Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SITI RAHMAYANI RAHMAN

NIM : 19.62202.044

PRODI : AKUNTANSI SYARIAH

FIIL MA’ALUM DAN MAJHUL

1. Pengertian Fi’il Ma’lum ‫الفعل المعلوم‬

Fi’il Ma’lum adalah kata kerja yang disebutkan pelakunya atau kata kerja yang
mengandung makna mengerjakan sesuatau.

Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja aktif, yang kata kerjanya
berawalan me/ber.

Contoh: ahmad membuka pintu : kata “membuka” disebut kata kerja aktif.

Perhatikan contoh berikut:

‫س‬ َ ‫َكت‬
َ ‫َب َم َح َّمدٌ الد َّْر‬ : artinya Muhammad menulis pelajaran

َ ‫ َكت‬menulis) adalah fi’il ma’lum (kata kerja aktif) sedangkan Fa’il atau pelakunya
Fi’il (:‫َب‬
adalah Muhammad yang bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni menulis).

Contoh kata kerja aktif lainnya:

Membaca : َ ‫قَ َرأ‬

َ ‫َب َح‬
Mencari :‫ث‬

Bermain َ ‫لَ ِع‬


:‫ب‬

َ َ ‫سا‬
Bertanya :‫ل‬ َ
Contoh:

‫ض ِعيإفًا‬ ِ ‫هللا إ‬
َ ‫اْلنإ‬
َ َ‫سان‬ ُ َ‫َخلَق‬

ُ ‫يَ إكتُبُ الإ ُمد َِر‬


َ ‫س ال َّدرإ‬
‫س‬

َ ‫عا ِم ٌر أَ إح َم َد‬
‫طعَا ًما‬ َ ‫أَ إع‬
َ ‫طى‬

Terjemah:

Allah menciptakan manusia dalam keadaan lemah.

Guru menulis pelajaran.

Amir memberi makanan kepada Ahmad.

2. Pengertia Fi’il Majhul ‫الفعل المجهول‬

Fi’il Majhul adalah kata kerja yang pelakunya tidak disebutkan dalam kalimat, tetapi kata
kerja tersebut dibuang karena suatu tujuan berikut :

• Adakalanya untuk menyingkat karena berpegang kepada kecerdasan pendengar

• Adakalnya fa’ilnya sudah dimaklumi

• Adakalnya karena dikhawatirkanter terjadi sesuatu bagi fi’il jika disebutkan

• Adakalnya penghinaan bagi fa’il sehingga lisanmu saying untuk menyebutkan

• Adakalnya untuk menghormatinya karena kamu memuliakan sehingga kamu


saying untuk menyebutkannya.jika ia mengerjakan perbuatan semisal yang tidak
patut untuk orang seperti dia.

• Adakalanya untuk menyamarkan terhadap pendengar.

Sesungguhnya majhul tidak akan terbentuk kecuali dari fi’il muta’addi, dengan sendirinya
contohnya: ٌ‫ب زَ يإد‬
َ ‫ض ُِر‬ dan majhul itu tidak terbentuk dari yang lazim. Adapun ma’lum
terbentuk dari setiap fi’il-fi’il atas kesamaan. Dan bina majhul itu terjadi pada fi’il madhi,
dan fi’il mudhori’ saja selain fi’il amr.
Cara Membuat Fi’il Ma’lum Menjadi Fi’il Majhul

a) Dalam Bentuk Fi’il Madhi

Apabila fi’il madhi shohih maka didhamahkan huruf awalnya dan dikasrohkan huruf
sebelum akhir, sama saja apakah itu tsulatsi mujarrod, tsulatsi mazid, ruba’I mujarrod,
maupun ruba’I mazid.

Contohnya : ‫ُص َر‬


ِ ‫ن‬ : tsulatsi mujarrod

‫أُ إك ِر َم‬ : tsulatsi mazid

‫دُ إح ِر َج‬ : ruba’i mujarrod

‫تُدُ إح ِر َج‬ : ruba’i mazid

Pada fi’il madhi yang berawalan huruf “ta” zaidah maka huruf pertama dan keduanya
didhamahkan dan dikasrohkan huruf sebelum akhir.

Contohnya : ‫تَعَلَّ َم‬ menjadi ‫تُعُ ِل َم‬

‫تَ َكلَّ َم‬ menjadi ‫تُكً ِل َم‬

‫تَذَكَّ َر‬ menjadi ‫تُذُ ِك َر‬

Pada fi’il madhi yang berawalan dengan “hamzah” washol maka huruf pertama dan
huruf ketiganya didhamahkan dan dikasrohkan huruf sebelum akhir.

Contohnya : ‫اِ إجتَ َم َع‬ menjadi ‫اُ إجتُ ِم َع‬

َ‫طلَق‬
َ ‫اِنإ‬ menjadi َ‫اُنإطُلِق‬

‫ اِ إستَ إخ َر َج‬menjadi ‫اُ إستُ إخ ٍر َج‬


Apabila pada huruf kedua atau ketiga pada fi’il madhi terdapat tambahan “alif” maka
diganti dengan “waw” dan dikasrohkan huruf huruf sebelum akhir.

Contohnya : ‫قَاتَ َل‬ menjadi ‫قُ إوتِ َل‬

‫ب‬
َ ‫ار‬
َ ‫ض‬َ menjadi ‫ب‬
َ ‫ض إُو ِر‬

‫تَقَاتَ َل‬ menjadi ‫تُقُ إوتِ َل‬

‫ب‬
َ ‫ار‬
َ ‫ض‬َ َ‫ ت‬menjadi َ ‫تُض إُو ِر‬.
‫ب‬

b) Dalam Bentuk Fi’il Mudhori’

Cara merubah fi’il ma’lum menjadi majhul dalam bentuk fi’il mudhari’ yaitu
“mendomahkan huruf pertama pada fi’il dan menfatahkan huruf sebelum akhir.

Contohnya : ‫يَ إنزَ ل‬ ُ َ‫يُ إنز‬


menjadi ‫ل‬

ُ ُ ‫يَ إكت‬
‫ب‬ ُ ‫يُ إكت‬
menjadi ‫َب‬

‫يَ إست َ إغ ِف ُر‬ ُ ‫يُ إست َ إغف‬.


menjadi ‫َر‬

Dan jika huruf sebelum huruf akhirnya fi’il mudhari’ itu “waw” dan “ya”, maka dirubah
menjadi “alif”

ُ ‫ َيقُ إو‬menjadi
Contohnya :‫ل‬ ‫يُقَا ُل‬
‫يَ ِب إي ُع‬ menjadi ُ‫يُبَاع‬.
c) Fi’il madhi ajwaf atau yang ain fi’ilnya huruf illat maka ain fi’ilnya diganti menjadi ya’
sukun dan dikasrahkan huruf sebelum ya’. Contoh:

‫قَا َل ← قِ إي َل‬
‫زَ ا َد ← ِز إي َد‬
d) Fi’il mudhari’ menjadi mabni majhul dengan didhammahkan huruf pertamanya dan
difathahkan huruf kedua terkahir. Contoh:

‫يُ إك ِر ُم ← يُ إك َر ُم‬
‫يَجإ ت َِم ُع ← يُجإ ت َ َم ُع‬
‫يُعَ ِل ُم ← يُعَلَّ ُم‬
e) Fi’il mudhari’ yang huruf kedua terakhirnya adalah wawu atau ya’ maka ditukar
menjadi alif. Contoh:

‫يَقُ إو ُل ← يُقَا ُل‬


‫َي إست َ ِف إي ُد ← ُي إستَفَا ُد‬

Anda mungkin juga menyukai