Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AL-QUR’AN HADITS

HUKUM RO’

Dosen pengampu:

Kelompok 11

Disusun oleh:

ARBI AFFAN BUKHORI 1801052001

CINDI NOVITA SARI 1801051016

NINDA SETIARINI 1801051041

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

SEMESTER GENAP T.A. 2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hukum
Ro’ dengan baik dan tepat waktu.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 13 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ro Tafkhim....................................................................................................2
B. Ro Tarqiq.......................................................................................................3
C. Jawazul Wajhain............................................................................................4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
lmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-
Qur’an dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan
perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan
dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca
Al-Qur’an dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu ‘Ain. 1 Banyak
dalil wajib mewajibkan mempraktikan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Qur’an.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Ro Tafkhim, Ro Tarqiq, dan Ro
Jawazul Wajhain. Pembagiannya, serta contoh dari macam-macamnya guna
mendorong pendidik dan peserta didik untuk paham serta dapat menerapkan metode
pembelajaran tauhid yang kreatif dan menyenangkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Ro Tafkhim?
2. Apa pengertian Ro Tarqiq?
3. Apa pengertian Jawazul Wajhain?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Ro Tafkhim.
2. Untuk mengetahui pengertian Ro Tarqiq.
3. Untuk mengetahui pengertian Jawazul Wajhain.

BAB II
1
Manna Khalil Al-Khattan, Studi Ilmu Al-qur’an, 2004, 102.

1
PEMBAHASAN

Dalam membaca Al-Qur’an, kita memerlukan pengetahuan tentang tafkhim fan tarqiq,
karena hal ini termasuk bagian dari kesempurnaan tilawah Tafkhim ( ‫ )تَ ْف ِخ ْي ُم‬merupakan masdar
dari fakhkham (‫ )فَ َّخ َم‬yang berarti menebalkan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim
adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Pada pengertian
itu dapat disimpulkan, bahwa bacaan-bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan
cara mengucapkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan
menjorokkan ke depan, bacaan tafkhim kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ul
mufakhkhamah (ٌ‫) ُمفَ َّخ َمة‬.2

ٌ ‫ )تَرْ قِ ْي‬merupakan bentuk masdar dari roqoqo (


Sedangkan tarqiq adalah lawannya, Tarqiq (‫ق‬
َ َّ‫)رق‬
‫ق‬ َ yang berarti menipiskan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah
membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis. Pada pengertian itu
tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis dengan cara mengucapkan
huruf di bibir (mulut) agak mundur sedikit dan tampak agak meringis. Bacaan tarqiq kadang-
kadang disebut sebagai isim maf’ulnya, yakni muraqqoqoh (ٌ‫) ُم َرقَّقَة‬. 3

Ada tiga hukum tajwid yang berkaitan dengan cara membaca huruf ro. Yang pertama
adalah dengan membaca secara tebal (tafkhim), yang kedua membacanya dengan tipis
(tarqiq), dan yang ketiga adalah dapat dibaca dengan tebal dan tipis (jawazul wajhain).
Masing-masing hukum memiliki tipe yang perlu diperhatikan sebagai berikut:4

A. Ro Tafkhim
Ro Tafkhim (‫ )تَ ْف ِخ ْي ُم‬artinya ro yang dibaca tebal. Ro dibaca tebal apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Apabila huruf ro berharakat fathah atau fathatain  (   ً‫ر‬  /  ‫ َر‬  )
Contoh:
- Ro difathah (‫ر‬ ):
َ ‫ر ُّب ُك ْم‬ 
َ
- Ro difathatain (  ً‫) ر‬: ‫َنارً ا‬

2. Apabila huruf ro berharakat dammah atau dammatain   (  ‫ٌر‬  /  ‫ ُر‬  )


Contoh:

2
Zulfidar Akaha, Al-Qur’an dan Qiroat (Jakarta, 1996), 54.
3
Zulfidar Akaha, 55.
4
Ahmad Juaeni Abdurahman BN dan Ihat El-syuja BN, 1 1/2 Jam Lancar Membaca Al-Qur’an (Jakarta: Puspa
Swara, 2014), 57.

2
- Ro dammah ( ‫) ُر‬: ِ ‫ َنصْ ُر‬ -  ‫ أَ ْك َب ُر‬ -  ‫ َك َفر ُْوا‬ -  ‫ر ُِز ْق َنا‬
‫هللا‬
- Ro dhammatain (‫) ٌر‬: ‫ نو ٌر‬ -  ‫ َمبرُو ٌر‬ -  ‫ أج ٌر‬ -  ‫غفو ٌر‬ 
3. Apabila huruf ro berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang difathah atau
didammah ( + ‫ـَـ‬  +  ْ‫ر‬  / ‫ـُـ‬  ْ‫) ر‬
Contoh:
- Ro sukun jatuh sesudah huruf difathah:
ْ‫ َوا ْن َحر‬ -  ‫ َترْ ِمي ِْه ْم‬ - ‫َوأَرْ َس َل‬
- Ro sukun jatuh sesudah huruf didammah:
‫ مُرْ َت َف ًقا‬ -   ٌ‫ قُرْ آن‬ -  ‫ مُرْ َسلِي َْن‬ -  ‫ ُترْ َحم ُْو َن‬ 
4. Apabila ro berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah tetapi

kasrahnya tidak asli dari kalimat itu. ( ْ‫ ر‬/ kasrah tidak asli).

Contoh:  ‫حمْ َنا‬


َ ْ‫ِار‬  -   ْ‫ ِارْ َكب‬ -  ‫ِى‬
‫ِارْ ِجع ْـ‬
5. Apabila ro berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli,
namun sesudah ro sukun itu ada huruf ISTI’LA yang tidak dikasrah (huruf isti’la

tidak dikasrah ْ‫ ر‬/ kasrah asli). Sedangkan huruf isti’la itu ialah
 ‫ ق‬ -  ‫ غ‬ -  ‫ خ‬ -  ‫ ظ‬ -  ‫ ط‬ -  ‫ ض‬   - ‫ص‬
Contoh: ‫صا ٌد‬
َ ْ‫ِمر‬   -    ٌ‫قِرْ َطاس‬

B. Ro Tarqiq
Ro Tarqiq tipis ialah ro yang dibaca tipis. Di dalam Ilmu Tajwid ro dibaca tipis jika
memenuhi persyaratan-persyaratan, yaitu:
1. Apabila ro berharakat kasrah atau kasrahtain
Contoh:

- Ro dikasrah: ‫َك ِر ْي ٌم‬

- Ro dikasrahtain: ْ‫ َلفِى‬ ‫حُسْ ٍر‬


2. Apabila ro berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi

sesudah ro sukun bukan huruf isti’la (bukan huruf isti’la + ْ‫ ر‬+ ‫) ِــ‬.
Contoh: ‫َوأَ ْن َذرْ ِب ِه‬  -  ُ‫ َف َب ِّشرْ ه‬ -  ‫فِرْ َع ْو َن‬ 
3. Apabila ro diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun (ro waqaf +   ْ‫) ي‬

3
ٌ ‫بَصِ ْي‬
Contoh: ‫ر‬

4. Apabila ro diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah (ro waqaf + ‫)ِــ‬


Contoh: ‫ص ْيطِ ٍر‬
َ ‫ِب ُم‬  - ‫ه َُو ْال َكافِ ُر‬ 

C. Jawazul Wajhain
Jawazul Wajhain artinya boleh dibaca tebal dan boleh dibaca tipis. Huruf ro boleh
dibaca tafkhim atau tarqiq jika ro itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah
sedangkan setelah ro sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah.

Contoh: ٍ ْ‫ ِب ِحر‬ - ْ‫عِ رْ ضِ ِه ِمن‬


‫ص‬

BAB III

4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tafkhim (‫ )تَ ْف ِخ ْي ُم‬merupakan masdar dari fakhkham ( ‫ )فَ َّخ َم‬yang berarti menebalkan.
Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan huruf-huruf
tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Ro Tafkhim (‫ )تَ ْف ِخ ْي ُم‬artinya ro yang dibaca
ٌ Y ‫ )تَرْ قِ ْي‬merupakan bentuk masdar dari roqoqo (َ‫)رقَّق‬
tebal. Tarqiq (‫ق‬ َ yang berarti
menipiskan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah membunyikan
huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis. Ro Tarqiq ro yang dibaca tipis.
Jawazul Wajhain artinya boleh dibaca tebal dan boleh dibaca tipis.

DAFTAR PUSTAKA

5
Ahmad Juaeni Abdurahman BN dan Ihat El-syuja BN. 1 1/2 Jam Lancar Membaca Al-
Qur’an. Jakarta: Puspa Swara, 2014.
Manna Khalil Al-Khattan. Studi Ilmu Al-qur’an, 2004.
Zulfidar Akaha. Al-Qur’an dan Qiroat. Jakarta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai