Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

(Bahasa Indonesia) (Sirajuddin, S.HI., MM)

BAHASA INDONESIA BAKU DAN TIDAK BAKU SERTA


CIRI-CIRINYA

OLEH
KELOMPOK I
ABDUL WAHID :20221100095
AKHMAD NURIN SYAHIDI :20221100096
MUHAMMAD FAISYAL :20221100109

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ASSUNNIYYAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAMBARANGAN
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’la, karena


berkah rahmatnya-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bahasa
Indonesia Baku dan Tidak Baku Serta Ciri-Cirinya. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Tak lupa juga sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, kerabat, dan pengikut sampai akhir zaman.

Kami menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna karena terbatasnya
bahan, pengetahuan dan pengalaman yang kami punya dalam membuat makalah.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga
pada hari-hari yang akan datang kami dapat memperbaikinya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami maupun untuk perkembangan dunia pendidikan.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bisa mendatangkan manfaat untuk
kita semua, terlebih untuk penyusun sendiri.Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Tambarangan, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bahasa Baku dan Tidak Baku...................................................
B. Ciri-Ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku....................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki beragam bahasa setiap daerah bahasanya pasti
berbeda-beda, dibalik bahasa yang beragam-ragam Indonesia disatukan dengan
bahasa resminya yaitu Bahasa Indonesia. Nah, bahasa Indonesia memiliki bahasa
baku dan tidak baku, bahasa baku dan tidak baku memiliki ciri-cirinya tersendiri,
maka dari itu didalam makalah ini akan membahas tentang bahasa baku dan tidak
baku beserta ciri-cirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bahasa baku?
2. Apa itu bahasa tidak baku?
3. Apa saja ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bahasa baku
2. Untuk mengetahui bahasa tidak baku
3. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa baku dan tidak baku

BAB II

PEMBAHASAN
A. Bahasa Baku Dan Tidak Baku

Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan pengertian baku adalah pokok,


utama; tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan; standar.1

Sementara menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah


kata yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidahkaidah
yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan
(EYD), tata bahasa baku, dan kamus.2

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1976:79)


menuliskan:

baku I

Jawa, (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya; (2) sesuatu yang dipakai sebagai
dasar ukuran (nilai, harga; standar).

baku II saling.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988:71), kata baku dijelaskan.

baku I

(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;

baku II saling

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain (1996:114)


menjelaskan makna kata baku.

baku 1

1
Sulis Setiawati, Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD, (Jakarta: t.h., t.d.), h. 48.
2
Ibid.,
Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; tandar.

baku II

(Manado), saling

Baku dalam bahasa baku di dalam 3 Kamus di atas bermakna sama dengan baku I.
Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi
dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Penjelasan makna kata itu tentu saja
belum cukup untuk memahami konsep yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
istilah bahasa baku itu akan dijelaskan lagi secara luas di bawah ini.3

Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran
Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius
merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa
baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan
sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas (A Standard language can
tentatively be definite as a codified jorm of language accepted by and serving as a
model for a large speech community) (Garvin dalam Fahrurrozi dan Wicaksono,
2016: 61).4

Pengertian bahasa baku di atas dikuti dan diacu oleh pakar bahasa dan
pengajaran bahasa baik di barat maupun di Indonesia. Di dalam Dictionary
Language and Linguistics, Hartman dan Strok (1972:218) memberi pengertian
bahasa baku adalah ragam bahasa yang secara sosial lebih digandrungi dan yang
sering didasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di dalam atau di sekitar
pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa (Standard language is the socially
favourite variaty of a langauage, often based on the speech of educated population
in and a round the cultural and or political cntre of the speech community).5

3
Nurul Hidayah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2016), h. 24-25.
4
Ibid., h. 25.
5
Loc Cit., h. 26.
Di dalam Sociolinguistics A Critical Survey of Theory and Application,
Dittmar (1976:8) berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa dari
suatu masyarakat bahasa yang disahkan sebagai norma keharusan bagi pergaulan
sosial atas dasar kepentingan dari pihak-pihak dominan di dalam masyarakat itu.
Tindakan pengesahan itu dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan nilai
yang bermotivasi sosial politik (The standard is that speech variety of a language
community which is legitimized as a the obligatory norm form social intercourse
on the strength of the interest of dominant forces in that social. The act of
legitimized a norm is effected by means of value judgement which have
sociopolitical motivation).6

Di dalam Logman Dictionary of Applied Linguistics, Richard, Jhon dan


Heidi (1985:271) menyatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
berstatus tinggi di dalam suatu masyarakat atau bangsa dan biasa didasarkan
penutur asli yang berpendidikan di dalam berbicara dan menulis (Standard
variaty; standard variaty; standard dialect; standard language is the variaty of a
language which has on the speech and writing of educated native speakers of the
language).7

Di dalam Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan, Yus Rusyana


(1984:104) berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu
bahasa yang dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh masyarakat
bahasa yang lebih luas, Di dalam Tatabahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk
Tingkat Pendidikan Menengah, Gorys Keraf (2001: 8) berpengertian bahwa
bahasa baku adalah bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum
untuk seluruh penutur bahasa itu.8

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku


adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah

6
Ibid.,
7
Ibid.,
8
Ibid., h. 26-27.
kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya
(Chaer,2011:131).9

Bahasa baku ialah kata-kata yang mengikuti kaidah bahasa yang telah
ditentukan,sedangkan nonbaku/nonstandard adalah kata-kata yang tidak mengikuti
kaidah bahasa yang telah ditentukan.10

B. Ciri-Ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku

Bahasa baku mimiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kata kerja yang menjadi predikat dalam kalimat berawalan me-atau ber-

Kucing kesayangan ku berlari masuk ke rumah. (baku)

Kucing kesayanganku lari masuk ke rumah. (nonbaku)

Kakak sedang mencuci pakaian. (baku)

Kakak sedang cuci pakaian. (nonbaku)

2. Pada kata kerja aus awalan me- atau ber- tidak dipakai.

Adik minum susu.

Ali makan nasi goreng

3. Menggunakan kata penghubung seperti bahwa atau karena dalam

majemuk. Contoh: Karena sakit, ia tidak masuk sekolah.

kalimat

4. Menggunakan fungsi gramatikal secara tepat.

Wahyu pergi ke sekolah. (baku)

Wahyu ke kelas. (nonbaku)


9
Sulis Setiawati, Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD, (Jakarta: t.h., t.d.), h. 48.

10
Sinta Diana Martaulina, Bahasa Indonesia Terapan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h.
48.
5. Menggunakan berntuk gabungan.

Mereka membersihkan kelas (baku)

Mereka bikin bersih kelas (nonbaku)

6. Menggunakan unsur-unsur leksikal dan gramatikal dari dialek daerah.

Mengapa kakak belum datang ? (baku)

Kenapa kakak belum datang ? (nonbaku)

Kenapa belum datang? (nonbaku)

7. Menggunakan ejaan baku dalam bahasa tulis.

Undang-undang sudah disahkan. (baku)

Undang-undang disyahkan. (nonbaku)

Jadwal lama diberlakukan kembali. (baku)

Jadwal lama diberlakukan kembali. (nonbaku)

8. Menggunakan lafal baku.

makin (baku) mangkin (nonbaku)

teoretis (baku) teoritis (nonbaku).11

Menurut Moeliono dalam Chaer (2011:131) lafal baku bahasa Indonesia


adalah lafal yang tidak menampakkan lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa
asing seperti contoh berikut:

Tidak Baku : rapet, cuman, dudu’, gubug

Baku : rapat, cuma, duduk, gubuk

11
Loc Cit., h. 48-49.
Lalu baku dari sudut pandang ejaan berarti semua kata yang tidak ditulis
menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Sementara
yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.12

Tidak Baku Baku

Ekpres Ekspres

Komplek Kompleks

Sistim Sistem

Do’a Doa

Jum’at Jumat

Secara gramatikal kata-kata baku ini harus dibentuk menurut kaidahkaidah


gramatika. Perhatikan katakata ngontrak, sekolah, tinjau, kedudukk an, dan bikin
bersih pada kalimatkalimat berikut!

(1) Beliau ngontrak rumah di Cilandak

(2) Seorang ibu sedang urus KJP anaknya

(3) Rumah ini akan dikontrakan

(4) Tolong bikin rapi kelas ini

Bentuk baku kata ngontrak pada kalimat (1) adalah mengontrak. Bentuk
baku kata urus adalah kata mengurus; sebuah awalan me- harus digunakan secara
konsisten. Bentuk baku kata dikontrakan adalah dikontrakkan (dua k). Lalu,
bentuk baku kata bikin rapi adalah rapikan.13

Kata-kata yang masih bersifat kedaerahan juga termasuk kosakata tidak


baku. Contohnya:

12
Sulis Setiawati, Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD, (Jakarta: t.h., t.d.), h. 49.

13
Ibid.,
Tidak Baku Baku

Lempeng lurus

Ndak, nggak tidak

Banget sekali, sang

Semraut kacau

Manut menurut14

Kata serapan dari bahasa asing disebut baku kalau ejaannya telah dibuat
menurut pedoman penyesuaian ejaan bahasa asing seperti yang disebutkan dalam
EYD maupun dalam buku Pedoman Pembentukan Istilah (Depdikbud dalam
Chaer,2011:134).

Tidak Baku Baku

Standard standar

Analisa analisis

Certifikat sertifikat15

BAB III

PENUTUP

14
Loc Cit.,
15
Ibid.,
A. Simpulan

Bahasa baku adalah kata-kata yang mengikuti kaidah bahasa yang telah
ditentukan, sedangkan nonbaku/nonstandard adalah kata-kata yang tidak
mengikuti kaidah bahasa yang telah ditentukan dan memiliki beberapa ciri-ciri.

B. Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat


bagi kita semua umumnya kami pribadi.Yang baik datangnya dari Allah SWT,
dan yang buruk datangnya dari kami sebagai hamba-Nya. Dan kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai
sisi. jadi kami harapkan saran dan juga kritiknya yang bersifat membangun, untuk
perbaikan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Nurul, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi,
Yogyakarta: Garudhawaca, 2016.
Martaulina, Sinta Diana, Bahasa Indonesia Terapan, Yogyakarta: Deepublish,
2018.
Setiawati, Sulis, Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas IV SD,
Jakarta: t.h. t.d.

Anda mungkin juga menyukai