Disusun oleh :
Airlangga Bagus Pratama Putra Subandi (2021140019)
Rahmatia Hirda Al Husna (2021140070)
Riyan Fadli (2021140014)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah k a m i dapat menyajikan
sebuah Makalah tentang hukum bacaan lafdhul jalalah, ra, qalqalah .Kami ucapkan
terimakasih banyak kepada Yunita Wahyu Kurnia.,S. Ud, M.Ag, yang telah
memberikan semangat serta ilmu sebagai panduan kepada kami untuk bisa membuat
makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu sebagai panduan pengetahuan mengenai
semua tentang hukum bacaan lafdhul jalalah, ra, qalqalah.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi semua pembaca khususnya bagi mahasiswa
yang belajar mengenai ilmu Tajwid dan Tahsin. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Kelompok 6
BAB I
Lam jalalah berada di awal kalimat setelah harkat fathah dibaca tafkhim. Cara
membacanya: Allahu laailaaha illa huwal khayyul qayyum. Terdapat dalam Surat Ali
Imran ayat 2.
Lam jalalah setelah huruf kasroh dibaca tipis. Cara membacanya: Bismillahir rahmaanir
rahiim.
BAB II
Huruf ra ( ) ﺭadalah salah satu huruf hijaiyah yang hukum pelafalannya berbeda-
beda dalam ilmu tajwid. Pengucapannya ada yang dapat dibaca tebal atau pun dibaca
tipis. Hukum inilah yang disebut dengan hukum tafkhim dan tarqiq.
Mengutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Dr. Marzuki, M.Ag., Sun Choirol
Ummah, S Ag, M S I, kata tafkhim berasal dari kata al tasmin yang mengandung arti
menggemukkan atau menebalkan. Sementara itu, kata tarqiq diambil dari kata al
tanhif yang artinya menguruskan atau menipiskan.
Sebab itu, menurut ilmu tajwidnya, tafkhim dapat didefinisikan sebagai ungkapan
tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga memenuhi
mulut dengan gemanya.
Sebaliknya, tarqiq disebut sebagai ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada
suara huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya.
Huruf-huruf hijaiyah dapat dikelompokkan berdasarkan hukum bacaan tersebut.
Namun, hanya tiga huruf hijaiyah yang dapat dibaca tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis),
yakni alif ( ) ا, lam ( ) ل, dan ra ( ) ﺭ.
Setelah memahami dasar hukum pengucapan tafkhim dan tarqiq dalam huruf
hijaiyah, berikut ini penjelasan lengkap mengenai tiga macam hukum bacaan ra ( ) ﺭ.
Apabila huruf ra ( ) ﺭsukun karena dibaca waqaf didahului ya sukun ( ْ) ي.
Contohnya
BAB III
A. PENGERTIAN HUUM BACAAN QALQALAH
Qalqalah merupakan salah satu hukum bacaan yang dipelajari dalam ilmu tajwid.
Qalqalah terbagi menjadi dua, qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Menurut bahasa,
qalqalah artinya getaran. Sedangkan dalam ilmu tajwid, seperti dikutip dari Juz Amma
Tajwid Berwarna & Terjemahannya karya M. Khalillurrahman Al Mahfani, qalqalah
diartikan sebagai getaran suara ketika mengucapkan huruf sukun sehingga menimbulkan
pantulan yang kuat. Baik karena sukun asli maupun dihentikan (waqaf).
Huruf Qalqalah ada 5. ba ()ب, jim ()ج, dal ()د, ta ()ط, dan qaf ()ق. Kelima huruf
tersebut jika dimatikan maka akan menimbulkan getaran bila dibaca. Begitu pula ketika
diwaqafkan pada akhir kata atau kalimat. Pantulan bunyi yang ditimbulkan akan
terdengar jelas.
Pada huruf qalqalah lain juga berlaku hukum bacaan seperti ini. Huruf-huruf tersebut
akan menghasilkan getaran atau pantulan ketika di baca.