Disusun oleh :
Kelompok 1
Muhammad Nur Kholis Npm : 19.15.0147
5). Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim
ma’rifat.
contoh : ُ. َل ُمه..ق = pulpennya
َ
6). Isim Maushul
Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai
perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia biasa
diartikan dengan “yang”.
َّ
Contoh : لذِي..ا (yang,untuk mudzakar)
• Khabar
Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan
berfungsi untuk menerangkan keadaan mubtada' serta
bisa berupa kata ataupun kalimat ( sebagai anak
kalimat).
Contoh : ضٌ َم ِر ْي اذ ْ ا ُأْل = Ustadz itu sakit
ُ َست
• Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah
Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang
pembahasannya sangat panjang dan mendetail.
Kaidah-kaidah tersebut adalah :
a. Dibaca rofa’
b. Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.
c. Khobar berupa isim nakiroh.
d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam
hal muannas dan muzakar serta mufrod,
musanna dan jama’nya.
B. Jumlah Fi’liyah
1. Pengertaian Jumlah Fi’liyah
Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat)
yang diawali dengan fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah
juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri
dari fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku).
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan
atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu
tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).