Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM BACAAN GUNNAH

( Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tahsinul Qur’an )

Dosen Pengampu:

Diana,M.Pd.I

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Hilman Andrian 2111030140


2. Sherly Angraini Putri 2111030175

Kelas : 3E

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Hukum bacaan gunnah ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Diana,M.Pd.I
Selaku dosen mata kuliah Tahsinul Quran yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang hukum nun mati dan tanwin. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya.sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Wassalamualaikum Wr,Wb

Bandar Lampung ,25 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1

C. TUJUAN MASALAH..................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Hukum bacaan gunnah................................................................3

B. Contoh Hukum Bacaan Gunnah..................................................................4

C. Syarat Gunnah...............................................................................................5

D. Macam-Macam Gunnah................................................................................6

BAB III....................................................................................................................8

PENUTUP................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Quran adalah kitab suci yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari
kehidupan umat Islam.Hadirnya al-Quran menjadi petunjuk bagi manusia agar
tidak terjerumus dalam kesesatan menjadi pedoman agar selalu berada dalam jalan
kebenaran menjadi cahaya agar tidak terjebak dalam kebodohan, serta menjadi
obat bagi setiap hati yang merindukan ketenangan. Al-Quran al-karim merupakan
pengikat antara Rabb dengan hamba-Nya. Sudah seharusnya bagi orang yang
mengaku dirinya Islam lebih giat lagi untuk berinteraksi dengan kitab suci al-
Quran, mulai dari membaca, mempelajari, memahami,hingga mengamalkannya.

di dalam cara membaca al-qur'an terdapat ilmu tajwid, tajwid itu sendiri
secara bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah
mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan
mustahaknya.Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu
bersamanya seperti sifat al-jahr, isti’la, istif’al, dan sebagainya di dalam tajwid
terdapat hukum bacaan gunnah yaitu dibaca dua harakat atau dua ketukan. Cara
membacanya yakni dengan menekan huruf Mim dan Nun yang bertasydid.Bacaan
ghunnah atau dengung terjadi jika mendapati huruf Mim dan Nun bertasydid.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian hukum bacaan gunnah ?


2. Apa saja contoh hukum bacaan gunnah ?
3. Apa saja syarat gunnah ?
4. Apa saja macam –macam gunnah ?

iv
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian hukum bacaan gunnah.


2. Untuk mengetahui contoh hukum bacaan gunnah.
3. Untuk mengetahui syarat gunnah.
4. Untuk mengetahui macam-macam gunnah.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum bacaan gunnah

Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ‫ ) ّن‬atau Mim di-
Tasydid ( ‫ ) ّم‬adalah disebut ghunnah ( ُ‫ ) ْال ُغنَّة‬oleh karenanya ia harus dibaca
dengan ghunnah (dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta ada
sentuhan janur hidung/induk hidung (Al-Khaisyum) Setiap mim dan nun yang
bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat. Adapun mengenai ukuran
lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya dengan cara menutup jari
atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lambat. Imam Al-Jamzuri mengatakan:

‫َو ُغ َّن ِم ْي ًما ثُ َّم نُوْ نًا ُش ِّددَا * َو َس ِّم ُكاًّل َحرْ فَ ُغنَّ ٍة بَدا‬

“Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang bertasydid. Dan sebutlah
masing-masing sebagai huruf ghunnah”1.

 Pembagian Huruf Ghunnah


a. Mim Tasydid ( ‫ ) ّم‬Mim tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang
pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama
dimasukan / berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah
satu huruf yang bertasydid contoh :

َ‫َع َّم يَتَسآ َءلُوْ ن‬

b. Nun Tasydid ( ‫ ) ّن‬Nun Tasydid berasal da 2 rihuruf nun, yang


pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama

1
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Al-Qur’an (Jakarta:markaz al-Qur’an,
2014), hal 95

vi
dimasukan / perpadu kedalam nun yang kedua, maka terjadilah
satu huruf yang bertasydid contoh :
‫بَِأ َّن َربَّكَ َأوْ َحى لَهَا‬2

B. Contoh Hukum Bacaan Gunnah

 Surat Al Baqarah ayat 12

َ‫اَآَل اِنَّهُ ْم هُ ُم ْال ُم ْف ِس ُدوْ ن‬

Pada lafadz ‫ اِنَّهُ ْم‬merupakan bacaan ghunnah musyaddadah. Sehingga cara


bacanya adalah nun tasydid didengungkan kira-kira dua harakat.

 Surat Yasin ayat 31

َ‫ْالقُرُوْ ِن اَنَّهُ ْم اِلَ ْي ِه ْم اَل يَرْ ِجعُوْ ن‬

Lafadz ‫ اَنَّهُ ْم‬hukumnya adalah ghunnah musyaddadah. Cara bacanya adalah


nun tasydid didengungkan kira-kira dua harakat.

 Surat Al Jatsiyah ayat 31

‫َواَ َّما الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ۗا‬

Pada lafadz ‫ َواَ َّم‬cara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid
sebanyak dua harakat Karena lafadz tersebut merupakan ghunnah musyaddadah.

 Surat Al Baqarah ayat 114

ْ َ‫َو َم ْن ا‬
‫ظلَ ُم ِم َّم ْن َّمنَ َع َم ٰس ِج َد‬

Lafadz ‫ َّمنَˆ َع‬hukumnya adalah ghunnah musyaddadah Cara bacanya adalah


mim tasydid didengungkan kira-kira dua harakat.

2
Ahmad Fathoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta,
2014), hal 48

vii
 Surat Al Baqarah ayat 3

َ‫ب َو يُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َو ِم َّما َر َز ْق ٰنهُ ْم يُ ْنفِقُوْ ن‬


ِ ‫ۙ الَّ ِذ ْينَ يُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ْل َغ ْي‬

Pada lafadz ‫ َو ِم َّما‬cara bacanya adalah dengan mendengungkan mim tasydid


sebanyak dua harakat Karena lafadz tersebut merupakan ghunnah musyaddadah.

 Surat Ali Imran ayat 4

‫َز ْي ٌز‬ ‫هّٰلل‬ ‫م ْن قَ ْب ُل هُدًى لِّلنَّا س واَ ْن َزل ْالفُرْ قَا نَ ۗ ا َّن الَّذ ْينَ َكفَرُوْ ا ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ لَهُ ْم َع َذا بٌ َش ِد ْي ٌد ۗ َوا ُ ع‬ ِ ِ ِ ِ َ َ ِ ِ
‫ۗ ُذو ا ْنتِقَا ٍم‬

Lafadz ‫ لِّلنَّا‬hukumnya adalah ghunnah musyaddadah Cara bacanya adalah nun


tasydid didengungkan kira-kira dua harakat.

 Surat An Nisa ayat 1

‫ٰۤيـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم‬

Pada lafadz ‫ النَّا‬cara bacanya adalah dengan mendengungkan nun tasydid


sebanyak dua harakat. Karena lafadz tersebut merupakan ghunnah musyaddadah.3

C. Syarat Gunnah

Ada 4 syarat gunnah yaitu :

 Lisan harus menempel pada gigi atas dan bawah


 Nafas harus mengisi bagian dalam mulut (mulut tertutup )
 Tidak boleh terdengar suara ketika menghisap nafas
 Tidak boleh terdengar suara ketika menghembuskan nafas kecuali
berbunyi gunnah4

3
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-cara-membaca-dan-contoh-bacaan-
ghunnah-musyaddadah-dalam-alquran-1wcckHmHc5b
4
https://mudrikaidan.blogspot.com/2019/01/syarat-ghunnah.html?m=1

viii
D. Macam-Macam Gunnah

Berikut ini macam-macam ghunnah berdasarkan tingkatannya:

1. Ghunnah Akmal dan Contohnya

Pembagian gunnah yang pertama adalah ghunnah akmal, yaitu ghunnah


yang paling sempurna tingkatannya.

Ghunnah akmal terdapat pada

 ghunnah musyaddadah jika ada nun bertasydid atau mim bertasydid


contoh : ‫ ٰا َمنَّا‬,‫و ِم َّما‬.
َ
 idgham bighunnah: jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ‫ي‬

‫ن م و‬, contohnya: ‫ َم ْن يَّقُوْ ُل‬,‫شا َوةٌ َّولَهُ ْم‬


َ ‫ ِغ‬,‫هُدًى ِّم ْن‬, .
 idgham mimi, jika ada mim mati bertemu dengan mim, contohnya: ‫ي‬
ْ ِ‫ف‬
ۙ ‫قُلُوْ بِ ِه ْˆم َّم َر‬.
ٌ‫ض‬
 idgham mutaqaribain, contohnya: ‫ارْ كَبْ َم َعنَا‬
 idgham syamsiyah khusus al ta’rif bertemu dengan nun, contohnya: َ‫َو ِمن‬
ِ ‫النَّا‬.
‫س‬

2. Ghunnah Kamilah dan contohnya

Tingkatan ghunnah yang kedua adalah kamilah, yaitu berdengung secara


sempurna, namun tingkatnya masih di bawah akmal.

Kamilah artinya sempurna. Ghunnah kamilah terdapat pada:

 iqlab, yaitu jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba
ٌ ‫ َع َذ‬.
contohnya: ‫اب اَلِ ْي ٌم بِ َما‬
 ikhfa haqiqi, yaitu jika ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan 15
huruf (‫ )ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك‬, contohnya: ‫ َءاَ ْن َذ ْرتَ ُه ْم اَ ْم لَ ْم تُ ْن ِذ ْر ُه ْم‬.
 ikhfa syafawi, yaitu jika ada mim sukun bertemu dengan huruf ba,
contohnya: َ‫ َو َما ُه ْم بِ ُمْؤ ِمنِيْن‬.

ix
3. Ghunnah naqishah dan Contoh

Tingkatan ghunnah selanjutnya adalah ghunnah naqishah yang artinya


berdengung dengan tidak sempurna. Ghunah naqishah ini terjadi jika adan nun
sukun, tanwin, atau mim dibaca idzhar.

Jadi, ghunah naqishah terdiri dari:

 idzhar halqi, jika ada nun sukun atau tanwin bertemu ‫أ ح خ ع غ ه‬,
contohnya: ‫س َو ۤا ٌء َعلَ ْي ِه ْم‬
َ .
 idzhar syafawi, yaitu saat ada mim sukun bertemu dengan selain huruf
mim dan ba, contohnya: َ‫اَ ْم لَ ْم تُ ْن ِذ ْر ُه ْم اَل يُْؤ ِمنُ ْون‬.

4. Ghunnah anqash dan contohnya

Tingkatan ghunah yang terakhir adalah anqash yang berarti berdengung


yang paling tidak sempurna, sangat tidak sempurna. Hal ini terjadi jika ada
nun atau mim berharakat, baik fathah, kasrah maupun dhammah.

َ ‫ نَ ْج َع ِل ااْل َ ْر‬,ِ‫ َع ِن النَّبَا‬5


Contohnya : ‫ نَ ْو َم ُك ْم‬,‫ض‬

5
Hermanto Wicaksana, 2 april 2020 https://www.pinhome.id/blog/pengertian-ghunnah-
secara-bahasa-dan-istilah-tingkatan-contohnya/ diakses pada 28 september 2022 pukul 20:43

x
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ‫ ) ّن‬atau Mim di-
Tasydid ( ‫ ) ّم‬adalah disebut ghunnah ( ُ‫ ) ْال ُغنَّة‬oleh karenanya ia harus dibaca
dengan ghunnah (dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta
ada sentuhan janur hidung/induk hidung (Al-Khaisyum) Setiap mim dan nun
yang bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat. Adapun
mengenai ukuran lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya
dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat.

Berikut ini macam-macam ghunnah berdasarkan tingkatannya: Pembagian


gunnah yang pertama adalah ghunnah akmal, yaitu ghunnah yang paling
sempurna tingkatannya. Tingkatan ghunnah yang kedua adalah kamilah, yaitu
berdengung secara sempurna, namun tingkatnya masih di bawah akmal.
Tingkatan ghunnah selanjutnya adalah ghunnah naqishah yang artinya
berdengung dengan tidak sempurna. Ghunah naqishah ini terjadi jika adan nun
sukun, tanwin, atau mim dibaca idzhar. Tingkatan ghunah yang terakhir
adalah anqash yang berarti berdengung yang paling tidak sempurna, sangat
tidak sempurna. Hal ini terjadi jika ada nun atau mim berharakat, baik fathah,
kasrah maupun dhammah.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila terdapat kesalahan kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun serta masukan yang bermanfaat dari para pembaca sekalian, agar
kami dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan
tersebut.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Al-Qur’an (Jakarta:markaz al-Qur’an,


2014), hal 95

Ahmad Fathoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ


Jakarta, 2014), hal 48

Hermanto Wicaksana, 2 april 2020 https://www.pinhome.id/blog/pengertian-


ghunnah-secara-bahasa-dan-istilah-tingkatan-contohnya/ diakses pada 28
september 2022 pukul 20:43
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-cara-membaca-dan-contoh-
bacaan-ghunnah-musyaddadah-dalam-alquran-1wcckHmHc5b

https://mudrikaidan.blogspot.com/2019/01/syarat-ghunnah.html?m=1

xii

Anda mungkin juga menyukai