Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Fenty Luthviana (2023143224)
2. Retno Putri Widyaningrum (2023143226)
3. Alifia Dea Husanah (2023143235)
4. Esytra Gofara (2023143237)
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah bahasa
Indonesia. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun penyusun tetap
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi
acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II ISI............................................................................................................................3
A. Pengertian Bahasa Baku...........................................................................................3
B. Fungsi Bahasa Indonesia yang Baku.......................................................................3
C. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku...........................................................4
D. Ciri-ciri bahasa Indonesia Baku...............................................................................4
E. Sebab-Sebab Ketidakbakuan Kalimat dan Pembenarannya....................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................................17
B. Saran.......................................................................................................................17
Daftar Pustaka....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi sebagian besar bangsa Indonesia , bahasa Indonesia adalah bahasa
kedua . bahasa pertama kita adalah bahasa daerah kita masing masing sebagai
bahasa kedua , maka bahasa Indonesia tidak digunakan sebagai bahasa dalam
percakapan sehari hari, baik dirumah maupun di luar rumah . dalam berbahasa
daerah kita takut melakukan kesalahan sebab masyarakat yang sedaerah kita akan
menegur kesalahan itu dan menganggap kita kurang beradab . tetapi dalam bahasa
indonesia sering kali kita tidak takut melakukan kesalahan sebab tidak akan ada
anggota masyarakat yang akan menegur kesalahan itu, dan menganggap kita
kurang beradab.
Sikap sebagian besar dari kita seperti ini menyebabkan timbulnya kesan
bahwa kita belum berbahasa Indonesia dengan baik dan benar . sebagai orang
indonesia setidaknya di bangku sekolah dasar , kita telah menggunakan bahasa
indonesia , tetapi dengan sikap “pokokya mengerti “ dan tanpa usaha untuk
menggunakanya dengan baik maka itu adalah wajar kalau pemerintah terus
menerus melontarkan anjuran “ gunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan
benar “ kita sebagai orang Indonesia sudah seharusya mengindahkan anjuran
tersebut dengan cara lebih memperhatikan lagi pengunaan bahasa Indonesia .
Anggapan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu identik dengan bahasa
indonesia baku datang dari sebagian besar yang awam dalam bidang kebahasaan,
sebab bagi mereka bahasa itu Cuma ada dua macam, yaitu “yang tinggi” dan
“yang rendah”. Bahasa tinggi digunakan dalam pendidikan dan oleh orang yang
berpendidikan, sedangkan bahasa yang rendah digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti di pasar dan sebagainya. Padahal sesuai dengan fungsinya
sebagai alat komunikasi dan bahasa itu beragam atau bervarias. Maka yang baik
1
dan benar tentunya adalah kalau kita bisa menggunaka bahasa itu menurut ragam
yang sesuai dengan situasinya.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan benar ?
2. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia baku ?
3. Apa fungsi pengggunaan bahasa Indonesia yang baku?
4. Apa ciri-ciri bahasa Indonesia baku ?
5. Apa saja faktor dan contoh kalimat baku?
C. Tujuan
1. Mengetahui pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan benar.
2. Mengetahui pengertian bahasa indonesia baku.
3. Mengetahui ciri-ciri bahasa indonesia baku.
4. Mengetahui faktor-faktor dan contoh kalimat baku.
1
Abdul Chaer, Kesantunan Berbahasa (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 8.
2
BAB II
ISI
2
Nurul Hidayah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Yogyakarta:
Garudhawacana, 2016), 27.
3
C. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku dapat dipakai dalam beberapa konteks yaitu:
1. Dalam kondisi resmi
Pemakaian bahasa Indonesia baku dipakai dalam surat menyurat resmi
atau dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan instansi resmi,
perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi.
2. Dalam wacana teknis
Bahsa baku dipakai dalam laporan resmi karangan ilmiah berupa
makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan hasil penelitian.
3. Pembicaraan di depan umum (khotbah, ceramah, dan kuliah)
4. Pembicaraan dengan orang yang dihormat
3
Abdul Chaer, Pembakuan Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 50.
4
5. Tidak menggunakan unsur-unsur leksikal dan gramatikal dari dialek
regional atau bahasa-bahasa daerah yang belum di anggap unsur bahasa
indonesia. Misalnya :
Baku : tidak, bagaimana.
Tidak baku : nggak, gimana.
6. Selalu menggunakan ejaan yang disempurnakan baik dalam penulisan
kata maupun kalimat. Misalnya :
Baku : apotek, kualitas.
Tidak baku : apotik, kwalitas.
1. Pelesapan Imbuhan
Imbuhan adalah awalan, sisipan, dan akhiran. Awalan dan akhiran
sering dilesapkan dalam penyusunan kalimat adalah sebagai berikut :
a. Pelesapan Awalan
Awalan yang sering dilesapkan yang mengakibatkan kalimat
yang terbentuk menjadi tidak baku adalah me-/ meN-,ber-, dan di-.
Awalan me- atau meN-
Bentuk yang mengandung awalan me- atau meN- yang tidak
dilesapkan merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk yang
awalan me- atau meN- yang dilesapkan merupakan kalimat tidak
baku.
Contoh :
Kalimat Baku
1. Pencuri itu membobol sebelas rumah.
2. Presiden akan mendatangi lokasi bencana.
5
Kalimat tidak baku
1. Pencuri itu bobol sebelas rumah.
2. Presiden akan datangi lokasi bencana.
Awalan ber-
Bentuk-bentuk yang mengandung kata kerja berawalan kata
kerja berawalan ber- tanpa pelesapan merupakan kalimat baku,
sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung awalan ber-
dengan pelesapan merupakan kalimat tidak baku.
Contoh :
Kalimat Baku
1. Saya ingin bertanya, Pak?
2. Saya ingin berlangganan majalah itu.
3. Gadis itu sedang berekreasi di
pantai. Tidak baku
1. Saya ingin tanya Pak?
2. Saya ingin langganan majalah itu.
3. Gadis itu sedang rekreasi di pantai.
Awalan di-
Bentuk-bentuk yang mengandung kata kerja yang
berawalan di- tanpa pelesapan merupakan kalimat-kalimat baku,
sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung kata di- yang
dilesapkan merupakan kalimat tidak baku.
Contoh :
Kalimat Baku
1. Dua orang pemulung dihukum dua tahun.
2. Pompa air di Karanganyar, Demak tetap difungsikan.
3. Soviet dituntut menarik pasukannya yang berada di
Ceko.
Tidak Baku
1. Dua orang pemulung hukum dua tahun.
6
2. Pompa air Karanganyar, Demak tetap fungsikan.
3. Soviet tuntut tarik pasukannya di Ceko
b. Pelesapan Akhiran
Ada dua buah akhiran yang penggunaannya dilesapkan, yaitu
akhiran -kan dan -i. Akibatnya, kalimat-kalimatnya menjadi tidak
baku.
Contoh :
Kalimat Baku
1. Laporkan kejadian itu!
2. Kita menantikan hubungan dengan Jakarta.
3. Keduanya saling mencintai.
Tidak Baku
1. Lapor kejadian itu!
2. Kita menanti hubungan dengan Jakarta.
3. Keduanya saling mencinta.
7
2. Para pemuda mengerti apa yang harus mereka lakukan.
3. Tempat ditemukannya benda itu sudah dicatat.
8
3. Ketidaktepatan Pemilihan Kata
Dalam menyusun sebuah kalimat harus diperhatikan ketepatan
pemilihan kata. Jika pemilihan katanya sudah tepat, bentuk yang
tersusun merupakan kalimat baku. Ketidaktepatan pemilihan kata,
kalimat yang terbentuk tidak baku.
a. Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku
Bentuk-bentuk yang tidak mengandung kata yang termasuk
ragam tidak baku merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-
bentuk yang mengandung kata yang termasuk ragam tidak baku
merupakan kalimat tidak baku.
Contoh :
Baku
1. Ia sedang membuat rak buku.
2. Ia sudah diberi tahu.
Tidak Baku
3. Ia sedang membikin rak buku.
9
1. Mengenai masalah ketunaankarya perlu segera diselesaikan
dengan tuntas.
10
1. Ia menjagoi kesebelasan Putra Mataram.
11
3. Karena kedua utusan itu berbeda pendapat, terjadilah
peperangan.
Kalimat Tidak baku
1. Karena sakit, maka ia tidak masuk kantor.
2. Karena Syeh pengganti sudah lama mengelana, maka ia
teringat ayahnya.
3. Karena kedua utusan itu berbeda pendapat, maka terjadilah
peperangan.
12
Baku
1. Setelah berhari-hari berjalan, sampai beliau di pinggiran hutan
Merbabu.
5. Kesalahan Ejaan
Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat.
Karena ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan karena
ejaannya salah,sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku.
a. Penggunaan tanda koma yang salah
Bentuk-bentuk yang tidak mengandung tanda koma merupakan
kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung tanda
koma merupakan kalimat tidak baku karena penggunaannya salah.
13
Baku
1. Saya tidak datang jika turun hujan.
2. Maranggi tertawa puas karena musuhnya telah mati.
3. Ayah mengatakan bahwa adik
sakit Tidak Baku
1. Saya tidak datang, jika turun hujan.
2. Anggi tertawa puas, karena musuhnya telah mati
3. Ayah mengatakan, bahwa adik sakit.
14
d. Pelesapan Salah Satu Fungsi Kalimat
Fungsi-fungsi kalimat adalah subjek dan predikat. Predikat
dibagi menjadi predikat verbal, objek, dan keterangan. Dalam hal
ketidakbakuan kalimat, yang sering dilesapkan adalah subjek.
Pelesapan subjek pada induk kalimat
Bentuk-bentuk yang induk kalimatnya mengandung
subjek merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk
yang induk kalimatnya tidak bersubjek merupakan kalimat
tidak baku.
Baku
1. Setelah dihukum 5 tahun, penjahat itu kembali ke jalan
yang benar.
15
2. Sebelum kepala membicarakan masalah itu, bagian
personalia sudah memasalahkannya.
Tidak Baku
1. Setelah menyiapkan segalanya, acara pelatihan itu
segera dimulai.
2. Sebelum dibicarakan dengan pimpinan, bagian
personalia sudah memasalahkan masalah itu.
Pelesapan predikat
Bentuk-bentuk yang mengandung predikat merupakan
kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang tidak
mengandung predikat merupakan kalimat tidak baku.
Baku
1. Ia sedang pergi ke luar negeri.
2. Ayah sudah pergi ke Jakarta.
Tidak Baku
1. Ia sedang ke luar negeri.
2. Ayah sudah ke Jakarta.
6. Kesalahan Struktur Kalimat
Bentuk-bentuk yang strukturnya sudah benar merupakan kalimat
baku, sedangkan bentuk-bentuk yang strukturnya masih salah
merupakan kalimat tidak baku.
Baku
1. Surat Anda sudah saya baca.
Tidak Baku
1. Surat Anda saya sudah baca.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, dasar ukuran, atau yang
menjadi standar. Bahasa baku harus diterima oleh massyarakat luas karena dengan
penerimaan inilah bahsa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan da
menyimbolkan masyarakat bahsa baku tersebut.
Ada empat fungsi dari bahasa Indonesia yang bakuyaitu : bahasa Indonesia
baku berfungsi sebagai pemersatu, bahasa Indoensia baku sebagai penanda
kepribadian bangsa, bahasa baku berfungsi sebagai penambah wibawa bangsa dan
bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan.
Banyak hal yang berkaitan dalam rangka menyusun sebuah kalimat. Hal-hal
itu ada ialah ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, pembentukan frase, dan tata
bahasa. Oleh karena itu, banyak hal yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi
tidak baku.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap agar kita yang telah
mengetahui bahasa baku baik dari segi makna maupun penggunaan dalam
kalimatnya dapat mengaplikasikan dan dapat meminimalisir kesalahan.
Mengingat betapa penting fungsi bahasa Indonesia dalam mempersatukan ragam
daerah marilah kita sama-sama berusaha belajar dan memaknai dan memahami
bahasa persatuan Indonesia.
17
Daftar Pustaka
18