Anda di halaman 1dari 17

Dasar-Dasar Ilmu Nahwu

In Bahasa Arab on October 27, 2005 at 10:48 am

Dasar-Dasar Ilmu Nahwu


Fikar

Kunci dalam mempelajari bahasa adalah banyaknya kosa kata yang dimiliki (dihafal) dan
menerapkannya di dalam kalimat, dengan demikian ia akan mampu berbahasa dalam bahasa
tersebut, namun hal itu belum menjamin keselamatan ungkapan dari kefahaman dan ketidak
fahaman pendengar atau lawan berbicara yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan suatu
kaedah, terutama dalam bahasa arab yang penuh dengan berbagai macam kaedah yang mana
bila salah dalam menggunakannya maka akan berakibat fatal terhadap arti dan maksud dari
ungkapan tersebut. Untuk itu secara singkat, saya akan menjelaskan sedikit dasar-dasar dari
kaedah umum bahasa arab (Nahwu) yang kiranya dapat membantu dalam mempelajari
bahasa arab.

Dalam bebicara dan menyampaikan maksud kepada orang lain, tidak akan terlepas dari
untaian kata-kata yang terangkai dalam suatu kalimat, dalam bahasa arabnya disebut dengan
‫ الكالم‬yaitu kalimat sempurna, terdiri dari dua kata atau lebih, baik terdiri dari dua isim (kata
benda), misalnya ‫( االتحاد قوة‬Persatuan adalah power), atau terdiri dari Fiíl (kata kerja) dan
Isim (kata benda), misalnya ‫( عاد المسافر‬telah kembali para musafir), atau terdiri dari Fiíl amr
misalnya, ‫ استَ ِقم‬dan faílnya Dhamir tersembunyi (mustatir). Kesemuanya itu menunjukkan
bahwa kalimat tesusun dari beberapa kata dan mempunyai arti yang sempurna.

Kata ‫ الكلمة‬secara bahasa berasal dari kata ‫ كلم‬yang berarti melukai dengan anggota tubuh ‫جرح‬
kemudian arti tersebut lebih dikhususkan pada Lafadz yang diletakkan terhadap arti tertentu.
Kadang kata ‫ الكلمة‬yang digunakan namun makna yang dimaksudkan adalah Kalimat,
misalnya dalam Al Quran: (‫)كال إنَّها كلمة هو قائلها‬Lafadz ‫ اللفظ‬mencakup ‫ الكلمة‬dan ‫ الكالم‬yaitu
suara yang terdiri dari beberapa huruf, sedangkan ‫ القول‬yaitu apa-apa yang diucapkan baik itu
sempurna maupun tidak sempurna.

Macam-macam kata

Setiap kalimat tersusun dari beberapa kata yang mempunyai arti yang mana dapat
menunjukkan akan kedudakan dari kata tersebut di dalam kalimat, misalnya dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan istilah SPO (subjek, predikat dan objek), begitu pun halnya dalam
bahasa Arab. Sebelum mengetahui kedudukan kata, terlebih dahulu kita mengenal macam-
macam kata dan pembagiannya dalam bahasa Arab guna membantu dalam memahami dan
mengetahui kedudakannya di dalam sebuah kalimat. Kata di dalam bahasa Arab terbagi
menjadi tiga, yaitu:
Isim ‫( االسم‬Kata benda)

Isim secara bahasa adalah nama, yaitu sebutan yang menunjukkan suatu yang dinamakan,
apakah sebutan itu pada jenis atau pada unsurnya. Manusia ‫ ناس‬atau ‫ َر ُجل‬adalah nama untuk
suatu jenis yang dinamakan manusia atau laki-laki, dan Ahmad ‫ أحمد‬adalah nama untuk
individu yang dinamakan Ahmad. Semua kata ini adalah Isim. Dalam pengertian yang paling
sederhana merujuk padanan dalam bahasa Indonesia, maka Isim adalah nominal. Sedangkan
dalam istilah Nahwu, Isim adalah suatu kata yang menunjukkan makna tersendiri dan
tidak terikat dengan waktu.

Bagaimana kita bisa mengetahui suatu kata dalam bahasa Arab itu adalah Isim? Sedangkan
kita selagi pertama kali belajar Nahwu tidak mengetahui makna kata tersebut dan tidak juga
mengetahui apakah suatu kata mengandung makna yang terikat dengan waktu atau tidak.
Caranya adalah dengan mengetahui tanda-tanda Isim pada suatu kata yang membedakannya
dari dua jenis kata lainnya. Setiap kata yang mengandung atau bisa menerima salah satu dari
tanda-tanda tersebut, maka kata tersebut adalah Isim.

Tanda-Tanda Isim

Ada beberapa tanda yang terletak pada suatu kata yang menunjukkan bahwa jenis kata
tersebut adalah Isim. Tanda-tanda Isim tersebut adalah:

A. Tanda dari segi artinya

Untuk mengetahui apakah kata tersebut termasuk isim, dapat dilihat dari maknanya, atau kata
tersebut bisa disandarkan kepada kata yang lain baik dia itu subjek (fail) atau pemulaan
kalimat (mubtada). Contohnya ‫ عاد المسافرون‬isim di dini bersandar pada fiíl (kata kerja) yang
menunjukkan ia adalah fail, contoh mubtada‫مسافر خالد‬.

B. Tanda dari segi Lafadznya

1. Tanwin ‫ التنوين‬yaitu bunyi nun sukun pada akhir kalimat yang ditandai dengan harakat
double ‫ــًـ ــٍـ ــٌـ‬. Contohnya, ٌ ‫ خالد‬atau ‫زي ٍد‬,dan ‫ت‬ ٍ ‫قانتا‬. Maka kata-kata dalam semua contoh
ini adalah Isim karena boleh dimasuki oleh tanwin. Tanwin secara garis besarnya
terbagi menjadi, Pertama: Tanwin tamkin ‫ تمكين‬yaitu tanwin yang diikutkan kepada
isim mu’rab, contoh ٌ‫محمد‬. Kedua: Tanwin Tankir ‫ تنكير‬yang mengikuti isim ma’rifah
(yang pasti) menjadikannya nakirah (belum pasti) contoh, ‫( سيبوي ِه‬nama ahli nahwu).
Ketiga: Tanwin Muqabalah ‫ المقابلة‬yang diikutkan kepada Jamak muannas salim
(jamak untuk perempuan) contohnya, ‫ت‬ ٍ ‫ قانتا‬disamakan dengan Nun yang ada pada
Jamak Muzakkar Salim (jamak untuk laki-laki) ‫قانتون‬. Keempat: Tanwin Ta’wid ‫ال ِع َوض‬
(pengganti) yang diikutkan pada sebagian kata sebagai pengganti terhadap apa yang
dihapus dan dihilangkan, baik sebagai pengganti dari huruf yang dihilangkan,
contohnya ‫ راعٍ جاء‬kata rain ditanwinkan sebagai pengganti huruf YA yang
dihilangkan, aslinya adalah ‫راعي‬. Ataukah pengganti dari kata yang dihapus, misalnya
kata-kata yang terletak setelak Kullu dan Ba’dhu yang terhapus kata yang disandarkan
padanya ‫كل منهم‬ ٍ asalnya adalah ‫كل واحد منهم‬. Ataupun sebagai pengganti dari kalimat
yang dihilangkan, contoh ‫( زرتني قبل سنتين وكنت حينئ ٍذ أعمل في الجامعة‬dua tahun lalu,
engkau menziarahiku dan pada saat itu saya bekerja universitas), kata Hinaizin
ditanwinkan karena menggantin kalimat yang hilang, asalnya adalah ‫حينئذ زرتني‬.

1. Dapat dimasuki dan dihubungkan dengan Alif dan Lam, ‫ ألـ‬pada awal kata. Setiap kata
yang didahului oleh AL atau boleh menerima AL, maka kata tersebut adalah Isim.
Contohnya, ‫ = الكاتب‬seorang penulis, ‫ = المؤمن‬orang mukmin, ‫ = المسافر‬orang yang
bepergian. Semua kata ini adalah Isim ditandai dengan adanya AL di awal kata.

1. Dapat dimasuki oleh Jarr ‫الجر‬. Baik jarr disebabkan oleh adanya huruf jarr maupun
karena Idhafah. Contohnya, ِ‫ الحراس على السطح‬, kata Sathi dibaca kasrah karena
dimasuki oleh huruf jar yaitu Ála. Contoh Idhafah ‫ب‬ ِ ‫ كتاب الطال‬kata At Thalibi dibaca
kasrah (jarr) karena bersandar kepada buku. Huruf-huruf Jarr adalah ‫ = ِمن‬dari
(permulaan), ‫ = إلي‬ke, kepada, ‫ = َعن‬dari (lepas, meninggalkan), ‫ = علي‬atas, ‫ = في‬di, di
dalam, َّ‫ = ُرب‬barangkali, kadang-kadang [;sedikit atau banyak], ‫ = الباء‬dengan, ‫= الكاف‬
seperti [penyerupaan], ‫ = الالم‬untuk. Dan termasuk juga huruf-huruf sumpah ‫حروف‬
‫القسم‬, yaitu; ‫ الواو‬hanya untuk Isim Zhahir,[2] ‫ الباء‬untuk Isim Zhahir dan Dhamir, dan
‫ التاء‬khusus dengan kata ‫هللا‬. Contohnya; ِ‫ ت َاهلل‬,ِِ ِ‫ ِباهلل‬,ِ‫وهللا‬, semuanya bermakna Demi
Allah.

1. Boleh dimasuki oleh Harf Nida (panggilan) contoh, ُ ‫( يا زيد‬Hai Zaid) dimasuki oleh Ya
harf nida, contoh lain, ِ‫يا عبدَهللا‬.

1. Kata tersebut dapat dirubah bentuknya menjadi bentuk Tashgir ‫( التصغير‬mengecilkan)


contoh, ‫( جبل‬gunung) menjadi ‫(جبيل‬gunung kecil), contoh lain, ‫ عصفور‬menjadi ‫صي ِفير‬
َ ‫ع‬
ُ .

1. Kata tersebut dapat dijadikan Musanna (yang menunjukan atas dua) dan jamak.
Contoh, ‫ طالبات‬،‫ طالبون‬،‫ طالب‬،‫طالبان‬

Tanda-tanda Fi’il ‫ال ِفعل‬

Fi’il secara bahasa berarti kejadian atau pekerjaan. Dan padanannya dalam bahasa Indonesia
adalah kata kerja atau verbal. Sedangkan dalam istilah Nahwu, Fi’il adalah kata yang
menunjukkan suatu makna tersendiri dan terikat dengan salah satu dari tiga bentuk
waktu; masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Contohnya ‫َب‬َ ‫ َكت‬adalah kata yang menunjukkan makna penulisan dan terikat dengan masa
yang telah lalu, ُ‫ َيكتُب‬adalah kata yang memnunjukkan makna penulisan dan terikat dengan
masa sekarang, dan ‫ أكتُب‬juga adalah kata yang menunjukkan makna penulisan dan terikat
dengan masa yang akan datang. Demikian juga contoh-contoh lain seperti ‫صر‬ ُ ‫صر ان‬
ُ ‫ص َر ين‬
َ َ‫= ن‬
menolong, ‫ = َع ِلم يعلَم اعلَم‬mengetahui, ‫ = جلَس يج ِلس اج ِلس‬duduk, ‫اضرب‬
ِ ‫يضرب‬
ِ ‫ضرب‬
َ = memukul,
‫ = ف ِهم يف َهم اف َهم‬mengerti, memahami.

Perubahan bentuk dari setiap kata-kata dalam Bahasa Arab merupakan pembahasan Ilmu
Sharaf atau dalam istilah yang lebih luas; Morphologi. Sedangkan dalam Ilmu Nahwu, unsur
utama yang diperhatikan adalah kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat. Meskipun
setiap kata dasar dalam bahasa Arab banyak mempunyai varian bentuk kata sesuai dengan
kegunaan dan maknanya masing-masing, yang paling penting dalam Ilmu Nahwu adalah
jenis-jenis semua kata tersebut dikelompokkan dalam tiga jenis saja, yaitu; Isim, Fi’il, dan
Huruf.

Demikian juga, pembagian fi’il dalam Ilmu Nahwu terbatas pada tiga macam saja, yaitu kata
kerja yang menunjukkan kejadian di masa lalu, kata kerja masa sekarang, dan kata kerja
perintah. Dengan demikian, jenis-jenis Fi’il adalah:

1. Fi’il Madhi ‫ الفعل الماضي‬yaitu kata kerja yang menunjukkan suatu pekerjaan atau
kejadian yang berlangsung pada masa sebelum waktu penuturan. Contoh, , ‫سمع‬ ِ , ‫خطب‬
‫ است َعم َل‬, َ‫طلَق‬
َ ‫ ان‬.Tanda-tandanya dari segi arti yaitu menunjukkan suatu pekerjaan atau
kejadian yang berlangsung pada masa sebelum waktu penuturan. Adapun tanda-
tandanya secara Lafdzi yaitu: Pertama: dapat dimasuki oleh Lam ‫ لـ‬. Kedua: Dapat
dimasuki oleh Ta Al Faíl, contoh ‫ت‬ ِ ‫ سافرتُ سافرتَ سافر‬. Ketiga: dapat dimasuki oleh Ta
ta’nis sakinah, contoh, ‫استمعت سافرت جلست عادت‬. Hukum fiíl Madhi dalm I’rab adalah
Mabni (tidak berubah harakah akhir hurufnya).
2. Fi’il Mudhari’ ‫ الفعل المضارع‬yaitu kata kerja yang menunjukkan pekerjaan atau
peristiwa yang terjadi pada saat dituturkan (sekarang) atau sesudahnya (akan datang).
Misalnya ‫ يَصلُ ُح‬. Dinamakan Mudhari’karena menyerupai isim. Tanda-tanda
Mudhari’adalah dapat dimasuki oleh sin ‫ السين‬dan saufa ‫ سوف‬. Juga dapat dimasuki
oleh huruf jazm dan Nashb ‫ لَن‬,‫ أَن‬, ‫ إن‬, ‫ الم األمر‬,‫ ال الناهية‬,‫لم‬. Dan kadang bentuknya
Mudhari’namun berarti Madhi, apabila dimasuki oleh Lam, misalnya, ‫لم يحضر‬
(belum/tidak datang). Hukum I’rab fiíl Mudhari’ adalah Mu’rab (berubah harakah
ahir hurufnya) selama tidak dimasuki oleh Nun Taukid ‫ نون التوكيد‬dan Nun Niswah ‫نون‬
‫النسوة‬.
3. Fi’il Amar ‫ فعل األمر‬yaitu kata yang menunjukkan tuntutan tercapainya pekerjaan
tersebut setelah masa pengungkapan. Contohnya, seorang ayah atau kawan dan lain-
lain memerintahkan kepada seseorang untuk belajar, dia mengatakan = ‫ تعلَّم‬Belajarlah,
atau ‫ اقرأ‬bacalah, atau ‫ط ِلق‬ َ ‫ ان‬pergilah. Atau ‫ استَغ ِفر‬bertobatlah. Tanda-tanda fiíl amar
adalah dapat dimasuki oleh Nun Taukid ‫ نُونَ التَّوكيد‬adalah huruf Nun pada akhir kata
yang berfungsi untuk menunjukkan kesungguhan dan ketegasan tuntutan. Nun Taukid
ada dua macam yaitu Khafifah (ringan) dan Tsaqilah (berat). Perbedaan keduanya dari
segi bentuk adalah Nun Taukid Khafifah berbaris sukun ‫ـن‬, sedangkan Nun Taukid
Tsaqilah bertasydid dan berharakat fathah‫ـن‬ َّ . atau Ya Al Mukhatabah ‫ياء المخاطبة‬
adalah huruf Ya sukun di akhir kalimat sebagai kata ganti orang kedua perempuan;
yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa tuntutan ditujukan kepada perempuan.
Contohnya, ‫( = قُومي‬Kamu perempuan), Bangunlah!, dari asal katanya untuk laki-laki
‫قُم‬, dan ‫( = اُكتُبي‬Kamu perempuan), Menulislah!, dari asal kata perintahnya untuk laki-
laki ‫اكتب‬. Kedua kata aslinya yang untuk laki-laki adalah Fi’il karena menunjukkan
tuntutan dan bisa menerima Ya Mukhathabah. Dan dua kata yang untuk perempuan
adalah Fi’il dengan ditandai dengan masuknya Ya Mukhathabah dan menunjukkan
makna tuntutan. Hukum fiíl amar dalam I’rab adalah Mabni.
Dari semua penjelasan di atas tadi, dapat disimpulkan Tanda-tanda Fi’il yang paling utama,
baik Fiíl Madhi, Mudhari’dan Amar secara umum ketika berada dalam struktur kalimat
adalah:

1. Kata tersebut didahului oleh ‫ قد‬.


2. Tanda Fi’il yang kedua adalah suatu kata itu didahului Huruf Sin ُ‫ السين‬atau Huruf
Saufa ‫سوف‬.
َ
3. Tanda Fi’il ketiga adalah Ta Ta’nis Sakinah ‫ تا ُء التَّأنيث السَّاكنَة‬yaitu huruf Ta sukun yang
masuk pada akhir kata. Tanda ini hanya untuk Fi’il Madhi saja dan fungsinya adalah
untuk menunjukkan bahwa Isim yang terpaut dengan Predikat ini berbentuk feminin
(muannas).
4. Tanda Fi’il keempat adalah suatu kata yang menunjukkan makna tuntutan dan kata
tersebut bisa menerima Ya Mukhathabah ‫ ياء المخاطبة‬atau Nun Taukid ‫نُونَ التَّوكيد‬.

Huruf ‫الحرف‬

Huruf adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang mengandung
makna yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui dengan bersandingan
dengan kata lain, baik Isim atau Fi’il

Tanda Huruf adalah tidak menerima tanda-tanda Isim atau tanda-tanda Fi’il, atau dengan
ungkapan lain, Huruf adalah tanpa tanda pengenal. Kalau kita mengenal Jim dengan titik di
bawah dan Kha dengan titik di atas, kita mengenal Ha tanpa titik. Demikian juga, kita
mengenal jenis kata Isim dan Fi’il dengan tanda-tanda yang telah disebutkan di atas, maka
kita mengenal jenis kata Huruf tanpa tanda dan tidak menerima tanda-tanda Isim atau Fi’il.

Kata yang termasuk dalam jenis Huruf ini terbagi bermacam-macam sesuai dengan fungsinya
yang mempengaruhi status kata yang dimasukinya, sesuai dengan fungsi maknanya, dan
terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Huruf yang dapat masuk ke Isim maupun Fiíl, dan huruf tersebut tidak mempunyai
kedudukan apa apa dalam I’rab. Contoh, kata Hal ‫ هَل‬dalam ‫وهَل أَتَاكَ حديث الغاشية‬.
َ

2. Huruf yang dikhususkan pada isim, dan huruf tersebut mempunyai fungsi serta
kedudukannya dalam I’rab. Contoh, huruf Inna ‫ إن‬dan Fi ‫في‬, dalam Al Quran : ‫إن هللا يحب الذين‬
‫يقاتلون في سبيله‬.

3. Huruf yang dikhususkan tehadap Fiíl dimana huruf-huruf tersebut mempunyai kedudukan
dan fungsi dalam I’rab. Contoh, huruf Nashab dan Jazam.

I’RAB ‫ اإلعراب‬dan BINA ‫البناء‬

I. Al BINA ‫البناء‬

Bina adalah suatu keharusan dimana harakah (baris) akhir dari suatu kata tidak akan
mengalami perubahan yang disebabkan oleh factor-faktor yang merubah harakah dan
kedudukan kata, atau simpelnya, Bina adalah kata yang tidak berubah harakah akhir
hurufnya. Contohnya, kata aina َ‫( أين‬dimana) dan amsi ‫( أم ِس‬kemarin), dimana baris (harakah)
akhirnya tidak akan pernah berubah.
Macam-macam Bina ‫البناء‬

Tanda-tanda bina suatu kata dalam I’rab terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Sukun ُ‫سكون‬ ُّ ‫ ال‬yaitu tidak adanya harakah, yang mana terdapat pada huruf, fiíl serta
isim, contoh mabni dengan sukun dari huruf ‫ هل‬, dan dari fiíl, ‫ قم‬, dan dari isim, ‫ كم‬.
2. Fatha ‫ الفَت ُح‬, berbaris atas dengan fatha, hal ini pun terdapat pada Isim, contohnya َ‫ أين‬,
dan Huruf, contohnya ‫سوف‬ َ , juga pada Fi’il, contohnya, ‫قام‬
َ .
3. Kasrah ‫ الكَس ُر‬berbaris bawah dengan kasrah, terdapat pada Isim, contohnya ‫ أم ِس‬dan
huruf, contohnya huruf Lam Al Jarr ‫الم الجر‬ ِ misalnya dalam kalimat ‫ الما ُل ِلزَ ي ٍد‬.
4. Dhamma ‫ض ُّم‬ َّ ‫ ال‬berbaris atas dengan Dhamma, terdapat pada huruf, contohnya ُ ‫ منذ‬dan
isim yang menunjukkan arah misalnya ُ‫ تحت‬dengan syarat harus Idhafah secara makna
tanpa Lafadz.

Bentuk-bentuk Mabni

Setelah mengetahui macam-macam tanda bina, seyogyanyalah untuk mengetahui apa-apa


saja dari Isim, Fi’il dan Huruf yang Mabni agar tidak salah dalam menempatkan letak serta
hukumnya dalam suatu kalimat.

A.Huruf ‫وف‬
ُ ‫ال ُح ُر‬

Semua huruf adalah Mabni, baik dengan Fatha seperti ‫ ث َّم‬،‫ ف‬، َ‫ ك‬،‫ َو‬,maupun Sukun, seperti ،‫من‬
‫ هل‬،‫ إلى‬،‫ في‬, dan Kasrah seperti (‫ بِـ )كتبت بالقلم‬،(‫ألشكرك‬
َ ‫ جئت‬،‫ ِلـ )لتكتب درسك‬, dan juga Dhamma
sperti ُ‫منذ‬.

B. Af’al ‫األفعال‬

Semua Fi’il adalah Mabni kecuali Fi’il Mudhari’ yang tidak dimasuki oleh salah satu dari
Nun Niswah ‫ نون النسوة‬maupun Nun Taukid ‫ نُونَ التَّوكيد‬.

Bentuk-bentuk Bina Fi’il Madhi

Fatha: Jika tidak berhubungan dengan kata apa pun, contohnya ‫تكلم‬ َ , ‫ سم َع‬atau Fi’il tersebut
bergandengan dengan Ta Ta’nis ‫ تاء التأنيث‬contohnya ‫ جلست‬, ‫ فه َمت‬atau Fi’il tersebut
berhubungan dengan Al Alif Al Itsnain ‫ ألف االثنين‬yang menunjukan dua orang, contohnya ،‫ذهبا‬
‫ سعيا‬،‫قاما‬. Sukun: Apabila fi’il tersebut bergandengan dengan Dhamir yang kedudukannya
adalah marfu’ sebagai subjek misalnya Ta mutakallim dan sebagainya, atau fi’il tersebut
bergandengan dengan Nun Niswah, contohnya . َ‫ سمعن‬،‫ سمعتُن‬،‫ سمعتما‬, ‫ت‬ ِ ‫ سمع‬، َ‫ سمعت‬،‫ سمعنا‬، ُ‫سمعت‬
َ‫ سعيتُن‬،‫ سعيتما‬,‫ سعينا‬،‫سعيت‬. Dhamma: Apabila Fi’il tersebut berhubungan dan bergandengan
dengan Wau Al Jama’ah (yang menunjukkan jamak muzakkar salim=laki-laki), contohnya
‫ فه ُموا‬،‫سمعُوا‬.

Bentuk-bentuk Bina Fi’il Mudhari’

Fi’il Mudhari’ Mabni apabila dimasuki oleh salah satu dari Nun Taukid dan Nun Niswah, dan
tanda bina nya adalah, Sukun: Apabila berhubungan dengan Nun Niswah, contohnya ، َ‫يسمعن‬
َ‫ يدعون‬، َ‫ يمشين‬، َ‫ يقرأن‬. Fatha: Apabila berhubungan langsung dengan Nun Taukid yang
disandarkan kepada Mufrad Muzakkar, contohnya, ‫لتدعون‬ َ ،‫ ِلتسم َعن‬.
Bentuk-bentuk Bina Fi’il Amar

Adapun Bina nya Fiíl Amar yaitu, Sukun: Apabila huruf terakhirnya bukan huruf Illat (Alif,
Wau dan Ya) dan tidak berhubungan dengan kata apa pun, contoh ‫ اسمع‬،‫ افهم‬, atau
berhubungan dengan Nun Niswah, contoh َ‫ اسعين‬، َ‫ ادنون‬، َ‫أطعن‬. Fatha: Apabila berhubungan
dengan Nun Taukid, contohnya ‫وادعون‬ َ ‫ادعون‬
َ ،‫ اسمعَن‬،‫افه َمن‬. Khazfu Nun (dihilangkan huruf
Nunnya): Apabila berhubungan dengan Alif Itsnain yang menunjukkan Mutsanna, atau Wau
Jamaáh yang menunjukkan Jamak Muzakkar Salim atau Ya Al Mukhathabah, contohnya,
‫ اقنعي‬،‫ اقنعوا‬،‫ارعيا‬. Khazfu harfu illah (meniadakan huruf Illatnya): Apabila huruf akhir dari
fiíl adalah huruf illah, contohnya, ‫امش‬ ِ ،ُ‫ ادع‬،‫ع‬
َ ‫ار‬.

C. Al Asma ‫األسما ُء‬

1. Dhamair ‫( الضَّما ِئ ُر‬Pronauns) atau kata ganti baik orang pertama tunggal dan
sebagainya yang terbagi menjadi Munfashil (terpisah) yang terbagi menjadi Rafa’dan
nasab (kedudukannya dalam I’rab) contoh Rafa’ , ‫أنتن‬ َّ ،‫ أنتما‬،ِ‫ أنت‬،‫ أنتم‬،‫ أنتما‬، َ‫ أنت‬،‫ نحن‬،‫أنا‬
َّ‫ هن‬،‫ هما‬,‫هي‬
َ , ،‫ هم‬،‫ هما‬،‫هو‬ َ Contoh Nashab : ‫ إياكن‬،‫ إياكما‬،‫ياك‬ ِ ِ‫ إ‬،‫ إياكم‬،‫ إياكما‬، َ‫ إياك‬،‫ إيانا‬،‫إياي‬، .dan
Muttashil (berhubungan) juga terbagi menjadi Rafa’, Nashab, dan Jarr .Contoh
Rafa’‫ قرأنا‬, ُ‫ )نا( قرأت‬,(‫)تاء‬. Contoh Nashab, ‫ ياء‬orang yang berbicara, ‫ كاف‬.‫( سمعني‬lawan
berbicara) misalnya ‫حدثك‬. Atau ‫( هاء‬terhadap orang ketiga tunggal) misalnya, ‫أعطيته‬.
Contoh Jarr, Ya (‫( )ياء‬orang yg berbicara) misalnya ‫ كتبي‬, Ha ‫( هاء‬orang ketiga tunggal)
misalnya ُ‫بيته‬. Kaf ‫( كاف‬lawan berbicara) misalnya ‫كتابك‬.
2. Kata Sambung ‫صو ِل‬ ُ ‫سما ُء ال َم ْو‬
ْ ‫ أ‬seperti ‫( الذي‬berarti yang untuk sesuatu atau seorang yang
menunjukkan Muzakkar = laki-laki), ‫( التي‬untuk Muannats atau perempuan), َ‫الذين‬
(jamak Muzakkar) ‫ اللواتي‬،ِ‫ الالت‬،‫( الالتي‬jamak muannas).
3. Kata Tanya ‫َام‬ ِ ‫ستِ ْفه‬
ْ ‫ اال‬, seperti Man=siapa ‫( َمن‬untuk yang berakal), Ma=apa ‫( ما‬yang
tidak berakal) mata=kapan ‫( متى‬untuk waktu) Aina=di mana َ‫( أين‬untuk tempat).
4. Isim yang menunjukkan pada bunyi-bunyian dan suara, seperti suara bayi dan juga
suara binatang, contoh ‫ وهج‬،‫ِس‬ َّ ‫إس وه‬
َّ (suara kambing/mengembik), ‫( هال‬suara kuda),
‫( ِكخ‬suara tangisan bayi). Dan sebagainya.
5. Isim (kata benda) yang mengandung arti fi/íl (kata kerja), contohnya, ‫ مه‬،‫( صه‬cukup!),
‫ي‬
َّ ‫( ح‬terimalah), ٍ‫( أف‬makian), ‫( وي‬makian), َ‫( هيهات‬jauh). Dan lain-lain yang
mengandung makna fiíl.
6. Sebagian dari keterangan waktu dan tempat, contoh ‫ أم ِس‬،‫ث‬ ُ ‫ َحي‬، َ‫ اآلن‬،‫ إذا‬،‫إذ‬.
7. Isim yang menunjukkan syarat ‫سما ُء الش َّْرط‬ ْ ‫ أ‬, contoh ‫ أي‬,‫ كيفما‬,‫ حيثما‬,‫ متى‬,‫ مهما‬,‫ َمن‬, َ‫أيان‬.

II. AL I’RAB ‫اإلعراب‬

I,rab adalah kebalikan dan lawan dari Bina, dimana harakah (baris) akhir dari suatu kata akan
mengalami perubahan yang disebabkan oleh factor-faktor yang merubah harakah dan
kedudukan kata dalam kalimat. Yang mana tanda-tanda I’rab itu terbagi menjadi dua, ada
tanda yang asli dan farí (bukan asli).

Tanda Asli dari I’rab adalah Dhamma ُ‫ الضمة‬untuk Rafa’, Fatha ُ‫ الفتحة‬untuk Nashab, Kasrah
‫ الكسرة‬untuk Jarr, dan Sukun ‫ السكون‬untuk Jazam. Tanda-tanda ini ada yang dikhususkan untuk
Isim dan Fiíl saja yaitu Rafa’dan Nashab, contohnya dalam kalimat ‫ المؤمنُ يتقنُ عمله‬Rafa’
(dibaca dhamma pada ahir harakatnya) kata Mu’min dan yutqinu dengan Dhamma, contoh
lain dari yang Nashab, ‫يغادر قبل المساء‬
َ ‫القطار لن‬
َ ‫ إن‬Nashab Isim Qitara karena dimasuki Inna
(huruf Nashab isim dan rafa’khabarnya) dan Fiíl Yughadir dengan Fatha karena dimasuki
oleh haruf nashab yaitu Lan. Dan dari tanda-tanda I’rab tersebut ada juga yang dikhususkan
terhadap isim yaitu Jarr, contohnya ‫ في مسج ِد المدين ِة عالم‬Kata masjidi dibaca kasrah karena di
dahului huruf Jarr dan kata Madinah di baca kasrah karena Idhafaf. Adapun tanda Jazam
dikhususkannya kepada Fiíl, contohny ‫ لم يفز بالنجاح كسول‬kata yafuz di sukunkan karena
dimasuki oleh huruf jazam.

Tanda-tanda Farí dari I’rab yaitu suatu harakat mengganti kedudukan harakat lainnya seperti
kasrah mengganti fatha pada Jamak Muzakkar Salim dan fatha menggantikan kasrah pada
Mamnu’min As sharf. Atau kedudukan harakah digantikan oleh huruf, misalnya Wau
menggantikan dhamma pada jamak muzakkar salim. Dan kesemuanya itu dapat diperincikan
secara garis besarnya (baik harakah yang menggantikan posisi harakah lainnya maupun huruf
yang menggantikan kedudukan dari harakah) di bawah ini:

A. Harakah yang menggantikan kedudukan harakah lainnya

1. Jamak Muannas Salaim (perempuan) ‫ جمع المؤنث السالم‬yaitu yang menunjukkan lebih
dari dua (muannats) dengan menambahkan Alif ‫ ألف‬dan Ta ‫ تاء‬pada akhir katanya.
Untuk menjadikan suatu isim mufrad menjadi jamak muannats salim, maka isim
tersebut Pertama: haruslah menunjukkan kepada nama-nama perempuan, mislanya
jamak dari Zainab ‫الزينبا‬, jamak dari Hindun ‫ الهندات‬, jamak dari Maryam ‫المريمات‬.
Kedua: Isim yang diakhiri dengan tanda-tanda Ta’nits (feminis) baik Ta , Alif Maqsur
dan Mamdud , contohnya ‫ فاطمة‬jamaknya adalah ‫ حمزة‬,‫ الفاطمات‬jamaknya adalah ‫الحمزات‬
, ‫ سماء‬jamaknya ‫ كبرى‬, ‫ سماوات‬jamaknya ‫ كبريات‬. Ketiga: Isim dalam bentuk Tashgir,
contohnya kata Dirham yang telah di Tashgir menjadi Duraihim maka jamaknya
adalah ‫ د ُريهمات‬. Keempat: Isim yang terdiri dari lima huruf yang belum pernah
didengar Jamak Taksirnya (tidak beraturan), misalnya kata ‫( إسطبل‬kandang kuda)
jamaknya ‫إسطبالت‬, dan kata ‫( حمام‬Wc) jamaknya adalah ‫ حمامات‬. Jamak Muannats
Salim ini, apabila kedudukannya Manshub dalam kalimat maka alamat I’rabnya
adalah kasrah menggantikan fatha.
2. Mamnu’Min As Sharf ‫ الممنوع من الصرف‬Isim yang tidak diikutkan dengan Tanwin atau
kasrah, olehnya itu apabila ia Majrur karena dimasuki oleh salah satu huruf Jarr maka
I’rabnya adalah Majrur dengan Fatha pengganti kasrah. Adapun yang termasuk dalam
Mamnu’Min As Sharf ini adalah, Pertama: nama-nama Ajami seperti ،‫ إبراهيم‬،‫إسماعيل‬
‫ إسحاق‬, Kedua: Nama-nama ajam yang terdiri dari dua kata, misalnya ‫ بعلبك‬،‫حضرموت‬,
Ketiga: Isim yang ditambahkan Alif dan Nun pada akhirnya, misalnya ‫ سلمان‬،‫رضوان‬,
Keempat: Isim yang timbangannya menyerupai timbangan Fiíl, contohnya ،‫ يزيد‬،‫أحمد‬
‫يشكر‬, Kelima: Atu dalam timbangan Fu’al seperti, ‫صم‬ ُ ،‫ هُبل‬،‫ ُز َحل‬،‫ع َمر‬
َ ‫ع‬ ُ , Keenam: Isim
yang bertimbangan Fa’laan ‫ فَعالن‬misalnya ‫ عطشان‬،‫ غضبان‬,Ketujuh: Isim yang
bertimbangan Afála ‫ أفعل‬misalnya ‫ أصغر‬،‫ أحمر‬,Kedelapan: Isim yang di akhir katanya
adalah Alif Mamdudah atau Maqshurah, contohnya ‫ مصطفى‬،‫ حبلى‬،‫ أطباء‬،‫ أصدقاء‬،‫حسناء‬
,Kesembilan: Bentuk Muntaha Jumuk, misalnya ‫ قناديل‬،‫ دوائر‬،‫ عمائر‬،‫مساجد‬. Kata-kata
yang termasuk Mamnu’ Min As Sharf ini apabila dimasuki oleh salah satu huruf Jarr
maka hukumnya majrur dengan Fatha pengganti kasrah, namun apabila ia dimasuki
oleh AL atau ia Idhafah (bersandar pada kalimat lain) maka hukumnya tetap majrur
dengan Kasrah, contohnya: ‫في المساج ِد قناديل‬, karena kata masajid dimasuki oleh AL.

B. Harakah digantikan oleh Huruf


1. Mutsanna ‫ المثنى‬yaitu yang menunjukkan kepada dua (bernyawa atau tidak bernyawa),
antara tunggal dan jamak. Yang ditambahkan Alif ‫ ألف‬dan Nun ‫ نون‬pada akhir katanya
untuk menunjukkan hukumnya sebagai Marfu’, contohnya ‫ رجالن‬, dan menambahkan
Ya ‫ ياء‬dan Nun ‫ نون‬pada akhir katanya yang menunjukkan Jarr atau Nashab,
contohnya ‫رجلين‬. Adapun untuk mengetahui bentuk-bentuknya adalah pembahasan
dalam Ilmu Sharf.
2. Jamak Muzakkar Salim ‫ جمع المذكر السالم‬yang menunjukkan tiga atau lebih dengan
menambahkan Wau ‫ واو‬dan Nun ‫ نون‬pada kondisi Marfu’ contohnya ‫ مسلمون‬, dan
menambahkan Ya ‫ ياء‬dan Nun ‫ نون‬pada kondisi Majrur dan Manshub, contohnya
‫مسلمين‬.
3. Asma Sittah ‫ األسماء الستة‬yaitu ‫( أب‬bapak), ‫( أخ‬saudara lk), ‫( حم‬panan), ‫( ذو‬yg
mempunyai), ‫( فو‬mulut), ‫( هن‬sesuatu). Tanda Marfu’nya dengan Wau ‫ الواو‬contohnya
‫ حضر أبو علي‬, Manshub dengan Alif ‫األلف‬, contoh ‫ ورأيتُ أبا علي‬, dan Majrur dengan Ya
‫ الياء‬contohnya ‫مررتُ بأبي علي‬. Syarat-syaratnya adalah haruslah tunggal (mufrad) tidak
boleh mutsanna (dua) dan Jamak. Syarat lainnya adalah harus Idhafah, contohnya
‫حضر أبوه‬. Dan tidak boleh jika bentuknya tashgir, contohnya ‫أخيُّه صغير‬.

C. I’rabnya dengan menghapus atau menghilangkan hurufnya

1. Al Af’al Al Khmasa ‫ األفعال الخمسة‬yaitu setiap Fi’il yang berhubungan dengan Alif
Itsnain (mutsanna), atau Ya Al Mukhatabah, atau Wau Jama’ah. Dinamakan Af’al
Khamsa karena bentuknya ada lima yaitu, ‫ تفعلون‬،‫ يفعلون‬,‫ تفعلين‬،‫ يفعالن‬،‫تفعالن‬. Hukum
I’rab Fi’il yang lima ini adalah menghilangkan huruf Nun nya apabila Ia Mnshub atau
Majzum, contohnya ‫ هذه الدار يريد التاجران أن يشتريا‬dihilangkan Nun pada kata
Yasytariyani karena manshub dengan huruf nashb. Atau majzum karena dimasuki
oleh huruf jazm seperti contoh di bawah ini ‫ال تشتريا هذه األرض‬.
2. Mudhari’ Mu’tal Akhir, yaitu fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya adalah huruf Illat
(alif, wau dan ya). Apabila ia berada pada posisi Majzum maka hukumnya adalah
majzum dengan menghapus huruf illatnya, contohnya ‫ يدعو‬dan ‫ يخشى‬apabila dimasuki
oleh huruf jazm ‫ع أحدا‬
ُ ‫ لم يد‬dihilangkan huruf wau nya ‫يخش أعداءه‬
َ ‫خالد لم‬. Dihilangkan
huruf ya nya.

Macam-macam I’rab

I’rab terbagi menjadi tiga macam, yaitu I’rab Dhahir (nampak) ‫إعراب ظاهر‬, I’rab Muqaddar
(tersembunyi) ‫ إعراب مقدر‬dan I’rab Mahalli ‫( إعراب محلي‬berdasarkan tempat dan kedudukan
dalam kalimat).

I’rab Dhahir ‫ إعراب ظاهر‬adalah nampak dan terlihatnya tanda-tanda I’rab seperti kasrah,
dhamma dan fatha pada akhir suatu kata, contohnya ‫ في المساج ِد‬dimana terlihat dengan jelas
kasrah pada kata masajidi. I’rab Muqaddar yaitu tidak nampaknya tanda-tanda I’rab dengan
jelas pada akhir kata disebabkan oleh beratnya lidah untuk menyebutkannya atau terdapat
uzur dalam penyebutan atau karena maksud menempatkannya pada suatu posisi dengan
harakat yang sesuai ataupun karena dimasuki oleh huruf jarr tambahan (zaid). Dan semua itu
terdapat pada:

1.
1. Isim Manquush ‫ االسم المنقوص‬yaitu isim yang diakhiri dengan huruf Ya dan
huruf sebelumnya kasrah, contoh ‫ القاضي‬muqaddar atas dhamma dan kasrah
karena berat penyebutannya.
2. Isim Maqshur ‫ االسم المقصور‬yaitu isim yang diakhiri dengan Alif dan huruf
sebelumnya adalah fatha, contohnya ‫ الفتَى‬dalam kalimat ‫ حضر الفتى‬atau ُ‫ومررت‬
‫ى‬
ً ‫ بفت‬I’rabnya adalah dengan menyembunyikan semua harakatnya karena ada
uzur.
3. Isim yang disandarkan kepadanya Ya Mutakallim, contohnya ‫ كتابي‬semua
harakatnya disembunyikan karena kedudukannya dengan harakat yang sesuai.
4. Isim yang dijarr dengan huruf jarr tambahan, contohnya ‫ما حضر من أح ٍد‬.
5. Fi’il Mudhari’ yang huruf akhirnya adalah huruf illat, baik huruf akhirnya
adalah Ya dan sebelumnya kasrah misalnya ‫ يبني‬،‫ يمشي‬, ataukah huruf akhirnya
adalah Wau sebelumnya dhamma, contohnya ‫ يغزو‬،‫يدعو‬, maupun huruf
akhirnya Alif dan fatha sebelumnya, misalnya ‫ يخشى‬،‫يرعى‬, maka tanda
I’rabnya adalah muqaddar karena ada uzur yang menghalangnya.

I’rab Mahalli ‫ إعراب محلي‬yang berdasarkan tempat dan kedudukan suatu isim dalam kalimat,
dan kebanyakan terdapat pada semua isim yang mabni, contoh dari kata penunjuk ‫ هذا كريم‬,
contoh dari kata penghubung ‫أكرمت الذي نجح‬.

Nakirah (‫ )النكرة‬dan Ma’rifat (‫)المعرفة‬

Nakirah (‫ )النكرة‬adalah yang tidak dimaksudkan kepada sesuatu yang tertentu atau dengan
kata lain nakirah adalah sesuatu yang belum tentu dan pasti, contohnya kata manusia (‫)إنسان‬
dan laki-laki (‫ )رجل‬apabila kedua kata tersebut belum jelas ketentuannya, manusia yang
manakah atau lelaki yang mana. Sedangkan Ma’rifat (‫ )المعرفة‬adalah susatu yang pasti dan
dimaksudkan kepada susuatu yang tertentu, yang terbagi menjadi tujuh bagian yaitu Dhamir,
álam, kata penunjuk, kata penghubung, kata yang ber alif lam (‫)أل‬, bersandar pada ma’rifah ,
munada (panggilan=dimasuki oleh huruf nida).

Dhamir (‫ )ضمائر‬adalah kata yang menunjukkan kepada mutakallim (orang pertama tunggal)
atau mukhatab (lawan berbicara) dan ghaib (orang ketiga). Yang terbagi menjadi dhamir
Munfashil (terpisah) yaitu dhamir yang boleh dimulai dengannya pada awal kalimat atau
terletak setalh Illa (kecuali). Dan dhamir muttashil (bersambung) yaitu dhamir yang
bersambungan dengan kata lain, contoh dhamir munfashil, saya (‫)أنا‬, kamu laki-laki ( َ‫)أنت‬,
kami/kita (‫)نحن‬, dia laki-laki (‫)هو‬, dia perempuan (‫)هي‬, mereka (‫ )هم‬kesemuanya adalah
dhamir muttashil yang menempati kedudukan rafa’/marfu’dalam kalimat, adapaun yang
menempati nashab yaitu saya (‫)إياي‬, kamu ( َ‫)إياك‬, mereka (‫ )إياهم‬dst. Contoh dhamir muttashil,
Ta yang menunjukkan saya ( ُ‫)تاء= قرأت‬, Na menunjukkan kita (=‫ )قرأنا نا‬dan seterusnya.

Al ‘alam (‫ )العلم‬adalah kata yang menunjukkan sesuatu pada zatnya yang meliputi Kunyah
(gelar) yaitu kata yang dimulai dengan ibn, abu atau umm, contohnya ‫ )أم‬,(‫ )ابن الوردي‬,(‫)أبو بكر‬
‫)المؤمنين‬. Laqab (gelar) yang menunjukkan kebaikan atau memuji dan keburukan atau
penghinaan, contohnya (‫= الفاروق‬yang dapat membdakan baik dan buruk) dan (‫= األعشى‬yang
cacat matanya). Ataupun nama-nama orang selain kuniyah dan laqab, baik yang tunggal
maupun yang tersusun dari dua kata, contohnya (‫ )مكة‬,(‫ )هند‬,(‫)أحمد‬, dan (‫)عبدهللا‬.
Kata penunjuk (‫ )اسم اإلشارة‬yaitu kata yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu baik
dekat ataupun jauh, contoh (‫= هذا‬ini lk), (‫= هذ ه‬ini pr), (‫= ذلك‬itu lk) dan (‫= تلك‬itu pr).

Kata penyambung (‫ )االسم الموصول‬yaitu kata yang menunjukkan pada susuatu yang tertentu
yang berhubungan, contohnya (‫= الذي‬yang lk) dan (‫= التي‬yang pr).

Alif Lam (‫ )أل‬yaitu isim nakirah yang dimasuki oleh alif dan lam, dan menjadikan sesuatu itu
menjadi tertentu (ma’rifat), contohnya kata buku (‫ )كتاب‬yang belum diketahui buku yang
mana maka ditambahkan alif dan lam guna menunjukkan buku tertentu menjadi (‫)الكتاب‬.

Isim yang disandarkan pada isim ma’rifah yaitu isim nakirah didhafkan (disandarkan)
pada isim ma’rifat yang menyebabkan isim tersebut menjadi ma’rifat, contohnya ( ‫هذا كتاب‬
ٍ ‫= علي‬ini bukunya Ali), kata kitab dalam contoh ini adalah nakirah namun karena diidafhkan
pada isim ma’rifat yaitu Ali maka kata kitab dengan sendirinya menjadi ma’rifat.

Munada (‫ )لمنادى‬yaitu memanggil dengan maksud menentukannya sehingga ia menjadi


ma’rifat, contohnya (‫ )يا بائ ُع‬dan (ِ‫)يا عبدَهللا‬.

I’rab Fi’il Mudhari’

I’rab Fi’il Mudhari’ ada tiga yaitu Nashab, Jazam dan Rafa’. Dinashabkan Mudhari’ apabila
dimasuki oleh salah satu dari huruf Nashab yaitu, An ‫ أن‬contohnya ‫ِو َما َكانَ ِلنَف ٍس أَن‬ َ َ‫ ت َ ُموت‬, Lan
‫لن‬, contohnya ُ‫َب للا‬ َّ
َ ‫ُصيبَنَا ِإال َما َكت‬ َّ ُ ُ
ِ ‫ قل لن ي‬, Izan ‫ إذن‬contohnya ‫ إذن أكر َمك‬.‫ أريد أن أزورك‬, Kay ‫كي‬,
contohnya ‫فَ َردَدنَاهُ ِإلَى أ ُ ِم ِه كَي تَقَ َّر َعينُ َها‬. Fi’il Mudhari’ juga dinashabkan dengan An yang
tersembunyi setelah Lam ‫ ِلت َغ ِف َر لَ ُهم‬, atau Hatta ‫ َحتَّى تَت َّ ِب َع ِملَّت َ ُهم‬, atau Fa sababiah ‫فتكسب‬
َ ‫لم تعمل‬, atau
Athaf kepada isim sebelumnya.

Fi’il Mudhari’ itu Majzum apabila didahului oleh salah satu dari pada huruf jazam, yaitu Lam
‫ لم‬dan Lamma ‫لما‬,contohnya ‫ لما يعُد علي‬،‫لم يسافر زيد‬. Lam ‫ الم األمر‬yang menunjukan perintah,
contoh ‫بالعدل‬ ِ ‫لتحكم بين الناس‬. La ‫ ال الناهية‬yang menunjukkan larangan, contohnya ‫الَ تُب ِطلُوا‬
‫صدَقَا ِت ُكم ِبال َم ِن َواألذَى‬
َ . Dan Fi’il Mudhari’ juga majzum apabila di masuki oleh salah satu dari
huruh Syarth.

Apabila Fi’il Mudhari’ kosong dari huruf Nashab dan Jazam maka I’rabnya tetaplah Rafa’/
marfu’.

fikar

Like
2 bloggers like this post.

▶ 55 Responses
« Before Pesantren IMMIM October 27, 2005
AfterCARA PRAKTIS MENGUASAI ILMU SHARF . Bagian I November 2, 2005 »

o ZIKIR & DOA

o Categories
o Recent Posts
 KINERJA GURU
 COOPERATIVE LEARNING AND GROUP WORK
 STUDENTS’ ATTITUDE
 TEST CONSTRUCTION PROCEDURES
 TEST RELIABILITY
 INTERNET AS LEARNING RESOURCE
 MERINGKAS ATAU MEREVIEW BUKU
 DI BALIK BEASISWA & BEHASISA
 MATEMATIKA SEBAGAI PROBLEM SOLVING
 POSITIVE THINKING
o Friends
 Almascatie
 Aman Net
 Brave
 Fanny
 Ginzul
 Lola
 Om Boer
 Tina
 Yus

NILE

follow me on vodpod »
‫‪o‬‬ ‫‪Top Clicks‬‬
‫‪‬‬ ‫‪vikar.wordpress.com‬‬
‫‪‬‬ ‫…‪luluvikar.files.wordpress.com/‬‬
‫‪‬‬ ‫…‪luluvikar.files.wordpress.com/‬‬
‫‪‬‬ ‫‪luluasegaf.wordpress.com‬‬
‫‪‬‬ ‫…‪luluvikar.files.wordpress.com/‬‬
‫‪‬‬ ‫…‪luluvikar.files.wordpress.com/‬‬
‫‪o‬‬ ‫‪DOWNLOAD ANIMASI‬‬

‫‪o‬‬ ‫‪DOWNLOAD JURNAL/SKRIPSI‬‬

‫‪o‬‬ ‫الصور المتحركة‬

‫ت البصري ِة‬
‫عمل صور متحركة‪ِ ،‬شعارات‪ ،‬وأزرار‪ .‬يمكنك أن تستخدم ميزات خاصة إلضافة التأثيرا ِ‬
‫الرائعة وظيفة البرنامج‪ :‬بواسطة هذا البرنامج تستطيع عمل صورة متحركة بنسق بكل سهولة وما‬
‫عليك سوى تحديد الصور التي تريد ظهورها من جهازك وإضافتها في عدة إطارات ثم يتم عمل صورة‬
‫واحدة متحركة تحتوي على جميع الصور التي حددت وبالسرعة التي تريدوتُهيئ صورك‬

‫‪‬‬
‫‪o‬‬ ‫‪IN GOD WE TRUST‬‬
o MINE

Sekedar Coretan Yang Tak Layak Mengandung Makna Namun Patut Untuk
Dimaknai Oleh Siapa Saja Yang Ingin Menjadi Orang Yang Bermakna Untuk
Memberikan Makna Bagi Orang Lain. "HAPPY IS HE WHO DOES GOOD
TO OTHER, AND MISERABLE IS HE WHO EXPECTS GOOD FROM
OTHERS"

o ALBUM

Foto

o LANGGANAN

Masukkan alamat @mail Anda!!

Join 20 other followers


o Recent Comments

Agus bj on Tarekat Qodiriyah

Bambang on HIPNOTIS, MEMBACA FIKIRAN, DAN…

nieka on MENGENAL TANDA-TANDA KANKER…

paijo on HIPNOTIS, MEMBACA FIKIRAN, DAN…

o Meta
 Register
 Log in
 Entries RSS
 Comments RSS
 WordPress.com
o INDAHNYA PERDAMAIAN DALAM IRAMA KEDAMAIAN

o ‫ما هو السالم العادل؟‬

‫ قسم مفهوم السالم إلى األربعة أركان التقليدية )إقرار السالم‬Peace Enforcement ، ‫وصنع السالم‬
Peace Making، ‫ وحفظ السالم‬Peace Keeping ، ‫ وبناء السالم‬Peace Building) ‫مؤكدا على‬
‫أن احترام حقوق اإلنسان والمواثيق الدولية ذات الصلة مسألة واجبة في األركان األربعة وأن هذا‬
‫االلتزام يحقق السالم العادل‬.


o BASIC PRINCIPLES

o
o PERMOHONAN MAAF!!

Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika pesan, komentar, usalan dan


permintaan saudara/i sekalian belum dapat kami balas, kiranya dapat
dimaklumi. Thanks juga atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk mampir
atau mengunjungi Blog ini, semoga apa yang anda cari dan butuhkan dari blog
ini dapat bermanfaat. Amiien.

o Blog Stats
 612,644 hits
o Kalender

October 2005
M T W T F S S
« Sep Nov »
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31

o Demo Lagu (Video)

o Top Posts
 CONTOH DIALOG DALAM BAHASA ARAB
 OBAT MATA YANG PALING AMPUH
 HIPNOTIS, MEMBACA FIKIRAN, DAN TELEPATI
 STATUS SOSIAL dan PERANAN SOSIAL
 HUKUM ONANI (COLI) DALAM ISLAM
o Download MP3 SABANDSA
‫‪o‬‬ ‫)‪Free Download buku-buku (Gratis‬‬

‫‪o‬‬ ‫القراءة‬

‫القراءة مطلب مهم‪ ،‬وال غنى لمن يريد بناء نفسه عنها‪ ،‬ن مما يعين على ذلك حسن اختيار الكتاب الذي‬
‫يتالءم معك ومع قدراتك‪ .‬وأقترح عليك أن تتفق مع بعض زمالئك والقريبين منك على أن تنظموا لكنها‬
‫تحتاج إلى جلد وعزيمة وإصرار‪ ،‬وقدرة على ضبط النفس‪ ،‬والحل هو في تعويد النفس والحزم معها‪،‬‬
‫وسترى أنك بالتدريج قد زادت رغبتك وإقبالك‪ ،‬كما أبرنامجا مشتركا بينكم حيث يقرأ كل لوحده‪ ،‬ثم‬
‫تتناقشون فيما تقرؤونه‬

‫‪Blog at WordPress.com. Theme: DePo Masthead by Automattic. Fonts on this blog.‬‬

‫‪Follow‬‬

‫)‪Follow LUVILOVE 'N 2G (LULU VIKAR IN LOVE‬‬

‫‪Get every new post delivered to your Inbox.‬‬

‫‪Enter email‬‬

‫‪Powered by WordPress.com‬‬

Anda mungkin juga menyukai