Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS BAHAN AJAR

KB 2

A. VIDEO
1. KONSEP
a. Jumlah Fi’liyyah
Jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang dimulai (diawali) dengan fi’il . Struktur kalimatnya
biasanya terdiri dari fi’il dan fa’il
b. Pengertian dan Jenis-Jenis Fi’il
Fi’il adalah kata yang menunjukkan terjadinya sesuatu pada waktu tertentu.
Fi’il dilihat dari waktu terbagi menjadi 3, yaitu :
- Fi’il Madhi adalah kata yang menunjukkan arti perbuatan yang telah terjadi pada
waktu lampau, contohnya ‫ِاْص َتاَد َسِم ْيٌر َس َم َك ًة‬
- Fi’il Mudhari’ adalah kata yang menunjukkan arti perbuatan yang terjadi pada waktu
sekarang atau nanti, contohnya ‫َيْر َك ُب ُمِنْيٌر الَّسَّياَر َة‬
- Fi’il Amar adalah kata yang menunjukkan arti perintah atau tuntutan untuk melakukan
perbuatan. Situasinya mengandung waktu nanti, contohnya ‫ِاْلَبْس ِثَياَبَك‬
c. Perbedaan antara fi’il madhi, mudhari’ dan amar
- Fi’il Madhi bisa bersambung dengan Ta Mutakallim, contoh ‫َلِبْس ُت ← َلِبَس‬
- Fi’il Mudhari bisa dimasuki huruf ‫ َلْم‬، ‫ َلْن‬، ‫ َس ْو َف‬, contohnya ‫َس ْو َف َيْر َك ُب ← َيْر َك ُب‬
- Fi’il Amar bisa bersambung dengan Ya Mukhatabah, contohnya ‫ِاْلَبِس ْي ← ِاْلَبْس‬
Harf adalah kata yang tidak menunjukkan isim maupun fi’il, tetapi dia kata yang
menyambungkan satu kata dengan kata lain sehingga mempunyai makna yang
sempurna atau bias dipahami. Contohnya ‫ ِإَلى‬،‫ ِفي‬،‫َع َلى‬
d. Pengertian Fa’il
Fa’il bisa diartikan orang mendatangkan atau melakukan suatu pekerjaan. Fa’il bisa
berbentuk :
- Isim Mu’rab, yaitu isim yang berubah akhir harakatnya, contonya ‫ِاْص َتاَد َسِمْيٌر َس َم َك ًة‬
- Isim Mabni, yaitu kata yang harakatnya tidak berubah, contonya ‫َرِكْبُت الَّسَّياَر َة‬
2. EVALUASI DAN REFLIKSI
Pembelajaran mealui video memang sangat menyenangkan dan membuat peserta didik
semangat untuk belajar karena sesuai dengan perkembangan zaman, namun kalau tidak
ada terjemah dan materi disampaikan dengan terlalu ringkas tentu tingkat pemahaman
terhadap materi tersebut akan terbatas. Maka akan lebih bagus kalau materi dalam video
tersebut ditambah dan diberi terjemah, seperti contoh pembahasan tentang fa’il, karena
fi’il dan fa’il adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
 KELEBIHAN
- Menyenangkan dan membuat semangat peserta didik dalam belajar
 KEKURANGAN
- Tidak ada terjemah dan dialog terlalu cepat
- Bagi yang tidak paham dialognya maka materi akan terasa sulit dan
membosankan
- Materi disampaikan terlalu ringkas
4. KAITAN DENGAN MODERASI BERAGAMA
Dari video tersebut sangat jelas penting menghargai dan menghormati orang lain, serta
jangan pernah memaksakan kehendak kepada orang lain. Begitu juga dalam kehidupan
beragama, kita harus bisa saling menghargai dan menghomati ajaran agama masing-
masing, serta tidak memaksakan kehendak agamanya kepada pemeluk agama lain.

B. MODUL
1. KONSEP
a. Jumlah Fi’liyyah (Fi’il + Fa’il)
Jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang dimulai (diawali) dengan fi’il (verba) dan
tersusun dari fi’il (verba/predikat) dan fa’il (subjek) atau fi’il (verba/predikat) dan
na’ib al-fa’il (pengganti subjek).
b. pola struktur jumlah fi’liyyah sebagai berikut :
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek), apabila bentuk fi’il-nya aktif dan tidak
butuh objek
 Fi‘il (verba/predikat) + Na’ib al-Fa‘il (pengganti subjek), apabila fi’il-nya pasif
dan fa’il-nya tidak diketahui (majhul)
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek) + Maf‘ûl bih (Objek), apabila fi’il-nya
butuh keterangan objek
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek) + Harf Jarr + Isim Majrur (Jarr-Majrûr),
apabila fi’il-nya butuh harf jarr atau keterangan tertentu
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek) + Harf Zharf + Isim Mazhrûf, apabila fi’il-
nya butuh harf zharf atau keterangan tertentu
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek) + Hâl (kondisi subjek), apabila fâ’il-nya
butuh keterangan kondisiona
 Fi‘il (verba/predikat) + Fa‘il (subjek) + Maf’ûl bih berupa Adad + Ma’dud
(bilangan).
c. Fi’il, Klasifikasinya, dan Ciri-cirinya
ditinjau dari kala/waktu yang menyertai situasinya, kata fi‘il dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
 Fi’il Madhi ( ‫) الفعل المضى‬, yaitu bentuk kata (shighah) yang menunjukkan arti
perbuatan yang telah terjadi pada kala lampau, seperti ‫ َج َلَس‬، ‫ َضَرَب‬، ‫َنَصَر‬
 Fi’il Mudhari’ ( ‫) الفعل المضارع‬, yaitu shighah (bentuk) fi‘il yang menunjukkan
arti perbuatan yang terjadi pada kala sekarang (al-zaman al-hadhir) atau kala
nanti (al-zaman al-mustaqbal), seperti ‫ يغفر‬،‫ يسجد‬،‫يشكر‬
 Fi’il Amar ( ‫ل األمر‬tt‫) فع‬, yaitu shighah (bentuk) fi‘il yang menunjukkan arti
perintah atau tuntutan untuk melakukan perbuatan. Situasinya mengandung kala
nanti (al-zaman al-mustaqbal), seperti ‫ ادع‬،‫ ادخل‬،‫اسجد‬
d. Macam-macam Fa’il
Fa’il bisa diartikan orang mendatangkan atau melakukan suatu pekerjaan. Fa’il bisa
berbentuk :
- Isim Mu’rab, yaitu isim yang berubah akhir harakatnya, contonya ‫َج اَء الُم َدِّرُس‬
- Isim Mabni, yaitu kata yang harakatnya tidak berubah, contonya ‫َقَر ْأُت الُقْر آَن‬
- Mashdar Muawwal, yaitu susunan dari huru mashdar seperti ‫ ما‬،‫ كي‬،‫ أن‬dan
jumlah ismiyyah atau fi’liyyah yang bias semakna dengan mashdar sharih,
contonya ‫َيُسُّر ِنْي َأْن َتُفْو َز‬
e. Kaidah/ Ketentuan Fa’il
 Fa’il selalu marfu’ dan terletak setelah fi’il ma’lum,baik secara langsung atau
tidak.
 Apabila Fa’il berbentuk mufrad, mutsanna, atau jama’ maka fi’ilnya tetap
mufrad.
 Fi’il dan fa’il harus sama dalam mudzakkar atau muannatsnya.
 Boleh tidak sesuai bentuk muannats dan mudzakkarnya antara fi’il dan fa’il
apabila :
- Fa’ilnya muannats yang terpisah dari fi’ilnya
- Fa’ilnya berupa ism muannats majazi
- Fa’ilnya berupa jam’ taksir
 Wajib mengta’nitskan fi’il apabila :
- Fa’ilnya berupa isim zhahir muannats haqiqi
- Fa’ilnya berupa isim dhamir yang rujukannya ke muannats haqiqi maupun
majazi
 Boleh fi’ilnya dibuang dari kalimat yang mafhum.
- Fa’il bisa terletak setelah mashdar, isim fa’il, atau isim shifat musyabahah yang
beramal seperti fi’il.
2. EVALUASI DAN REFLIKSI
Secara keseluruhan materi dalam modul sudah sangat lengkap dan jelas, namun pada
pembagian jenis fi’il menurut kala/waktu, ada 2 penjelasan yang sepertinya akan
membingungkan peserta didik. Karena disatu penjelasan disebutkan fi’il ada tiga yaitu,
madhi, mudhari’ dan amar. Namun dipenjelasan lain disebutkan bahwa fi’il ada 4 yaitu
madhi, mudhari, amar, dan nahi. Seharusnya fi’il nahi tidak perlu disebutkan karena fi’il
nahi tersebut adalah fi’il mudhari yang dimasuki amil jawaazim (faktor-faktor yang
membuat sebuah fi’il mudhari menjadi jazam)
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
 Kelebihan
- Semua Materi tersampaikan secara utuh dan menyeluruh
 Kekurangan
- Contoh dari setiap fi’il hanya dari mufrad muzakkar saja
- Tidak ada pembasan tata cara mengubah masdar muawwal menjadi masdar
sharih
4. KAITAN DENGAN MODERASI BERAGAMA
Sebagaimana telah disampaikan didalam modul bahwa pemahaman terhadap sebuah
kalimat menuntut pengenalan pola strukturnya, sebab model struktur kalimat akan
sangat berkaitan dengan maknanya. Karena itu maka kemampuan menganalisis struktur
kalimat amat diperlukan dalam pemahaman sebuah teks bahasa Arab. Kekeliruan dalam
menganalisisnya dapat mengakibatkan kesalahapahaman. Kalimat tertentu terkadang
mempunyai lebih dari satu kemungknan struktur, sebab struktur kalimat tertentu dapat
berbeda maknanya dari yang lain. Oleh karena struktur kalimat juga berkaitan dengan
makna, maka pemahaman terhadap konteks juga diperlukan dalam menentukan struktur
kalimat. Hal ini sangat berguna bagi kita tuk memamahi isi al-qur’an agar tidak terjadi
kekeliruan dan kesalahan dalam pemahaman yang berakibat pada tindakan intoleransi
dalam kehidupan beragama.

Anda mungkin juga menyukai