PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ahkamul huruf adalah hubungan antara huruf yang mana ahkamul
huruf ini di bahas didalam ilmu tajwid beserta hal yang berkaitan
dengannya yaitu makhorijul huruf, ahkamul waqo’ wal iftida’dan yang
lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ahkamul huruf?
2. Apa saja istilah yang berkaitan dengan ahkamul huruf?
3. Apa yang dinaksud dengan hukum nun mati dan tanwin?
4. Apa yang dimaksud dengan hukum mim mati ?
5. Apa yang dimaksud dengan hukum nun dan mim musyaddadah?
6. Apa yang dimaksud dengan hukum ra?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ahkamul huruf serta
menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengannya,dan juga
mengetahui hukum nun mati dan tanwin serta hukum mim mati dan nun
dan mim musyaddadah serta hukum ra.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Izhar Halqi
Disebut Izhar halqi apabila bertemu dengan salah satu huruf izhar
maka cara melafazkan atau mengucapkannya harus jelas, apabila nun
mati atau tanwin bertemu dengan huruf Halqi (tenggorokan) misalnya :
alif atau hamzah()ء, ha’ ()ح, kha’ ()خ, ‘ain ()ع, ghain ()غ, dan ha’ ()ﮬ.
Izhar Halqi ini mempunyai arti dibaca jelas.
Contoh : ِ م ْن اَي,
ِ َع ْنه
2. Ikhfa’ haqiqi
Hukum bacaan ini apabila ada nun mati atau tanwin bertemu
dengan huruf-huruf seperti ta’()ت, tha’ ()ث, jim ()ج, dal ()د, dzal ()ذ, zai ()ز,
sin ()س, syin ()ش, sod ()ص, dhod ()ض, , fa’ ()ف, qof ()ق, dan kaf ()ك, maka
ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham).
Contoh: ا َ ْن َجا َءه,فَت َ ْنفَعَه,
3. Idgham
Idhgam adalah memasukkan atau meleburkan bunyi nun mati atau
tanwin kepada salah satu huruf idgam bighunnah atau idgham bila
ghunnah.
Hukum bacaan mim dan nun tasydid adalah wajib al-ghunnah yang
memiliki makna bahwa orang yang membacanya di wajibkan untuk
mendengungkan bacaannya. Atau huruf yang memiliki sifat khusus yang
tidak dimiliki oleh huruf lain, yaitu sifat ghunnah, yang artinya
dengung. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah
didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang
memiliki tanda syadda atau bertasydid ( مdan )ن.
Cara membacanya:
· Huruf Mim dan Nun bertasydid yang terdapat diawal dan
ditengah suku kalimah, didengungkan bunyinya dengan
dengung sempurna, selama dua harkat, sebelum membaca
huruf berikutnya.
· Huruf Mim dan Nun bertasydid yang terdapat di akhir suku
kalimah, dan si pembaca bermaksud hendak wakaf di kalimah
itu, harus disengungkan bunyinya dengan dengung yang
sempurna selama dua harkat, sebelum memutuskan nafas.[3]
Contoh: اِنَّ َها, اَنَّا, َواَ َّما
Contoh: ,ٱرْجِعﻮْا
Contoh: مِﺮْصَاﺪ
f. huruf ra’ itu mati mati, tetapi posisinya sebagai fa fai’il seperti.
ِ َِّمنَ الن
Contoh: شَك ْو ِر,ار
Contoh: رِجَال
b. huruf ra’ yg sebelumnya terdapat mad lain
Contoh: خَﻴْﺮ
Contoh: فِﺮْعَﻮﻦ
d. Ra’ itu dimatikan karena wakaf, sebelumnya ada huruf mati dan
sebelum huruf mati itu berbaris di bawah.
3. Bacaan ra’ yg harus di kasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra’
yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian
berjumpa dengan salah satu huruf isti’la’.
Contoh: فِﺮْق
Isti’la’ ()اسﺘعﻼ ﺀ: terdapat tujuh huruf yaitu kha’ ()خ, sod ()ص, dhad ()ض,
tha ()ط, qaf ()ق, dan zha ()ظ.[4]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam ilmu tajwid terdapat pembahasan yaitu ahkamul huruf yang
mana di dalamnya dibahas hubungun antar huruf,yang berkaitan di
dalmnya yaitu hal yang berkaitan dengan hukum bacaan nun mati atau
tanwin, hukum bacaan mim mati serta juga hukum bacaan nun atau mim
musyaddah ( tasydid), dan hukum bacaan pada huruf ra, yang mana
hukum bacaan nun mati atau tanwin menghasilkan 4 hukum bacaan yaitu,
izdhar halqi, ikhfa hakiki, idqham( bighunnnah dan bila ghunnah) dan iqlab,
sedangkan hukum mim matimenghasilkan 3 hukum bacaan yaitu, idghan
mimmi atau idgham mutamatsilain, ikhfa syafawi, dan izhar syafawi, dan
seterusnya hukum bacaan ra’ yang menghasilkan 3 hukum bacaan yaitu,
tafkhim ( ditebalkan), tarqiq ( ditipiskan), wajhain (boleh 2 macam), maksud
ditebalkan atau ditipiskan disisni adalah bunyi bacaannnya.
B. SARAN
Sebagai manusia biasa, pemakalah menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu pemakalah
memohon maaf kepada pembaca atas kekurangan yang terjadi dan
mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pemakalah sendiri.
[1] http://www.duniahq.com/2016/04/hukum-bacaan-tajwid-beserta-
contoh
[2]Ust. Acep lim abd urrahman, Ilmu tajwid lengkap, (Bandung: CV
h.48