DISUSUN OLEH:
Dillah Nur Syafanah (221220012)
Nabila Aulia (221220014)
Farid Rachman (221220011)
Puji syukur kami ucapkan atas khadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunianya kami masi di beri kesempatan untuk bekerja sama untuk
menyelesaikan masalah ini.dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
Mata Kuliah Tarjamah tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru dan
teman teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya, dalam penyusunan
makalah ini kami telah mencurahkan kemampuan kami namun kami sangat
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan kami.
Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami
dalam masa pembelajaran dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan
terima kasih.
Kelompok 03
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Perbedaan Hubungan Mentelastik Antara Subjek dan Predikat Dalam Bahasa
Arab dan Bahasa Indonesia..................................................................................5
B. Konsep Kehadiran Individu di Dalam Bahasa Arab........................................6
C. Kekayaan Kosakata Bahasa Arab....................................................................6
D. Kedinamisan Bahasa Arab..............................................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Indonesia semakin
mengelora dan semakin menunjukkan nafas kehidupan dalam dunia perbukuan
Indonesia. Arus informasi yang begitu terbuka membawa kemungkinan
pertukaran informasi, pengetahuan, dan budaya yang sangat luar biasa antar
semua negara. Dan terjemahan ternyata memiliki fungsi sebagai sarana yang luar
biasa. Dengan penerjemahan, terjadi dinamisasi kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan, wawasan dan budaya, karena terjemahan memungkinkan
mereka yang tidak berbahasa asing mengakses ilmu pengetahuan.
Terjemahan juga yang menjadikan kisah orang lain menjadi kisah kita
sendiri, kita dapat merasakan karakternya dan memilikinya secara keseluruhan.
Terjemahan pula yang membawa zaman keemasan bagi Islam, sehingga umat
Islam bisa mengembangkan peradaban yang gilang-gemilang beberapa abad yang
lalu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara subjek dan predikat dalam Bahasa arab dan Bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana konsep kehadiran individu didalam Bahasa arab?
3. Jelaskan tentang kekayaan kosakata Bahasa arab!
4. Bagaimana dinamika Bahasa arab?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbedaan antara subjek dan predikat dalam Bahasa arab
dan Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui konsep kehadiran individu didalam Bahasa arab
3. Untuk mengetahui tentang kekayaan kosakata Bahasa arab
4. Untuk mengetahui dinamika Bahasa arab
5.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Hubungan Mentelastik Antara Subjek dan Predikat Dalam
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia
Bahasa Arab maupun bahasa Indonesia memiliki fungsi sintaksis yang
sama dalam struktur kalimatnya yaitu subyek, predikat, obyek, dan keterangan.
Banyak orang memahami bahwa subyek dalam bahasa Arab adalah fa’il.
1. Subyek dalam Bahasa arab
Subyek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh,
sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Dalam bahasa Arab istilah yang paling umum di fahami
sebagai subyek adalah fa’il. Pendapat lain menyebutkan bahwa subyek
dalam Bahasa Arab adalah musnad ilaih, yang kemudian terbagi lagi ke
dalam lima jenis yaitu; fa’il, na’ib fa’il, mubtada’, ism Inna, dan ism
Kaana. Namun pendapat lain menyebutkan bahwa musnad ilaih dibagi ke
dalam tujuh jenis yaitu; fa’il, na’ib fa’il, mubtada’, ism Inna, ism Kaana,
ism huruf yang beramal seperti amalan ‘laisa, ism La an-nafiyah Lil jinsi.
Jadi, istilah fa’il hanya bagian dari penyebutan subyek secara umum.
Berikut contoh subyek dalam bahasa Arab yang selanjutnya disepakati
bahwa subyek dalam bahas Arab adalah musnad ilaih1
نجيب الولد: الجملة اإلسمية
المسند إليه مسند
الرجل صام: الجملة الفعلية
مسند المسند إليه
1
Dini Handayani and Erfan Gazali, “Analisis Perbandingan Konsep Subyek Antara Bahasa Arab dan
Bahasa Indonesia,” EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab 7, no. 2 (November 19, 2018): 80–
97.
5
maful bih atau verba /kata kerja (P), pelaku (S), dan objek (O).2 + فعل
مفعول به+ فاعل
2. Subyek dalam bahasa indonesia
Menurut Lubis dalam bukunya mengatakan subyek adalah bagian
kalimat yang berwujudkan kata benda atau nomina yang menjadi pelaku
dari satu pekerjaan pada kalimat aktif.3 Contoh: Saya membaca buku
S P O
Dalam bahasa Indonesia struktur klausa yang ada tata urutannya adalah
subjek (S), predikat (P),dan objek (O). Sehingga bahasa Indonesia banyak
mengalami kesulitan atau kesalahan dalam menerjemahkan atau membuat
klausa bahasa Arab.4
6
Kekayaan kosakata seseorang biasanya mencerminkan kecerdasan atau tingkat
pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsur kebahasaan yang
sangat penting digunakan dalam bahasa lisan dan tulisan dan merupakan alat
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab.
Kosakata adalah kumpulan kata-kata tertentu yang membentuk suatu
bahasa. Kata-kata merupakan bagian terkecil dari bahasa yang bersifat bebas.
Pemahaman ini membedakan antara kata dan morfem. Morfem adalah satuan
bahasa terkecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian makna lebih
kecil yang maknanya relatif stabil. Jadi, kata terdiri dari morfem, misalnya kata
Arab mu'allim ( )معلمterdiri dari satu morfem. Kata almu’allim ( )المعلمmempunyai
dua morfem yaitu الdan معلم. Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah
kata yang terdiri dari morfem-morfem yang masing-masing morfem mempunyai
arti tertentu. Misalnya kata almu'allimun . ونdan , ال معلمyang terdiri dari tiga
morfem yaitu المعلمون.5
Tujuan pembelajaran kosakata:
Menurut Abdul Wahab, tujuan umum pembelajaran kosakata adalah
sebagai berikut:
1. Mengenalkan kosa kata baru kepada siswa baik melalui bacaan maupun
fahmul-masmu.
2. Melatih siswa mengucapkan kosakata dengan baik dan benar, karena
pengucapan yang baik dan benar juga akan melahirkan kemampuan
berbicara dan membaca yang baik dan benar.
3. Memahami makna kosakata baik secara denotatif maupun leksikal
(musim) dan kaitannya dengan kalimat tertentu (makna konotatif dan
gramatikal)
4. Mampu mengevaluasi, mengapresiasi dan menggunakan kosakata dalam
konteks yang tepat dalam ungkapan lisan (ucapan) dan tulisan
(komposisi).6
7
upacara keagamaan seperti haji. Orang-orang dari berbagai suku Arab bertemu di
dekat Ka'bah dan berdialog dalam berbagai dialek Arab. Orang Quraisy
mendengarkan dialog tersebut dan mengambil kosa kata serta bentuk kalimat dari
dialog tersebut sehingga bahasa Arab menurut dialek Quraisy mendominasi dialek
Arab suku lain. Siapa pun yang bisa menggunakan bahasa Arab dengan dialek
Quraisy berarti anggota berbagai suku Arab memahami bahasa tersebut pada saat
itu. Ini adalah pendahulu dari Bahasa Arab Standar atau disebut juga Bahasa Arab
Fush-ha.
Pada masa Islam, bahasa Arab Quraisy lebih kuat karena al-Quran dan al-
Hadits menggunakan bahasa Arab dialek Quraisy. Cara hidup kabilah menjadi
cara hidup yang berlandaskan keimanan ketika membaca al-Qur'an dan al-Hadits,
apapun asal usul kabilahnya. Al-Quran dan al-Hadits berbahasa Arab adalah milik
umat Islam, bukan milik suku Quraisy. Orang yang datang dari Mekkah
hendaknya menggunakan bahasa Al-Qur'an dan al-Hadits, sama seperti orang
yang datang dari Madinah. Begitu juga dengan masyarakat Hijaz, Himyar,
Ghasasinah, Thayy dan Yaman.
Perkembangan bahasa Arab di negara Timur Tengah terus berkembang
sesuai dengan perkembangan kebudayaan, sehingga Bahasa Arab terbagi atas
beberapa corak. Akibatnya siswa Indonesia yang ingin meneruskan studinya ke
negara Timur Tengah akan menghadapi berbagai kesulitan. Inilah salah satu sebab
kenapa tidak banyak mahasiswa Indonesia memperoleh ijazah stara dua dan tiga
dari berbagai universitas di Timur Tengah. Sementara itu, juga terdapar dinamika
perbedaan bentuk pengajaran bahasa Arab dalam lingkungan lembaga pendidikan
di Indonesia. Seperti bentuk pengajaran bahasa Arab di dayah/pesantren terfokus
pemahaman teks kitab klasik, sementara di madrasah dilakukan dengan bahasa
Indonesia dan di dayah modern, terintegrasi pada empat aspek kemahiran bahasa.
Untuk mengatasi kesulitan bagi siswa atau mahasiswa khususnya siswa atau
mahasiswa Indonesia dalam belejar dan menguasai bahasa Arab, maka ada
beberapa hal yang harus diterapkan oleh unsur-unsur utama pendidikan, seperti
tenaga pendidik, pimpinan, siswa, dan stakeholdern, yaitu pembaharuan metode
pembelajaran bahas Arab dengan memadukan empat kermahiran berbahasa, bobot
pengajaran mata pelajaran bahasa Arab perlu ditambah, materi yang diajarkan
harus selalu disesuaikan dengan perkembangan bahasa Arab di negara Timur
Tengah, mengelola lingkungan bahasa Arab yang kondusif.7
7
Azman Ismail, “DINAMIKA PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB; ANTARA TEORI
DAN PRAKTEK,” ( لسـانـنـاLISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya 6, no. 2
(February 24, 2017): 338–62, https://doi.org/10.22373/l.v6i2.871.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bahasa Arab maupun bahasa Indonesia memiliki fungsi sintaksis
yang sama dalam struktur kalimatnya yaitu subyek, predikat, obyek, dan
keterangan.Pendapat lain menyebutkan bahwa subyek dalam Bahasa Arab
adalah musnad ilaih, yang kemudian terbagi lagi ke dalam lima jenis yaitu;
fa’il, na’ib fa’il, mubtada’, ism Inna, dan ism Kaana. Struktur klausa
dalam bahasa Arab dikenal sebagai jumlah ismiyyah (klausa nominal) dan
jumlah fi’liyyah (klausa verbal), keduanya memiliki perbedaan yang
sangat prinsip.
Subyek dalam bahasa indonesia Menurut Lubis dalam bukunya
mengatakan subyek adalah bagian kalimat yang berwujudkan kata benda
atau nomina yang menjadi pelaku dari satu pekerjaan pada kalimat aktif.
Kekayaan Kosakata Bahasa Arab Kosakata yang disebut mufrodat
dalam bahasa Arab dan kosakata dalam bahasa Inggris vocabulary adalah
sekumpulan kata atau kosa kata yang diketahui oleh seseorang atau badan
yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata merupakan
salah satu dari tiga unsur kebahasaan yang sangat penting digunakan
dalam bahasa lisan dan tulisan dan merupakan alat untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa Arab.
Kedinamisan Bahasa Arab Bahasa Arab digunakan oleh suku-suku
Arab yang tinggal berjauhan pada masa Jahiliya. Ketika ia bertemu orang
Arab satu suku dengan orang Arab suku lain, ia tetap menggunakan bahasa
Arab sukunya, tidak mau mengikuti bahasa Arab suku lain, karena bangga
dengan pola bahasa sukunya (bangga). Seperti bentuk pengajaran bahasa
Arab di dayah/pesantren terfokus pemahaman teks kitab klasik, sementara
di madrasah dilakukan dengan bahasa Indonesia dan di dayah modern,
terintegrasi pada empat aspek kemahiran bahasa.
9
DAFTAR PUSTAKA
10