GUNNAH MUSYADDAH
Dosen pengampu :
Mu’allimin M.Pd
Disusun oleh :
Raela Putri
Widiya Hadjiyati
Rodiyah
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami buat dengan waktu
yang telah ditentukan. Dan tak lupa juga kami ucapkan kepada pihak yang
terkait dalam pembuatan makalah.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon
saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan
terutama ilmu kami.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
kedepannya. Semoga Allah Subhanallahu wa ta’ala membalas kebaikan kalian
semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh
Penulis
kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................4
C. Tujuan penulisan makalah............................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Tasydid........................................................................................5
B. Pengertian Ghunnah......................................................................................5
C. Pembagian Huruf Ghunnah...........................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai landasan hidup manusia mamiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang lain. Al-Qur’an adalah kitab yang harus
dibaca, bahkan sangat dianjurkan untuk dijadikan sebagai bacaan harian. Allah
Swt menilainya sebagai ibadah bagi siapapun yang membacanya. Pahala yang
diberikan tidak dihitung per ayat atau perkata, melainkan per huruf, sebagaimana
dijelaskan Rasulullah saw:
َال َأُقْو ُل الـم َح ْر ٌف َو َلِكْن َأِلٌف َح ْر ٌف َو َالٌم َح ْر ٌف َو ِم ْيٌم َح ْر ٌف (رواه الترذى
"Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif adalah
satu huruf, lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian tasydid?
2. Apa yang di maksud ghunnah dan cara baca ghunnah?
3. Berapakah pembagian huruf gnunnah?
C. Tujuan penulisan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui hukum bacaan nun taydid dan mim tasydid.
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan hukum ilmu tajwid di dalam membaca al-
Qur’an
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasydid
Tasydid adalah harakat yang berbentuk huruf “W” atau seperti kepala huruf sin
yang di letakan diatas huruf arab. Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu
konsonan yang di tulis dengan symbol ganda.1
B. Pengertian Ghunnah
Ghunnah ialah apabila terdapat huruf Nun di-Tasydid ( ) ّنatau Mim di-Tasydid
( ) ّمadalah disebut ghunnah ( ) اْلُغ َّنُةoleh karenanya ia harus dibaca dengan ghunnah
(dengung) yang sempurna dengan tempo 2 harakat – serta ada sentuhan janur
hidung/induk hidung (Al-Khaisyum).2
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib di ghunnahkan sepanjang dua harakat.
Adapun mengenai ukuran lama ghunnahnya sebagai ulama qira’at menetapkannya
dengan cara menutup jari atau membukanya dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat. Imam Al-Jamzuri mengatakan:
َو ُغ َّن ِم ْيًم ا ُثَّم ُنْو ًنا ُش ِّدَدا * َو َسِّم ُك اًّل َح ْر َف ُغَّنٍة َبدا
“Dan ghunnahkanlah setiap mim dan nun yang bertasydid. Dan sebutlah masing-masing
sebagai huruf ghunnah”.3
1
Fathoni Ahmad, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014), hal 48
2
athoni Ahmad, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014), hal 48
3
Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Al-Qur’an (Jakarta:markaz al-Qur’an, 2014), hal 95
4
Ahmad Fathoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014), hal 48
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6
B. DAFTAR PUSTAKA
C. Ahmad Fathoni, Metode Maisura (Jakarta: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ
Jakarta, 2014)
D. Abdur Rauf Abdul Aziz, Pedoman Daurah Al-Qur’an (Jakarta: markaz al-
Qur’an, 2014)
7
8