Anda di halaman 1dari 6

A.

    Jumlah Ismiyah

1.      Pengertian Jumlah Ismiyah

Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda). Jumlah ismiyah juga
dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah subyek
pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari mubtada' adalah harus berupa isim
ma'rifat. Khobar adalah isim  yang berfungsi untuk
melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’ adalah subyek,
sedangkan khabar adalah predikat (keterangan).

Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya isim mudzakar
(laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata
tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.

Contoh : ‫ َرس ُْو ٌل‬ ‫م َُحمَّد‬  = Muhammad adalah Rasul.

‫ُأسْ تا َ ٌُذ‬ ‫ َزي ٌُْد‬ = Zaid adalah seorang guru.

‫ َب ْي ُت ُه َك ِبي ٌُْر‬ ‫ َزي ٌُْد‬ = Zaid rumahnya besar.

‫ َجدِي ٌد‬ ‫اَل َقلَ ُم‬  =  Pulpen itu baru

Keterangan : Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang berwarna hitam adalah
khobar.

·         Mubtada’

Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah (kalimat). Sifat dari mubtada’
yaitu harus isim ma’rifat.  Isim ma’rifat adalah isim (kata benda) yang menunjukkan makna khusus atau
sudah jelas kekhususannya. Adapun yang termasuk isim ma’rifat  adalah sebagai berikut :

1)      Isim yang diawali dengan alif lam.

Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.

Contoh : ‫ح‬ ْ ‫اَ ْلم‬  = lampu itu


ُ ‫ِص َبا‬
   ُ‫اَ ْل َم ْس ِجد‬    = masjid itu

2)      Isim Dhomir (Kata Ganti)

Dhamir atau "kata ganti" ialah isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.

Contoh :‫ه َُو‬ = dia (laki-laki)

               َ‫َأ ْنت‬ = kamu (laki-laki)

  ‫َأ َنا‬   = saya

3)      Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

Isim isyaroh adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa Indonesia biasa
diartikan dengan “ini” dan “itu”.

Contoh : ‫ه ََذا‬ = ini (muzakkar) ِ‫ َه ِذه‬ = (ini, untuk muannast)


َ
              َ‫ذالِك‬ = itu (muzakkar) َ‫تِ ْلك‬ = (itu, untuk muannast)  

4)      Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)

Isim ‘alam adalah isim yang menunjukkan arti nama, baik nama manusia ataupun selain manusia.

Contoh :   ٌ‫ ُم َح َّمد‬  =  Muhammad

           ‫ َم َّك َة‬ = Kota Makkah

   ُ‫ال ِّن ْيل‬ = Sungai Nil

5)      Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain

Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.

contoh : ُ‫ َقلَ ُمه‬ = pulpennya

ُ ‫ ِك َت‬ = buku muhammad
       ٍ‫اب ُم َح َّمد‬
Kata ٌُ‫ َقلَم‬ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan dengan isim ma’rifat
yaitu ‫م َُح َّم ٍِد‬

6)      Isim Maushul

Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang disebutkan
sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa diartikan dengan “yang”.

Contoh : ‫الَّذِي‬ (yang,untuk mudzakar), ‫الَّتِي‬ (yang, untuk muannast).

·         Khabar

Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta
bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak kalimat).

ٌ ‫ َم ِر ْي‬ ‫اُأْل ْس َتا ُذ‬ = Ustadz itu sakit


Contoh : ‫ض‬

                    ٌ‫ َنشِ ْيط‬ ‫ا ْل َولَ ُد‬ = Anak itu rajin

·         Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah

Dalam Jumlah  ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang


pembahasannya sangat panjang dan mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah :

a.      Dibaca rofa’

Tanda Rofa’ pada isim  adalah dhommah, wawu, alif,  dan  nun

Contoh: ٌ‫ص ِغ ْير‬ ُ ‫ال َبي‬ = rumah itu kecil


َ ‫ْت‬
 ‫المُسْ لِم ُْو َن َم ِه ْير ُْو َن‬ = orang-orang muslim itu pintar

‫ان‬ ِ ‫=ال َطالِ َب‬dua murid itu pintar


ِ ‫ان َعاِل َم‬
b.      Mubtada’ harus berupa  Isim Ma’rifat.

Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.

c.       Khobar berupa isim nakiroh.

Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum. Tanda isim nakiroh adalah
adanya tanwin.

ٌ ‫ا ِلباَل َط َنظِ ْي‬  = lantai itu bersih


Contoh: ‫ف‬

d.      Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas  dan muzakar  serta mufrod,


musanna dan jama’nya.

Contoh : ‫ َفاطِ َم ُة َج ِم ْيلَ ٌة‬ = Fatimah cantik


َ Zaid tampan
ٌ ‫ز ْي ٌد َج ِم ْيل‬ =
 ‫التلميذان ماهران‬  = dua murid itu pintar
Penegrtian Fi’il
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau
waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang)

 macam-macam fi’il
Kalimat fi’il itu ada 3 macam, yaitu: fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar.

1. Fi’il Madhi

Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan arti suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu
lampau (past tense).

Tanda-tanda fi’il madhi:

a. Huruf akhirnya berharakat fathah dhahirah (jelas) maupun muqadarah (dikira-kirakan).

 Harakat dhahir, contoh:  ‫ قَا َل‬،‫َب‬ َ َ‫ ن‬،‫ َر ِح َم‬،‫ اَ َك َل‬،‫ فَتَ َح‬،‫ب‬
َ ‫ َكت‬،‫ص َر‬ َ ،‫فَ َع َل‬
َ ‫ض َر‬
 Harakat muqadarah, contoh:  ‫ َأتَى‬،‫ نَهَى‬،‫ َدعَى‬،‫َر َمى‬

ُ ‫ اَ َك ْل‬،‫ت‬
b. Diakhir kata bisa dimasuki dhamir rafa’, contoh:  ‫ت‬ ُ ْ‫صر‬ ُ ‫فَ َع ْل‬
َ َ‫ ن‬،‫ت‬

c. Diakhir kata bisa dimasukin ta’ ta’nits tsakinah (ta’ sukun yang bermakna perempuan), contoh: 
ْ ‫ َج‬،‫ت‬
‫اَئت‬ ْ َ‫ قَال‬،‫ت‬
ْ َ‫ َكتَب‬،‫ت‬
ْ ‫فَتَ َح‬

2. Fi’il Mudhari’

Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense)
atau akan terjadi (future tense).

Tanda-tanda fi’il mudhari’:

a. Selalu diawali salah satu huruf zaidah (tambahan) yang berjumlah 4, yaitu: ‫ ت‬،‫ ي‬،‫ ن‬،‫أ‬,

Contoh:  ً‫ اَل تَ ْس َم ُع فِ ْيهَا لَ ِغيَة‬،‫ع‬


ٍ ْ‫اَل يُ ْس ِمنُ َواَل يُ ْغنِى ِم ْن جُو‬
b. Dapat diawali oleh amil nashab (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya berharakat fathah),
amil nashab itu seperti,    ‫ ِإ َذ ْن‬،‫ َك َي‬،‫ لَ ْن‬،‫َأ ْن‬, dll.

Contoh:‫ْن‬fَ ‫ لَ ْن نَ ْب َر َح َعلَ ْي ِه عَا ِكفِي‬،‫ي ُِر ْي ُد هللاُ َأ ْن يُ َخفِّفَ َع ْن ُك ْم‬

c. Dapat diawali oleh amil jazem (kata yang menyebabkan fi’il huruf akhirnya berharakat sukun),
amil jazem itu seperti,     ‫ اَل‬،‫ َألَ َّما‬،‫ َألَ ْم‬،‫ لَ َّما‬،‫لَ ْم‬،, dll.  

3. Fi’il Amar

Fi’il Amar adalah kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan
pekerjaan.

Tanda-tanda fi’il amar:

َ ‫قَا َل ْاذهَبْ فَ َم ْن تَبِ َع‬


1. Biasanya diakhiri dengan harakat sukun, contoh:  ‫ك ِم ْنهُ ْم‬
2. Bisa dimasuki wawu jamak (wawu yang menunjukan arti banyak), contoh:  ‫صاَل ةَ َو َءاتُوا‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
َ‫ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬fَ‫ال َّز َكاة‬

B.     Jumlah Fi’liyah

1.      Pengertian Jumlah Fi’liyah

Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il  (kata kerja). 
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau
waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Fa’il (subjek) adalah isim yang terletak
setelah fi’il  dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut. Apabila fa’il berbentuk muannas,
maka fi’il juga harus muannas. Begitu juga apabila berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak (banyak),
maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).

Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah :

Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [ pelaku ] atau Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]

Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah kalimat yang berpredikat kata kerja
transitif harus dilengkapi dengan objek atau maf’ul bih. Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah,
karena ada fi’il yang menuntut obyek dan ada yang tidak menuntut obyek.

Contoh :

َ َ‫جل‬ = Ali
 ‫س َعل ٌِّي‬ َ telah duduk        ٌ‫جا َءتْ ِإ ْم َرَأة‬ = seorang
َ perempuan telah datang

‫ش ُة‬
َ ‫ َقالَتْ َعاِئ‬ = Aisyah telah berkata   ‫س‬ ُ ‫= َي ْك ُت‬ dia sedang menulis pelajaran
َ ‫ب الدَّ ْر‬
‫س‬ ْ ‫ب ال َّتالَ ِم ْي ُذ‬
َ ‫الدَّر‬ ُ ‫ َي ْك ُت‬ = murid-murid menulis pelajaran
2.      Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam Jumlah Fi’liyah

Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan maf’ul yang disebut sebagai fi’il
muta’addi dan terkadang pula tidak membutuhkan yang disebut sebagai fi’il laazim karena maf’ul
bukanlah syarat mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri dari fi’il dan naibul fa’il, fi’ilnya
dinamakan sebagai fi’il majhul. Berikut adalah beberapa ketentuan mengenai fi’il dan fa’il :

·         Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, contoh :        ‫قام رجل‬

·          Fi’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya :Tasniyah /Jama’   

·         Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas haki

C.    Tabel Contoh Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah

1.      Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah dengan menggunakan madhi

No Jumlah Ismiyyah Jumlah Fi’liyyah Arti

Seorang guru mengajar murid-murid


1. ‫س التَّالَِمْي َذ‬
َ ‫س َد َّر‬
ُ ‫اَلْ ُم َد ِّر‬ ‫س التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫س الْ ُم َد ِّر‬
َ ‫َد َّر‬
Dua orang guru mengajar murid-
2 ‫ان َد َّر َسا التَّالَِمْي َذ‬
ِ ‫اَلْم َد ِّرس‬
َ ُ ‫ان التَّالَِمْي َذ‬
ِ ‫د َّرس الْم َد ِّرس‬
َ ُ َ َ murid

Beberapa orang guru mengajar


3 ‫التَّالَِمْي َذ‬  ‫اَلْ ُم َد ِّر ُسو َن َد َّر ُسوا‬ ‫س الْ ُم َد ِّر ُسو َن التَّالَِمْي َذ‬
َ ‫َد َّر‬ murid- murid

Seorang guru (pr) mengajar murid-


4 ‫ت التَّالَِمْي َذ‬
ْ ‫اَلْ ُم َد ِّرسةُ َد َّر َس‬ ‫َد َّر َست اَلْ ُم َد ِّر َسةًُ التَّالَِمْي َذ‬ murid

Dua orang guru(pr) mengajar murid-


5 ‫ان َد َّر َستَا التَّالَِمْي َذ‬
ِ َ‫اَلْم َد ِّرست‬
َ ُ ‫ان التَّالَِمْي َذ‬
ِ َ‫د َّرست الْم َد ِّرست‬
َ ُ َ َ murid

‫ات َد َّر ْس َن التَّالَِمْي َذ‬ ‫ات التَّالَِمْي َذ‬


Beberapa orang guru(pr) mengajar
6 ُ ‫اَلْ ُم َد ِّر َس‬ ُ ‫َد َّر َست الْ ُم َد ِّر َس‬ murid- murid
2.      Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah dengan menggunakan Mudhori’

No Jumlah Ismiyyah Jumlah Fi’liyyah Arti

1.
‫س التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫س يُ َد ِّر‬
ُ ‫اَلْ ُم َد ِّر‬ ‫س التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫س الْ ُم َد ِّر‬
ُ ‫يُ َد ِّر‬
Seorang guru mengajar murid-murid

2 Dua orang guru mengajar murid-murid


‫ان التَّالَِمْي َذ‬
ِ ‫ان ي َد ِّرس‬
ِ
َ ُ ‫اَلْ ُم َد ِّر َس‬ ‫ان التَّالَِمْي َذ‬
ِ ‫درس الْم َد ِّرس‬
َ ُ ُ ِّ ُ‫ي‬
3 Beberapa orang guru mengajar murid- murid
‫اَلْ ُم َد ِّر ُسو َن يُ َد ِّر ُسو َن التَّالَِمْي َذ‬ ‫س الْ ُم َد ِّر ُسو َن التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫يُ َد ِّر‬
4 Seorang guru (pr) mengajar murid-murid
‫س التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫اَلْ ُم َد ِّرسةُ تُ َد ِّر‬ ‫س الْ ُم َد ِّر َسةًُ التَّالَِمْي َذ‬
ُ ‫تُ َد ِّر‬
5 Dua orang guru(pr) mengajar murid-murid
‫سان التَّالَِمْي َذ‬
ِ ‫ان تُ َد ِّر‬
ِ َ‫اَلْم َد ِّرست‬
َ ُ ‫ان التَّالَِمْي َذ‬
ِ َ‫تُ َد ِّرس الْم َد ِّرست‬
َ ُ

‫ات يُ َد ِّر ْس َن التَّالَِمْي َذ‬ ‫ات التَّالَِمْي َذ‬


6 Beberapa orang guru(pr) mengajar murid-
ُ ‫اَلْ ُم َد ِّر َس‬ ُ ‫س الْ ُم َد ِّر َس‬
ُ ‫تُ َد ِّر‬ murid

Anda mungkin juga menyukai