Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TARJAMAH MIN AL-INDUNISIYAH ILA AL-ARABIYAH

Tentang

Perbandingan Karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Putri Amilia 2114020121

Yika Al Khairi 2114020122

Dosen Pengampu:

Adit Tiawaldi, M. A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB V-D

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1445 H/2023 H
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur atas Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Tarjamah Al-Indunisiyah ila Al-Arabiyah ini dengan Judul “Karakteristik Bahasa Arab
dan Bahasa Indonesia”. Shalawat dan Salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya ke jalan
yang benar dan menyempurnakan Akhlak menurut petunjuk Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Adit Tiawaldi, M. A selaku


dosen pengampu mata kuliah Tarjamah Al-Indunisiyah ila Al-Arabiyah yang telah
memberikan tugas ini kepada Kami, sehingga kami dapat menambah ilmu dan
wawassan sesuai bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dan membagi sebagian
pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat menambah Ilmu dan wawasan bagi para
Pembaca, Khususnya Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab. Dan semoga nantinya Ilmu
yang didapatkan bisa kita Amalkan. Kami memohon maaf jika nantinya terdapat
kekeliruan dalam penulisan Makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan Kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan Makalah ini.

Padang, 01 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Perbandingan Karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia ............. 3


B. Teknik Penerjemahannya .......................................................................... 8

BAB III: PENUTUP ........................................................................................... 16

A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

B. Saran ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi hidup manusia. Tanpa bahasa
manusia tidak akan menuai kehidupan.1 Bahasa berfungsi sebagai lem perekat
dalam menyatupadukan keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatan
sosialisasi. Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer (mana suka),
dipergunakan oleh para anggota kelompok social untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Setiap bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya. Dilihat dari sudut
pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih unggul daripada bahasa yang lain.
Maksudnya bahwa bahasa memiliki kesamarataan dalam statusnya, yaitu sebagai
alat komunikasi. Setiap komunikasi tentu saja menuntut kesepahaman di antara
pelaku komunikasi. Namun, pada sudut pandang yang lain, setiap bahasa memiliki
karakteristik tersendiri yang membedakannya dari bahasa yang lain. Karakteristik
ini sekaligus sebagai kekuatan yang bahkan dalam hal tertentu tak ada
tandingannya.2 Demikian pula bahasa Arab dan bahasa Indonesia juga memiliki
sejumlah karakteristik yang membedakannya dari bahasa lain.

1
Moh Rosyid, M.Pd., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Semarang: UPT Unnes
Press, 2004), cet. 1, hlm. 43
2
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), cet. 2, hlm. 58

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Perbandingan karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana Teknik Penerjemahannya?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan Perbandingan Karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia.
2. Untuk menjelaskan Teknik Penerjemahannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia


Secara etimologi, karakteristik berasal dari akar kata bahasa Inggris yaitu
character yang berarti watak, sifat, ciri. Kata characteristic berarti sifat yang khas
atau ciri khas sesuatu. Dalam istilah bahasa Arab, kata karakteristik dikenal dengan

‫ خصائص‬sebagai bentuk jamak dari ‫ خصوصية‬yang diartikan dengan kekhususan atau


keistimewaan. Maka dapat dikatakan bahwa karakteristik bahasa Arab adalah
bentuk watak dan ciri khas atau tanda-tanda khusus yang dimiliki bahasa Arab.
Dan Karakteristik Bahasa Indonesia adalah bentuk watak dari ciri khas atau tanda-
tanda khusus yang dimiliki Bahasa Indonesia.3
1. Karakteristik Bahasa Arab
Bahasa Arab mempunyai ciri khusus yang tidak terdapat pada bahasa-
bahasa lainnya. Kekhususannya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang
fleksibel dan mempunyai elastisitas yang tinggi.4 Bahasa Arab memiliki
sejumlah karakteristik yang membedakannya dari bahasa lain. Bahasa Arab
memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena bahasa
Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya,
sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan
bahasa lainnya. Karakteristik universalitas bahasa Arab antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam, yang meliputi, 1)
ragam sosial atau sosiolek yaitu ragam bahasa yang menunjukan
stratifikasi sosial ekonomi penuturnya; 2) ragam geografis, ragam bahasa

3
Musdalifa dkk, Karakteristik Bahasa Arab, (Online), Tersedia di
https://osf.io/yrfcd/download/?format=pdf di akses pada 28 Oktober 2023 hlm. 1
4
Ulin Nuha, M.Pd. I., Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta:
DIVA Press, 2012), cet. 1, hlm. 42

3
yang menunjukan letak geografis penutur antara satu daerah dengan
daerah lain, sehingga melahirkan dialek yang beragam; 3) ragam idiolek
yaitu ragam bahasa yang menunjukan integritas kepribadian setiap

individu masyarakat (‫هلجة‬ ‫)فردية‬.


b. Bahasa Arab dapat diekspresikan secara lisan atau pun tulisan. Menurut
Bloomfield bahasa lisan merupakan hakekat adanya suatu bahasa. Realitas
ini dapat dipahami karena adanya bentang sejarah peradaban manusia
terlihat jelas mereka pada umumnya berbahasa lisan meskipun diantara
mereka tidak dapat menulis dan tidak mengenal lambang tulisan. Bahasa
lisan sebagai system verbal lebih banyak dipakai oleh manusia dalam
berkomunikasi antara satu dengan lainnya antar anggota masyarakat di
lingkungannya. Hal ini dimaksudkan agar penyampaian pesan lebih cepat
dipahami maknanya oleh masyarakat sasaran.5

Karakteristik Unik Bahasa Arab yang tidak dimiliki Oleh bahasa Lain dapat
ditinjau dalam beberapa Aspek antara lain:

a. Aspek Bunyi
Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-
ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama
bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah
yang banyak digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri
khusus itu adalah :

1) Vokal Panjang dianggap sebagai Fonem )‫أ‬ ،‫ ي‬،‫(أو‬

2) Bunyi Tenggorokan )‫احللق‬ ‫(أصوات‬, yaitu ‫ ح‬dan ‫ع‬.

5
Musdalifa dkk, Op. Cit., h. 2

4
3) Bunyi Tebal )‫(أصوات مطبقة‬, yaitu ‫ظ‬ ،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ط‬.

4) Tekanan bunyi dalam kata )‫(النرب‬.

5) Bunyi Bilabial dental )‫أسنان‬ ‫(شفوى‬, yaitu ‫ف‬.


b. Aspek Kosakata
Ciri khas kedua yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan

kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi )‫استقاقى‬ ‫ (تصريف‬maupun

dengan cara infleksi )‫إعرايب‬ ‫(تصريف‬ . Dengan melalui dua cara

pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya sekali dengan

kosakata. Misalnya dari akar kata ‫علم‬ , bila dikembangkan dengan cara

‫ اشتقاقى‬, maka akan menjadi :

1) ‫ َعلِ َم – يَ ْعلَم‬dan seterusnya )‫(تصريف اصطالحى‬.

2) ‫ َعلَّ َم – ي َعلِِّم‬dan seterusnya

3) ‫ أعلم – يعلم‬dan seterusnya

4) ‫ تعلم – يتعلم‬dan seterusnya

5) ‫ يستعلم – استعلم‬dan seterusnya

Demikianlah kayanya Bahasa Arab dari kata ‫ علم‬saja bisa menjadi ratusan

kata. Yang mana setiap perubahan kata walau hanya satu huruf saja sudah
mempengaruhi makna.

5
c. Aspek Kalimat
Bahasa Arab adalah Bahasa yang memiliki system I’rab terlengkap
yang mungkin tidak dimiliki oleh Bahasa Lain. I’rab adalah perubahan
bunyi akhir kata, baik berupa harkat atau berupa huruf sesuai dengan
kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’rab berfungsi untuk membedakan
antara kedudukan suatu kata dengan kata yang lain dan sekaligus dapat
merubah pengertian kalimat tersebut. Contohnya:

1) ‫ ما أحسن خالد‬artinya Alangkah baiknya si Khalid

2) ‫ ما أحسن خالد‬artinya apa yang baik pada si Khalid?

3) ‫ ما أحسن خالد‬artinya apa yang diperbuat baik oleh si Khalid?


d. Aspek Huruf
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1) Bahasa Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata,
yaitu ada huruf yang terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah
dan di akhir kata.
2) Setiap satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3) Cara penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah
kanan ke kiri.

2. Karakteristik Bahasa Indonesia


Dalam buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah” dijelaskan bahwa
bahasa Indonesia memiliki hal-hal antara lain:
a. Kosakata
Sebagaimana bahasa pada umumnya, bahasa Indonesia juga
memiliki banyak kosakata. Dalam bahasa ini, bahasa asing dapat

6
dijadikan sumber peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk
dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus
menerjemahkan istilah asing tersebut.6
b. Aspek tata Bahasa
Aspek tata bahasa Indonesia meliputi penggunaan kata dasar,
pengimbuhan kata, kata pengulangan, dan penggabungan kata.
c. Aspek Semantik
Dalam aspek semantik, bahasa Indonesia mencakup hal-hal seperti
sinonim, homonim, hiponim, dan polisemi.
d. Singkatan dan Lambang
Istilah singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya dipendekkan
menurut tiga cara sebagai berikut :
1. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih,
tetapi yang bentuk lisannya sesuai dengan bentuk istilah
lengkapnya.
2. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih
yang lazim dilisankan huruf demi huruf.
3. Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan sebagian
unsurnya.

6
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah,(Bandung: Pustaka Setia, 1996), cet 5, hlm. 55

7
B. Teknik Penerjemahan
Teknik Penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan
dari BSu ke Bsa, diterapkan pada tataran kata, Frasa, Klausa maupun Kalimat.7
Penerjemah tidak hanya menerapkan satu teknik saja, beberapa teknik
diterapkan untuk satu masalah penerjemahan. Jumlah teknik yang diidentifikasi
berjumlah 356 teknik penerjemahan pada satuan lingual tertentu. Contoh teknik
penerjemahan yang sudah teridentifikasi di antaranya sebagai berikut:
1. Teknik Penambahan (Addition)

BSu: ‫الدين‬ ‫أان أشكو أن ابين شديد االلتزام بتعاليم‬


BSa: Saya mengadukan anak saya yang sangat rajin dan komitmen terhadap
perintah agama.
Penerjemah menambahkan kata rajin dalam BSa, kata tersebut tidak
terdapat pada teks sumber (TSu). Tujuan penerjemah menambahkan kata
rajin dalam kalimat di atas untuk menekankan dan menjelaskan kepada
pembaca. Dengan ini, tujuan penerjemah tersebut terdapat kata komitmen
pada BSa juga menambahkan kata rajin untuk menegaskan begitu tinggi
dalam menjalankan perintah dan mempelajari agama.
2. Teknik Inversi (Inversion)
Contoh Bsu:

‫ ماذا أفعل معه ؟‬-‫ والكالم ما زال الصديقي‬-‫انصحين اي دكتور‬


Bsa: Wahai Doktor, nasehatilah saya! Apa yang semestinya saya lakukan
pada anak saya?
Penerjemahan ini melakukan Pemindahan Posisi kata pada Bsa

(Terjemahan Bahasa Indonesia), yaitu kata Wahai Dokter )‫ (اي دكتور‬Setelah

7
http://linguistik-penerjemahan.blogspot.com/2011/12/teknik-penerjemahan.html diakses
pada 30 Oktober 2023

8
kalusa Nasehatilah Saya )‫(انصحين‬. Seharusnya, jika tidak mengalami inversi

(Pemindahan Posisi) maka terjemahannya adalah Nasehatilah saya wahai


Doktor!. Tujuan Pemindahan ini adalah agar hasil terjemahan terasa Alami
bagi pembaca. Di samping itu, pemindahan ini termasuk penegasan dengan
mendahulukan kata Wahai Doktor )‫ (يا دكتور‬di awal kalimat.
3. Teknik Penghilangan (Deletion atau Omission)

Bsu: !‫ذلك‬ ‫وأحدهم كانت مشكلته أنه يريد أن يشرتي تليفون حممول وأبوه يرفض‬
BSa: Ingim membeli telepon genggam, Namun Orang Tuanya tidak
merestui.

Penerjemah melakukan penghilangan Klausa ‫( واحدهم كانت مشكلته‬dan

salah satu diantara problem mereka) pada BSa, Padahal BSu ‫واحدهم كانت‬

‫( مشكلته‬dan salah satu diantara problem mereka) masih ada tetapi ketika
diterjemahkan ke BSa, klausa tersebut dihilangkan. Penghilangan ini terjadi
karena pada kalimat sebelumnya sudah dijelaskan tentang Problematika

Pemuda )‫الشباب‬ ‫(مشكلة‬ sehingga oleh penerjemah, klausa tersebut

dihilangkan karena sudah dijelaskan pada nama babnya yaitu Problematika

Para Pemuda )‫الشباب‬ ‫(مشكلة‬.


4. Teknik Peminjaman Murni (Pure Borrowing)
BSu:

‫وهو أن عقل هذا الطفل الصغري غري املكلف يستوعب أمورا هي من الدقة حبيث قد ختفى‬

.‫على عقول بعض الشيوخ‬

9
Bsa: Bahwa Akal pikiran anak kecil yang belum mampu Mukallaf mampu
menguasai berbagai hal secara detail, yang barangkali hal tersebut tidak
mampu dicerna oleh para Orang tua.
Penerjemah memilih menggunakan teknik penerjemahan murni pada
kata ‫ المكلف‬Mukallaf dalam BSu, kemudian pada BSa tidak diterjemahkan
dan meminjam dari BSu.
5. Teknik Modulasi (Modulation)

Bsu: ‫إسالمه؟‬ ‫كم كان ي بلغ من العمر هذا البطل العظيم عند‬
Bsa: Berapa Usia Pahlawan yang Mulia ini dikala masuk islam?
Penerjemah memilih menggunakan teknik modulasi pada frasa

nomina ‫إسالمه‬ ‫ عند‬menjadi di kala masuk Islam, penerjemah menggunakan


teknik ini untuk mengubah sudut pandang keadaan di kala (dia) masuk
Islam dari keadaannya yang saat itu belum Islam.
6. Kompensasi (Compensation)

BSu : !‫عمره‬ ‫إنه الطفل الذي كان يف العاشرة من‬


BSa : Ia adalah seorang anak kecil yang baru berusia sepuluh tahun.
Penerjemah menggunakan teknik modulasi dalam menerjemahkan

klausa ‫ كان يف العاشرة من عمره‬diterjemahkan dalam BSa menjadi baru berusia

sepuluh tahun. Melihat dari terjemahan harifah ‫عمره‬ ‫ كان يف العاشرة من‬dia di
kesepuluh dari umurnya. Terjemahan seperti dalam BSatidak jelas dan sulit
dipahami, oleh karena itu teknik yang dipilih menggunakan modulasi.
7. Teknik Peminjaman Alamiah (Naturalized Borrowing)

BSu : .‫حرام‬ ‫كل صغرية يبحث أهي حالل أم‬

10
BSa : Ia selalu mencari tahu hukum setiap masalah, baiknya sepele maupun
besar, apakah ini halal atau haram.
Penerjemah menggunakan teknik peminjaman alamiah yaitu pada kata

‫حالل‬ dan ‫حرام‬ diterjamahkan halal dan haram, keduanya sudah popular

secara alamiah dari bahasa sumber yaitu bahasa Arab. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia (KBI), kata Halal memiliki artidiizinkan -tidak dilarang
oleh syarak sedangkan kata Haram memiliki arti terlarang (oleh agama
Islam); tidak halal.8
8. Teknik Transposisi (Transposition)

Bsu : ‫واإلعاقة؟‬ ‫أتراه متىن أن لو عاش ساملا يف املدينة بعيدا عن اجلروح واآلالم‬
Bsa : Apakah ia Berharap, seandainya ia tidak ikut dalam medan perang
serta hidup dengan selamat dan damai di Madinah, sehingga dirinya
terhindar dari luka, Penderitaan, dan Cacat?

Penerjemah memilih teknik transposisi untuk kata ‫اجلروح واآلالم واإلعاقة؟‬

diterjemahkan luka, penderitaan dan cacat, semua mengalami transposisi


dari bentuk plural/jama‟ menjadi tunggal/mufrad. Teknik ini dilakukan
supaya terjemahan bisa mudah dipahami dan luwes.
9. Teknik Kalke (Calque)
Bsu :

‫ وبعد هذه‬،‫ولكن حتما سيسأله ربه يوم القيامة عن كل أمخاله بعد هذه السن الفاصلة‬

.‫املرحلة الفريقة يف حياته‬

8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: 2008, h.
503 dan h. 510.

11
BSa : Namun pada hari Kiamat kelak, Rabb-nya akan menanyakan semua
itu secara detail setelah ia memasuki usia Mukallaf dan setelah ia memasuki
tahapan yang membedakan mana yang hak dan batil dalam hidupnya.

Teknik kalke pada frase ‫يوم القيامة‬ diterjemahkan dalam BSa Hari

kiamat. Teknik kalke pada frase ini tepat yaitu diterjemahkan secara kata
per kata dan tidak merubah strukur karena dengan diterjemahkan seperti ini
tidak menimbulkan ketaksaan dan frase hari kiamat sudah sering didengar
oleh khalayak, seperti dalam Kamus Bahasa Indonesia, hari kiamat adalah
hari yang terakhir dalam kehidupan di dunia ini (yaitu pada ketika orang-
orang yang telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya
yang sudah-sudah).9
10. Teknik Adaptasi (Adaptation)

BSu : ‫أقل؟‬ ‫من يعيد لك ثلث عمرك أو تصف عمرك أو أكثر أو‬
BSa : Siapa yang akan mengembalikan sepertiga atau setengah kurang lebih
dari Usiamu?

Teknik adaptasi diterapkan pada kata ‫ أكثر أو أقل‬diterjemahkan ke dalam


BSa kurang lebih. Penggunaan teknik ini sesuai dengan BSa karena melihat

arti dari BSu kata ‫أكثر أو أقل‬ adalah paling banyak atau paling sedikit,

supaya terjemahan berasa luwes dan mudah dicerna maka dilakukan


adaptasi ke dalam BSa (bahasa Indonesia), sehingga penerjemah memilih
kata kurang lebih.
11. Amplifikasi (Amplification)

BSa : .‫ممكنا‬ ‫ فالوصول إىل العلماء ما زال‬،‫ولئن قلت حلقات العلم إىل حد كبري‬

9
Ibid, h. 511.

12
BSu : Meskipun majelis Pengajian-Pengajian (di Mesir) semakin sedikit,
tetapi masih ada kemungkinan untuk berjumpa dan berguru Kepada Para
Ulama.
Penerjemah menggunakan teknik amplifikasi dalam menerjemahkan

‫ حلقات العلم‬diterjemahkan ke dalam BSa dengan mengeksplisitkan kata di


Mesir. Tujuan penerjemah untuk menegaskan bahwa ini terjadi di negeri
Mesir dalam majlis pengajian-pengajian, di samping itu juga untuk
menginformasikan.
12. Teknik Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

BSa : ‫التخرج‬ ‫اخلوف من البطالة بعد‬


BSu : Takut Menganggur setelah tamat Kuliah.

Penerjemahan harfiah pada kalimat ‫اخلوف من البطالة بعد التخرج‬ ke

dalam BSa menjadi Takut menganggur setelah tamat kuliah. Teknik ini
sudah tepat dan dapat dipahami.
13. Teknik Kreasi Diskursif (Discursive Creation)

BSa : ‫املعوقات‬ ‫ال تسوفوا وال تؤجلوا وال تتعللوا مبعوق من‬
BSu : Jangan kalian menunda-nunda dan memperlambat lagi, dan jangan
mencari-cari alas an karena berbagai aral melintang yang menghadang.
Penerjemah menggunakan teknik kreasi diskursif dalam

menerjemahkan ‫املعوقات‬ ‫ مبعوق من‬diterjemahkan ke dalam BSa berbagai aral


melintang yang menghadang, ini di luar makna dan tidak terduga karena

arti dari ‫مبعوق من املعوقات‬ adalah penundaan dari penundaan-penundaan.

Teknik ini dipakai penerjemah untuk menjelaskan dan supaya dapat


dipahami dengan baik. Jika diterjemahkan secara harfiah/ kata per kata,

13
kurang tepat karena dalam kalimat ini menjelaskan tentang sikap pemuda
yang lamban, tidak mau bersegera.
14. Kesepadanan Lazim (Established Equivalence)

BSa : ‫ونعارضه؟‬ ‫هل خلقنا هللا عز وجل لنعصيه وخنالفه‬


BSu : Apakah Allah menciptakan kita untuk mendurhakai, melanggar
perintah dan menentang-Nya?
Penerjemah menggunakan teknik kesepadanan lazim dalam

menerjemahkan kata ‫لنعصيه‬ dalam BSa yaitu mendurhakai. Di dalam

Kamus Bahasa Indonesia, kata durhaka memiliki arti tidak setia kepada
kekuasaan yang sah (negara, Tuhan, orang tua, dsb); menentang kekuasaan

(perintah dsb).10 Makna dari kata ‫لنعصيو‬ / lina’shiyahu dalam BSa yaitu

maksiat/durhaka kepada Allah, sehingga teknik ini tepat dalam


penerjemahan ini.
15. Teknik Partikularisasi (Particularization)

BSa : ‫إن هذه الغاايت ال تصلح ابملرة خللق حكيم من خالق حكيم‬
BSu : Sebenarnya, Tujuan hidup seperti ini sangat tidak layak diemban oleh
Makhluk ciptaan Allah yang Maha Bijaksana.

Penerjemah menspesifikkan kata ‫ خالق‬ke dalam BSa menjadi Allah,

karena kata ‫ خالق‬merupakan salah satu dari asma’ulhusna (nama-nama


mulia) yang dimiliki Allah, yang memiliki arti, Yang Maha Menciptakan.
16. Teknik Generalisasi (Generalization)

BSa : ‫حبرية‬ ‫لقد فصل يده متاما عن جسده ليكمل القتال‬

10
Ibid, h. 370

14
BSu : Ia Justru memisahkan tangannya dari jasadnya agar bisa
mengobarkan jihad dengan bebas dan leluasa

Penerjemah mengeneralisasikan kata ‫القتال‬ yang diterjemahkan ke

dalam BSa menjadi jihad. Kedua kata tersebut memiliki arti membunuh,
walau secara bahasa, arti jihad itu berjuang (Al-Munawir, 1984: 217).11
17. Deskripsi (Description)

BSa : ‫مكلفا‬ ‫وأهم هذه التبعات أنه أصبح‬


BSu : Konsekuensi yang paling utama adalah dirinya sudah terhitung
Mukallaf (Wajib menjalankan hukum-hukum Islam)
Penerjemah mendeskrispsikan kata ‫ مكلفا‬diterjemahkan ke dalam BSa
dengan memberi penjelasan dari kata tersebut yaitu wajib menjalankan
hukum-hukum Islam.

11
A.W. Munawir, Kamus AlMunawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), h. 217

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
karakteristik bahasa Arab meliputi kaitan mentalistik subyek-predikat, kehadiran
individu, retorika parallel, keutamaan makna, keberadaan i’rab, kekayaan kosakata,
integrasi dua kata, dan qiyas (analogi kata). Bahasa Indonesia juga memiliki
karakteristik, di antaranya dalam hal kosakata, aspek tata bahasa, aspek semantik,
dan istilah singkatan dan lambang.
Adapun dalam bahasa Indonesia penulis mengambil karakteristik dalam ragam
ilmiah yang meliputi cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris,
bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan
konsisten. Demikian yang dapat penulis paparkan, semoga dapat berguna
sebagaimana mestinya.

B. Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini. Semoga makalah dengan judul


“Karakteristik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia” ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai penulis makalah ialah
semoga dengan mempelajari dan memahami materi yang dibahas dalam makalah
di atas, dapat memotivasi kita untuk menjadi guru yang baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

A.W. Munawir. 1997. Kamus AlMunawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka


Progresif.
http://linguistik-penerjemahan.blogspot.com/2011/12/teknik-penerjemahan.html
diakses pada 30 Oktober 2023.
Musdalifa dkk. 2023. Karakteristik Bahasa Arab(Online). Tersedia di
https://osf.io/yrfcd/download/?format=pdf di akses pada 28 Oktober 2023.
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta.
Ulin Nuha. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: DIVA Press.

17

Anda mungkin juga menyukai