Anda di halaman 1dari 12

BAHASA BAKU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu:
Jefry Aditya, M. Pd

Disusun Oleh :
Anisa Dewiyanti 1120210005
Fakhri Ariq Arrauf 1120210008
Putri Fitriyani Khodijah 1120210024

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DAARUT TAUHIID BANDUNG
JL. Gegerkalong Girang No.67 Bandung Telp 022 200 3238
Website: http://www.stai-dt.ac.id
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
Tujuan dari penulisan ini yaitu disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia mengenai bahasa baku.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ustadz Jefry Aditya, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang senantiasa memberikan pengarahan dan motivasi yang sangat membangun.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 13 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Baku ................................................................ 2
B. Ciri-Ciri Bahasa Baku ................................................................... 2
C. Fungsi Bahasa Baku ...................................................................... 3
D. Eksistensi Bahasa Indonesia Baku ................................................. 5
E. Penerapan Bahasa Baku Dalam Ragam Formal ............................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu kebutuhan dasar dan penting bagi manusia, karena
bahasa adalah media penyampai ide, gagasan, dan pikiran manusia dalam bentuk
ucapan atau tulisan dengan maksud agar dipahami oleh orang lain. Berkomunikasi
diharapkan harus menggunakan tata bahasa yang baik, seperti menggunakan bahasa
baku. Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa setiap orang memahami konsep dan makna
istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat
yang berpendapat bahwa bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar.
Mereka tidak mampu membedakan antara bahasa baku dan yang tidak baku. Slogan
“Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar” itu tampaknya mudah
diucapkan namun sulit untuk dipraktikkan.
Oleh karena itu disini penulis ingin mencoba membahas tentang bahasa baku
mengenai pengertian bahasa baku, ciri-ciri bahasa baku, fungsi bahasa baku,
eksistensi bahasa Indonesia baku, dan penerapan bahasa baku dalam ragam formal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa baku ?
2. Apa saja ciri-ciri bahasa baku ?
3. Apa saja fungsi bahasa baku ?
4. Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia baku ?
5. Bagaimana penerapan bahasa baku dalam ragam formal?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa baku.
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri bahasa baku.
3. Mengetahui apa saja fungsi bahasa baku.
4. Memahami eksistensi bahasa Indonesia baku.
5. Memahami penerapan bahasa baku dalam ragam formal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Baku


Bahasa Baku adalah kata yang sesuai dengan aturan,kaidah atau pedoman
dalam Bahasa Indonesia yang sudah ditentukan dan bersumber dari kamus besar
Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai acuannya.
Menurut Mulyono (2011), bahasa baku merupakan ragam bahasa yang
digunakan dalam komunikasi mengenai ilmu pengetahuan.
Chaer (2011) mengungkapkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim
digunakan pada situasi formal ataupun resmi.
Dalam pengertian lain, Bahasa baku adalah varietas bahasa yang berkontras
dengan bentuk-bentuk vernakular (termasuk dialek geografis dan sosiolek). Bahasa
baku diterima di masyarakat sebagai peranti komunikasi publik dan formal, seperti
dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Varietas tersebut
dianggap isolek netral yang digunakan oleh keseluruhan masyarakat yang
bersangkutan, terlepas dari asal geografis atau sosial mereka.
Dalam Islam berkata benar dijelaskan dalam Q.S al-Ahzab ayat 70 :

َ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


‫َّللا َوقُولُوا قَ ْو اًل سَدِيداا‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar”
Ayat tersebut merupakan seruan kepada orang yang beriman agar
mengucapkan perkataan yang benar. Perkataan yang benar salah satunya yaitu
menggunakan bahasa baku.

B. Ciri – Ciri Bahasa Baku


Secara umum terdapat beberapa cirri bahasa baku, diantaranya yaitu :
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
Contoh:
- saya (baku) ; gue (tidak baku)
- merasa (baku) ; ngerasa (tidak baku)

2
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.
Contoh:
- itu benar (baku) ; itu adalah benar (tidak baku)
- banyak guru (baku) ; banyak guru-guru (tidak baku)
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
Contoh:
- bagaimana (baku) ; gimana (tidak baku)
- tidak (baku) ; nggak (tidak baku)
4. Pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit.
Contoh:
- menangis (baku) ; nangis (tidak baku)
- bermain (baku) ; main (tidak baku)
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
Contoh:
- sehubungan dengan (baku) ; sehubungan (tidak baku)
- terdiri atas/ dari (baku) ; terdiri (tidak baku)
6. Tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu.
Contoh:
- mengatasi (baku) ; mengejar (tidak baku)
- menghemat (baku) ; mempersingkat (tidak baku)
7. Tidak mengandung arti pleonasme (menambahkan kata yang sebenarnya tidak
diperlukan).
Contoh:
- mundur (baku) ; mundur ke belakang (tidak baku)
- hadirin (baku) ; para hadirin (tidak baku)
8. Tidak mengandung hiperkorek.
Contoh:
- khusus (baku) ; husus (tidak baku)
- masyarakat (baku) ; masarakat (tidak baku)

C. Fungsi Bahasa Baku


Menurut Hasan Alwi, d kk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika
setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
3
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penuturan berbagai dialek bahasa itu. Dengan
demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
Dalam Al-Qur’an bahasa sebagai fungsi pemersatu beragam suku dan daerah,
dijelaskan dalam Q.S Al-Hujarat ayat 13 :

‫ير‬
ٌ ‫علِي ٌم َخ ِب‬
َ َ‫َّللا‬ َ ‫مِن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َج َع ْلنَاكُ ْم شُعُوباا َوقَ َبائِ َل ِلت َ َع‬
َّ ‫ارفُوا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َمكُ ْم ِع ْندَ َّللاَّ ِ أَتْقَاكُ ْم ۚ ِإ َّن‬ ُ ‫َيا أَيُّ َها ال َّن‬
ْ ‫اس ِإنَّا خَ لَ ْقنَاكُ ْم‬
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
2. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku yang membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan. Karena Banyak pihak
yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia sama dengan bahasa Melayu. Secara
geografis, bahasa Melayu memang dijumpai di Asia Tenggara, tempat Indonesia
berada. Namun, penutur jati bahasa Indonesia banyak yang berpendapat bahwa
bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Melayu yang dituturkan di Singapura,
Malaysia, atau Brunei Darussalam. Inilah pentingnya bahasa baku disusun.
Standarisasi perlu diterapkan dalam penggunaan bahasa Indonesia agar
membedakan bahasa-bahasa yang serumpun.
Dalam Al-Qur’an terdapat salah satu ayat yang menjelaskan mengenai fungsi
pemberi kekhasan, yaitu dalam Q. S Ar-Rum ayat 22 :

ٍ ‫ف أ َ ْل ِسنَتِكُ ْم َوأ َ ْل َوانِكُ ْم ۚ إِ َّن فِي ٰذَلِكَ ََليَا‬


َ‫ت ل ِْلعَالِمِ ين‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ُ ‫ض َوا ْخت ََِل‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫َوم ِْن آيَاتِ ِه خ َْل ُق ال‬
َ ‫س َم‬
Artinya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”
Di dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyatakan bahwa adanya bahasa-bahasa yang
berbeda-beda di seluruh dunia itu, “tidak ada yang mengajarkannya, kecuali Allah

4
SWT…”. Dan sebagai fungsi kekhasan Negara Indonesia memiliki cirri khas yaitu
bahasa baku.
3. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa yang bersangkutan dengan usaha orang
mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan
bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar-benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
4. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan
adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas norma dan kaidah itu
menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa pemakaian seseorang atau
golongan.

D. Eksistensi Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia baku merupakan istilah yang sering kita sebut dengan
bahasa Indonesia resmi atau formal. Hal itu didasari oleh adanya ragam formal atau
ragam resmi dan ragam-ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku merupakan
salah satu ragam bahasa Indonesia.
Sebagai salah satu ragam saja dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia baku
hidup berdampingan diantara ragam ragam bahasa Indonesia. Pada hakikatnya bahasa
Indonesia baku sama dengan bahasa inggris standart, pada umumnya digunakan
dalam cetakan formal, dipelajari disekolah, dan juga diajarkan untuk bukan penutur
asli. Bahasa Indonesia baku juga digunakan oleh masyarakat pendidikan dan
digunakan dalam penyiaran berita di media massa, elektronik, dan cetak.
Keberadaan bahasa Indonesia baku diantara ragam bahasa Indonesia lainnya
dapat dijelaskan bahwa bahasa Indonesia baku berada di puncak. Sedangkan yang lain
berada dibawah atau mendasari bahasa Indonesia baku.
Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang umumnya digunakan
oleh masyarakat terdidik. Pengguna bahasa Indonesia baku adalah masyarakat
pendidikan yang dalam kehidupan sehari hari adalah lulusan sekolah menengah, para
sarjana yang bekerja diberbagai lembaga. Oleh karena itu, tagam bahasa Indonesia
baku yang harus dipelajari, diajarkan, dan digunakan harus dipakai di lembaga
lembaga pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia baku sangat penting dalam keberagaman bahasa Indonesia
dengan berbagai latar belakang social, budaya, dan pendidikannya. Bahasa Indonesia
5
baku berada pada tataran kelas social yang tinggi, golongan masyarakat yang
berwawasan dan berpendidikan.
E. Penerapan Bahasa Baku Dalam Ragam Formal
Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi resmi adalah ragam bahasa
formal atau ragam baku, yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan
secara ketat. Penggunaan bahasanya ditandai oleh kelengkapan bentuk kalimat serta
akurat sehingga tercermin adanya jarak hubungan dan situasi formal antara para
peserta percakapan. Ragam formal multak menuntut pemakaian kata dan kalimat
baku, sedangkan ragam nonformal tidak mutlak menuntut persyaratan tersebut.
Seperti dalam ragam tulis dan ragam lisan pada dasarnya terdiri pula atas
ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan
sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya.
Ragam bahasa baku ini lazim digunakan dalam:
a) Komunikasi resmi, yakni dalam surat - menyurat resmi, surat- menyurat dinas,
pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-
undangan, peristilahan resmi, dan sebagainya.
b) Wacana teknis, seperti dalam laporan resmi, karangan ilmiah, buku pelajaran dan
sebagainya.
c) Pembicaraan di depan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, khutbah, dan
sebagainya.
d) Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
Pemakaian ragam formal, semiformal, dan nonformal di tengah masyarakat
tampak campur aduk. Sebenarnya, perbedaan ketiga ragam itulah yang perlu kita
pahami karena setiap hari kita pasti memakai satu atau dua ragam tersebut.
Masalahnya sekarang, banyak penutur yang sebenarnya baru menguasai ragam
nonformal merasa dirinya sudah mampu memakai ragam formal. Para penutur bahasa
Indonesia seyogianya mengetahui kapan saatnya menggunakan salah satu ragam itu
secara tepat.
Dalam berbahasa lisan kesulitan dapat muncul misal ketika seseorang
mendapatkan mandat sebagai ketua panitia yang harus memberikan sambutan secara
formal dihadapan para audien, mempimpin rapat secara serius dan mempresentasikan
suatu program. Orang yang menghadapi situasi itulah biasanya menjadi sibuk dan

6
bertanya-tanya bagaimana caranya agar bahasa yang disampaikan benar dan terdengar
bagus oleh audience.
Namun dalam berbahasa tulis kesulitan terasa menghadang pada waktu
seseorang harus menulis surat kepada pejabat pemerintah atau pada suatu organisasi.
Misalnya menulis surat permohonan, menulis makalah, atau meyusun proposal.
Ketidakbiasaan menulis formal mengharuskan orang yang dihadapkan situasi seperti
ini untuk bertanya dan mempelajarinya, sehingga orang tersebut tidak keliru dan
mampu memposisikan situasi dalam menulis.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel peruntukan pemakaian antara ragam
nonformal dan ragam formal di bawah ini :
Ragam Nonformal Lisan Ragam Formal Lisan
Dipakai untuk : Dipakai untuk :
 berbicara sehari-hari di rumah  berceramah ilmiah
 berguncing  berpidato
 bercerita  berdiskusi formal
 mengobrol  berdebat resmi
Ragam Nonformal Tulis Ragam Formal Tulis
Dipakai untuk Dipakai untuk
 menulis surat kepada kerabat  menulis surat resmi
 menulis surat kepada teman  menulis makalah, artikel
 menulis surat kepada pacar  menulis proposal
 menulis catatan harian  menulis laporan formal
Adapun contoh kalimat baku dan tidak baku, diantaranya yaitu :
Kalimat baku X Kalimat tidak baku
1. Walikota meninjau daerah kumuh X Walikota tinjau daerah kumuh.
2. Pintu perlintasan itu bekerja secara otomatis X Pintu perlintasan kereta itu kerja
secara otomatis.
3. Hobinya berselancar di laut X Hobinya selancar di laut.
4. Surat anda sudah saya terima X Surat anda saya sudah terima.
5. Rencana itu sedang kami garap X Rencana itu kami sedang garap.
6. Ibu senang karena saya naik kelas X Ibu senang saya naik kelas.
7. Kakek tidak tahu bahwa anaknya sering jatuh X Kakek tidak tahu anaknya sering
jatuh.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Baku adalah kata yang sesuai dengan aturan,kaidah atau pedoman
dalam Bahasa Indonesia yang sudah ditentukan dan bersumber dari kamus besar
Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai acuannya. Ciri-ciri bahasa baku secara umum ada 8
yaitu, tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi bahasa asing, bukan
merupakan ragam bahasa percakapan, pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit,
pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat, tidak mengandung makna ganda dan
tidak rancu, tidak mengandung arti pleonasme, tidak mengandung hiperkorek.
Adapun fungsi bahasa baku ada 4, yaitu fungsi pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, sebagai kerangka acuan. Eksistensi bahasa Indonesia baku,
keberadaan bahasa Indonesia baku diantara ragam bahasa Indonesia lainnya dapat
dijelaskan bahwa bahasa Indonesia baku berada di puncak. Sedangkan yang lain
berada dibawah atau mendasari bahasa Indonesia baku. Lalu, ragam bahasa yang
digunakan dalam situasi resmi adalah ragam bahasa formal atau ragam baku, yaitu
ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan secara ketat. Ragam bahasa baku
ini lazim digunakan dalam komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan
umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati.

B. Saran
Selaku warga Negara Indonesia sudah seharusnya menaati aturan yang sudah
ada. Dan tidak ada salahnya untuk menerapkan bahasa baku dalam kehidupan kita.
Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar” harus dibuktikan dan
dipraktikkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://m.kapanlagi.com
https://bahasa.foresteract.com/kata-baku/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5712284/arti-kosakata-baku-fungsi-dan-ciri-
cirinya
https://www.scribd.com/document/361727476/Makalah-Bahasa-Baku-Dan-Non-Baku
https://www.academia.edu/37990786/BAHASA_INDONESIA_BAKU_DENGAN_EKSISTENS
I_CIRI_CIRI_FUNGSI_DAN_TANTANGAN
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/ahkm/article/view/1748

Anda mungkin juga menyukai