Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM MIM MATI / SUKUN DAN HUKUM IDGHAM

Dosen Pengajar: Muhammad Riswan L.c

Disusun Oleh:

Ahmad Sazalli
2023122809

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN 2024 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
perkenannya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam
dan shalawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW,
keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran
beliau.
Penulis mengharapkan semoga makalah yang berjudul “Hukum Mim Mati/Sukun
Dan Hukum Idgham” ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, baik dikalangan
Mahasiswa maupun dikalangan masyarakat umumnya.
Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula dengan makalah ini, kritik dan
saran sangat saya harapkan agar bisa membuat sebuah karya tulis yang lebih baik lagi
kedepannya.

Kandangan, April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
A. Pengertian Tajwid .................................................................................................. 2
B. Hukum Mim Mati / Sukun .................................................................................... 2
C. Idgham ................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tajwid adalah ilmu untuk mempelajari Al-Qur’an, dengan adanya ilmu
tersebut maka kita yang awam dan baru masuk Islam bisa mempelajari Al-Qur’an
dengan mudah. Di dalam Ilmu Tajwid ada beberapa hukum bacaan Al-Qur’an yang
sudah ditetapkan agar mudah mempelajarinya.
Dengan adanya ilmu tersebut, maka diharapkan seluruh umat Islam yang ada
di dunia khususnya di Indonesia agar mudah mempelajari ilmu Al-Qur’an dengan
benar, fasih dan tidak salah melafalkannya. Dari latar belakang diatas tersebut, maka
disini penulis akan membahas makalah yang berjudul tentang Hukum Mim
Mati/bersukun dan idgham.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ilmu Tajwid?
2. Apa Pengertian Mim Sukun?
3. Apa Saja Hukum Idgham?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Ilmu Tajwid
2. Untuk mengetahui Pengertian Mim Sukun
3. Untuk mengetahui Saja Hukum Idgham

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tajwid

Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan yang
artinya membaguskan atau membuat jadi bagus.

Sedangkan pengertian tajwid menurut istilah adalah ilmu pengetahuan


tentang tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan tertib sesuai makhrajnya,
panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan madnya serta
titik komanya yang telah diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya sehingga
menyebar luas dari masa ke masa.1

B. Hukum Mim Mati / Sukun

Mim mati adalah huruf mim yang tidak berharokat, memiliki tanda baca yaitu
sukun. Hukum mim mati adalah cara membaca mim ketika bertemu dengan huruf
hijaiyyah baik washol maupun waqof. Mim mati apabila bertemu dengan huruf
Hijaiyyah cara bacanya sama dengan hukum nun mati atau tanwin, ada yang dibaca
dengung, jelas, dan ada pula yang samar.2

Hanya saja yang membedakan keduanya adalah terletak pada bibir. Kalau
nun mati atau tanwin tidak melaui dua bibir, sementara mim mati melalui dua bibir,
mim yang sakin tidak dapat jatuh sebelum huruf mad karena akan terjadi pertemuan
dua huruf yang sakin dan hal ini mustahil terjadi dalam bahasa arab, karena tidak
dapat di baca dan di ucapkan.

Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan


baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu dengan

1
Sei H. Dt. Tombak Alam, Ilmu Tajwid ,(Jakarta:Amzah, 2009), h.1

2
http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html Di akses
pada 05 April 2024.

2
mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian setiap
lafazh di dalam Al-Qur’an, karena apabila salah penyebutan salah dalam ma’na.
Hukum mim mati dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Idzhar Syafawi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya.


Izh-har artinya jelas atau terang. Syafawi artinya bibir. Terjadinya izh-
har syafawi adalah jika mim mati ) ‫ ( ْم‬bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah
selain huruf mim ( ‫ ) م‬dan ba ) ‫) ب‬. Cara pengucapannya tidak boleh dengung
dan huruf mim sukun harus dibaca jelas dan baik.3
Dengan demikian, huruf Izh-har Syafawi adalah seluruh huruf Hijaiyah
selain Ba’ dan Mim.
Cara membaca Izh-har Syafawi harus jelas dan terang, yakni pada saat
menghadapkan huruf Mim dengan cara merapatkan bibir. Kejelasan
pengucapannya cukup satu ketukan, tidak boleh lebih. Karena jika lebih,
dikhawatirkan akan berubah menjadi Ikhfa’ atau Ghunnah.
Perhatian: Apabila huruf mim sukun ) ‫ ( ْم‬bertemu dengan huruf wau (
‫ ) و‬dan ( ‫ ) ف‬maka harus berhati-hati ketika membacanya, yakni dengan lebih
cepat serta lebih jelas tanpa gunnah. Sedikit pun mim mati tidak boleh
terpengaruh makhraj fa’ dan wawun walaupun makhrajnya berdekatan atau
sama.4
Contoh :
Huruf-huruf idzhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
‫اـتـثـجـحـخـدـذـرـزـسـشـصـضـطـظـعـغـفـقـكـلـن‬
‫ ھ –ي‬-‫ـوـ‬

3
Abu Nizam, Buku Pintar Al-Qur’an, (Jakarta: Kultum Media, 2008), h. 17.
4
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara
Aplikatif) (Jakarta Timur: Markaz Alqur’an, 2014), hal.89.

3
‫‪No Huruf‬‬ ‫‪Kalimat‬‬ ‫‪No Huruf‬‬ ‫‪Kalimat‬‬

‫‪1‬‬ ‫ا‬ ‫اِلَ ْي ُك ْم ا َ ْي ِديَ ُه ْم‬ ‫‪14‬‬ ‫ض‬ ‫َوا ْمضُوا‬

‫‪2‬‬ ‫ت‬ ‫لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْونَ‬ ‫‪15‬‬ ‫ط‬ ‫لَ ُه ْم َ‬


‫طعَام‬

‫‪3‬‬ ‫ث‬ ‫ا َ ْمثَالَ ُك ْم‬ ‫‪16‬‬ ‫ظ‬ ‫ظنَنت ُ ْم َ‬


‫ظ َّن‬ ‫السَّوءِ َ‬

‫‪4‬‬ ‫ج‬ ‫ي‬ ‫ا َ َّن لَ ُه ْم َجنّٰ ٍ‬


‫ت تَ ْج ِر ْ‬ ‫‪17‬‬ ‫ع‬ ‫َولَ ُه ْم َ‬
‫عذَاب‬

‫‪5‬‬ ‫ح‬ ‫علَ ْي ِه ْم َحافِظِ يْنَ‬


‫َ‬ ‫‪18‬‬ ‫غ‬ ‫َما ُء ُك ْم غ َْو ًرا‬

‫‪6‬‬ ‫خ‬ ‫ھُ ْم َحي ُْر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ‫‪19‬‬ ‫ف‬ ‫لَ ُه ْم فِ ْي َها‬

‫‪7‬‬ ‫د‬ ‫ار ْاْلخِ َر ِة‬


‫لَ ُه ْم دَ ُ‬ ‫‪20‬‬ ‫ق‬ ‫َرأَ ْوھُ ْم قَالُ ْوا‬

‫‪8‬‬ ‫ذ‬ ‫َربُّ ُك ْم ذُ ْوا َر ْح َم ٍة‬ ‫‪21‬‬ ‫ك‬ ‫مِ ْن ُه ْم َك ْم لَبِثْت ُ ْم‬

‫‪9‬‬ ‫ر‬ ‫اِي ِْلف ِه ْم ِر ْحلَةَ‬ ‫‪22‬‬ ‫ل‬ ‫ظلَ ُم ْوا‬


‫ھُ ْم لَ َّما َ‬

‫‪10‬‬ ‫ز‬ ‫س َماْ ُء‬


‫اَ ْم زَ َّينّا ال ّ‬ ‫‪23‬‬ ‫ن‬ ‫اَلَ ْم نَ ْج َع ْل‬

‫‪11‬‬ ‫س‬ ‫فَ ْوقَ ُك ْم َ‬


‫س ْبعًا‬ ‫‪24‬‬ ‫و‬ ‫بِ ِه ْم َويَ ُمدُّھُ ْم‬

‫‪12‬‬ ‫ش‬ ‫ھُ ْم ش َُّر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ‫‪25‬‬ ‫ھ‬ ‫ُر َو ْيدًا اَ ْم ِه ْل ُه ْم‬

‫‪13‬‬ ‫ص‬ ‫ا ِْن ُك ْنت ُ ْم َ‬


‫صا ِد ِقيْنَ‬ ‫‪26‬‬ ‫ي‬ ‫لَعَلَّ ُه ْم يَتَذَ َّك ُر ْونَ‬

‫‪2. Ikhfa’ Syafawi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya.‬‬


‫‪Ikhfa’ artinya samar, Syafawi artinya bibir. Ikhfa’ syafawi hanya terjadi‬‬
‫‪apabila memenuhi tiga syarat sebagai berikut:‬‬
‫‪a. Apabila ba’ berada setelah mim yang mati‬‬
‫‪b. Terjadi diantara dua kata‬‬
‫‪c. Terjadi proses ghunnah‬‬

‫‪4‬‬
Apabila mim mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni
menyamarkan mim mati karena dengungan (gunnah).5 Dinamakan syafawi karena
makhraj mim dari syafah/bibir, ketika bertemu dengan huruf ba. Mim sukun
dilafalkan samar menjadi gunnah dan ditahan 3 harakat. Cara membacanya
samar-samar, artinya pada saat membaca mim sukun disamarkan dan terdengar
seperti didengungkan (gunnah).6
Contoh:

7
‫ا َِّن َربّ ُه ْم ِب ِه ْم يَ ْو َمئِ ٍذ لَّ َخ ِبيْر‬

8
‫عمِ لُ ْوا‬
َ ‫َو َي ْو َم ي ُْر َجعُ ْونَ اِلَ ْي ِه فَيُنَ ِبّئ ُ ُه ْم ِب َما‬
9
‫َو َما قَ ْو ُم لُ ْوطٍ ِ ّم ْن ُك ْم ِب َب ِع ْي ٍد‬

10
‫صبَ ُر ْوا َجنَّةً َّو َحري ًْرا‬
َ ‫َوجز ى ُه ْم بِ َما‬
11
‫ار ٕة ِ ّم ْن ِس ِ ّجي ْٕل‬
َ ‫ت َْر مِ ْي ِه ْم بِحِ َج‬
12
َ ّٰ ‫اَلَ ْم يَ ْعل ْم بِا َ َّن‬
‫ّٰللا يَ َرى‬

13
َ َ‫علَ ْي ِه ْم َربُّ ُه ْم ِبذَ ْن ِب ِه ْم ف‬
‫س ّٰوى َها‬ َ ‫فَدَ ْم‬
َ ‫دم‬

3. Idgham Mimmi, Syarat, Huruf dan Cara Membacanya


Idgham mimmi disebut juga idgham mutamatsilain. Dinamakan idgham
mimmi karena dalam proses idghomnya huruf mim dimasukkan kepada huruf
mim pula. Dan disebut Mutamatsilain karena huruf yang berhadapan sama, baik
makhroj maupun sifatnya.

5
Muhammad Mahmud, Hidayatul Mustafid, (Medan: Sumber Ilmu Jaya), h. 9.
6
Abu Ali Zainal Abidin, Pelajaran Tajwid, ( Jakarta, CV. Raja Publishing), h. 2‫ا‬0.
7
Q.S. Al- ‘Adiyat ayat 11.
8
Q.S. An-Nur ayat 64.
9
Q.S. Hud ayat 89.
10
Q.S. Al-Insan ayat 12.
11
Q.S. Al-Fil ayat 4.
12
Q.S. Al-Alaq ayat 14.
13
Q.S. Asy-Syams ayat 14.

5
Idgham artinya melebur atau memasukkan huruf sukun kedalam huruf
berharakat setelahnya. Idgham Mislain apabila mim mati bertemu dengan huruf
mim yang berharakat.
Huruf idgham mimmi hanya satu, yaitu mim. Cara pengucapannya harus
diseratai dengan gunnah (dengung) dengan memasukkan huruf mim mati kedalam
huruf mim sesudahnya. Cara membaca Idgham mimmi ialah dengan memasukkan
suara mim yang mati kepada mim yang berharakat yang ada dihadapannya.
Kemudian suara diidghomkan secara sempurna tiga harakat dengan suara
Ghunnah yang keluar dari pangkal hidung.14
Contoh:
15
َ‫ض ۬ين‬ َ ‫ت َربّ ِه ْم اِالَّ كَانُ ْوا‬
ِ ‫ع ْن َها ُم ْع ِر‬ ٍ ‫َو َمات َأْت ِ۬يهم۬ ِ ّم ْن آي‬
ِ ‫ت ِ ّم ْن آي‬
16 ْ َ ‫ِي أ‬
ٍ‫طعَ َم ُه ْم ِ ّم ْن ُجوعٍ َّوآ َمنَ ُه ْم ِ ّم ْن خ َْوف‬ ٓ ‫الَّذ‬
17
َ‫ُكلُ ْوا َوت َ َمتَّعُ ْوا قَ ِل ْيالً اِنَّ ُك ْم ُّم ْج ِر ُم ْون‬
18
‫س ْعيُ ُك ْم َّم ْش ُك ْو ًرا‬
َ َ‫َو َكان‬
19
َ‫ّٰللا ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ص ِد ِقيْن‬
ِ ّٰ ‫ش َهدَآ َء ُك ْم ِ ّم ْن د ُْو ِن‬
ُ ‫َوادْع ُْوا‬
20
َ‫َو َماكانَ ا َ ْكث َ ُرھُ ْم ُّمٶْ مِ نِيْن‬
َ ْ‫ع َل ْي ِه ْم ُّمؤ‬
‫صدَة‬ َ ‫اِنَّ َها‬
21

C. Idgham

Hukum idgham ialah tiga hukum yang muncul tatkala dua huruf yang sama,
sejenis, atau berdekatan makhraj atau sifat-sifatnya saling berhadapan. Tiga hukum
tersebut ialah:

14
Ahmad Muzammil, Panduan Tahsin Tilawah, (Ciputat Tangerang: Ma’had Alqur’an Nurul
Hikmah, 2015), h. 48.
15
Q.S. Al-An’am ayat 4
16
Q.S. Quraisy ayat 4
17
Q.S. Al-Mursalat ayat 46.
18
Q.S. Al-Insan ayat 22.
19
Q.S. Al-Baqarah ayat 23.
20
Q.S. Asy-Syu’ara’ ayat 158.
21
Q.S. Al-Humaza ayat 8.

6
a) Idgham mutamatsilain
Yang dinamakan Idgham mutamatsilain adalah bertemunya dua huruf yang
sama, baik makhraj maupun sifatnya. Cara membacanya ialah dengan
memasukkan huruf yang pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi
satu huruf dalam pengucapan, bukan dalam tulisan. Contoh:22

b) Idgham mutajanisain
Yang dinamakan idgham mutajanisain adalah apabila dua huruf bertemu,
sama makhraj tetapi beda sifatnya. Huruf-huruf yang termasuk ke dalam
idgham mutajanisain ialah: ‫ م ب ت ط د ذ ظ ث‬contohnya :

22
Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid, Praktis dan Lengkap (Jakarta: Bintang Terang, 1988), h.
12-14

7
c) Idgham mutaqaribain
Yang dinamakan idgham mutaqaribain adalah apabila berhadapan dua huruf
yang makhrajnya berdekatan dan sifatnya berlainan atau berdekatan.
Contoh.:23

23
Ibid., h. 14

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian mim
mati ada tiga yaitu idgham mislain, ikhfa syafawi, idzhar syafawi. Idgham mislain
adalah apabila mim mati bertemu dengan huruf mim yang berharakat. Cara
pengucapannya harus disertai dengan gunnah (dengung), Ikhfa Syafawi apabila mim
mati bertemu dengan huruf (‫)ب‬, harus dibaca ikhfa, yakni menyamarkan mim mati
karena dengungan (gunnah). Idzhar Syafawi Jika mim mati bertemu dengan huruf-
huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ‫ ) م‬dan ba ) ‫ ) ب‬membacanya tidak boleh dengung
dan huruf mim sukun harus dibaca jelas dan baik.

Tujuan mempelajarinya adalah agar kita dapat membaca Al-Qur’an


dengan baik dan fasih sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, selain itu
dengan mempelajari hukum mim mati kita lebih terjaga dari kesalahan dan pengertian
setiap lafazh di dalam Al-Qur’an, dan dengan mengetahui hukum mim mati kita dapat
mengklasifikannya mana yang dibaca samar-samar, jelas dan dengung karena apabila
salah penyebutan salah dalam ma’na.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Abu Ali zainal. Pelajaran Tajwid, Jakarta: CV. Raja Publishing.

http://ukhtyanissa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-hukum-bacaan-mim-mati.html
Diakses pada 05 April 2024

Mahmud, Muhammad. Hidayatul Mustafid. Medan: Sumber Ilmu Jaya.

Muzammil, Ahmad. 2015. Panduan Tahsin Tilawah. Ciputat Tangerang: Ma’had


Alqur’an Nurul Hikmah.

Nizam, Abu. 2008. Buku Pintar Al-Qur’an. Jakarta: Kultum Media.

Rauf, abdul Aziz abdur. 2014. Pedoman Daurah Alqur’an (Kajian ilmu Tajwid Disusun
secara Aplikatif) Jakarta Timur: Markaz Al-Qur’an.

Soenarto, Ahmad. 1988. Pelajaran Tajwid, Praktis dan Lengkap. Jakarta: Bintang Terang.

10

Anda mungkin juga menyukai