Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

‫الفعل‬

DI SUSUN
OLEH

NAMA : YUSFADILA
NIM : 302561230004
KELAS : UA1

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


JURUSAN USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE 2023
i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji serta Syukur kami kehadirat
Allah SWT, atas Rahmat dan izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan mudah guna memenuhi persyaratan pembuatan laporan
pertanggung jawaban (LPJ). Dengan judul ‫( الفعل‬Kata Kerja)
Sholawat serta salam kami tetap tercurahkan kepada nabi kita Muhammad
Saw. Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari
Allah SWT.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta
menambah pengetahuan bagi pembaca karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii

DAFTAR IS

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Pengertian Fi’il..........................................................................................3
B. Pembagian Jenis Fi’il................................................................................4
C. Peranan Fi’il Dalam Tata Bahasa Arab.....................................................8
D. Tantangan Bagi Pembelajar Dan Mempelajari Fi’il.................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang seputar fiil dalam bahasa Arab melibatkan berbagai
aspek yang berkaitan dengan kompleksitas struktur dan pemahaman kata
kerja. Permasalahan ini memiliki sejumlah dimensi yang penting dalam
pembelajaran bahasa Arab, terutama bagi mereka yang belajar bahasa
tersebut sebagai bahasa kedua atau bahasa asing.
Pertama, struktur kata kerja dalam bahasa Arab, terutama fiil, memiliki
pola dan konjugasi yang kompleks. Pola dan konjugasi ini memiliki variasi
yang sangat luas tergantung pada waktu, orang, dan jumlah dalam kalimat.
Proses ini sering kali membingungkan bagi pelajar yang baru memulai
pembelajaran bahasa Arab.
Kedua, ada tantangan dalam memahami makna dan fungsi dari berbagai
bentuk fiil dalam konteks kalimat. Fiil dalam bahasa Arab sering memiliki
berbagai makna dan konotasi yang sangat terkait dengan konteks
penggunaannya. Ini menuntut pemahaman yang mendalam terhadap konteks
kalimat untuk menginterpretasikan fiil dengan tepat.
Ketiga, terkait dengan pola dan bentuk yang kompleks, ada kesulitan
dalam menghafal dan menerapkan pola-pola fiil yang berbeda dalam waktu,
orang, dan jumlah yang beragam. Pembelajar sering kali menghadapi
kesulitan dalam mengingat dan mengaplikasikan pola-pola ini dengan benar
dalam berbicara dan menulis.
Keempat, perubahan bunyi-bunyi dalam kata kerja (morfofonemika)
yang terjadi dalam proses konjugasi fiil dapat menjadi hal yang
membingungkan dan mempersulit bagi pembelajar bahasa Arab. Proses ini
melibatkan perubahan bunyi-bunyi dalam kata kerja sesuai dengan aturan
linguistik yang khas dalam bahasa Arab.
Kelima, dalam mempelajari Alquran dan hadis-hadis Nabi Muhammad
SAW yang menjadi sumber utama ajaran Islam, pemahaman terhadap fiil
2

sangatlah penting. Tantangan dalam memahami makna dan nuansa kata kerja
ini bisa menjadi kendala bagi mereka yang ingin mendalami pesan-pesan
Alquran dan hadis dengan lebih mendalam.
Terakhir, kesulitan dalam memahami dan menguasai fiil dapat
menghambat komunikasi verbal dan tulisan dalam bahasa Arab. Pemahaman
yang kurang mendalam terhadap struktur fiil bisa mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Arab baik secara
lisan maupun tertulis.
Latar belakang masalah ini menjadi bagian penting dalam proses
pembelajaran bahasa Arab, yang menuntut upaya pemahaman yang lebih
dalam, latihan yang konsisten, dan pendekatan pembelajaran yang sistematis
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam memahami dan
menguasai fiil dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , peenulis merumuskan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian fiil?
2. Apakah pembagian jenis fiil?
3. Apakah peranan fiil dalam Tata bahasa Arab?
4. Apakah tantangan bagi pembelajar dalam mempelajari fiil?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk:
1. Apakah pengertian fiil?
2. Berapakah pembagian jenis fiil?
3. Apakah peranan fiil dalam Tata bahasa Arab?
4. Apakah tantangan bagi pembelajar dalam mempelajari fi’il
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian fiil
Para ahli linguistik memiliki kesepakatan bahwa fiil merupakan elemen
bahasa yang mengandung makna tindakan, perbuatan, atau keadaan dalam
bahasa Arab. Fiil memiliki peranan krusial dalam membentuk susunan
kalimat serta menyampaikan makna aksi atau keadaan yang sedang
berlangsung.
Fiil dalam bahasa Indonesia dinamakan kata kerja atau verba. Dalam kitab
Al-Nahwu al-Wadih fi Qawaid al-Lughah al-Arabiyah karangan Ali al-Jarim
dan Mustafa Amin dijelaskan tentang pengertian fiil yaitu setiap lafadzh yang
menunjukkan suatu pekerjaan pada masa tertentu.
Pada bahasa Arab, fiil dijelaskan sebagai unsur kata yang memiliki
peranan sentral dalam proses pembentukan kalimat. Haque menyoroti urgensi
pemahaman yang cermat mengenai fiil karena hal ini memiliki peranan yang
sangat penting dalam menguasai struktur kalimat bahasa Arab.
Fiil (‫ )فعل‬dapat pula dikatakan sebagai salah unsur bahasa Arab yang
memegang peranan utama dalam membentuk kalimat. Fiil tindakan, keadaan,
atau perubahan yang terjadi pada subjek kalimat. Fiil adalah kata yang
mengekspresikan tindakan, kondisi, atau perubahan yang dialami oleh subjek
kalimat. Pemakaian fiil secara tepat menjadi fondasi utama dalam menyusun
kalimat yang tepat dan memiliki makna dalam bahasa Arab.
Kitab Jurumiyyah, sebuah karya klasik, memperkenalkan dasar-dasar tata
bahasa Arab. Di dalamnya, fiil atau "‫ "فعل‬dijelaskan sebagai salah satu dari
tiga unsur kata (‫ مفعول‬،‫ فعل‬،‫ )فاعل‬yang membentuk struktur kalimat dalam
bahasa Arab.
Secara spesifik, fiil dalam konteks Kitab Jurumiyyah adalah elemen kata
yang mencerminkan tindakan, keadaan, atau perubahan yang terjadi pada
objek atau subjek kalimat. Kemampuan fiil untuk berubah bentuk sesuai
4

dengan waktu, subjek, dan jumlah memungkinkan pembentukan beragam


struktur kalimat dalam bahasa Arab.
Dalam Kitab Jurumiyyah, penjelasan mengenai fiil lebih menekankan
pada peranannya dalam pembentukan kalimat dan bagaimana fiil
menggambarkan aksi atau situasi dalam bahasa Arab. Memahami konjugasi
dan penggunaan fiil menjadi dasar yang sangat esensial dalam menguasai
serta menggunakan bahasa Arab secara akurat.
B. Pembagian jenis fiil
Di dalam kitab Matan Al-Jurumiyyah dijelaskan : ‫ و‬, ‫ وضارع‬, ‫ ماض‬: ‫االفعال ثالثة‬
‫امر‬. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
Fi’il madhi ialah semua kata atau lafadz yang menunjukkan terjadinya
suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.

Tanda Fi’il Madhi

‫فالماضى مفتوح االخر ابدا‬

Fi’il madhi huruf terakhirnya selalu berbaris fathah.

Contoh; ‫ب ; َحسُنَ ; ا َ ْك َر َم‬


َ ‫ض َر‬
َ ; ‫عل َِم‬
َ ; ‫ص َر‬
َ َ‫ن‬

Perlu diperjelas adalah yang dimaksud dengan selalu berbaris fathah huruf
akhirnya ialah fathah secara lafadz, seperti contoh di atas, dan fathah
secara perkiraan, seperti: ‫ نَ َهى‬،‫عى‬
َ َ‫ د‬،‫ ; َر َمى‬fathah akhir yang diperkirakan
juga bilamana fi’il madhinya bertemu dengan dhamir rafa’ (dhamir yang
dirafa’kan) karena menjadi fa’ilnya, seperti; ُ‫ فَ َع ْلت‬، ُ‫ص ْرت‬
َ َ‫ ن‬، ُ‫ع َر ْفت‬
َ

Dalam kitab ‘Imrithy juga telah ditegaskan sebagai berikut;

‫محرك به رفع‬
ّ ‫فالماضى مفتوح االخر ان قطع * عن مضمر‬

Fi’il madhi pada umumnya memiliki fathah pada huruf terakhirnya apabila
terpisah (tidak bertemu) dari dhamir yang mutaharrikah yang membuatnya
menjadi dalam kondisi rafa'.
5

b. Fi’il Mudhari’
Fiil mudhari’ adalah semua fiil yang menunjukkan terjadinya perbuatan
atau pekerjaan pada waktu sementara atau pada masa akan datang. Fiil
mudhari’ menunjukkan bahwa apa yang dilakukan itu sedang atau akan
dilaksanakan.

Fi’il mudhari’ merupakan jenis fi’il yang diawali dengan salah satu
huruf zaidah yang terdiri dari empat huruf yang terkumpul dalam lafadz
ُ‫( اَنَيْت‬hamzah, nun, ya’, ta’) dan selalu dalam kondisi rafa', kecuali ketika
diikuti oleh amil yang mengarahkan kepada nasab atau jika ada amil yang
mengarahkan kepada jazm (dalam hal ini, bentuk fi'il tersebut harus
disesuaikan dengan amilnya).
Fi’il mudhari’ harus selalu memiliki rafa’ pada huruf terakhirnya dan
awalnya harus menggunakan salah satu dari empat huruf zaidah: hamzah,
nun, ya’, dan ta’, seperti yang diilustrasikan dalam contoh-contoh berikut;
‫ = يَ ْفعَ ُل‬Dia sedang melakukan (sesuatu)
‫ = تَ ْفعَ ُل‬Kamu sedang melakukan (Sesuatu)
‫ = أَ ْفعَ ُل‬Aku sedang melakukan (sesuatu)
‫ = نَ ْف َع ُل‬Kami (kita) sedang melakukan (sesuatu)
Arti dari fi’il-fi’il mudhari' yang lainnya memiliki ciri-ciri yang berbeda
tergantung pada masukan dari 'amil yang melibatkan pengubahan rafa'
atau jazm. Misalnya, dalam kondisi di mana 'amil memengaruhi
penggunaan fi’il mudhari’, jika diikuti oleh 'amil yang menashabkan,
maka fi’il mudhari’ harus dinashabkan, seperti contoh: ،َ‫ ِليَ ْفعَل‬،َ‫ ا َ ْن يَ ْفعَل‬،َ‫لَ ْن يَ ْفعَل‬
‫ َك ْى يَ ْف َع َل‬. Atau jika diikuti oleh 'amil yang menjazmkan, maka fi’il mudhari’
harus dijazmkan, seperti contoh: ‫ َم ْن َي ْف َع ْل؟‬،‫ ا ِْن َي ْف َع ْل‬،‫ لَ ْم َي ْف َع ْل‬Perlu dicatat bahwa
ada fi’il mudhari’ yang rafa’nya terdengar dalam lafadz seperti contoh-
contoh sebelumnya, dan ada yang rafa’nya diperkirakan, seperti: ،‫ يَدْع ُْو‬،‫يَ ْب ِك ْى‬
‫يَ ْن َهى‬. Ada juga fi’il mudhari’ yang memiliki huruf akhir yang bertemu
dengan huruf ‘illat seperti; ‫ يَ ْرمِ ْى‬،‫ يَ ْدع ُْو‬،‫ ;يَ ْن َهى‬ketika di-nashab-kan, maka
َ ِ‫ َل ْن يَ ْرم‬،‫ َل ْن يَدْع َُو‬،‫ ;لَ ْن يَ ْن َهى‬namun ketika di-jazm-kan, huruf ‘illatnya
menjadi: ‫ى‬
6

harus dihilangkan, seperti: ‫ لَ ْم يَ ْر ِم‬،ُ‫لَ ْم يَدْع‬.


c. Fi’il Amar
Fiil amar adalah semua kata kerja atau fiil yang menunjukkan
perintahkan melakukam sesuatu.
Fi’il amar selalu dijazm-kan atau berbaris sukun pada huruf terakhirnya,
seperti contoh: ‫ ا ُ ْفعُ ْل‬،‫ص ْر‬
ُ ‫ ا ُ ْن‬،‫ ا َ ْفع ِْل‬،‫ا َ ْك ِر ْم‬, dan lain-lain.
Penting untuk dicatat bahwa fi’il amar harus selalu dijazm-kan atau
disukun pada huruf terakhirnya ketika fi’il madhi-nya memiliki bentuk
yang kokoh pada akhirannya, seperti: ‫ نصر‬،‫ضرب‬. Namun, jika fi’il madhi-
nya terdiri dari fi’il yang memiliki bentuk yang mudah diakhirnya (yaitu,
huruf terakhirnya bertemu dengan huruf ‘illat/penyakit), seperti: ،‫ نهى‬،‫رمى‬
‫دعى‬, maka huruf ‘illatnya dalam fi’il amar harus dihilangkan, sebagai
َ َ‫ د‬menjadi ‫ نَ َهى‬،ُ‫ اُدْع‬menjadi ‫ َر َمى‬،َ‫ اِ ْنه‬menjadi ‫ بَكَى‬،‫ ا ِْر َمى‬menjadi
contoh: ‫عى‬
ِ‫اِبْك‬. Jika fi’il amar diikuti oleh dhamir tatsniyah, seperti: ‫ان‬
ِ َ‫ا ِْرمِ ي‬, atau diikuti
oleh dhamir jamak, seperti: َ‫ اِ ْن َه ْون‬، َ‫ا ِْر ُم ْون‬, maka tanda jazm-nya harus
menghilangkan huruf nun-nya, seperti: ‫ان‬ ِ ‫ ا ِْرمِ َي‬menjadi ‫ا ِْرمِ َيا‬, dan juga َ‫اِ ْن َه ْون‬
menjadi ‫اِ ْن َه ْوا‬.
1. Menurut Jenis hurufnya:
a. Fi’il Shahih
Fiil yang tidak terdapat huruf illat atau huruf penyakit yakni huruf ‫ ي‬،‫ و‬،‫ا‬

1) Fi’il Salim
Fiil yang selamat dari huruf illat contoh kata ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ ; ‫عل َِم‬
َ ; ‫ص َر‬
َ َ‫ن‬
2) Fi’il Mahmuz
Fiil yang salah satu hurufnya terdapat huruf hamzah contoh ‫( َرأَى‬ra'a)
– melihat, َ ‫( قَ َرأ‬qara'a) - membaca
3) Fi’il Mudho’af
Fiil yang huruf pertama dan keduanya adalah huruf yang sama
َ (zhanna).
Contoh: ‫( َمد‬madda), ‫ظن‬
b. Fi’il Mu’tal
Fiil yang terdapat huruf illat atau huruf penyakit yakni huruf ‫ ي‬،‫ و‬،‫ا‬

3. Menurut Objek Penderitanya


7

a. Fi’il Lazim
َ َ‫( َجل‬jalasa).
Fi'il yang tidak memerlukan objek. Contoh: ‫س‬
b. Fil muta’addi
Fi'il yang memerlukan objek. Contoh: َ ‫( قَ َرأ‬qara-a).
4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:
a. Fi’il Ma’lum
Fi’il Ma’lum adalah fi’il atau kata kerja yang subyeknya ( fa’ilnya ) jelas
dalam kalimat dan serta mempunyai pengertian aktif.
b. Fi’il Majhul
Fi’il majhul ialah Fi’il yang subyeknya ( fa’ilnya ) ditiadakan dan
digantikan oleh maf’ul bih (objek penderita). Fi’il ini disebut juga kata
kerja pasif. Fi’il ini hanya terdapat pada bentuk yaitu Fi’il madhi dan fi’il
mudhari’
Adapun cara menjadikan Fi’il ma’lum menjadi fi’il majhul adalah:
Huruf pertamanya Fi’il madhi diberi baris dhammah, huruf sebelum
terakhir diberi baris kasrah.
5. Menurut Susunan Huruf:
a. Fi’il Mujarrad
Fi'il mujarrad dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Fi'il mujarrad tsulaatsii, yang merupakan fi'il mujarrad yang terdiri dari
tiga huruf.
Fi'il mujarrad tsulaatsii ini memiliki tiga pola wazan: a - i - u, yaitu: , ‫فَعَ َل‬
‫فَعُ َل‬, ‫فَ ِع َل‬.
Sebagai contoh: َ‫( َحسُن‬hasuna); ‫( فَ ِر َح‬fariha); ‫َب‬
َ ‫( َكت‬kataba).
2) Fi'il mujarrad rubaa'i, yaitu fi'il mujarrad yang tersusun dari empat huruf.
Pola wazan dari fi'il mujarrad rubaa'i adalah ‫فَ ْعلَ َل‬.
Sebagai contoh: ‫( دَحْ َر َج‬dahraja).
b. Fi’il Mazid
Fi'il maziid, atau kata kerja yang memiliki penambahan 1, 2, atau 3 huruf
pada huruf aslinya, dapat dibagi menjadi dua kategori utama. Pertama, fi'il
8

mazid tsulaatsii, yang terdiri dari tiga huruf asli, memiliki variasi dalam
bentuknya. Dalam kategori ini, ada tiga jenis:
- Penambahan satu huruf, dengan pola wazan (kata kerja) yang terdiri dari:
* ‫أَ ْف َع َل‬, contohnya: َ‫سن‬
َ ‫( أ َ ْح‬ahsana).
َ ‫فَا‬, contohnya: َ‫عد‬
* ‫ع َل‬ َ ‫( َوا‬waa'ada).
* ‫فَعَّ َل‬, contohnya: ‫علَّ َم‬
َ ('allama).
- Penambahan dua huruf, dengan pola wazan yang melibatkan:
* ‫اِ ْنفَعَ َل‬, contohnya: َ‫طلَق‬
َ ‫( اِ ْن‬inthalaqa).
* ‫اِ ْفت َ َع َل‬, contohnya: ‫( اِ ْجت َ َم َع‬ijtama'a).
* ‫تَفَعَّ َل‬, contohnya: ‫( ت َ َعلَّ َم‬ta'allama).
َ ‫تَفَا‬, contohnya: َ‫عد‬
* ‫ع َل‬ َ ‫( ت َ َبا‬tabaa'ada).
* ‫اِ ْفعَ َّل‬, contohnya: ‫ض َّر‬
َ ‫( ا ْخ‬ikhdharra).
- Penambahan tiga huruf, dengan pola wazan yang mencakup:
* ‫ا ْستَ ْفعَ َل‬, contohnya: ‫( اِ ْست َ ْغف ََر‬istaghfara).
َ ‫اِ ْف َع ْو‬, contohnya: َ‫( ا ْخش َْوشَن‬ikhsyausyana).
* ‫ع َل‬
* ‫اِ ْف َع َّو َل‬, contohnya: َ‫( اِ ْجلَ َّود‬ijlawwada).
* ‫اِ ْف َعا َّل‬, contohnya: ‫ار‬ َ ‫( اِ ْخ‬ikhdhaarra).
َّ ‫ض‬
Kedua, fi'il mazid rubaa'ii, yang aslinya terdiri dari empat huruf, juga
memiliki variasi dalam pola wazannya:
- Penambahan satu huruf, dengan pola wazan:
* ‫تَفَ ْعلَ َل‬, contohnya: ‫( تَدَ ْح َر َج‬tadahraja).
- Penambahan dua huruf, dengan pola wazan:
َ ‫( اِ ْق‬iqsya'arra).
* ‫ا ْفعَلَ َّل‬, contohnya: ‫شعَ َّر‬
* ‫ا ْفعَ ْنلَ َل‬, contohnya: ‫( اِ ْف َر ْنقَ َع‬ifranqa'a).
C. Peranan fiil dalam Tata bahasa Arab
Fiil dalam tata bahasa Arab memiliki peranan yang sangat penting dalam
membentuk struktur kalimat dan menyampaikan makna aksi, perbuatan, atau
keadaan. Peranannya tidak hanya terbatas sebagai unsur kata kerja, tetapi juga
sebagai elemen yang menentukan dalam menyusun kalimat-kalimat yang
bermakna. Beberapa peranan penting dari fiil dalam tata bahasa Arab
meliputi:
9

1. Membentuk Kalimat
Fiil menjadi inti dari setiap kalimat dalam bahasa Arab. Tanpa kehadiran
fiil, kalimat tidak akan sempurna.
Fiil merupakan inti dari setiap kalimat dalam bahasa Arab. Sebuah kalimat
dapat terbentuk dengan adanya fiil yang menyatakan tindakan, keadaan, atau
perubahan yang terjadi pada subjeknya.
Fiil atau kata kerja dalam bahasa Arab memegang peranan penting dalam
membentuk struktur kalimat. Berperan sebagai inti dari kalimat, fiil
membawa makna aksi, keadaan, atau perubahan yang terjadi pada subjek atau
objek dalam kalimat tersebut. Peranan fiil ini sangat signifikan karena
menjadi fondasi utama dalam menyusun kalimat yang jelas dan bermakna.
Fiil tidak hanya menunjukkan tindakan yang dilakukan subjek dalam
kalimat, tetapi juga dapat menyatakan kondisi atau keadaan yang sedang
dialami oleh subjek tersebut. Contohnya, fiil dalam bentuk masa lampau,
sekarang, atau masa depan memungkinkan untuk menyampaikan informasi
tentang waktu terjadinya aksi atau keadaan subjek.
Terkait dengan struktur kalimat, fiil memiliki kemampuan untuk
berubah bentuk sesuai dengan subjek, waktu, dan jumlah, yang
memungkinkan pembentukan beragam kalimat. Pada bahasa Arab, fiil dapat
berubah menjadi berbagai bentuk tergantung pada subjeknya, seperti orang
pertama, kedua, atau ketiga, tunggal atau jamak, laki-laki atau perempuan.
Pemahaman yang baik terhadap konjugasi atau perubahan bentuk fiil menjadi
kunci dalam memahami dan menggunakan bahasa Arab dengan tepat. Hal ini
dikarenakan berbagai bentuk fiil yang berbeda memiliki implikasi yang
signifikan terhadap struktur dan makna kalimat.
Dalam tata bahasa Arab, peranan fiil tidak hanya sebagai unsur utama
dalam menyusun kalimat, tetapi juga sebagai elemen yang menyampaikan
informasi dasar tentang tindakan, keadaan, atau perubahan yang terjadi.
Kemampuannya yang luwes dalam berubah bentuk memungkinkan
pembentukan kalimat yang kompleks serta ekspresif dalam bahasa Arab.
10

2. Menyampaikan Aksi atau Keadaan


Fiil membawa informasi tentang aksi yang dilakukan oleh subjek kalimat
atau keadaan yang terjadi pada subjek tersebut.
Fiil digunakan untuk menyampaikan informasi tentang aksi yang dilakukan
oleh subjek kalimat atau kondisi yang dialami olehnya. Ini memungkinkan
ekspresi bahasa yang kaya dan kompleks.
Fiil memiliki peran utama dalam tata bahasa Arab karena mampu
menginformasikan tentang aksi atau keadaan subjek kalimat. Keterlibatannya
sangat penting dalam membentuk struktur kalimat yang maknawi dalam
bahasa Arab. Berikut adalah penjabaran lebih detail mengenai fungsi fiil
dalam mengungkapkan informasi tentang aksi atau kondisi:
a. Menggambarkan Tindakan
Fiil digunakan untuk menandakan tindakan atau aktivitas yang dilakukan
َ ‫( " َكت‬kataba) yang
oleh subjek dalam kalimat. Sebagai contoh, fiil "‫َب‬
berarti "menulis", menggambarkan aksi menulis oleh subjek.
b. Mengungkapkan Keadaan atau Kondisi
Selain menggambarkan aksi, fiil juga menginformasikan keadaan atau
kondisi subjek atau objek. Misalnya, fiil " َ‫( " َكان‬kana) yang berarti "ada",
mengindikasikan keadaan subjek atau objek.
c. Menyatakan Waktu
Fiil mampu menunjukkan waktu dari suatu aksi atau keadaan, apakah itu
masa lampau, sekarang, atau masa depan. Ada beragam bentuk konjugasi
fiil yang membedakan waktu tersebut.
d. Membentuk Kalimat Bermakna
Fiil menjadi elemen penting dalam membentuk kalimat yang maknawi
dalam bahasa Arab. Dengan menggunakan fiil yang tepat, kalimat dapat
menyampaikan informasi yang jelas dan padu.
e. Berperan dalam Konstruksi Kalimat
11

Fiil membantu dalam membangun struktur kalimat yang lengkap dengan


menghubungkan subjek, objek, dan informasi lainnya, membentuk
kalimat yang utuh dan konsisten.
3. Konjugasi
Fiil mampu mengalami perubahan bentuk (konjugasi) untuk menyatakan
waktu, subjek, dan jumlah yang berbeda. Ini mempengaruhi struktur dan
makna kalimat.
Fiil dalam bahasa Arab dapat mengalami perubahan bentuk (konjugasi)
sesuai dengan subjek dan waktu tindakan yang dilakukan. Ini mencakup:
a. Subjek: Fiil berubah sesuai dengan subjek yang melakukan tindakan,
seperti "‫( "أك َل‬dia makan), " َ‫( "أكلت‬kamu makan), " ُ‫( "أكلت‬saya makan), dan
seterusnya.
b. Waktu: Fiil mengalami perubahan bentuk berdasarkan waktu, seperti
masa lampau (‫)ماض‬, masa kini (‫)مضارع‬, dan masa depan (‫)مستقبل‬.
Contohnya, "‫( "أك َل‬dia makan), "‫( "يأ ُك ُل‬dia sedang makan), "‫سيَأ ُك ُل‬
َ " (dia
akan makan).
c. Jumlah: Fiil juga bisa berubah bentuk tergantung pada jumlah subjek
(tunggal atau jamak). Contoh, "‫( "أك َل‬dia makan, tunggal), "‫( "أكلوا‬mereka
makan, jamak).
Penggunaan dan Pembeda Makna:
Pemahaman konjugasi fiil sangat penting karena perubahan bentuk fiil
ini bisa menjadi pembeda makna yang signifikan dalam bahasa Arab.
Misalnya, bentuk fiil yang berbeda dapat mengindikasikan siapa yang
melakukan tindakan, kapan tindakan tersebut terjadi, atau apakah itu dalam
bentuk tunggal atau jamak.
Pembeda makna melalui konjugasi fiil memungkinkan penutur bahasa
Arab untuk mengekspresikan nuansa yang lebih tepat dalam komunikasi
mereka. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kejelasan dalam menyampaikan
pesan sesuai dengan konteks dan keadaan yang sedang dibicarakan.
Dengan demikian, peran fiil sebagai pembeda makna dalam tata
bahasa Arab menunjukkan kompleksitas bahasa Arab dan kekayaan nuansa
12

yang bisa dikomunikasikan melalui konjugasi yang tepat dari fiil, sesuai
dengan subjek, waktu, dan jumlah yang digunakan.
Dengan pemahaman yang baik tentang peranan fiil, seseorang dapat
membangun kalimat yang tepat, jelas, dan bermakna dalam bahasa Arab.
Keterampilan dalam mengkonjugasikan fiil menjadi kunci utama untuk
memahami dan menggunakan bahasa Arab secara efektif.
4. Pengelompokan
Fiil juga digunakan untuk mengelompokkan kata-kata dalam kalimat dan
mengatur hubungan antara subjek, predikat, dan objek.
Pengelompokan fiil dalam tata bahasa Arab mengacu pada cara
pengelompokan fiil-fiil berdasarkan pola konjugasi atau wazan. Peranan
pengelompokan ini sangat penting dalam mempelajari dan memahami
konjugasi fiil dalam bahasa Arab.
Pengelompokan fiil dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan pola-pola
konjugasi yang memiliki akar kata yang serupa dalam bentuk fiil. Ada
sepuluh kelompok utama fiil dalam bahasa Arab, yang disusun berdasarkan
pola-pola tertentu dan memiliki aturan konjugasi yang khas di setiap
kelompoknya.
Setiap kelompok fiil memiliki karakteristik dan pola konjugasi sendiri.
Misalnya, kelompok fiil pertama (‫ )المجرد‬umumnya memiliki pola dasar ‫فَعَ َل‬
َ ‫( " َكت‬kataba) yang berarti "menulis".
(fa'ala), seperti dalam kata kerja "‫َب‬
Sementara kelompok fiil kedua (‫ )المزيد‬umumnya mengikuti pola ‫( فَ َّع َل‬fa'ala),
َ ‫( "ذَه‬dhahaba) yang berarti "pergi".
contohnya kata kerja "‫َب‬
Peranan pengelompokan fiil dalam tata bahasa Arab meliputi:
a. Memudahkan Pembelajaran
Dengan mengelompokkan fiil-fiil ke dalam kategori tertentu berdasarkan
pola konjugasinya, mempelajari fiil-fiil menjadi lebih terstruktur dan
memudahkan dalam mengingat pola-pola konjugasi yang ada.
b. Memahami Konjugasi Fiil
Setiap kelompok fiil memiliki pola konjugasi yang khas. Dengan
mempelajari pengelompokan ini, pembelajar bisa memahami dan
13

mengaplikasikan pola konjugasi fiil dengan benar sesuai dengan kategori


kelompoknya.
c. Membentuk Pola Berulang
Pola-pola konjugasi fiil yang dielompokkan membentuk pola yang
berulang pada akar kata yang sama dalam setiap kelompok. Hal ini
memungkinkan pembelajar untuk meramalkan atau mengidentifikasi
konjugasi fiil baru berdasarkan pola-pola yang sudah dikenal sebelumnya.
d. Memperluas Kosakata
Dengan memahami pola-pola konjugasi fiil dalam pengelompokan,
pembelajar dapat memperluas kosakata dengan mengenal beragam kata
kerja berdasarkan pola konjugasi yang sama.
Pengelompokan fiil dalam tata bahasa Arab merupakan langkah awal
yang penting dalam memahami struktur dan konjugasi fiil dalam bahasa
Arab serta membantu pembelajar dalam memahami, mengingat, dan
mengaplikasikan pola konjugasi fiil dengan lebih baik.
e. Pembeda Makna
Bentuk dan konjugasi fiil sering kali menjadi penanda perbedaan makna
dalam kalimat. Fiil, dalam tata bahasa Arab, memiliki peran penting
sebagai pembeda makna dalam kalimat. Ini terkait dengan konsep
konjugasi fiil yang menghasilkan perubahan bentuk fiil sesuai dengan
subjek, waktu, jumlah, dan derajat keaktifan tindakan.
D. Tantangan bagi pembelajar dalam mempelajari fiil
Pelajar bahasa Arab sering menghadapi sejumlah tantangan saat
mempelajari fiil, elemen penting dalam struktur tata bahasa Arab. Beberapa
tantangan itu antara lain:
1. Kompleksitas Pola Konjugasi
Fiil dalam bahasa Arab mengalami perubahan bentuk tergantung pada
subjek, waktu, dan jumlah. Memahami secara mendalam pola konjugasi
yang rumit ini memerlukan waktu dan latihan yang memadai untuk
dikuasai.
14

2. Kesulitan Memahami Makna yang Berbeda


Perubahan bentuk fiil dapat merubah makna secara signifikan. Memahami
serta membedakan variasi makna yang timbul akibat perubahan bentuk
fiil menjadi tantangan tersendiri bagi para pelajar.
3. Kemampuan Mengingat yang Kuat
Mengerti dan menghafal berbagai pola konjugasi fiil dalam berbagai
konteks memerlukan daya ingat yang baik. Ini melibatkan kemampuan
untuk mengingat banyak pola serta menerapkannya secara tepat dalam
berbagai situasi.
4. Keterampilan Berbicara yang Efektif
Memahami penggunaan fiil dengan tepat dan efektif dalam percakapan
memerlukan latihan yang konsisten dalam berbicara. Para pelajar harus
melatih kemampuan berbicara dan menggunakan fiil dalam situasi
kehidupan sehari-hari.
15

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Fi'il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang
akan datang). Fi’il berdasarkan waktu itu dibagi menjadi tiga: fi'il madi,
fi'il mudhori, fi'il amar.
2. Fi'il Madli ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan
atau peristiwa pada waktu lampau. Contoh: ‫َـب‬
َ ‫( كَـت‬kataba). Fi'il Mudhori
adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi
atau akan terjadi . Contoh: َ‫يَذْ َهبُــون‬, ‫ـان‬
ِ َ‫يَذْ َهب‬, ُ‫يَذْهَـب‬. Fi'il Amar adalah kata
kerja yang menunjukkan perintah untuk melaksanakan pekerjaan. Contoh:
ْ‫اذْهَـب‬
3. Fi'il Madi dan Fi'il Mudhori sama-sama mempunyai 14 bentuk sesuai
dengan dlomirnya kecuali Fi'il Amar hanya mempunyai 6 bentuk saja.
4. Fiil dalam tata bahasa Arab memegang peranan penting karena
merupakan inti dari kalimat. Fiil menunjukkan aksi atau keadaan dalam
kalimat dan menentukan waktu, subjek, dan objek. Dalam konstruksi
kalimat Arab, fiil berperan sebagai inti yang mengarahkan struktur dan
makna kalimat secara keseluruhan Dan Tantangan utama dalam
mempelajari fiil adalah memahami berbagai konjugasi, pola, dan makna
yang berbeda tergantung pada konteksnya. Latihan konsisten dan
pemahaman mendalam akan membantu mengatasi tantangan tersebut.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, olehnya
itu kritik dan saran dari semua pihak guna perbaikan makalah penulis
selanjutnya
16

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy,


Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995

Blogspot. com. Pengertian Fiil dan Pembagiannya. 11 April 2015


.https://coretanskripsi.blogspot.com/2015/04/pengertian-fiil-dan-
pembagiannya. html. [diakses pada 1 Desember 2023]

Rafiq, Aunur. Buku Ringkasan Kaidah-kaidah bahasa Arab. Jakarta: Al-Furqon


al-Islami. 2003

Yunus, Mahmud. Kamus Arab – Indonesia. Jakarta : Hidakarya Agung, 1989

Anda mungkin juga menyukai