Anda di halaman 1dari 13

Tugas

MAKALAH AKHLAK
Dimensi Akhlak Thasawuf
(Sabar dan syukur, Ikhlas dan ridha)

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Nurul Muchlisah Sulaiman 02320120063
Ririn Ayu Lestari 02320120083
Murdiah 02320120112
Musfika 0232012

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
2013

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang
tiada lain dan tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik,
hidayah, serta inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Dimensi
Akhlak Tasawuf yaitu sabar dan syukur serta ikhlas dan ridha sebagai tugas dari mata kuliah
Akhlak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Takadagading yang takretak,
begitulahadanyamakalahinimasihjauhdarisempurna.Dengansegalakerendahanhati, saran
dankritik yang konstruktifsangat kami harapkandariparapembaca demi
perbaikandanpeningkatankualitaspenyusunanmakalahdimasa yang akandatang.

Dan kami berharap, semogamakalahinibisamemberikansuatukemanfaatanbagi kami


penyusundanparapembacasertareferensibagipenyusunmakalah yang senada di waktu yang
akandatang. Amin.

Makassar, 28 Oktober 2013

Kelompok 7

Page | 2
DAFTAR ISI
Halaman

Sampul ................................................................................................................................ 1

Kata Pengantar.................................................................................................................... 2

Daftar Isi .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
1. Pengertian dari sabar, syukur, ikhlas dan ridha ...................................................... 5
2. Macam-macam sabar dan tingkatan orang sabar ................................................. 7
3. Bentuk dari syukur serta nilai positif dari syukur dan tingkatan orang syukur ...... 8
4. Macam-macam nikmat Allah dan syukur, Hubungan Syukur dengan Qanaah ..... 9
5. Manfaat dari Ikhlas,hakikat makna ikhlas, keutamaan
dan pentingnya Ikhlas, tingkatan ikhlas .................................................................. 9
6. Macam dari Ridha, hakikat makna ridla dan keutamaan ridla ............................... 10
7. Manfaat dari Ridha.................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
D. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
E. Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 13

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ikhlas, Sabar, Ridha, dan Syukur. Keempat kata sifat ini sudah tidak asing bagi kita
semua. Terlebih bagi umat Islam. Untuk penganut agama lain, termasuk yang tidak
beragama (Atheis), keempat kata ini memiliki arti tersendiri yang sama tujuan
penggunaannya. Paling tidak semua orang setuju dan mengakui bahwa keempat kata ini
memiliki makna yang baik. Dari sudut mana saja makna keempat kata ini dipahami, tetap
membawa setiap orang kembali ke pemahaman tunggal.

Demikian baiknya makna dari masing-masing kata, tak jarang ada orang tua yang
memilih menggunakannya untuk menamai anaknya. Ikhlas, Sabar, Ridha, dan Syukur, ketika
dipilih menjadi nama nama orang, pasti pemberi nama berharap pengguna/pemiliknya
memiliki sifat dari makna kata itu. Inilah yang dikatakan, bahwa setiap nama yang diberikan
orang tua kepada anaknya, didalamnya terkandung harapan dan doa.

Dalam keseharian, kata ikhlas, sabar, dan syukur lebih familiar di lisan orang
dibanding ridha. Setiap orang dengan mudah menggunakan ketiga kata ini sebagai
pernyataan perasaan dan sikapnya atas sesuatu dan orang lain. Orang pun dengan mudah
memahami maksud penggunaannya. Hingga tak heran, kata-kata tersebut pada
kenyataannya menjadi pembenaran atas sesuatu. Pada hal lain bisa menjadi gambaran
kepribadian orang yang mengucapkannya. Terkadang juga digunakan sebagai kata tuntutan
untuk sesuatu atau pernyataan nasehat dan bentuk dukungan moril kepada orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sabar, syukur, ikhlas dan ridha?
2. Apa saja macam-macam sabar dan tingkatan orang sabar?
3. Sebutkan bentuk dari syukur serta nilai positif dari syukur dan tingkatan orang
syukur?
4. Macam-macam nikmat Allah dan macam-macam syukur, Hubungan Syukur
dengan Qanaah?
5. Sebutkan manfaat dari Ikhlas, hakikat makna ikhlas, keutamaan dan pentingnya
Ikhlas, tingkatan ikhlas?
6. Sebutkan macam dari Ridha, hakikat makna ridla dan keutamaan ridla?
7. Sebutkan Manfaat dari Ridha?

Page | 4
C. Tujuan
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan
Memenuhi tugas kuliah
Memperdalam mengenai ilmu Agama

BAB II

PEMBAHASAN
1. Menurut bahasa, sabar artinya tabah,tahan uji. Sabar berarti tahan
menderita sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, dan tidak lekas putus
asa. Adapun menurut istilah, sabar ialah kondisi ental seseorang yang mampu
mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya. hawa nafsu di sini
mengandung arti sangat luas, misalnya amarah, ambisi, serakah, tergesa-gesa,
dan sebagainya. Oleh karena itu, orang yang sabar adalah orang yang mampu
mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah satu akhlak terpuji dan
kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.

Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada
Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan
setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari
keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala.

Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang
bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi.
Bahkan seseorang dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk,
pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam
bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian
berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara
berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat
pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.

Pengertian Syukur, Syukur berasal dari bahasa Arab yang berarti berterima
kasih. Menurut istilah, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah atas
karunia yang dianugerahkan kepada dirinya. Apabila direnungkan secara

Page | 5
mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah kita terima dan
gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu
menghitungnya.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada
tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah
menyembunyikan dan melupakan nikmat.
Pada dasarnya, semua bentuk syukur ditujukan kepada Allah. Namun, bukan
berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat
Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang
telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia.

Sabar dan syukur merupakan dua akhlak yang perlu dikedepankan dalam
menjalani kehidupan didunia yang notabenenya merupakan ujian bagi umat
manusia. Untuk itu bagi orang mukmin sabar dan syukur harus menjadi pakaian
dalam hidupnya. Nabi SAW bersabda Aku heran dengan urusan orang mukmin,
sesungguhnya urusan rang mukmin semuanya baik. Dan hal itu telah ada kecuali
bagi seorang mukmin. Jika ia ditimpa dengan kesenangan ia pandai bersyukur
maka hal itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan ia bersabar itupun baik
baginya (HR. Muslim dan Ahmad). Di Al-Quran sendiri telah disebutkan lebih dari
Sembilan puluh empat kali tentang keutamaan dan pentingnya sabar. Allah SWT
berfirman: Musa berkata kepada kaumnya Mohonlah pertolongan kepada Allah
dan bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang
baik oleh orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Araf 128).

Pengertian Ikhlas, Ikhlas Ialah sifat atau suatu kerelaan untuk menerima ada
adanya apa yang telah terjadi pada kehidupannya karena semua itu adalah
kehendak tuhan semesta.Sifat ikhlas adalah sifat dasar manusia sebagai alat
pengendali, supaya tidak surut kebelakang dalam keputusasaan. Ikhlas
merupakan sifat yang berfungsi sebagai Etabilisator dan dinamisator. Dikatakan
Stabilisator orang yang mempunyai sifat ikhlas akan selalu berlapang dada,
berhati tentram dan menerima apa adanya. Ikhlas merupakan Dinamisator kaena
ikhlas sendiri bersangkutan dengan sikap hati atau sikap mental dalam
menghadapi kejadian-kejadian pada dirinya. Menerima yang terjadi dengan rela.

Pengertian Ridha, Ridha Ridha berasal dari kata radhiya-yardha yang berarti
menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa ataupun
tertekan. Sedangkan menurut istilah, ridha adalah menerima semua kejadian yang
menimpa dirinya dengan lapang dada, menghadapinya dengan tabah, tidak
merasa kesal dan tidak berputus asa ridha berkaitan dengan perkara keimanan
yang terbagi menjadi dua macam. Yaitu, ridha Allah kepada hamba-Nya dan ridha

Page | 6
hamba kepada Allah (Al-Mausuah Al-Islamiyyah Al-Ammah: 698). Ini
sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman-Nya, Allah ridha terhadap mereka
dan mereka pun ridha kepada-Nya. (QS 98: 8).
Dari definisi ridha tersebut terkandung isyarat bahwa ridho bukan berarti
menerima begitu saja segala hal yang menimpa kita tanpa ada usaha sedikit pun
untuk mengubahnya. Ridho tidak sama dengan pasrah. Ketika sesuatu yang tidak
diinginkan datang menimpa, kita dituntut untuk ridho. Dalam artian kita meyakini
bahwa apa yang telah menimpa kita itu adalah takdir yang telah Allah tetapkan,
namun kita tetap dituntut untuk berusaha.

2. Macam-macam sabar yaitu;


Sabar dalam Ketaatan dalam Firman Allah, surat Ali-Imran ayat 200
Sabar dalam Musibah, dalam Firman Allah surat al-Baqarah ayat 155-156
Sabar meninggalkan Maksiat, dalam firman Allah surat an-Nahl ayat 126-
127
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan
perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik
baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada
orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur,
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR.
Muslim)

Tingkatan Orang sabar

Menurut ibnu Ajibah, orang sabar jika diklasifikasikan berdasarkan


tingkatannya dpat dibagi menjadi tiga:

1. Sabar tingkatan orang awam, seseorang dalam posisi ini akan selalu tabah
atas kesulitan-kesulitan dalam menjalankan ketaatan dan melawan segala
bentuk pelanggaran.
2. Sabar tingkatan orang khusus (khawash). Seseorang yang masuk dalam
tingkatan ini akan bisa menahan hati (tabah) ketika menjalankan riyadlah
dan mujahadah (perjuangan spiritual) dengan selalu melakukan
muraqabah, sehingga dalam hatinya selalu hadir nama Allah.
3. Sabar tingkatan khawashul khawas. Seseorang bisa dikatakan masuk
dalam maqam ini bila ia bisa menahan ruh dan sirr agar dapat menyksikan
Allah (Musyahadah) dengan mata hatinya.

Page | 7
3. Bentuk-bentuk Bersyukur, Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-
bentuk perilaku syukur, agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-sehari, di antaranya sebagai berikut :
Selalu mengucapkan al hamdulillah atau terima kasihsetiap kali
menerima menukmatan.
Menggunakan apa yang diberikan sesuai dengan kehendak pamberinya.
Menjaga dan merawat dengan baik apa yang telah diberikan.
Menyisihkan sebagian harta kita untuk diserahkan ke baitul mal
Menyisihkan waktunya untuk membantu orang yang belum bisa membaca
Al-Quran.
Nilai Positif Bersyukur, Banyak nilai positif yang terkandung dalam
perilakusyukur, di antaranya sebagai berikut :
Memperoleh kepuasan batin karena dapat menaati salah satu kewajiban
hamba terhadap Allah SWT.
Terhindar dari sifat tamak
Terhindar dari murka Allah SWT.
Mendapat jaminan tambahan nikmat Allah

Tingkatan Orang Syukur


Orang bersyukur memiliki tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
Tingkatan orang umum (Awam). Ia bersyukur ketika mendapat nikmat saja
Tingkatan orang khusus (Khash). Ia bersyukur tidak hanya ketika diberi
nikmat, tetapi ketika diberi cobaan bencana atau musibah.
Tingkatan orang klawashul khawash. Dia bersyukur bukan karena
mendapatkan nikmat melainkan karena melihat al-munim ( Dzat yang
memberi nikmat

4. Macam-macam Nikmat Allah


Nikmat Allah jika dikelompokkan berdasarkan sifatnya maka dapat dibagi
menjadi tiga macam:
1. Nikmat duniawi, seperti kesehatan, harta yanf halal, kekuatan, dan lain
sebagainya
2. Nikmat diniyyah, seperti amal shaleh, ilmu, taqwa, iman, makrifat
kepada Allah, dan lain sebagainya.
3. Nikmat ukhrawi, semisanl berupa pahala atas amal shaleh yang sedikit
tetapi balasannya sangat besar, yaitu surge dengan segala macam
kenikmatannya.

Macam-macam Syukur
1. Al-syukru bi lisan, bersyukur dengan ucapan. Misalkan dengan
mengucapkan Alhamdulillah.

Page | 8
2. Al-Syukr bil arkan, bersyukur dengan melakukan amal shalih dan
berbagai macam perbuatan terpuji, sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Dimana beliau setiap malam rajin melakukan shalat
tahajjud sampai kedua telapak kakinya bengkak.
3. Al-Syukr bil janani, bersyukur dengan hati yakni bersaksi bahwa setiap
niat yang ada pada diri seseorang adalah anugrah dari Allah SWT.

Hubungan Syukur dan Qanaah


Syukur tidak dapat dipisahkan dengan sikap Qanaah. Syukur dan qanaah
ibarat sisi mata uang. Syukur membuahkan perasaan mau menerima apa
yang diberikan oleh Allah SWT. Qanaah yaitu, sikap merasa cukup dengan
apa yang ada dan mau merima kenyataan dengan sikap ridla. Sikap qanaah
sangat penting bagi kita sebagaimana disebutkan dalam kitab Kifayatul
Azkiya wa Minhajul Ashfiyah dari sahabat jabir bahwa name saw pernah
bersabda: Al-qanaah kanzun la yafna artinya qanaah itu adalah seperti
simpanan (perbendaharaan) yang tidak akan habis (HR. Al-Baihaqi).

5. Manfaat Ikhlas yaitu, Hidup akan tenang karena hati selalu berjaga-jaga untuk
mengevaluasi dan meluruskan niat dalam beramal, Selalu dimudahkan dalam
segala urusannya, Memiliki orientasi hidup yang mampu menjangkau jangka
panjang yaitu akhirat, Pemberat/penambah pahala dalam beramal, Mendapat
posisi sebaik-baiknya Hamba di sisi Allah dan juga manusia.

Hakikat makna Ikhlas


Hakikat ikhlas adalah al-tabarri an kulli ma dunallah, bebas dari apa yang
selain Allah. Artinya, seseorang beribadah hanya mengharap ridha Allah SWT,
bukan karena mngharap tujuan makhluk. Secara kategoris, ikhlas dapat dibagi
menjadi dua: pertama, ikhlas dalam beramal atau beribadah. Artinya kita
berniat ikhlas dalam beramal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,
mengagungkan perintah-Nya dan memenuhi panggilan-Nya. Kedua, ikhlas
dalam mencari pahala yaitu suatu keinginan unuk menggapai keselamatan
diakhirat dengan cara melakukan amal shaleh.

Keutamaan dan pentingnya Ikhlas

Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang keutamaan dan


pentingnya ikhlas, antara lain:

Orang yang ikhlas tidak akan dapat diperdaya oleh setan.


Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal ibadah seseorang

Page | 9
Ikhlas merupakan salah satu ciri khas ibadahnya para sahabat, dan
pengikut nabi
Ikhlas akan menjadi innerpower (kekuatan batin) bagi seseorang dalam
melaksanakan amal ibadah.

Tingkatan Ikhlas
Ikhlas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu:
Ikhlas tingkatan orang umum (Awam). Ia beribadah kepada Allah tetapi
masih disertai mencari keuntungan duniawi dan ukhrawi.
Ikhlas tingkatan orang khusus (khawas). Dalam tingkatan ini seorang
hamba beribadah semata-mata untuk mencari keuntungan akhirat.
Ikhlas tingkatan orang khawashul khawash. Seorang hamba dapat
dikategorikan ke maqam ini jika ia beribadah tidak ada motivasi atau
tendensi apapun, kecuali ingin mendapatkan ridha dari Allah SWT.

6. Menurut Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, ridho terhadap takdir


Allah terbagi menjadi tiga macam:
Wajib direlakan, yaitu kewajiban syariat yang harus dijalankan oleh umat
Islam dan segala sesuatu yang telah ditetapkan-Nya. Seluruh perintah-Nya
haruslah mutlak dilaksanakan dan seluruh larangan-Nya haruslah
dijauhkan tanpa ada perasaan bimbang sedikitpun. Yakinlah bahwa
seluruhnya adalah untuk kepentingan kita sebagai umat-Nya.
Disunnahkan untuk direlakan, yaitu musibah berupa bencana. Para ulama
mengatakan ridho kepada musibah berupa bencana tidak wajib untuk
direlakan namun jauh lebih baik untuk direlakan, sesuai dengan tingkan
keridhoan seorang hamba. Namun rela atau tidak, mereka wajib bersabar
karenanya. Manusia bisa saja tidak rela terhadap sebuah musibah buruk
yang terjadi, tapi wajib bersabar agar tidak menyalahi syariat. Perbuatan
putus asa, hingga marah kepada Yang Maha Pencipta adalah hal-hal yang
sangat diharamkan oleh syariat.
Haram direlakan, yaitu perbuatan maksiat. Sekalipun hal tersebut terjadi
atas qodha Allah, namun perbuatan tersebut wajib tidak direlakan dan
wajib untuk dihilangkan. Sebagaimana para nabi terdahulu berjuang
menghilangkan kemaksiatan dan kemungkaran di muka bumi.Hadis
riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:Rasulullah saw. bersabda:
Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar pipi (ketika
tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa Jahiliyah
(meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka). Menampar
pipi atau menyakiti diri sendiri saat terjadi musibah adalah perbuatan yang
dilarang, apalagi bila sampai melakukan bunuh diri. Naudzubillah
mindzalik.

Page | 10
Bila seorang muslim ditimpa suatu musibah atau bencana, ucapkan inna
lillahi wa inna ilaihi rojiun. Dan janganlah berkata, oh andaikata aku
tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu, tetapi
katakanlah, ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti
dikerjakan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: andaikata dan
jikalau membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan. (HR.
Muslim)

Hakikat makna ridla


Hakikat ridla adalah menerima segala yang terjadi dengan senang hati
karena hal itu merupakan kehendak Allah SWT. Orang yang telah mencapai
maqam ridla tidak akan menentang keputusan (qadha) Allah SWT, maka hati
orang yang ridla akan tetap senang, meskipun sedang tertimpa musibah.
Sikap ridla merupakan buah dari marifatullah dan bukti bahwa seseorang
telah benar-benar mencintai Allah SWT.

Keutamaan Ridla
Ridla merupakan sifat yang amat mulia. Kedudukannya lebih tinggi dari
pada sifat sabar. Sebab dalam kesabaran, boleh jadi, seseorang masih merasa
sedih atas musibah yang diterimanya, meskipun ia tabah. Sedangkan dalam
ridla, seseorang tidak lagi merasa sedih atas musibah yang menimpanya.
Yang ada adalah rasa rela dan ikhlas atas musibah yang menimpanya.

7. Manfaat Ridha yaitu;


Dengan ridho umat manusia akan menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam
menjalani dan menatap kehidupan di masa depan dengan mengambil hikmah
dari kehidupan masa lampau.
Orang yang berhati ridho atas keputusan-keputusan Allah SWT, hatinya
menjadi lapang, dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasat dan bahkan tamak
atau rakus.
Ridho akan menumbuhkan sikap husnazzann, terhadap ketentuan-ketentuan
Allah, sehingga manusia tetap teguh iman dan amal shalehahnya.
Dengan ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya, di
tiap satu kesulitan ada dua kemudahan.
Dengan ridho akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap sesama makhluk
Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah SWT.

Page | 11
BAB III

PENUTUP
D. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka kami menyimpulkan bahwa pengertian
Sabar adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Sabar merupakan salah
satu akhlak terpuji dan kunci untuk mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas karunia yang dianugerahkan kepada
dirinya. Ikhlas adalah sifat atau suatu kerelaan untuk menerima ada adanya apa yang telah
terjadi pada kehidupannya karena semua itu adalah kehendak tuhan semesta. Dan Ridha
adalah menerima semua kejadian yang menimpa dirinya dengan lapang dada,
menghadapinya dengan tabah, tidak merasa kesal dan tidak berputus.
Menerapkan perilaku-perilaku di atas bukan berarti kita menyerah begitu saja, tapi
tetap berusaha sekuat tenaga. Karena segala sesuatu hanya di tangan Allah SWT, manusia
hanya bisa berusaha.

E. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang akan membangun untuk makalah selanjutnya
dimasa yang akan datang.

Page | 12
DAFTAR PUSTAKA

http://syariffathulhamdi.blogspot.com/2012/09/pentingnya-tawakal-ikhtiar-
sabar-syukur.html
http://sintariah.wordpress.com/tag/perbedaan-ridho-dan-ikhlas/
http://intsia.wordpress.com/2013/05/13/ikhlas-sabar-ridha-dan-syukur-tak-
segampang-lisan-menyebut/
http://kumpulan-makalah-online.blogspot.com/2010/06/pengertian-ikhlas-
sabar-dan-syukur.html

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai