BAHASA INDONESIA
MAKALAH
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Ashwat
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Dewi Kartiwi
NIM : 202108005
Tiada ada yang sempurna didunia ini, termasuk dalam makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, segala
kritik dan saran atas semua kekurangan dalam penyusunan makalah ini penulis
akan menerimanya dengan hati terbuka. Atas segala kebaikannya penulis haturkan
jazaakumullahukhairankatsiiran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Fonologi sangat penting dalam tahap pembeajaran bahasa asing
terlebih dalam pembelajaran bahasa Arab. Namun dalam pembelajaran
bahasa Arab masih sekedar memfokuskan pada pemahaman Nahwu, sharaf,
balaghoh dan aspek lainnya, dan tidak sering pelajar yang mempelajari
bahasa Arab maupun bahasa asing lainnya sering melupakan ilmu fonologi
sehingga tidak heran jika masih banyak pelajar yang mereka telah lama
mempelajari bahasa Arab masih sering melakukan kesalahan dalam
pengucapan bunyi-bunyi huruf. Padahal bunyi adalah bagian utama dalam
bahasa. Komunikasi lisan tidak terjadi jika tidak ada bunyi.
Masih banyak pula diluar sana para pelajara belum menyadari
pentingnya mengetahui dan mengenali bunyi-bunyi bahasa asing yang
mereka pelajari. Terkadang didalam melafalkan al-Quran dan Hadits masih
ataupun berbicara secara langsung tidak memperhatikan pelafalan sesuai
dengan fonemik bahasa Arab yang benar. Hal ini berakibat fatal, terlebih
jika salah dalam melafalkan bunyi karena akan mempengaruhi makna yang
terkandung dalam sebuah makna tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Analisis Kontrastif ?
2. Apa Analisis Kontrastif Antara Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia.
3. Apa Interferensi Antara Bunyi-Bunyi Bahasa Arab Dan Bahasa
Indonesia ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Definisi Analisis Kontrastif.
2. Mengetahui Analisis Kontrastif Antara Bahasa Arab Dan Bahasa
Indonesia.
3. Mengetahui Interferensi Antara Bunyi-Bunyi Bahasa Arab Dan
Bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Analisis Kontrastif
Menurut Kridalaksana (1983:11) bahwa analisis kontrastif merupakan
metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan
perbedaan antara bahasa-bahasa dan dialek-dialek untuk mencari prinsip
yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan
penerjemahan.
Adapun Rohim (2013: 30) mendefinisikan analisis kontrastif adalah
ilmu bahasa yang analisis kontrastif digunakan untuk membandingkan dua
bahasa atau lebih secara sinkronis untuk menemukan perbedaan-
perbedaannya. Analisis kontraktif dalam ilmu linguistik tentang
perbandingan unsur-unsur yang dilihat dari sudut perbedaan-perbedaan pada
dua bahasa atau lebih yang dijadikan objek perbandingan.
Pranowo (1996: 42) menambahkan bahwa analisis kontraktif
dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya
membandingkan secara sibkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga
kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat.
Maka dalam pembahasan analisis kontraktif bunyi-bunyi bahasa Arab
dan bahasa Indonesia harus terdiri dari perbedaan atau persamaan antara dua
suara, konsonan, vocal, fonem, segmental, fonem suprasegmental, atau
sebagian dari fenomena-fenomena bunyi, seperti asimilasi dan desimilasi.
Oleh karena itu, pembahasan ini dibatasi pada satuan bunyi huruf, kala,
jumlah, dan persona.
B. Definisi Bahasa Arab Dan Bahasa Indomesia
1. Bahasa Arab
Menurut Fahri (2007:19-21) Bahasa Arab merupakan bahasa al-
Quran. Dalam bentuk itu bahasa Arab digunakan semua penduduk
jazirah Arabia seribu tahun sebelum islam datang. Bahasa Arab juga
merupakan bahasa untuk berkomunikasi bangsa Arab di Tinur
2
Tengah. Berbicara mengenai sejarah lahirnya bahasa Arab sebagai
bahasa komunikas bangsa yang ada di jazirah Arab juga tidak bisa
dilepaskan dari bahasa lain yang terlebih dahulu ada dan populer,
yaitu bahasa akkad. Bahasa akkad adalah orang-orang Babilonia.
2. Bahasa Indonesia
Adapun bahasa Indonesia menurut Marlina (2019:201)
merupakan bahasa yang digunakan oleh rakyat indonesia untuk
berkomunkasi. Sejak tanggal 28 oktober 1928, bahasa Indonesia resmi
oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.
Sedangkan Mulyati (2008:13) berpendapat bahasa Indonesia
merupakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia
menjadi identitas bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia.
Bahasa ini berasal dari u bahasa Melayu tua, yaitu bahasa Melayu
yang sampai sekarang masih dapat diselidiki sebagai peninggalan
masa lampau.
C. Analisis Kontrastif Antara Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia pembentukan kosa kata disebut juga proses
morfologis yang terdiri atas afiksasi, reduflikasi dan komposisi. Adapun
dalam bahasa Arab pembentukan bahasa disebut tashrifiyyah atau proses
perubahan bentuk kosa kata asal kepada bentuk lain untuk mencapai arti
yang dikehendaki. Dalam masing-masing proses tersebut akan
menghasilkan bentuk kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Arab
berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Berikut dipaparkan mengenai
bagaimana bentuk kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan
huruf, kala, jumlah dan persona.
1. Bunyi-Bunyi Yang Sama Persis
Kesamaan antara bunyi bahasa Indonesia dan bahsasa Arab
melputi makhorijul huruf dan sifat hurufnya, berikut pemaparannya
dapat dilihat pada tabel 1:
NO Bunyi Keterangan
3
Bahasa Bahasa
Arab Indonesia
Lamino-palatal, paduan,
5. ج J bersuara;
Apiko-alveolar, getar,
7. ر R bersuara;
Apiko-alveolar, geseran,
8. ز Z tak bersuara;
Apiko-alveolar, geseran,
9. س S tak bersuara;
4
NO Bunyi Keterangan
Ujung lidah,
ت Hambat Samar
gusi, dan gigi.
1.
Ujung lidah,
T Hambat Samar
gusi
Ujung lidah,
د gusi, dan Hambat Jelas
2. gigi.
Ujung lidah,
D Hambat Jelas
gusi
Ujung lidah,
ن Telinga Jelas
gusi
3.
Ujung lidah,
N Telings Jelas
gusi
4. Ujung lidah,
ل gusi, gigi Samping Jelas
Ujung lidah,
L Samping Jelas
gusi
5. Tengah
Langit
Lidah, Semi -
ي mulut
Langit- vokal
kasar
lamgit,
Tengah Langit
Y Lidah, mulut Semi -
5
Pangkal langit-
Langit-
langit
ح Pangkal lidah mulut Samar
7. lunak,
Geseran
Teng-
H Geseran Samar
gorokan
Langit-
langit
خ Pangkal lidah mulut Samar
lunak,
geseran
8.
Langit-
langit
K Pangkal lidah mulut Samar
lunak,
hambat
9. Pangkal
ق lidah, rongga Hambat Samar
mulut
Langit-
langit
K Pangkal lidah mulut Samar
lunak,
hambat
6
10. Ujung Lidah,
ش Langit-langit Geseran Samar
mulut kasar
Ujung lidah,
S Geseran
gusi Samar
11. Antara gigi- Geseran Samar
ث
gigi,
Geseran Samar
S
12. Ujung lidah, Geseran Jelas
ذ gusi
Ujung lidah,
Z Geseran Jelas
gusi
13.
Ujung Lidah,
Geseran Samar
ص gusi tebal
Ujung Lidah,
S Geseran Samar
gusi tipis
NO Bunyi Sifat
Ujung
1. ض lidah, gusi, Hambat Jelas Tebal
gigi
7
Ujung Tipis
D Hambat Jelas
lidah, gusi
Antara Terbal
د Geseran Jelas
Gigi-gigi
2.
Ujung Tebal
D Hambat Jelas
lidah, gusi
Antara Tipis
ظ Geseran Jelas
Gigi-gigi
3.
Ujung Tebal
Z Geseran Jelas
lidah, gusi
4. Ujung
ط lidah, gusi Hambat Samar Terbal
Ujung Tipis
T Hambat Samar
lidah, gusi
5. Pangkal
Lidah-
langit- Samar
خ langit, -
Geseran
langit
lidah
lunak
Teng-
H gorokan Samar -
Geseran
8
Arab yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, hal tersebut
tercantum di dalam tabel 4.
NO Bunyi Keterangan
1. ث Antara dua gigi, geseran, mahmus;
2. ح Dasar-tenggorokan, gesekan, bisikan;
3. خ Hambatan, gesekan, mahnus;
4. ذ Antara dua gigi, gesekan, keras;
5. ش Pangkal rongga mulut, gesekan, mahmus;
Hambatan di gusi, gesekan, mahmus,
6. ص
tertutup;
Hambatan antara dua gigi, letupan, keras,
7. ض
tertutup;
Hambatan antaraa dua gigi-gusi, letupan,
8. ط
mahmus, tertutup;
Hambatan antara dua gigi, gesekan, keras,
9. ظ
tertutup;
10. ع Dasar tenggorokan, gesekan, jelas;
11. غ Pangkal lisan, gesekan, jelas;
12. ق Pangkal lisan, letupan, mahmus;
NO BUNYI SIFAT
1. P Bunyi bibir, tenggorokan, dan jelas. contoh:
9
papa
10
NO Kata Pengucapan Penjelasan
Bunyi /ث/ tidak ditemukan pada
1. حديث Hadis bahasa Indonesia. Maka ketika
orang Indonesia mengucapkannya
diubah menjadi /s/ yang dekat
2. ؤارث Waris atau yang menyerupainya.
11
/s/.
12
dalam bunyi bahasa Indonesia
2 قبلة Kiblat
sehingga pengucap Indonesia
3. قيامة Kiamat mmengubahnya pada bunyi lain
yang dekat dengannya atau lebih
13
Analisis kontrastif bunyi bahasa bahasa Arab dan bahasa
Indonesia dapat dilakukan melalui perbandingan dua bunyi bahasanya,
seperti konsonan dan vokal, fonem segmental dan fonem
suprasegmentalnya, atau melalui fenomena-fenomena bunyi, seperti
asimilasi dan desimilasi untuk mengidentifikasi apa saja yang ada
dalam dua bahasa tersebut, masing-masing ciri atau struktur baik dari
segi persamaan maupun perbedaannya mempunyai perbedaan pada
proses morfologis masing-masing bahasa.
E. Bentuk Kala, Jumlah Dan Persona Dalam Bahasa Arab Dan Bahasa
Indonesia
1. Kala Dalam Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia
Nugraha (2005:48) mendefinisikan kala (tense) merupakan salah
satu cara untuk menyatakan temporal diektis melalui perubahan
kategori gramatikal verba berdasarkan waktu. Kategori temporal
sendiri dapat dinyatakan pula dengan nomina temporal seperti dalam
bahasa Indonesia yaitu: sekarang, baru-baru ini, kemarin, dan
seterusnya.
Adapun kala dalam bahasa Indonesia menurut Chaer (1994:260)
adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya
perbuatan, kejadian, tindakan ataupun pengalaman yang disebutkan
dalam predikat. Kala lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah
lampau dan akan datang.
Sedangkan dalam bahasa Arab Rohim (2013:21) menyatakan
kala atau keterkaitan waktu terjadinya perbuatan dalam bahasa Arab
disebut juga kalimat fi’il atau kata kerja. Kalimat fi’il tersebut dibagi
menjadi empat, yaitu (1) Waktu lampau/pekerjaan yang telah
dikerjakan (fi’il madhi) (2) Waktu sekarang dan akan
datang/pekerjaan yang sedang atau akan dikerjakan (fi’il mudhari’) (3)
Waktu yang akan datang berhubungan dengan arti perintah (fi’il amr)
dan (4) Waktu yang akan datang berhubungan dengan arti larangan
(fi’il nahyi).
14
Contoh:
Fi’il Madhi : Siswa telah menyelesaikan bacaannya
Fi’il Mudhari’ : Aisyah sedang membaca al-Quran
Fi’il Amr : Makanlah makanan ini
Fi’il Nahyi : Jangan pergi ke hutan
2. Bentuk Kosa Kata Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia Berdasarkan
Jumlah
Kridalksana (1983:69) menyebutkan jumlah adalah kategori
gramatial yang membeda-bedakan jumlah dalam suatu bahasa. Dalam
bahasa Indonesia jumlah paling umum berkaitan dengan singularis
dan pluralis, sedangkan dalam bahasa Arab jumlah dibedakan atas tiga
bagian (1) Singularis (Mufrad), (2) Dualis (Mutsanna), dan (3)
Pluralis (Jama’).
a) Jumlah Singularis (Tunggal/Mufrad)
1) Bahasa Arab
Rohim (2013:58-59) mendefinisikan singuaris (mufrad)
adalah kata benda yang merujuk pada satu bilangan. Dalam
bahasa Arab kosa kata seperti ini mempunyai bentuk tunggal
sesuai dengan kata benda yang dimaksud. Contoh kosa kata
jumlah singular dalam bahasa Indonesia, yaitu: تَ َش َكى الصَّا ِدق
artinya: “Seorang teman mengeluh”.
2) Bahasa Indonesia
Marlina (2019:216-217) singularis adalah kata benda yang
merujuk pada satu bilangan. Dalam bahasa Indonesia kosa kata
seperti ini mempunyai bentuk tunggal sesuai dengan kata benda
yang dimaksud. Kata benda tersebut biasanya trdiri atas nama
orang, nama benda, dan sebagainya. Contoh kosa kata jumlah
singular dalam bahasa Indonesia, yaitu: “Laki-laki yang duduk
dibawah pohon itu saudaraku”.
b) Jumlah Pluralis (Banyak/Jama’)
1. Bahasa Arab
15
Menurut Rohim (2013:64) bentuk jumlah pluralis dalam
bahasa Arab disebut jama’, yaitu kata benda yang merujuk pada
lebih dari dua/banyak. Berikut contohnya:
االَطفَال يَع َملونَ فِى ال َح ِديقَة
Artinya: “Anak-anak sedang bekerja di ladang”.
2. Bahasa Indonesia
Rohim (2013:62) menjelaskan bahwa bentuk jumlah
pluralis adalah bentuk morfologis yang merupakan kata benda
berjumlah dua atau lebih. Dalam bahasa Indonesia sendiri,
bentuk kosakata pluralis mempunyai beberapa kategori,
diantaranya (a) Penggunaan kata ulang, (b) penggunaan
keterangan para, (c) pengggunaan keterangan seluruh/semua (d)
Penggunaan keterangan kelompok, dan (e) penggunaan kosa
kata jumlah (angka). Berikut contoh bentuk kosa kata tersebut:
Penggunaan kata ulang; Jalan-jalan utama di dalam kota
dan kawasan pemukiman terendam air
Penggunaan keterangan para; Danar sedang mendengarkan
kisah para pahlawan
Pengggunaan keterangan seluruh/semua; Kita semua marah
Penggunaan keterangan kelompok; Kelompok remaja
adalah fenomena yang biasa
Penggunaan kosa kata jumlah (angka); Tiga penumpang
yang turun di sambut oleh kakek
3. Bentuk Kosa Kata Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia Berdasarkan
Persona
a) Persona Pertama Tunggal
1) Bahasa Arab
Menurut Rohim (2013:74) Kosakata persona pertama dalam
bahasa Arab adalah pronomina persona yang digunakan untuk
seseorang yang sedang berbicara. Sama halnya dengan bahasa
Indonesia, persona pertama dalam bahasa Arab dibagi atas dua
16
macam, yaitu (1) persona pertama tunggal dinyatakan dengan(
)انا, dan (2) persona pertama jamak dinyatakan dengan ()نحن.
Contoh bentuk kosakata pertama bahasa Arab adalah
sebagaimana berikut:
أَنَا َمقبوض اَربَ َع َمرَّات
Artinya: “Saya empat kali tertangkap”.
هوألَ َم ِام
ِ َنَجلِس فِى ب
Artinya: “Kami duduk di beranda depan”
2) Bahasa Indonesia
Marlina (2019:223) menjelaskan Kosa kata persona pertama
dalam bahasa Indonesia sama halnya seperti di dalam bahasa
Arab yakni digunakan untuk seseorang yang sedang berbicara,
dibagi atas dua macam (1) Persona pertama tunggal (saya) dan
(2) persona oertama banyak (kita/kami).
Berikut contohnya:
Persona tunggal; Saya ingin menjadi Dokter kelak
Persona banyak; Kami belajar bahasa Arab
b) Persona Kedua
a) Bahasa Arab
Persona kedua merupakan kata ganti yang digunakan
untuk orang yang sedang diajak bicara. Bentuk kosakata
persona kedua dalam bahasa Arab adalah sebagaimana
berikut:
َانت
Artinta: Siapa Nama kamu?
َانتم طَلِبونَ نَ ِشيطون
Artinya: Kalian merupakan mahasiswa yang rajin
b) Bahasa Indonesia
Persona kedua merupakan kata ganti yang digunakan
untuk orang yang sedang diajak bicara. Bentuk kosakata
17
persona kedua dalam bahasa Indonesia adalah
sebagaimana contoh berikut:
Kamu; “Sekarang kamu berfikir”
Kalian; “Kalian sudah melakukan salah satu dari
prinsip manajemen”
c) Persona Ketiga
1) Bahasa Arab
Persona ketiga merupakan kata ganti yang digunakan
untuk orang yang sedang dibicarakan. Bentuk kosakata
persona ketiga dalam bahasa Arab adalah sebagaimana
contoh berikut:
ه َويَس َعى
Artinya: “Dia sedang berusaha”
كلُّ يَوم هم يَذهَبونَ َج َماعَة
Artinya: “Setiap hari mereka selalu berangkat/pergi
bersama”
2) Bahasa Indonesia
Persona ketiga merupakan kata ganti yang digunakan
untuk orang yang sedang dibicarakan. Bentuk kosakata
persona ketiga dalam bahasa Indonesia adalah
sebagaimana berikut:
Dia berlari mengitari lapangan
Hati mereka terlalu bersih
Berdasarkan pemaparan di atas, maka bentuk kosa
kata bahasa Arab dan bahasa Indonesia berdasarkan
kala, jumlah dan persona memiliki ciri-ciri sifat dan
prilaku sendiri yang berdeda berdasarkan
strukturnya.
18
BAB III
A. Kesimpulan
1. Definisi Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif adalah ilmu bahasa yang digunakan untuk
membandingkan dua bahasa atau lebih secara sinkronis untuk
menemukan perbedaan-perbedaannya.
2. Definisi bahasa Arab adalah bahasa al-Quran. Dalam bentuk itu
bahasa Arab digunakan semua penduduk jazirah Arabia seribu tahun
sebelum islam datang. Bahasa Arab juga merupakan bahasa untuk
berkomunikasi bangsa Arab di Tinur Tengah.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh rakyat indonesia
untuk berkomunkasi. Sejak tanggal 28 oktober 1928, bahasa Indonesia
resmi oleh bangsa Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.
3. Analisis Kontrastif Antara Bahasa Arab Dan Bahasa Indonesia
meliputi:
Bunyi-Bunyi Yang Sama Persis
Bunyi-Bunyi yang Mirip
Bunyi-Bunyi Yang Berbeda
Bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak ada padanannya pada
bahasa Indonesia
Bunyi-bunyi bahasa Indonesia yang tidak ada padanannya
pada bahasa Arab.
4. Ada juga bentuk-bentuk yang ada didalam bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia, yaitu: Bentuk Kala, Jumah, dan Persona.
19
DAFTAR PUSTAKA
20