MAKALAH AKHLAK
Dimensi Akhlak Thasawuf
(Sabar dan syukur, Ikhlas dan ridha)
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang
tiada lain dan tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Dimensi
Akhlak Tasawuf yaitu sabar dan syukur serta ikhlas dan ridha sebagai tugas dari mata kuliah
Akhlak.
Kelompok 7
Page | 2
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
1. Pengertian dari sabar, syukur, ikhlas dan ridha ...................................................... 5
2. Macam-macam sabar dan tingkatan orang sabar ................................................. 7
3. Bentuk dari syukur serta nilai positif dari syukur dan tingkatan orang syukur ...... 8
4. Macam-macam nikmat Allah dan syukur, Hubungan Syukur dengan Qanaah ..... 9
5. Manfaat dari Ikhlas,hakikat makna ikhlas, keutamaan
dan pentingnya Ikhlas, tingkatan ikhlas .................................................................. 9
6. Macam dari Ridha, hakikat makna ridla dan keutamaan ridla ............................... 10
7. Manfaat dari Ridha.................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
D. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
E. Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 13
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikhlas, Sabar, Ridha, dan Syukur. Keempat kata sifat ini sudah tidak asing bagi kita
semua. Terlebih bagi umat Islam. Untuk penganut agama lain, termasuk yang tidak
beragama (Atheis), keempat kata ini memiliki arti tersendiri yang sama tujuan
penggunaannya. Paling tidak semua orang setuju dan mengakui bahwa keempat kata ini
memiliki makna yang baik. Dari sudut mana saja makna keempat kata ini dipahami, tetap
membawa setiap orang kembali ke pemahaman tunggal.
Demikian baiknya makna dari masing-masing kata, tak jarang ada orang tua yang
memilih menggunakannya untuk menamai anaknya. Ikhlas, Sabar, Ridha, dan Syukur, ketika
dipilih menjadi nama nama orang, pasti pemberi nama berharap pengguna/pemiliknya
memiliki sifat dari makna kata itu. Inilah yang dikatakan, bahwa setiap nama yang diberikan
orang tua kepada anaknya, didalamnya terkandung harapan dan doa.
Dalam keseharian, kata ikhlas, sabar, dan syukur lebih familiar di lisan orang
dibanding ridha. Setiap orang dengan mudah menggunakan ketiga kata ini sebagai
pernyataan perasaan dan sikapnya atas sesuatu dan orang lain. Orang pun dengan mudah
memahami maksud penggunaannya. Hingga tak heran, kata-kata tersebut pada
kenyataannya menjadi pembenaran atas sesuatu. Pada hal lain bisa menjadi gambaran
kepribadian orang yang mengucapkannya. Terkadang juga digunakan sebagai kata tuntutan
untuk sesuatu atau pernyataan nasehat dan bentuk dukungan moril kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sabar, syukur, ikhlas dan ridha?
2. Apa saja macam-macam sabar dan tingkatan orang sabar?
3. Sebutkan bentuk dari syukur serta nilai positif dari syukur dan tingkatan orang
syukur?
4. Macam-macam nikmat Allah dan macam-macam syukur, Hubungan Syukur
dengan Qanaah?
5. Sebutkan manfaat dari Ikhlas, hakikat makna ikhlas, keutamaan dan pentingnya
Ikhlas, tingkatan ikhlas?
6. Sebutkan macam dari Ridha, hakikat makna ridla dan keutamaan ridla?
7. Sebutkan Manfaat dari Ridha?
Page | 4
C. Tujuan
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan
Memenuhi tugas kuliah
Memperdalam mengenai ilmu Agama
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut bahasa, sabar artinya tabah,tahan uji. Sabar berarti tahan
menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus
asa. Adapun menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu
mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini
mengandung arti sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa,
dan sebagainya. Oleh karena itu, orang yang sabar adalah orang yang mampu
mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah satu akhlak terpuji dan
kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada
Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan
setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari
keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang
bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi.
Bahkan seseorang dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk,
pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam
bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian
berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara
berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat
pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
Pengertian Syukur, Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima
kasih. Menurut istilah, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas
karunia yang dianugerahkan kepada dirinya. Apabila direnungkan secara
Page | 5
mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah kita terima dan
gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu
menghitungnya.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada
tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah
menyembunyikan dan melupakan nikmat.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan
berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat
Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang
telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia.
Sabar dan syukur merupakan dua akhlak yang perlu dikedepankan dalam
menjalani kehidupan didunia yang notabenenya merupakan ujian bagi umat
manusia. Untuk itu bagi orang mukmin sabar dan syukur harus menjadi pakaian
dalam hidupnya. Nabi SAW bersabda Aku heran dengan urusan orang mukmin,
sesungguhnya urusan rang mukmin semuanya baik. Dan hal itu telah ada kecuali
bagi seorang mukmin. Jika ia ditimpa dengan kesenangan ia pandai bersyukur
maka hal itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan ia bersabar itupun baik
baginya (HR. Muslim dan Ahmad). Di Al-Quran sendiri telah disebutkan lebih dari
Sembilan puluh empat kali tentang keutamaan dan pentingnya sabar. Allah SWT
berfirman: Musa berkata kepada kaumnya Mohonlah pertolongan kepada Allah
dan bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang
baik oleh orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Araf 128).
Pengertian Ikhlas, Ikhlas Ialah sifat atau suatu kerelaan untuk menerima ada
adanya apa yang telah terjadi pada kehidupannya karena semua itu adalah
kehendak tuhan semesta.Sifat ikhlas adalah sifat dasar manusia sebagai alat
pengendali, supaya tidak surut kebelakang dalam keputusasaan. Ikhlas
merupakan sifat yang berfungsi sebagai Etabilisator dan dinamisator. Dikatakan
Stabilisator orang yang mempunyai sifat ikhlas akan selalu berlapang dada,
berhati tentram dan menerima apa adanya. Ikhlas merupakan Dinamisator kaena
ikhlas sendiri bersangkutan dengan sikap hati atau sikap mental dalam
menghadapi kejadian-kejadian pada dirinya. Menerima yang terjadi dengan rela.
Pengertian Ridha, Ridha Ridha berasal dari kata radhiya-yardha yang berarti
menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa ataupun
tertekan. Sedangkan menurut istilah, ridha adalah menerima semua kejadian yang
menimpa dirinya dengan lapang dada, menghadapinya dengan tabah, tidak
merasa kesal dan tidak berputus asa ridha berkaitan dengan perkara keimanan
yang terbagi menjadi dua macam. Yaitu, ridha Allah kepada hamba-Nya dan ridha
Page | 6
hamba kepada Allah (Al-Mausuah Al-Islamiyyah Al-Ammah: 698). Ini
sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman-Nya, Allah ridha terhadap mereka
dan mereka pun ridha kepada-Nya. (QS 98: 8).
Dari definisi ridha tersebut terkandung isyarat bahwa ridho bukan berarti
menerima begitu saja segala hal yang menimpa kita tanpa ada usaha sedikit pun
untuk mengubahnya. Ridho tidak sama dengan pasrah. Ketika sesuatu yang tidak
diinginkan datang menimpa, kita dituntut untuk ridho. Dalam artian kita meyakini
bahwa apa yang telah menimpa kita itu adalah takdir yang telah Allah tetapkan,
namun kita tetap dituntut untuk berusaha.
1. Sabar tingkatan orang awam, seseorang dalam posisi ini akan selalu tabah
atas kesulitan-kesulitan dalam menjalankan ketaatan dan melawan segala
bentuk pelanggaran.
2. Sabar tingkatan orang khusus (khawash). Seseorang yang masuk dalam
tingkatan ini akan bisa menahan hati (tabah) ketika menjalankan riyadlah
dan mujahadah (perjuangan spiritual) dengan selalu melakukan
muraqabah, sehingga dalam hatinya selalu hadir nama Allah.
3. Sabar tingkatan khawashul khawas. Seseorang bisa dikatakan masuk
dalam maqam ini bila ia bisa menahan ruh dan sirr agar dapat menyksikan
Allah (Musyahadah) dengan mata hatinya.
Page | 7
3. Bentuk-bentuk Bersyukur, Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-
bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
Selalu mengucapkan al hamdulillah atau terima kasihsetiap kali
menerima menukmatan.
Menggunakan apa yang diberikan sesuai dengan kehendak pamberinya.
Menjaga dan merawat dengan baik apa yang telah diberikan.
Menyisihkan sebagian harta kita untuk diserahkan ke baitul mal
Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum bisa membaca
Al-Quran.
Nilai Positif Bersyukur, Banyak nilai positif yang terkandung dalam
perilakusyukur, di antaranya sebagai berikut :
Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu kewajiban
hamba terhadap Allah SWT.
Terhindar dari sifat tamak
Terhindar dari murka Allah SWT.
Mendapat jaminan tambahan nikmat Allah
Macam-macam Syukur
1. Al-syukru bi lisan, bersyukur dengan ucapan. Misalkan dengan
mengucapkan Alhamdulillah.
Page | 8
2. Al-Syukr bil arkan, bersyukur dengan melakukan amal shalih dan
berbagai macam perbuatan terpuji, sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Dimana beliau setiap malam rajin melakukan shalat
tahajjud sampai kedua telapak kakinya bengkak.
3. Al-Syukr bil janani, bersyukur dengan hati yakni bersaksi bahwa setiap
niat yang ada pada diri seseorang adalah anugrah dari Allah SWT.
5. Manfaat Ikhlas yaitu, Hidup akan tenang karena hati selalu berjaga-jaga untuk
mengevaluasi dan meluruskan niat dalam beramal, Selalu dimudahkan dalam
segala urusannya, Memiliki orientasi hidup yang mampu menjangkau jangka
panjang yaitu akhirat, Pemberat/penambah pahala dalam beramal, Mendapat
posisi sebaik-baiknya Hamba di sisi Allah dan juga manusia.
Page | 9
Ikhlas merupakan salah satu ciri khas ibadahnya para sahabat, dan
pengikut nabi
Ikhlas akan menjadi innerpower (kekuatan batin) bagi seseorang dalam
melaksanakan amal ibadah.
Tingkatan Ikhlas
Ikhlas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu:
Ikhlas tingkatan orang umum (Awam). Ia beribadah kepada Allah tetapi
masih disertai mencari keuntungan duniawi dan ukhrawi.
Ikhlas tingkatan orang khusus (khawas). Dalam tingkatan ini seorang
hamba beribadah semata-mata untuk mencari keuntungan akhirat.
Ikhlas tingkatan orang khawashul khawash. Seorang hamba dapat
dikategorikan ke maqam ini jika ia beribadah tidak ada motivasi atau
tendensi apapun, kecuali ingin mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Page | 10
Bila seorang muslim ditimpa suatu musibah atau bencana, ucapkan inna
lillahi wa inna ilaihi rojiun. Dan janganlah berkata, oh andaikata aku
tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu, tetapi
katakanlah, ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti
dikerjakan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: andaikata dan
jikalau membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan. (HR.
Muslim)
Keutamaan Ridla
Ridla merupakan sifat yang amat mulia. Kedudukannya lebih tinggi dari
pada sifat sabar. Sebab dalam kesabaran, boleh jadi, seseorang masih merasa
sedih atas musibah yang diterimanya, meskipun ia tabah. Sedangkan dalam
ridla, seseorang tidak lagi merasa sedih atas musibah yang menimpanya.
Yang ada adalah rasa rela dan ikhlas atas musibah yang menimpanya.
Page | 11
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka kami menyimpulkan bahwa pengertian
Sabar adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah
satu akhlak terpuji dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada
dirinya. Ikhlas adalah sifat atau suatu kerelaan untuk menerima ada adanya apa yang telah
terjadi pada kehidupannya karena semua itu adalah kehendak tuhan semesta. Dan Ridha
adalah menerima semua kejadian yang menimpa dirinya dengan lapang dada,
menghadapinya dengan tabah, tidak merasa kesal dan tidak berputus.
Menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi
tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya di tangan Allah SWT, manusia
hanya bisa berusaha.
E. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang akan membangun untuk makalah selanjutnya
dimasa yang akan datang.
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA
http://syariffathulhamdi.blogspot.com/2012/09/pentingnya-tawakal-ikhtiar-
sabar-syukur.html
http://sintariah.wordpress.com/tag/perbedaan-ridho-dan-ikhlas/
http://intsia.wordpress.com/2013/05/13/ikhlas-sabar-ridha-dan-syukur-tak-
segampang-lisan-menyebut/
http://kumpulan-makalah-online.blogspot.com/2010/06/pengertian-ikhlas-
sabar-dan-syukur.html
Page | 13