Dosen Pengampu:
Diana,M.Pd.I
Disusun oleh :
Kelompok 3
Kelas : 3E
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Hukum bacaan gunnah ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Diana,M.Pd.I
Selaku dosen mata kuliah Tahsinul Quran yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang hukum nun mati dan tanwin. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Wassalamualaikum Wr,Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
C. Syarat Gunnah...............................................................................................5
D. Macam-Macam Gunnah................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kitab suci yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari
kehidupan umat Islam.Hadirnya al-Quran menjadi petunjuk bagi manusia agar
tidak terjerumus dalam kesesatan menjadi pedoman agar selalu berada dalam jalan
kebenaran menjadi cahaya agar tidak terjebak dalam kebodohan, serta menjadi
obat bagi setiap hati yang merindukan ketenangan. Al-Quran al-karim merupakan
pengikat antara Rabb dengan hamba-Nya. Sudah seharusnya bagi orang yang
mengaku dirinya Islam lebih giat lagi untuk berinteraksi dengan kitab suci al-
Quran, mulai dari membaca, mempelajari, memahami,hingga mengamalkannya.
di dalam cara membaca al-qur'an terdapat ilmu tajwid, tajwid itu sendiri
secara bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah
mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan
mustahaknya.Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu
bersamanya seperti sifat al-jahr, isti’la, istif’al, dan sebagainya di dalam tajwid
terdapat hukum bacaan gunnah yaitu dibaca dua harakat atau dua ketukan. Cara
membacanya yakni dengan menekan huruf Mim dan Nun yang bertasydid.Bacaan
ghunnah atau dengung terjadi jika mendapati huruf Mim dan Nun bertasydid.
B. RUMUSAN MASALAH
iv
C. TUJUAN MASALAH
v
BAB II
PEMBAHASAN
Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ) ّنatau Mim di-
Tasydid ( ) ّمadalah disebut ghunnah ( ُ ) ْال ُغنَّةoleh karenanya ia harus dibaca
dengan ghunnah (dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta ada
sentuhan janur hidung/induk hidung (Al-Khaisyum) Setiap mim dan nun yang
bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat. Adapun mengenai ukuran
lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya dengan cara menutup jari
atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat. Imam Al-Jamzuri mengatakan:
َو ُغ َّن ِم ْي ًما ثُ َّم نُوْ نًا ُش ِّددَا * َو َس ِّم ُكاًّل َحرْ فَ ُغنَّ ٍة بَدا
“Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang bertasydid. Dan sebutlah
masing-masing sebagai huruf ghunnah”1.
1
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Al-Qur’an (Jakarta:markaz al-Qur’an,
2014), hal 95
vi
dimasukan / perpadu kedalam nun yang kedua, maka terjadilah
satu huruf yang bertasydid contoh :
بَِأ َّن َربَّكَ َأوْ َحى لَهَا2
Pada lafadz َواَ َّمcara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid
sebanyak dua harakat Karena lafadz tersebut merupakan ghunnah musyaddadah.
ْ ََو َم ْن ا
ظلَ ُم ِم َّم ْن َّمنَ َع َم ٰس ِج َد
2
Ahmad Fathoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta,
2014), hal 48
vii
Surat Al Baqarah ayat 3
َز ْي ٌز هّٰلل م ْن قَ ْب ُل هُدًى لِّلنَّا س واَ ْن َزل ْالفُرْ قَا نَ ۗ ا َّن الَّذ ْينَ َكفَرُوْ ا ب ٰا ٰي هّٰللا
ِ ت ِ لَهُ ْم َع َذا بٌ َش ِد ْي ٌد ۗ َوا ُ ع ِ ِ ِ ِ َ َ ِ ِ
ۗ ُذو ا ْنتِقَا ٍم
C. Syarat Gunnah
3
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-cara-membaca-dan-contoh-bacaan-
ghunnah-musyaddadah-dalam-alquran-1wcckHmHc5b
4
https://mudrikaidan.blogspot.com/2019/01/syarat-ghunnah.html?m=1
viii
D. Macam-Macam Gunnah
iqlab, yaitu jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba
ٌ َع َذ.
contohnya: اب اَلِ ْي ٌم بِ َما
ikhfa haqiqi, yaitu jika ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan 15
huruf ( )ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك, contohnya: َءاَ ْن َذ ْرتَ ُه ْم اَ ْم لَ ْم تُ ْن ِذ ْر ُه ْم.
ikhfa syafawi, yaitu jika ada mim sukun bertemu dengan huruf ba,
contohnya: َ َو َما ُه ْم بِ ُمْؤ ِمنِيْن.
ix
3. Ghunnah naqishah dan Contoh
idzhar halqi, jika ada nun sukun atau tanwin bertemu أ ح خ ع غ ه,
contohnya: س َو ۤا ٌء َعلَ ْي ِه ْم
َ .
idzhar syafawi, yaitu saat ada mim sukun bertemu dengan selain huruf
mim dan ba, contohnya: َاَ ْم لَ ْم تُ ْن ِذ ْر ُه ْم اَل يُْؤ ِمنُ ْون.
5
Hermanto Wicaksana, 2 april 2020 https://www.pinhome.id/blog/pengertian-ghunnah-
secara-bahasa-dan-istilah-tingkatan-contohnya/ diakses pada 28 september 2022 pukul 20:43
x
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ) ّنatau Mim di-
Tasydid ( ) ّمadalah disebut ghunnah ( ُ ) ْال ُغنَّةoleh karenanya ia harus dibaca
dengan ghunnah (dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta
ada sentuhan janur hidung/induk hidung (Al-Khaisyum) Setiap mim dan nun
yang bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat. Adapun
mengenai ukuran lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya
dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat.
B. Saran
xi
DAFTAR PUSTAKA
https://mudrikaidan.blogspot.com/2019/01/syarat-ghunnah.html?m=1
xii