Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA ARAB

Makalah ini berjudul Mengidentifikasi Isim Fail,Maf’ul dan Tafdhil serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Arab dosen pembimbing:
Neng Lia Yulianengsih, M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:


1. FADLY FADILAH
2. YANUARD MULYA PRATAMA
3. FATUROHMAN FADILAH

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN


Jl. Syeh Maulana Akbar, Purwawinangun, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
45511
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Mengidentifikasi Isim Fail,Tafdhil, dan Maf’ul . Terlepas dari semua itu, Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Saya selaku penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir
kata saya berharap semoga makalah Mengidentifikasi Isim Fail,Tafdhil, dan Maf’ul
ini semoga dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun
bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo-Arami. Bahasa
Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa
Semit . Dalam bahasa arab ada isim, Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada
manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang tidak
berkaitan dengan waktu.
1.1 Rumusan Masalah
-Apa pengertian dari isim Fa,il
- Apa pengertian dari isim Tafdhil
- Apa pengertian dari isim Maf’ul
1.2 Tujuan Masalah
-Mengerti apa pengertian dari isim Fa,il
- Mengerti apa pengertian dari isim Tafdhil
- Mengerti apa pengertian dari isim Maf’ul
BAB II
ISI

A. Definisi Isim Fa’il


Jadi definisi atau pengertian mudahnya Isim Fa’il adalah sebuah kata yang menunjukkan
pelaku perbuatan dari aspek terjadinya bukan dari aspek aslinya pada diri pelaku dan ia
merupakan salah satu dari isim musytaq (kata jadian).

B. Fungsi Isim Fa’il


Untuk memahami fungsi dari isim fa’il ini maka perlu dipahami adanya kata kerja intransitif
dan kata kerja transitif. Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek agar
bisa menyusun kalimat menjadi sempurna menjadi isim fa’il. Kata ini juga tanpa
imbuhan. Dalam bahasa Arab, kata kerja ini disebut sebagai fi’il lazim. Isim fa’il ini biasanya
beri’rob rofa. Maksud dari beri’rob rofa’ adalah kata yang harokat akhirnya dhommah tanwin
(dhommatain) ٌ /wau (‫ )و‬/ alif (‫ )ا‬/ dan nun (‫)ن‬.

Contoh:

 ‫ َو اِلٌد َص اِد ٌق ِفْع ُلُه‬yang bermakna (walid adalah seorang yang benar perbuatannya). Isim fa’il ‫َص اِد ٌق‬
dibentuk dari fi’il lazim ‫ َص َدَق‬yang bermakna (benar/membenarkan).

Jadi kita tidak perlu menambahkan ‫ ِفْع ُله‬untuk menyatakan perbuatan walid benar. Fungsi
lain dari isim fa’il adalah mengubah kata kerja transitif (kata kerja yang butuh objek untuk
membentuk kalimat sempurna) dan biasanya berimbuhan, menjadi beri’rob rofa’ serta mengubah
maf’ul bih menjadi beri’rob nashob, maksudnya adalah berharokat fathah ( َ ) / alif (‫ )ا‬/ kasrah
( ِ ) / dan ya ( ‫) ي‬. Contoh:

 ‫( َو اِل ٌد َض اِر ٌب َس َّياَر َتُه‬walidun dhooribun sayyarotahu) yang bermakna; walid memukul sepeda
motornya. Dhooribun berharokat dhommah (rofa’) dan sayyarotahu berharakat nashob atau
fathah.

Contoh Isim Fa’il


Selain hal diatas, sebenarnya ada banyak ragam contoh dari isim fa’il. Namun yang perlu
ditekankan seperti sudah dibahas di atas yakni kita harus memahami wazan-nya atau
pedomannya. Seperti yang sudah disebutkan diatas, panduan kitab sebagai wazan atau pedoman
yang paling sering digunakan adalah amsilatu tasrifiyah (tasripan). Jika sudah memahami, maka
insya alloh perubahan isim fa’il dari kata kerja apapun akan dengan mudah bisa kita
ketahui. Maka sebagai contoh, kita perlu belajar dari memahami dulu ciri bagaimana isim fa’il
terbentuk.
Agar lebih memudahkan kita dalam menentukan isim fa’il sehingga kita memiliki
pedoman pengertian yang mantap. Isim fa’il dibentuk dari tsulasy mujarrad dan ghair tsulasy
mujarrad. Tsulasy mujarrad adalah setiap kata yang terdiri 3 (tiga) huruf asli dan terbebas dari
huruf-huruf zaidah (tambahan), sedangkan ghair berarti selain itu. Kata “ ‫ “ َقاِفٌل‬adalah isim fa’il
dari “ ‫ “ َقَفَل‬, begitu juga kata “ ‫ “ َقاِر ٌء‬adalah isim fa’il dari “ ‫“ َقَر َأ‬. Apabila ‘ain fi’ilnya telah
melalui proses i’lal maka diganti dengan hamzah. I’lal adalah mengubah huruf illat seperti Wau (
‫)و‬, Alif (‫ )ا‬dan Ya’(‫)ي‬, supaya ringan dan mudah dalam mengucapkannya.

Contoh:

 Fi’il “ ‫ “ َقاَل – َيُقْو ُل‬asalnya adalah “ ‫ “ َقَو َل – َيْقُو ُل‬, maka isim fa’ilnya adalah “ ‫ “ َقاِئٌل‬.
 Fi’il “ ‫ “ َباَع – َيِبْيُع‬asalnya adalah “ ‫ “ َبَيَع – َيِبْيُع‬, maka isim fa’ilnya adalah “ ‫“ َباِئٌع‬.

Jika ‘ain tersebut tidak di i’lal maka isim fa’il tetap seperti adanya.

Contoh:

 Fi’il “ ‫ “ َع ِو َر – يَـْع َو ُر‬isim fa’ilnya adalah “ ‫ “ َعاِو ٌر‬.


 Fi’il “ ‫ “ َص ِيَد – يَـْص َيُد‬isim fa’ilnya adalah “ ‫“ َص ايِـٌد‬.

Ketentuan Lain yang mudah dipahami untuk fi’il tsulatsy mujarrad:

 Jika terjadi pada pola fa-‘a-la , (‫()فعل‬huruf 1, 2, 3), dengan menambahkan huruf Alif setelah kata
pertama. Hal ini membuat pola fa-‘a-la berubah menjadi fa-a-‘a-la (huruf 1, a, 2, 3).
 Pada pola fa-‘a-la dengan huruf tengah adalah Alif, maka huruf Alif setelah kata pertama diganti
dengan huruf Hamzah. Pola fa-a-‘a-la berubah menjadi fa-hamzah-‘a-la.

Kedua ketentuan diatas, ubah harakat huruf tengah (huruf ke-2) dari fathah menjadi kasrah.
Silahkan lihat contoh,

Fi’il Fa’il

‫ضرب‬ ‫ضارب‬

‫كتب‬ ‫كاتب‬

‫قال‬ ‫قائل‬
Isim fa’il yang terjadi dari fi’il tsulasy mazid dan ruba’i. Isim fa’il yang terjadi dari fi’il
mazid tsulasy dan fi’il ruba’i baik mujarrad maupun mazid berwazankan fi’il mudhari’
ma’lum. Caranya dengan mengganti huruf mudhara’ah dengan mim yang berharakat dhammah,
dan dikasrahkan huruf sebelum akhir. Agar tidak bingung, perlu dijelaskan bahwa yang
dimaksud Fi’il ma’lum adalah kata kerja yang pelakunya disebutkan atau bisa juga disebut kata
kerja yang mengandung maksud mengerjakan sesuatu. Jika dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan kata kerja aktif, atau kata kerja yang mempunyai awalan me/ber. Contoh: Paijo membuka
pintu : kata “membuka” disebut kata kerja aktif.

Contoh:

 Fi’il “ ‫ “ ُيْفـِس ُد‬isim fa’ilnya adalah “ ‫ “ ُم ْفٍس ٌد‬.


 Fi’il “ ‫ “ يُـَأِّخ ُر‬isim fa’ilnya adalah “ ‫ “ ُم َأِّخ ٌر‬.
 Fi’il “ ‫ “ َيْسَتِع ْيُن‬isim fa’ilnya adalah “ ‫“ ُم ْسَتِع ْيٌن‬

C. Definisi Isim Maf’ul


Isim fa’il merupakan sebuah sifat yang terjadi dari fi’il bina majhul, yang digunakan untuk
menunjukkan suatu peristiwa maupun perbuatan yang terjadi pada maushuf (yang disifati)
menurut aspek terjadinya bukan dari aspek tetapnya (sifat yang ada pada diri pelaku) Isim maf’ul
mempunyai pengertian sebagai isim musytaq yang dibuat dari fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya
dengan tujuan untuk menerangkan objek dari terjadinya suatu pekerjaan.Apabila diringkas secara
singkat maksud dari isim ini merupakan sebuah isim yang fungsinya sebagai objek untuk
menjelaskan benda atau sesuatu yang menjadi akibat maupun hasil dari perbuatan pelaku. Isim
maf’ul ini termasuk dalam golongan isim musytaq yang artinya merupakan sebuah bentuk kata
benda karena akibat dari perubahan kata yang lainnya jadi, dengan kata lain maf’ul ini
merupakan hasil dari perubahan isim fi’il.

D. Fungsi Isim Maf’ul

Dalam sebuah kalimat, isim maf’ul akan berperan sebagai objek dimana dengan posisinya
sebagai sebuah objek maka, isim maf’ul akan mengubah i’rab (harakat huruf terakhir) beberapa
kata. Perubahan tersebut dapat terjadi apabila, Isim maf’ul tersebut mempunyai alif lam.
Mempunyai fungsi seperti fi’il mabni majhul, apabila pada isim maf’ul terdapat huruf alif-lam,
maka isim ini dapat berfungsi seperti fi’il mabni majhul yang dalam istilah bahasa. Sehingga
nantinya, terjemahan dari kata isim ini biasanya akan berubah bentuk menjadi objek yang diberi
perlakuan oleh A. Apabila isim maf’ul tidak mempunyai huruf alif-lam atau nakirah tanwin,
maka terdapat beberapa persyaratan yang harus diikuti dengan tujuan agar isim ini dapat
berperan sebagai fi’il mabni majhul. Maka, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
dapat berperan sebagai fi’il mabni majhul adalah sebagai berikut:

 Posisi isim maf’ul harus berada setelah subjek atau mubtada’.


 Dianjurkan untuk berada setelah kata tanya.
 Harus bersifat bisa untuk menjelaskan sesuatu, baik berupa sifat maupun bentuk keterangan
lainnya.
Contoh Isim Maf’ul

1 . ‫ما مسموٌح بحرية بال حدود‬


Pada kata “ ‫ “ مسموٌح‬pada contoh tersebut merupakan salah satu penggunaan isim maf’ul
yang tidak menggunakan ( ‫) ال‬, dengan perkiraan waktu ‫ استقبال‬di masa yang akan datang, dan
disandarkan pada nafy (‫) ما‬. Dengan begitu, maka ia berperan sebagaimana peran fi’ilnya, yaitu
merafa’kan na’if fa’il, sehingga na’if fa’ilnya adalah “ ‫( “ بحرية‬jar majrur), karena ia merupakan
bentuk dari fi’il lazim.

2 . ‫أ ممنوحٌةٌ المرأُة حقوقها‬


Dalam kata “ ‫ “ ممنوحٌة‬seperti pada contoh tersebut merupakan suatu bagian dari isim
maf’ul dengan kondisinya yang tidak menggunakan ( ‫) ال‬, maka ia akan memiliki perkiraan
waktu ‫ استقبال‬di masa yang akan datang yang disandarkan pada suatu istifham ( ‫) أ‬.

Sehingga, ia dapat berperan sebagaimana perannya fi’ilnya, dengan kata “ ‫ “ المرأُة‬sebagai na’if
fa’ilnya.

3 . ‫الطائرة مجهٌد ركاب‬


Penggunaan kata “ ‫ “ مجهٌد‬seperti pada contoh di atas merupakan sebuah bagian dari isim
maf’ul dari fi’il “ ‫“ ُجِّهَد‬. Dengan kondisinya yang tidak menggunakan sebuah ( ‫) ال‬, maka ia
menunjukkan sebagai bagian ‫ حال‬pada masa sekarang dan ia akan disandarkan kepada mubtada
( ‫) الطائرة‬.

Sehingga demikian, ia akan beramal sebagaimana amal fi’ilnya, dan kata “ ‫ “ ركاُب‬sebagai naïf
fa’ilnya.

4 . ‫بات العدو مكسور الجناح‬


Kata “ ‫ “ مكسور‬merupakan sebuah isim maf’ul dari fi’il “ ‫ “ كُـِس َر‬dimana kondisinya
tidak menggunakan ( ‫ ) ال‬sehingga menunjukkan ‫ ماض‬yang berarti penggunaan masa lalu dan
disandarkan kepada salah satu dari nafy, atau istifham, maupun dapat disandarkan
pada mubtada’, dan maushuf. Maka, kata “ ‫ “ مكسور‬tersebut tidak beramal dan seperti kata
sesudahnya dalam kondisi majrur karena ia telah menjadi mudhaf ilaih.

‫( َأَم ْض ُرْو ٌب َزْيٌد ؟‬a-madhruubun Zaidun?) mempunyai arti “Apakah Zaid dipukul?”
Dimana akan dijelaskan secara rinci agar mampu untuk mengerti mengenai pemahaman isim
maf’ul ini. Kalimat ini mengandung penjelasan jika Zaid merupakan sebuah isim setelah
madhrub, sehingga ia marfu’. Mempunyai hukum yang sama seperti dengan fi’il majhul yang
merafa’-kan naibul fa’il nya.
E. Definisi Tafdhil

Secara bahasaIsim berarti nama atau kata benda. Sedangkan tafdhil berarti kelebihan.Kata
tafdhil berasal dari bentuk Fadhdhola – yufadhdhilu – tafdhiilan. Secara istilah Di dalam kitab
nahwu “Jamiud Durus Al Arabiyah”, definisi isim tafdil sebagai berikut:

‫ مثُل “خليٌل أعلُم من‬،‫ وزاد أحُدهما على اآلخر فيها‬،‫اسُم التفضيل صفٌة ُتؤخُذ من الفعل لتُدّل على أن شيئين اشتركا في صفة‬
‫سعيد وأفضُل منه‬

Isim tafdil adalah sifat yang diambil dari fi’il untuk menunjukkan bahwa dua hal yang bersekutu
dalam satu sifat yang sama, namun salah satunya lebih dibandingkan yang lain.

Contohnya dalam kalimat:

‫َخ ِلْيٌل َأْع َلُم ِم ْن َسِع ْيٍد َو َأْفَض ُل ِم ْنُه‬

Khalil lebih tahu dibandingkan Sa’id dan Dia lebih baik daripadanya. Terkadang, isim tafdil juga
digunakan untuk dua hal yang memiliki sifat berbeda.

Contohnya:

‫الَّصْيُف َأَح ُّر ِم َن الِّش َتاِء‬

Musim panas lebih panas dibandingkan musim dingin.

‫الَّصْيُف‬, musim panas dengan panasnya, lebih panas, dibandingkan dengan ‫ الِّش َتاِء‬dengan sifat
dinginnya.

Pola Harakat dari isim tafdil dibedakan menjadi dua kategori: mudzakkar dan muannats.

1. Wazan mudzakkar

Wazan tafdhil yang pertama adalah mudzakkar, yaitu mengikuti wazan af’alu ( ‫)َأْفَعُل‬.

Contohnya:

 lebih / paling dekat: ‫َاْقَر ُب‬


 lebih / paling indah: ‫َاْج َم ُل‬
 lebih / paling bagus: ‫َاْح َس ُن‬

Ada 3 isim dengan wazan ‫ َأْفَع ُل‬yang dalam pemakaiannya hamzahnya dibuang:

 ‫ َخْيٌر‬aslinya adalah ‫ َاْخ َيُر‬lalu dibuang hamzahnya dan sukun serta fathahnya ditukar agar
mudah diucapkan lisan, sehingga jadilah ‫ َخْيٌر‬, karena likatsrotil isti’mal, banyak
digunakan.
 ‫ َش ٌّر‬aslinya adalah ‫َاَش ُّر‬
 ‫ َح ٌّب‬aslinya adalah ‫َاَح ُّب‬

Selain membuang alifnya, bisa juga dengan tanpa membuang alif, menggunakan bentuk aslinya.

2. Wazan muannats

Pola harakat isim tafdhil kedua adalah muannats, dengan timbangan: ‫( ُفْع َلى‬fu’laa).

Contohnya:

 ‫ ُك ْبَر ى‬artinya paling besar.


 ‫ ُحْسَنى‬artinya paling bagus.
 ‫ ُص ْغ َر ى‬artinya paling kecil

Maknanya bisa dibagi menjadi dua:

Bermakna “lebih” Makna lebih hanya didapatkan dari wazan tafdhil mudzakkar ( ‫)َأْفَعُل‬, bukan dari
muannats. Wazan muannats hanya punya arti satu: paling.

Contohnya:

‫الَّص اَل ُة َخْيٌر ِم َن الَّنْو ِم‬

Sholat adalah LEBIH BAIK daripada tidur.

Makna “lebih” atau bentuk komparatif didapatkan jika isim tafdhil diikuti dengan min serta tidak
dimudhafkan.

Contoh lainnya yang bermakna lebih

 Isim tafdhil dari ‫ َطِوْيٌل‬adalah ‫َاْطَو ُل‬


 Isim tafdhil dari ‫ واسع‬adalah ‫َاْو َس ُع‬
 Isim tafdhil dari kata ‫ َك ِبْيٌر‬adalah ‫َاْك َبُر‬

Bermakna “paling”

Makna paling atau bentuk superlatif didapatkan dari wazan mudzakkar dan
muannats.Wazan muannats hanya bermakna paling. Wazan mudzakkar bermakna paling jika
tidak diikuti lafadz min.

Contohnya:

‫َخْيُر الَّناِس َاْنَفُعُهْم ِللَّناِس‬

Paling baiknya manusia adalah yang paling bermanfaatnya mereka bagi orang lain.
Contohnya di dalam Al Quran:

‫َس ِّبِح اْس َم َر ِّبَك اَاْلْعَلۙى‬

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (Paling Tinggi).

Beberapa cara pembentukan isim tafdil adalah:

1. Dibentuk dari fi’il tsulatsy, bukan ruba’i dan seterusnya


2. Dari fi’il mutsbat bukan dari fi’il manfi’ (contoh fiil manfi: ‫)ما كتب‬.
3. Dari fi’il mutasharif / bisa dishorof ( ‫ ﺑﺌﺲ‬, ‫ ﻧﻌﻢ‬dan ‫ ﻟﻴﺲ‬tidak dapat dijadikan isim tafdhil
karena merupakan fiil dengan bentuk tetap (jamid), tidak bisa di-shorofi).
4. Dari fi’il mabni ma’lum bukan majhul.
5. Dari fi’il tamm ( ‫ صار‬,‫ ﻛﺎﻥ‬dan fi’il naqish lainnya tidak dapat dijadikan isim tafdhil)
6. Menerima untuk ditafdhil / dilebihkan (lafal ‫ ﻣﺎﺕ‬tidak dapat dijadikan isim tafdhil, karena
mati cuma sekali sehingga tidak ada yang lebih mati).
7. Tidak boleh dibuat dari lafal yang menunjukan warna, cacat, dan hiasan (seperti ‫ ﻋﻮﺭ‬, ‫ﻛﺤﻞ‬
‫ ﺳﻮﺩ‬, ).

Ahwal isim tafdil (‫ )أحوال اسم التفضيل‬dibagi menjadi 4:

1. Terbebas dari Al ( ‫ )أْل‬dan Idhofah

Dalam keadaan tanpa al dan tidak idhofah, isim tafdil wajib:

 mufrod
 mudzakkar

Meskipun yang dibandingkan adalah perempuan, tasniyah, atau jamak.

Contohnya:

‫خالٌد أفضُل من سعيد‬،


‫وفاطمُة أفضُل من سعاَد ِة‬،
‫وهذاِن أفضُل من هذا‬
‫وهاتاِن أنفُع من هاتين‬.
‫والمجاهدون أفضل من القاعدين‬.
‫والمتعّلماُت أفضُل من الجاهالت‬

2. Diawali dengan Al ( ‫)أْل‬

 Jika isim tafdil sudah diawali dengan al, maka tidak boleh diikuti dengan min ( ‫)ِم ْن‬.
 Wajib bersesuaian dengan yang sebelumnya dari sisi mufrad tatsniyah dan jamaknya
serta mudzakkar muannatsnya.
Contohnya:

‫هو اَألْفَض ُل‬،


‫َهَي اْلُفْض ٰل ى‬.
‫ُهَم ا اأْل ْفِض اَل ِن‬.
‫اْلَفاِط َم َتاِن ُهَم ا ا ُفُض ِلَياِن‬.
‫ْل‬
‫ُهُم اَأْلْفَض ُلْو َن‬.
‫ُهَّن اْلُفُض ِلَياُت‬

3. Idhofah kepada isim nakirah

Jika diidhofahkan kepada isim nakirah, maka wajib dalam keadaan mufrad dan mudzakkar serta
dicegah penggunaan min (‫)من‬.

Contohnya:

‫خالٌد أفضُل قائٍد‬.


‫فاطمُة أفضُل امرأٍة‬.
‫هذاِن أفضُل رجليِن‬.
‫هاتاِن أفضُل امرأتيِن‬
‫والمجاهُد ْو َن أفضُل رجاٍل‬
‫والمتعِّلماُت أفضُل نساٍء‬

4. Idhofah kepada isim ma’rifat

Tidak bisa digunakan bersamaan dengan min (‫)من‬.

Boleh dengan 2 perlakuan:

 selalu dalam keadaan mufrod dan mudzakkar contohnya ‫ولتِج دَّنهم أحرَص الناِس على حياٍة‬, atau
 harus sesuai dari sisi mufrod, tatsniyah, dan jamaknya serta mudzakkar dan muannatsnya,
contohnya ‫وكذلَك جعلنا في كِّل قريٍة أكابَر ُم جرميها‬.

1. Min tidak boleh didulukan dari isim tafdhil

Lafadz Min beserta majrurnya tidak boleh didahulukan atas isim tafdil, sama perlakuannya
seperti mudhof ilaih yang tidak boleh didahulukan letaknya atas mudhof. Kecuali jika majrur
dari min tadi berupa isim istifham.

Contohnya: ‫ِمَّم ْن َأْنَت َخْيٌر؟‬

Kamu lebih baik dari siapa? Maka min dan majrurnya diletakkan di depan isim tafdilnya.
2. Perbedaan isim tafdhil muannats dan mudzakkar

Wazan mudzakkar af’alu memungkinkan untuk dijadikan susuan idhofah dan juga na’at man’ut.
Sedangkan wazan muannats fu’laa hanya bisa dijadikan susuna na’at man’ut.

Contohnya:

Idhofah:

‫ َاْك َبُر اْلُكُتِب‬artinya paling besarnya kitab.

Na’at man’ut:

‫ الَّتْهِلْيُل اَاْلْك َبُر‬artinya tahlil yang paling besar.

‫ اِاْل ْس ِتَغاَثُة اْلُك ْبَر ى‬artinya istighotsah yang paling besar.

I’rab Isim Tafdhil

Isim tafdhil bisa dii’robi rofa’, nashab, atau jer, tergantung ‘amil yang jatuh padanya.

Contohnya:

 Posisi rofa’: ‫َقْو ٌل َّم ْع ُرْو ٌف َّو َم ْغ ِفَر ٌة َخ ْيٌر ِّم ْن َص َد َقٍة َّيْتَبُع َهٓا َاًذ ى‬
 Posisi nashab: ‫َو ٰل ِكَّن َاْكَثَر الَّناِس اَل َيْشُك ُرْو َن‬
 Posisi jer: ‫َو َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ُيَر ُّد ْو َن ِآٰلى َاَشِّد اْلَع َذ اِۗب‬

Semuanya ada di Al Quran.


Di antara contohnya sebagai berikut:

 ( ‫ )َاْص َغُر‬Ashgoru artinya lebih/paling sedikit


 (‫ )َاْك َبُر‬Akbaru artinya lebih/paling besar
 ( ‫ )َاْفَض ُل‬Afdholu artinya lebih/paling utama
 (‫ ) اْش َقي‬Asyqo artinya paling celaka
 ( ‫ )َاْح َس ُن‬Ahsanu artinya lebih/paling baik
 ( ‫ )َاْج َم ُل‬Ajmalu artinya lebih/paling bagus
 ( ‫ )َاْك َر ُم‬Akromu artnya lebih/paling mulia
 (‫ )َاْكَثُر‬Aktsaru artinya lebih/paling banyak
 ( ‫ )َاْر َخُص‬Arkhoshu artinya lebih/paling murah
 (‫ )َاْغَلي‬Aghla artinya lebih/paling mahal
 (‫ )َاْطَو ُل‬Athwalu artinya lebih/paling panjang
 ( ‫ )َاْقَر ُب‬Aqrobu artinya lebih/paling dekat
 ( ‫ )َاَشُّد‬Asyaddu artinya lebih/paling hebat
 (‫ )َاْبَر ُد‬Abrodu artinya lebih/paling dingin
 (‫ )َاْع َم ُق‬A’maqu artinya lebih/paling dalam
 ( ‫ )اْح َك ُم‬Ahkamu artinya lebih/paling adil
 (‫ )اْص َفُل‬Ashfalu artinya lebih/paling rendah
 (‫ ) َاْبَقى‬Abqo artinya lebih/paling kekal
 ‫ ُك ْبَر ى‬artinya paling besar.
 ‫ ُص ْغ َر ى‬artinya paling kecil
 isim tafdhil dari ‫ هّم‬yaitu ‫ َاَهُّم‬yang artinya lebih/paling susah.

Contoh Isim Tafdhil Dalam Ayat Al Quran Di Surat Al Baqarah, di antara yang saya temukan:

1. Surat Al Baqarah ayat 243: ‫َو ٰل ِكَّن َاْكَثَر الَّناِس اَل َيْشُك ُرْو َن‬
2. Surat Al Baqarah ayat 217 ‫َو َص ٌّد َع ْن َس ِبْيِل ِهّٰللا َو ُك ْفٌۢر ِبٖه َو اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَر اِم َوِاْخ َر اُج َاْهِلٖه ِم ْنُه َاْك َبُر ِع ْنَد ِهّٰللا‬
3. Surat Al Baqarah 237 ‫َو َاْن َتْع ُفْٓو ا َاْقَر ُب ِللَّتْقٰو ۗى‬
4. Surat Al Baqarah ayat 263 ‫َقْو ٌل َّم ْع ُرْو ٌف َّو َم ْغ ِفَر ٌة َخ ْيٌر ِّم ْن َص َد َقٍة َّيْتَبُع َهٓا َاًذ ى‬
5. Surat Al Baqarah ayat 282 ‫ٰذ ِلُك ْم َاْقَس ُط ِع ْنَد ِهّٰللا‬
6. Surat Al Baqarah ayat 74 ‫ٰذ ِلَك َفِهَي َك اْلِح َج اَرِة َاْو َاَشُّد َقْس َو ًة‬
7. Surat Al Baqarah ayat 115 ‫َو َم ْن َاْظَلُم ِمَّم ْن َّم َنَع َم ٰس ِج َد ِهّٰللا َاْن ُّيْذ َك َر ِفْيَها اْس ُم ٗه َو َس ٰع ى ِفْي َخ َر اِبَهۗا‬
8. Surat Al Baqarah ayat 204 ‫َو ُهَو َاَلُّد اْلِخ َص اِم‬
9. Surat Al Baqarah ayat 85: ‫َو َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ُيَر ُّد ْو َن ِآٰلى َاَشِّد اْلَع َذ اِۗب‬

Contoh Kalimat Isim Tafdhil Dalam Hadits Di Kitab Shahih Bukhari Nomor 2173:

‫َأْن َيْم َنَح َأَح ُد ُك ْم َأَخ اُه َخْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيْأُخَذ َشْيًئا َم ْع ُلوًم ا‬

Artinya: “Seorang dari kalian memberikan kepada saudaranya (tanahnya untuk digarap) lebih
baik baginya dari pada dia memungut bayaran tertentu“.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Jadi definisi atau pengertian mudahnya Isim Fa’il adalah sebuah kata yang menunjukkan
pelaku perbuatan dari aspek terjadinya bukan dari aspek aslinya pada diri pelaku dan ia
merupakan salah satu dari isim musytaq (kata jadian). Isim maf’ul mempunyai pengertian
sebagai isim musytaq yang dibuat dari fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya dengan tujuan untuk
menerangkan objek dari terjadinya suatu pekerjaan.Apabila diringkas secara singkat maksud dari
isim ini merupakan sebuah isim yang fungsinya sebagai objek untuk menjelaskan benda atau
sesuatu yang menjadi akibat maupun hasil dari perbuatan pelaku. Isim maf’ul ini termasuk dalam
golongan isim musytaq yang artinya merupakan sebuah bentuk kata benda karena akibat dari
perubahan kata yang lainnya jadi, dengan kata lain maf’ul ini merupakan hasil dari perubahan
isim fi’il. Secara bahasaIsim berarti nama atau kata benda. Sedangkan tafdhil berarti
kelebihan.Kata tafdhil berasal dari bentuk Fadhdhola – yufadhdhilu – tafdhiilan. Secara istilah Di
dalam kitab nahwu “Jamiud Durus Al Arabiyah”

Anda mungkin juga menyukai