Oleh:
Kelompok 5
BAB I ........................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang............................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................ 3
BAB II ....................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
A. Bahasa Arab dengan Keberagaman Lahjahnya ............................................................. 4
B. Lahjah Quraisy sebagai lahjah yang dominan dalam al-Qur’an ................................... 7
C. Lahjah-lahjah selain lahjah Quraisy dalam al-Qur’an .................................................. 9
D. Contoh-Contoh Ragam Lahjah dalam Bahasa Arab ................................................... 12
BAB III .................................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................... 17
Kesimpulan.............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 18
DAFTAR LITERATUR RUJUKAN MAKALAH ................................................................. 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran utama dalam berkomunikasi dan selalu
memunculkan berbagai fenomena yang menarik untuk dikaji dan
dikembangkan. Diantara fenomena kebahasaan adalah munculnya dialek
(Lahjah). Dialek bahasa telah memberikan gambaran yang jelas akan hubungan
bahasa dengan berbagai disiplin ilmu tersendiri. Kajian dialek merupakan
upaya menentukan langkah dan strategi yang lebih baik dalam berkomunikasi.
Berawal dari turunnya risalah agama Islam kepada Nabi Muhammad saw
di tanah suci Mekah, menjadi kewajiban bagi Nabi Muhammad saw untuk
menyampaikannya kepada keluarga dekat dan para sahabatnya. Kemudian
bersama-sama menyebarluaskan risalah tersebut kepada seluruh penduduk
Mekah bahkan penduduk di seluruh jazirah Arab. Mereka melakukan
perjalanan dakwah ke berbagai daerah, suku dan bahkan negara yang berbeda
bahasa.
Bahasa Arab telah tersebar di penjuru dunia dan digunakan oleh berbagai
bangsa, sebab bahasa Arab merupakan bahasa agama, kitab suci, juga bahasa-
bahasa hadis Nabi yang digunakan dalam pelaksanaan ibadah. Al-Qur’an itu
sendiri mempunyai konstribusi besar terhadap pengembangan dan penyebaran
bahasa Arab. Al-Qur’an juga merupakan pemersatu lahjah-lahjah Arab dalam
lahjah Quraisy. Bahasa dan sastra Al-Qur’an telah membumi dan
memasyarakat diseluruh kabilah Arab terutama pada daerah-daerah yang
dimasuki Islam.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Bahasa Arab dengan keragaman lahjah-nya, dan faktor
penyebabnya?
b. Mengapa lahjah Quraisy sebagai lahjah yang dominan dalam al-Qur`an?
c. Apa saja lahjah selain lahjah Quraisy dalam al-Qur`an?
d. Bagaimana contoh-contoh ragam lahjah dalam bahasa Arab?
2
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bahasa Arab dengan keragaman lahjah-nya, dan faktor
penyebabnya.
b. Untuk mengetahui bahwa lahjah Quraisy sebagai lahjah yang dominan
dalam al-Qur`an.
c. Untuk mengetahui berbagai lahjah selain lahjah Quraisy dalam al-Qur`an.
d. Untuk mengetahui contoh-contoh ragam lahjah dalam bahasa Arab.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Arab dengan Keberagaman Lahjahnya
1. Sekilas tentang Bahasa Arab
Perkembangan bahasa Arab merupakan rumpun bahasa Semit dan
sudah berlangsung lama. Budaya Arab telah lahir lebih dari 2000 tahun
yang lalu, bahkan Muhibbudin al Khatib berpendapat bahwa bahasa Arab
sudah ada sekitar 3600 SM. Lebih dari dua ratus juta orang berbicara
dengan menggunakan dialek Arab. Negara-negara yang
menggunakannya meliputi bagian utara benua Afrika, dari Mauritania
hingga Mesir, Levante, Jazirah Arab, dan Irak. Pada dasarnya bahasa
Arab mengacu kepada penggunaan dialek Quraisy sebagai standar
penggunaan bahasa pada waktu itu, tetapi lambat laun mulai mengalami
perbedaan-perbedaan kebiasaan dalam berbahasa dalam ranah tertentu.
Bahasa Arab setelah datangnya Islam dijadikan sebagai bahasa al-Qur`an
sehingga antara bahasa Arab dan Islam memiliki kaitan yang sangat erat
karena dengan kehadiran Islam bahasa Arab semakin menyebar ke
berbagai wilayah.1
Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa paling komprehensif dan
detail di antara bahasa-bahasa yang ada di dunia. Tidak satu pun bahasa di
dunia yang mempunyai kelebihan selengkap bahasa Arab. Keunggulan
bahasa Arab meliputi segala aspek linguistik fonologi, morfologi, sintaksis
dan retorik serta aspek konsistensi dan orisinalitasnya dalam masa yang
sangat panjang. Aspek keistimewaan linguistik yang sangat menonjol
adalah wus’atul mufradat (keluasan kosa kata). Kosa kata bahasa Arab
disebabkan beberapa hal yaitu fenomena isytiqaq atau pecahan kata dari
satu kata dasar, dan taraduf (sinonim) yang mencapai ribuan sinonim
untuk satu semantik. Di samping itu juga ada fenomena tadhad (antonim)
dan ta’rib (arabisasi). Fenomena-fenomena bahasa Arab ini
1
Mufrodi, Fonologi dan Morfologi Bahasa Arab ‘Amiyah, (Jakarta: Uin Syarif
Hidayatullah, 2015) hlm.3-4
4
dilatarbelakangi oleh beragamnya kabilah Arab yang berkomunikasi
dengan lahjah (logat ) khusus.
Adapun faktor penyebab keberagaman bahasa, antara lain:
a. Lingkungan
b. Jauhnya tempat tinggal
c. Sarana-sarana kehidupan
d. Perbedaan dunia yang dilihat
e. Perbedaan cara memahaminya dan berbicara.
2. Pengertian Lahjah dan Sebab Keragamannya
Secara Etimologi, ‘lahjah’ dalam Lisanu al-’arab bermakna
gemar dengan sesuatu, menyanyikan (mengucapkan), dan
membiasakannya. Dalam kamus Al-Munjid berarti bahasa manusia yang
menjadi karakter dan dibiasakan olehnya.
Secara Terminologi, ‘lahjah’ adalah ‘dialek’ atau variasi dari
sebuah bahasa yang dipergunakan di suatu daerah dengan variasi yang
berbeda-beda dalam bahasa, sejumlah kata dan gramatikanya.
Adapun Daud mengartikan bahwa lahjah dalam ‘dialek’ yaitu cara
pemakaian bahasa yang berbeda dari cara-cara lainnya dalam suatu bahasa
karena masing-masing memiliki ciri-ciri kebahasaan yang khusus. Dalam
hal ini tiap cara ini bersekutu dalam membentuk ciri-ciri kebahasaan yang
bersifat umum (Daud, 2001: 63).2
Bahasa Arab terbagi berbagai macam dialek (lahjah), secara umum
terbagi menjadi bahasa Arab Fushha dan ‘Amiyah. Bahasa Arab Fushha
yaitu bahasa Arab formal yang mengikuti kaidah-kaidah gramatikal bahasa
Arab. Sedangkan bahasa Arab ‘Amiyah yaitu bahasa Arab non formal.
2
http://digilib.uin-suka.ac.id/22563/1/suaidi-%20dialek-dialek%20BAHASA%20
Muhammad Daud, Al-‘arobiyyah wa ilm al-lughah al-hadis, (Kairo: Darun Garib, 2001)
5
Islam. Pada awal abad 20, terdapat seruan untuk menggantikan bahasa
Arab Fushha dengan ‘Amiyah yang bergaung di Mesir dengan awal
pencitraan bahwa bahasa Arab sangat sulit dipelajari. Tujuan tersebut
untuk menjauhkan muslim dari al-Qur’an dan sunnah sehingga tak jarang
muncul perdebatan pro dan kontra dengan adanya bahasa Arab ‘Amiyah.
Dengan hal ini dijadikan alasan bagi orang orang yang tidak setuju dengan
adanya bahasa ‘Amiyah. Jika dicermati, argumentasi orang-orang yang
tidak setuju adanya ‘Amiyah adalah bersifat teologis, yaitu dikarenakan
akan kekhawatiran mereka dengan kurangnya pemahaman orang-orang
Islam terhadap sumber ajarannya yaitu al-Qur’an dan sunnah.3
Sedangkan ragam lahjah dalam bahasa Arab dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor geografis, dan asimilasi budaya yang melazimkan adanya
perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh asas kebutuhan antar
bangsa Arab dan bangsa lain di dunia. Karena seiring dengan
meluasnya agama Islam ke seluruh dunia, merupakan sebuah
konsekuensi logis bahasa Arab sebagai bahasa sumber agama juga
meluas ke seluruh dunia.
b. Faktor ekonomi yang melazimkan pengunaan bahasa Arab sebagai
bahasa komunikasi perekonomian bangsa Arab dengan bangsa lain
yang kemudian menyebabkan perkembangan bahasa Arab dalam
aspek serapan bahasa asing.
c. Faktor sosial masyarakat, seperti imigrasi, ketenagakerjaan, dan tujuan
keagamaan seperti ibadah haji dan umrah. Sedangkan dalam aspek
pendidikan, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
institusi pendidikan di Timur Tengah. Hal ini menjadi faktor
keterpakaian bahasa Arab bagi penutur asing yang mengenyam
pendidikan di wilayah tersebut.
3
Mufrodi, Fonologi dan Morfologi Bahasa Arab ‘Amiyah, (Jakarta: Uin Syarif
Hidayatullah, 2015) hlm.5
6
Semua faktor tersebut memiliki sumbangsih kepada perkembangan
bahasa Arab, baik positif maupun negatif. Adapun efek positif adalah
bertambahnya angka penutur bahasa Arab yang mengokohkan eksistensi
bahasa Arab sebagai bahasa kelima terbanyak dipakai di dunia. Adapun di
antara efek negatifnya adalah berkurangnya orisinalitas bahasa Arab
Fushhah (bahasa Arab baku yang sesuai dengan bahasa Al-Qur’an).
Terutama orisinalitas bahasa Arab dalam aspek penyebaran kosa kata
serapan asing yang tidak terkontrol dan meluasnya lahjah baru yang
terpengaruh dari gaya bahasa dan ciri khas bahasa penutur non Arab.4
4
Hayati, Rita Febrianta, “Lahjah Dosen IAIN Bukittinggi dalam Komunikasi Berbahasa Arab”
7
dipegang oleh kaum Quraisy. Sebagaimana telah dijelaskan dalam al-
Qur`an surah al-Quraisy.
3. Pengaruh politik, yaitu bagi orang-orang Quraisy pengaruh agama dan
ekonomi, juga keutamaan kedudukan negaranya merupakan suatu
kenyataan yang menjadi keutamaan bagi pengaruh polotik yang cukup
kuat diantara Negara-negara Arab lainnya pada masa jahiliyah.
4. Dialek Quraisy merupakan dialek Arab terluas yang menjadi suatu
kekayaan, dan dialek Arab tertinggi dari segi uslub, serta menjadi dialek
yang paling mampu untuk mengutarakan seni kata yang berbeda hal itu
disebabkan oleh keutamaan yang telah ditentukan bagi para penuturnya,
baik segi sarana kebudayaan maupun kesempatan yang banyak untuk
memperoleh kesan khusus dengan dialek Arab yang berbeda-beda.
Al-Qur’an menggunakan dialek Quraisy, maka tidaklah
mengherankan jika dialek Quraisy dipahami oleh semua suku, tidak
mengherankan pula, datangnya pengaruh zaman jahiliyah yang merupakan
catatan, puisi, khutbah, aturan, disusun dengan bahasa Quraisy.5
Persoalan tentang bahasa Quraisy menjadi bahasa dalam Al-Qur’an
berpangkal pada perkataan Utsman bin ‘Affan dihadapan 3 penulis dari
Quraisy dan seorang dari Anshar: “Jika kalian berbeda pendapat mengenai
Al-Qur’an, maka tulislah dalam bahasa Quraisy karna ia diturunkan dengan
bahasa mereka”.
Menurut Abu Syamah Al-Maqdisi perkataan Utsman mengandung
pengertian bahwa kebanyakan dalam bahasa mereka. Jadi, jika terdapat
perbedaan mengenai satu kata, maka diambil atas dasar kesepakatan bahwa
bahasa Quraisy lebih dikenal dibanding yang lainnya.
Ja’far Dikki berpendapat bahwa perkataan Ustman tidak lebih dari
nasihat yang bersifat administratif bagi anggota penulis Al-Qur`an, agar
merujuk pada tata penulisan lughoh Quraisy, karna Al-Qur’an turun dalam
bahasa mereka.
5
https://herasukses.wordpress.com, Keunggulan_Dialek_Quraisy, 9 Maret 2018, 09.00
WIB
8
C. Lahjah-lahjah selain lahjah Quraisy dalam al-Qur’an
Dialek-dialek suku yang masuk dalam lisan Arab, menurut catatan
Samih ‘Atif al-Zain, antara lain dialek suku Qais, Tamim, dan Asad, dan
kepada mereka pula disandarkan keberadaan garib, i’rab, dan tasrif.
Selebihnya adalah suku Huzail, sebagian Kinanah, dan La’iyyin.
Jawwad Ali membagi bahasa-bahasa Arab (al-‘Arabiyyat) atas tiga
kelompok bahasa Arab berdasarkan ketakrifan yaitu:
1. Kelompok al digunakan oleh bahasa-bahasa Arab Utara untuk ketakrifan
didepan nama.
2. Kelompok nūn atau alif-nūn digunakan oleh bahasa Arab Selatan untuk
ketakrifan dibelakang nama.
3. Kelompok ha` dan ha`-alif dipakai oleh bahasa Lihyaniyah, Samudiyah,
dan Safawiyah untuk ketakrifan di depan nama. 6
Yang bukan merupakan bahasa hijaz:7
a. Abu Ubaid meriwayatkan dari jalur Ikrimah dari Ibnu Abbas tentang
Dhahhak tentang firman Allah : () َولَ ْو أ َ ْل َقى َم َعا ِذي َْره (meskipun dia
b. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al-Dhahhak tentang firman Allah ( َل
)وزَ َر
َ (tidak ada tempat berlindung) dia berkata: “Gunung, menurut
Bahasa Yaman”. ( ) َكذَ ِل َك َوزَ َّو ْجنَا ُه ْم ِب ُح ْور ِعي ِْن (Demikianlah dan
Kami berikan kepada mereka bidadari) dia berkata: “Itu adalah Bahasa
Yaman. Karena penduduk Yaman berkata: “Kamu menikahkan si fulan
dengan si fulanah” Ar Raghib berkata didalam kitab mufradatnya
6
Ahmad Mukhtar Umar, Lahjat Al-Arab Fii Al-Qur’an Al-Karim (Lebanon: Dar Al-
qotob Al-Ilmiyah) hlm.101-165
7
Ismail bin Umar al-Mugri, kitab al-Lugot fi al-qur’an, (Kota al-Qohiro: Haqohu wa
nasyrohu, Sholahuddin Al-Munjid, 1365-1946) hlm. 4-9
9
didalam al-Qur`an tidak ada kalimat ()زوجنلهم حوراsebagaimana
dikatakan زوجنه امرأة (aku menikahkannya dengan seorang
meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman allah: () أتدعون بعل
(patutkah kamu menyembah ba’al). Dia berkata ‘’tuhan, menurut Bahasa
Yaman’’. Dan dia meriwayatkan dari Qatadah bahwa dia telah berkata,
“kata maknanya adalah tuhan,menurut Bahasa Azad Syanuah.”
c. Abu Bakar Al Anbari meriwayatkan di dalam kitb “al waqfu wa ibtida’”
dari Ibnu Abbas bahwa dia telah berkata :’’kata وزرmaknanya adalah
anak laki-laki dari anak laki-laki, menurut bahasa Hudzail. Dan
didalamnya dia meriwayatkan dari Ibnul Kalbi bahwa dia telah berkata:
Yaman’’. Dan dia meriwatkan di dalam kitab Arraddu ‘Ala Man Khalafa
Musshafa Utsman sebuah riwayat dari Mujahid bahwa dia telah :’’ kata
أفلم ييْس الذين ئمنوا (maka tidakkah orang-orang yang beriman itu
10
Bahasa Hawazin’’. Al farra’ berkata: “al kalbi berkata:’’ menurut Bahasa
An Nakha.
d. Dan pada pertanyaan-pertanyaan Nafi’ al Azraq kepada Ibnu Abbas juga
Hudzail.
e. Said bin Manshur meriwayatkan di dalam sunannya dari Amru bin
Surahbil tentang firman Allah ( ) سيل العرم (banjir yang besar). Dia
() في الكتاب مسطورا (yang demikian itu telah tertulis di dalam al-
11
(ahraaran) orang-orang yang merdeka. ( ) قبيأل (qabilaan). ia
terdahulu.
pendusta.
12
Penggunaan lahjah ini hanya ditemukan pada kabilah Rabi’ah dan
kabilah Mudhor.8
b) Lahjah al-Kaskasah, adalah perubahan kaf khithab mudzakar
menjadi sin. Misalnya, kata ‘alaika’ dibaca ‘alaikas’; kata ‘minka’
dibaca ‘minkas’. Istilah al-kaskasah merupakan wujud perubahan
bacaan kaf khithab menjadi sin. Penggunaan lahjah ini hanya
ditemukan pada kabilah Rabi’ah dan Mudhor.
c) Lahjah ‘Aj‘ajah, adalah perubahan ya musyaddadah (bertasydid
yang terletak diakhir kata menjadi jim. Misalnya kata ‘tamimi’
(doble huruf ya) yang berarti orang yang berasal dari suku Tamim,
berubah menjadi ‘Tamimij’ dengan makna yang sama. Contoh lain
adalah ‘Makassary’ yang berarti orang berasal dari dan bersuku
Makassar, berubah menjadi ‘Makassarij’ dengan makna yang sama.
Penggunaan lahjah ini, menurut As-Suyuti hanya ditemukan pada
Qodh’ah yaitu berasal dari kabilah Himyar.
d) Lahjah al-Wakm, adalah perubahan harokat kaf menjadi kasroh
apabila didahului huruf ya atau harokat kasroh. Misalnya, kata
‘’alaikum’ berubah menjadi ‘’alaikim’ dengan makna yang sama.
Penggunaan lahjah ini hanya ditemukan pada bahasa Robi’ah dan
bahasa Qolb.
2. Kesamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Suku Huzail
{( }ورجزwar rujza). Ia berkata:(al ‘adzab), bermakna siksa.
{( }شرعواsyara’uu). Ia berkata: (baa’uu), bermakna mereka menjual.
{‘( }عزم الطالقazamut thalaaqa). Ia berkata: (khafa’uu), bermakna
mereka bertatap hati untuk talak.
{( }صلداshaldan). Ia berkata: (naqiyyan), bermakna bersih (tidak
belepotan tanah).
{( }اناء الليلaanaal laili). Ia berkata: (saa’aatuhu), bermakna pada
waktu-waktu malam.
13
{( }من فورهمmin faurihim). Ia berkata: (wajhhim), bermakna seketika
dari arah mereka.
{( }مدراراmidraaran). Ia berkata: (mutataabi’an), bermakna dengan
curah hujan sangat lebat (terus-menerus).
{( }الفرقانal furqan). Ia berkata: (mahrajan), bermakna jalan keluar
(solusi).
{( }حرضharridh). Ia berkata: (hadh dhi), bermakna kobarkanlah
semangat.
{‘( }عيلةailatan). Ia berkata: (faaqqatun), bermakna menjdi miskin.
{( } وليجةwaliijatan). Ia berkata: (bithaanatan), bermakna orang yang
setia.
{( }انفرواinfiruu). Ia berkata: (ughzuu), bermakna perangilah.
{( }السائحونas saaihuuna). Ia berkata: (as shaaimuna), bermakna
orang-orang yang berpuasa.
{( }العنتal’anata). Ia berkata: ( al-itsmu), bermakna perbuatan dosa.
{( }ببدنكbibadanika). Ia berkata: (bidir’ika), bermakna dengan baju
besimu.
{ ( }غمةghummahtan). Ia berkata: (syubhatan), bermakna keraguan-
raguan.
{( }لدلوك الشمشliduluukis syamsi). Ia berkata: (zawaaluha), bermakna
saat matahari tergelincir.
{( }شاكلتهsyaakilatihi). Ia berkata: (naahiyatihi), bermakna menurut
keadaan dan tabi’at alam sekitarnya.
{( }رجماrajman). Ia berkata: (zhannan), bermakna perangkaan.
{( }ملتحداmultahadan). Ia berkata: (maljaan), bermakna tempat
berlindung
{( }ورجزwar rujza). Ia berkata:(al ‘adzab), bermakna siksa.
{( }شرعواsyara’uu). Ia berkata: (baa’uu), bermakna mereka menjual.
{‘( }عزم الطالقazamut thalaaqa). Ia berkata: (khafa’uu), bermakna
mereka bertatap hati untuk talak.
14
{( }صلداshaldan). Ia berkata: (naqiyyan), bermakna bersih (tidak
belepotan tanah).
{( }اناء الليلaanaal laili). Ia berkata: (saa’aatuhu), bermakna pada
waktu-waktu malam.
{( }من فورهمmin faurihim). Ia berkata: (wajhhim), bermakna seketika
dari arah mereka.
{( }مدراراmidraaran). Ia berkata: (mutataabi’an), bermakna dengan
curah hujan sangat lebat (terus-menerus).
{( }الفرقانal furqan). Ia berkata: (mahrajan), bermakna jalan keluar
(solusi).
{( }حرضharridh). Ia berkata: (hadh dhi), bermakna kobarkanlah
semangat.
{‘( }عيلةailatan). Ia berkata: (faaqqatun), bermakna menjdi miskin.
{( }ورجزwar rujza). Ia berkata:(al ‘adzab), bermakna siksa.
{( }شرعواsyara’uu). Ia berkata: (baa’uu), bermakna mereka menjual.
{‘( }عزم الطالقazamut thalaaqa). Ia berkata: (khafa’uu), bermakna
mereka bertatap hati untuk talak.
{( }صلداshaldan). Ia berkata: (naqiyyan), bermakna bersih (tidak
belepotan tanah).
{( }اناء الليلaanaal laili). Ia berkata: (saa’aatuhu), bermakna pada
waktu-waktu malam.
{( }من فورهمmin faurihim). Ia berkata: (wajhhim), bermakna seketika
dari arah mereka.
{( }مدراراmidraaran). Ia berkata: (mutataabi’an), bermakna dengan
curah hujan sangat lebat (terus-menerus).
{( }الفرقانal furqan). Ia berkata: (mahrajan), bermakna jalan keluar
(solusi).
{( }حرضharridh). Ia berkata: (hadh dhi), bermakna kobarkanlah
semangat.
{‘( }عيلةailatan). Ia berkata: (faaqqatun), bermakna menjdi miskin.
15
3. Kesamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Suku Himyar
{( }تفشالtafsyalaa). Ia berkata: (la tajbanaa), bermakna janganlah
kalian menjadi penakut.
{‘( }عثرutsira). Ia berkata: (uthuli’a), bermakna diketahui.
{( }في سفاهةfii safaahatin). Ia berkata: (junuunun), bermakna dalam
kegilaan.
{( }فزيلناfazayyalnaa). Ia berkata: (famayyazna), bermakna maka
kami pisahkan meraka.
{ ( }مرجواmarjuwan). Ia berkata: (haqiiran), bermakna orang yang
hina.
{( }السقايةas siqayata). Ia berkata: (al ina’), bermakna bejana.
{( }مسنونmasnuunin). Ia berkata: (muntinun), bermakna berbau
busuk.
{( }لبإمامlabi imaamin). Ia berkata: (kitaabun), bermakna kitab.
{}فيسنغضون (fayasunghidhuuna). Ia berkata: (yuharrikuuna),
bermakna mereka akan menggerak-gerakkan.
{( }حسباناhusbaanan). Ia berkata: (baradan), bermakna udara dingin.
{( }من الكبر عتياminal kibari ‘itiyyan). Ia berkata: (nahuulan),
bermakna lanjut usia.
{( }مآربmaa aaribu). Ia berkata: (haajaatun), bermakna keperluan.
{( }خرجاkharjan). Ia berkata: (ju’lan), bermakna upah.
{( }غراماgharaaman). Ia berkata: (balaun), bermakna kebinasaan.
{( }صرحsharhun). Ia berkata: (ju’lan), bermakna upah.
{( }انكر األصواتankaral ashwaati). Ia berkata: (aqbahaha), bermakna
sejelek-jelek.
{}يتركم (yatirakum). Ia berkata: (yanqushukum), bermakna
mengurangi pahala-pahalamu.
{}مدينين (madiniina). Ia berkata: (muhaasibiina), bermakna
diperhitungkan amal-amalnya.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya dengan keragamannya yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun faktor penyebab keberagaman bahasa,
antara lain:
a. Lingkungan
b. Jauhnya tempat tinggal
c. Sarana-sarana kehidupan
d. Perbedaan dunia yang dilihat
e. Perbedaan cara memahaminya dan berbicara.
Adapun pengertian secara terminologi, ‘lahjah’ adalah ‘dialek’ atau variasi
dari sebuah bahasa yang dipergunakan di suatu daerah dengan variasi yang
berbeda-beda dalam bahasa, sejumlah kata dan gramatikanya.
Lahjah Quraisy menjadi lahjah yang dominan dalam al-Qur`an karena
Lahjah Quraisy menjadi lahjah terbesar di jazirah Arab, hal ini berdasarkan
sejarah bangsa Arab terdahulu yang berbeda-beda suku. Sehingga menimbulkan
pergulatan dan pencampur bauran antara lahjah (dialek) yang satu dengan yang
lainnya. Kemenangan lahjah Quraisylah yang menyatukan dan menghubungkan
antara dialek-dialek yang lain. dipengaruhi berbagai macam faktor, yaitu agama,
politik, ekonomi, dan memiliki uslub bahasa yang tinggi.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uin-suka.ac.id/22563/1/suaidi-%20dialek-dialek%20BAHASA%20
Muhammad Daud, Al-‘arobiyyah wa ilm al-lughah al-hadis, (Kairo:
Darun Garib, 2001).
Umar, Ahmad Mukhtar, Lahjat Al-Arab Fii Al-Qur’an Al-Karim, Lebanon: Dar
Al-qotob Al-Ilmiyah Vidio lahjah al-‘arabi qodiim.
Al-Mugri, Ismail bin Umar, kitab al-Lugot fi al-qur’an, 1365-1946, Kota al-
Qohiro: Haqohu wa nasyrohu, Sholahuddin Al-Munjid.
Mufrodi, Fonologi dan Morfologi Bahasa Arab ‘Amiyah, (Jakarta: Uin Syarif
Hidayatullah, 2015)
18
DAFTAR LITERATUR RUJUKAN MAKALAH
19