedoman,
9
3. Kedudukan Kurikulum
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan.
Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Disamping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi,
yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi
pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
10
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program
belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
Kedudukan Kurikulum:
11
Kurikulum merupakan alat untuk menbangun kehidupan masa
depan, yang menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan
rencana pengembangan dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk
mengembangkan Kehidupan masa
12
BAB III
KESIMPULAN
Secara Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang berarti
lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum
yang berarti a running course, dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan carter
berarti to run (berlari). Dalam perkembangannya (BMPM, 2005 : 1).
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma
yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi
pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi
kurikulum, memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi pendidikan umum (common and general education)
2. Suplementasi (supplementation)
3. Eksplorasi (exploration)
4. Keahlian (spesialization)
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan.
Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan memberikan pedoman
dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
Disamping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi,
yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber
konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi
pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
14