Anda di halaman 1dari 18

LINGKUNGAN BERBAHASA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pengajaran Bahasa


Arab
Dosen Pengampu: Andri Hidayatullah, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Desy Mira Della (1911200101665)


Erliani (1911200101667)
Marwiah (1911200101706)
Misnawati (1911200101711)
Rina Indah (1911200101757)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN
AMUNTAI
2021-2022
KATA PENGANTAR

‫السالم عليكم و رحمة هللا و بركاته‬


Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan
bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang
ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berpikir. Dan sungguh berkat
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Lingkungan Berbahasa” demi memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan
Pengajaran Bahasa Arab dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad
SAW, kerabat, sahabat, dan seluruh umat beliau sampai hari kiamat. Tidak lupa
pula ucapan terima kasih kepada bapak Andri Hidayatullah, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab yang telah
memberikan tugas ini dengan tujuan untuk mempelajari dan memahami cara
pengelolaan lingkungan berbahasa Arab.

Dalam makalah ini dipaparkan tentang pengertian, peran lingkungan sebagai


subsistem pembelajaran, prasyarat dan prinsip pengembangan lingkungan
berbahasa Arab, strategi penciptaan lingkungan berbahasa Arab, dan media
penunjang pengembangan lingkungan berbahasa Arab. Kami menyadari bahwa
baik isi maupun cara penyusunan makalah ini belum sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk langkah penulisan
berikutnya. Kami berharap makalah ini dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan mendapat ridho Allah swt.

Amuntai, Oktober 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Pengertian Lingkungan Berbahasa ............................................................. 3
B. Lingkungan sebagai Subsistem Pembelajaran ............................................ 4
C. Prasyarat dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab 6
D. Strategi Penciptaan Lingkungan Berbahasa Arab ....................................... 8
E. Media Penunjang Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab ............... 10
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kendala untuk lancar berbicara bahasa Arab adalah tidak
pernah praktik berbicara bahasa Arab secara langsung. Hal ini sangatlah
menghambat proses belajar bahasa Arab dan menjadikan peserta didik hanya
menguasai keterampilan membaca dan menulis saja. Pembelajaran bahasa
juga bergantung pada lingkungannya, jika ingin pandai berbicara bahasa Arab
maka hiduplah di lingkungan yang kesehariannya menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa komunikasinya. Lingkungan dalam proses
ini memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan bahasa Arab peserta
didik, karena lingkunganlah yang akan merangsang dan memaksa peserta
didik untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Arab.

Lingkungan bahasa Arab adalah lingkungan yang kesehariannya


menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi satu sama lain. Tidak ada
bahasa lain yang digunakan untuk berkomunikasi kecuali bahasa Arab.
lingkungan seperti ini akan membuat seseorang yang tidak mampu berbicara
dengan bahasa Arab menjadi mampu bahkan lancar. Hal ini dikarenakan
seseorang dituntut untuk berbicara bahasa Arab meskipun ia tidak
menginginkannya. Memang tidaklah mudah untuk lancar berbicara bahasa
Arab, karena kebanyakan dari kia takut untuk berbicara, takut salah struktur
kalimatnya ataupun pengucapannya. Awalnya memang terkesan memaksa
tapi lama kelamaan akan terbiasa bahkan bisa refleks tanpa perlu berpikir
panjang dalam berbicara bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian lingkungan berbahasa?


2. Bagaimana peran lingkungan sebagai subsistem pembelajaran?

1
3. Apa saja prasyarat dan prinsip-prinsip pengembangan lingkungan
berbahasa Arab?
4. Bagaimana strategi penciptaan lingkungan berbahasa Arab?
5. Apa saja media penunjang pengembangan lingkungan berbahasa Arab?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan berbahasa


2. Untuk mengetahui peran lingkungan sebagai subsistem pembelajaran
3. Untuk mengetahui prasyarat dan prinsip-prinsip pengembangan
lingkungan berbahasa Arab
4. Untuk mengetahui strategi penciptaan lingkungan berbahasa Arab
5. Untuk mengetahui media penunjang pengembangan lingkungan
berbahasa Arab

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Berbahasa

Lingkungan secara umum adalah suatu wilayah daerah atau kawasan


serta yang tercakup di dalamnya lingkungan itu dapat melibatkan sejumlah
panca indra manusia khususnya pendengaran dan penglihatan. Batasan dan
situasi seperti itu memberi gambaran bahwa lingkungan bahasa adalah situasi
suatu wilayah tertentu dimana suatu bahasa tumbuh, berkembang dan
digunakan oleh para penuturnya. Dengan kata lain, lingkungan bahasa
mencakup situasi segala hal yang dapat didengar dan dilihat oleh penutur
pada wilayah tertentu dimana suatu bahasa digunakan. Lingkungan bahasa itu
adalah segala hal yang dapat didengar dan dilihat yang turut mempengaruhi
proses komunikasi berbahasa. Untuk lebih jelas, yang termasuk lingkungan
bahasa adalah seperti situasi di kelas saat proses pembelajaran berlangsung, di
pasar, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. 1

Jadi, lingkungan berbahasa Arab adalah lingkungan yang kesehariannya


menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi satu sama lain. Tujuan
penciptaan lingkungan berbahasa Arab antara lain:

1. Untuk membiasakan pembelajar dalam memanfaatkan bahasa Arab


secara komunikatif melalui praktik percakapan, diskusi, seminar,
ceramah, dan berekspresi melalui tulisan.
2. Memberikan penguatan (reinforcement) pemerolehan bahasa Arab yang
sudah dipelajari dalam kelas.

1
Andiopenta Purba, Peranan Lingkungan Bahasa Dalam Pemerolehan Bahasa Kedua,
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 2 Vol. 02 No. 1, 2013, hal. 15.

3
3. Menumbuhkan kreativitas dan aktivitas berbahasa Arab yang terpadu
antara teori dan praktek dalam suasana informal yang menyenangkan. 2

B. Lingkungan sebagai Subsistem Pembelajaran

Salah satu faktor yang sangat menentukan dan mempengaruhi


keberhasilan proses pembelajaran adalah lingkungan, tak terkecuali bahasa
Arab. Keberadaan lingkungan berbahasa Arab menjadi sangat penting karena
ia selalu hadir, melingkupi, memberi nuansa dan konteks pembelajaran itu
sendiri. Jika lingkungan tempat pembelajaran bahasa Arab itu kondusif, maka
proses pembelajaran juga akan berlansung kondusif. Lingkungan pendidikan
yang berbahasa Arab diyakini memainkan peran penting dalam menunjang
efektivitas pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan. Lingkungan
berbahasa Arab tidak hanya dapat menjadi sumber dan motivasi belajar,
melainkan juga menjadi aset dan kebanggaan lembaga pendidikan itu sendiri
dalam menunjukkan citra positif dan keunggulan kualitasnya.

Lingkungan bahasa Arab merupakan aspek non linguistik yang sangat


mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa arab. Karena keefektifan
pembelajaran yang ada didalamnya mampu membuat para murid menjadi
ekspresif dengan kebebasan dan cara mereka mempraktikkan komunikasi.
Adanya lingkungan bahasa juga sangat dinilai dapat memberikan pemahaman
lebih cepat dibanding yang belajar di luar lingkungan bahasa. Dikarenakan
lingkungan bahasa Arab ini dimaksudkan agar para siswa dapat secara terus
menerus berkomunikasi menyampaikan maksud serta pikirannya terhadap
yang lainnya.

Lingkungan bahasa Arab ini bisa juga tercipta dari suatu lingkungan
dimana tersedianya media pendukung seperti TV, telpon, majalah koran dan
sebagainya. Maka menciptakan lingkungan bahasa Arab oleh guru atau
lembaga pendidikan merupakan langkah tepat dalam pembelajaran bahasa
2
Irhamudin Abdullah dkk, Pembentukan Lingkungan Bahasa Arab Untuk
Mengembangkan Keterampilan Berbicara, Vol. 6, No. 2, 2020, hal. 75.

4
arab. Karena itulah, guru bahasa Arab idealnya dapat menerapkan bahasa
Arab dalam proses pembelajarannya karena hal tersebut merupakan bagian
dari lingkungan bahasa Arab.

Ada 2 jenis lingkungan berbahasa, yaitu:

1. Lingkungan Bahasa Formal

Dulay dan Ellis (dalam Chaer, 1995) menjelaskan bahwa lingkungan


formal adalah salah satu lingkungan pembelajaran bahasa yang berfokus
pada penguasaan aturan bahasa yang dipelajari secara sadar. Bahkan,
lingkungan bahasa formal tidak terbatas pada ruang kelas karena penting
dalam lingkungan formal ini bahwa siswa bisa mengerti adanya peraturan
yang diterapkan pada pembelajaran bahasa kedua yang diajarkan oleh
guru di dalam kelas dengan sadar. Lingkungan penting menekankan
perintah bahasa dalam pembelajaran sadar. Sehubungan dengan hal ini,
Krashen menyatakan bahwa lingkungan linguistik formal memiliki
karakteristik: Bersifat buatan, siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan
linguistik dengan aturan bahasa yang telah dipelajari dan umpan balik
guru dalam bentuk koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh siswa
dan bagian dari pengajaran umum bahasa di sekolah atau di kelas.

2. Lingkungan Bahasa Informal

Lingkungan informal adalah segala sesuatu yang siswa dengar dan


amati sehubungan dengan bahasa kedua yang mereka pelajari.
Lingkungan informal bersifatnatural bukan buatan. Yang di dalamnya
terdapat cakuan bahasa yang digunakan pada keseharian oleh mereka,
wali atau orang tua, bahasa yang dipelajari oleh anggota kelompok etnis,
yang digunakan oleh media massa, bahasa guru baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Secara umum, lingkungan sangat berpengaruh pada
hasil belajar bahasa kedua siswa. Lingkungan linguistik informal (alami)
baik di lingkungan asing ataupun di lingkungan sendiri, yang dinilai bisa

5
memperkaya dan mendukung perkembangan keterampilan berbahasa.
Karakteristik lingkungan informal yang mempengaruhi trend
pembelajaran dan kualitas hasil belajar dipengaruhi oleh empat faktor,
yakni sifat alami bahasa target, cara siswa berkomunikasi dalam bahasa
kedua, ketersediaan model yang dapat ditiru untuk berbahasa dan ada
lingkungan linguistik yang mampu mendukung komunikasi (misalnya,
ada banyak teman atau pembicara yang telah belajar bahasa kedua).3

C. Prasyarat dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab

Penciptaan lingkungan berbahasa Arab tidak mudah. Ada beberapa


prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Sikap dan apresiasi positif terhadap bahasa Arab dari pihak-pihak terkait
seperti dosen bahasa Arab, ketua jurusan PBA, pimpinan fakultas,
mahasiswa, hingga karyawan. Sikap dan apresiasi positif mempunyai
implikasi yang besar terhadap pembinaan dan pengembangan
keterampilan berbahasa. Dari sikap ini akan timbul motivasi dan rasa
butuh yang tinggi. Motivasi tersebut akan menghasilkan:

a. Kebutuhan untuk menemukan sesuatu


b. Kebutuhan berbuat dalam lingkungan kondusif dan melakukan
perubahan
c. Kebutuhan untuk beraktivitas
d. Kebutuhan untuk menggerakkab orang lain agar giat dalam
berbahasa
e. Kebutuhan untuk mengetahui dan memecahkan persoalan
f. Kebutuhan untuk aktualisasi diri dan adaptasi terhadap lingkungan
berbahasa.

3
Salah ‘Abdu al-Majid al-‘Arabi, Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa Ta’limuha Baina al-
Nazriyah wa al-Tatbiq, (Beirut: Maktabah Libnan 1981), cet. I, hal.12

6
2. Pedoman yang jelas mengenai format dan model pengembangan
pengembangan lingkungan berbahasa Arab yang diinginkan oleh
lembaga pendidikan. Pedoman ini sangat penting karena dapat
menyatukan visi untuk mengembangkan lingkungan berbahasa Arab.
Jika dipandang perlu, dalam aturan tersebut juga dibentuk “Mahkamah
al-Lughah” yang berfungsi sebagai pengawas, pemantau kedisplinan
berbahasa Arab sekaligus pemutus hukuman-hukuman tertentu bagi
pelanggar kesepakatan.
3. Figur yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab aktif. Keberadaan
dosen native speaker harus dioptimalkan fungsi dan perannya dalam
mewarnai pembinaan dan pengembangan keterampilan berbahasa Arab.
Mereka merupakan penggerak utama dan tim kreatif dalam
mendinamisasi penciptaan lingkungan berbahasa Arab.
4. Penyediaan alokasi dana yang memadai, baik untuk pengadaan sarana
dan prasarana yang mendukung maupun untuk memberikan insentif bagi
para penggerak dan tim kreatif penciptaan lingkungan berbahasa Arab. 4

Adapun prinsip-prinsip penciptaan lingkungan berbahasa Arab yang


perlu dijadikan landasan pengembangan sistem pembelajaran bahasa Arab
adalah sebagai berikut:

1. Prinsip keterpaduan dengan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa


Arab. Penciptaan lingkungan berbahasa Arab harus diletakkan dalam
kerangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab dan
pemenuhan suasana yang kondusif bagi pendayagunaan bahasa Arab
secara aktif.
2. Prinsip skala proiritas dan gradasi program. Implementasi penciptaan
lingkungan berbahasa Arab harus dilakukan secara bertahap dengan
memperhatikan skala prioritas tertentu. Misalnya ketika warga kampus
4
Muhbib Abdul Wahab, Revitalisasi Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dalam
Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/28300, (diakses pada 15 Oktober 2021),
hal. 9-10.

7
saling bertemu, diharapkan masing-masing bertegur sapa dengan
mengucapkan ahlan wa sahlan, shabahul khair, dan sebagainya.
3. Kebersamaan dan partisipasi aktif semua pihak. Kebersamaan dalam
berbahasa asing, secara psikologis dapat memberikan nuansa yang
kondusif dalam berbahasa sehingga mahasiswa yang tidak bisa
berkomunikasi akan merasa malu, kemudian berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara psikolinguistik,
lingkungan pergaulan.
4. Prinsip konsistensi dan keberlanjutan. Yang paling sulit dalam
penciptaan lingkungan berbahasa adalah sikap konsisten dari komunitas
bahasa itu sendiri. Karena itu, diperlukan sebuah sistem yang variatif dan
kreatif yang memungkinkan satu sama lain mengontrol dan
membudayakan penggunaan bahasa Arab secara aktif.
5. Prinsip pendayagunaan teknologi dan multi media. Keberadaann TV
yang dapat memancarkan siaran dari Timur Tengah perlu dioptimalkan
penggunaannya. Di pandang perlu semua civitas akademika diberikan
akses untuk menggunakan internet, terutama yang berbasis di negara-
negara Arab, agar dapat memperoleh dan mengupdate informasi aktual
mengenai bahasa Arab, dan pada gilirannya, dapat memperkenalkan kosa
kata baru untuk konsumsi warga di lingkungan kampus. 5

D. Strategi Penciptaan Lingkungan Berbahasa Arab

Pengembangan lingkungan berbahasa Arab dapat dilaksanakan di


beberapa space berikut:

1. Lingkungan kantor, di lingkungan ini semua pengumuman yang


ditujukan kepada mahasiswa dan dosen hendaklah ditulis dengan
menggunakan bahasa Arab, seperti: kantor jurusan, buka, tutup,
pengumuman lain, dengan catatan, jika akan menyulitkan penerima

5
A. Hidayat, Bi’ah Lughawiyah (Lingkungan Berbahasa) dan Pemerolehan Bahasa, Jurnal
Pemikiran Islam, Vol. 7 No. 1 (Juni, 2012), hal. 41.

8
pesan, maka dapat ditulis dengan dua bahasa, Arab dan Indonesia.
Dosen-dosen yang mampu berbahasa Arab diwajibkan menggunakan
bahasa tersebut sebagai bahasa percakapan di kantor.
2. Lingkungan perpustakaan, untuk menciptakan bi’ah ‘arabiyah di
perpustakaan dapat digunakan “Zawiyah ‘Arabiyah” yang berisi buku,
majalah, koran. Gambar yang bernuansa Arab. Di pojok ini semua
mahasiswa diwajibkan berbahasa Arab.
3. Lingkungan laboratorium bahasa, laboratorium bahasa dapat dipandang
sebagai lingkungan formal maupun informal. Ia akan bersifat formal jika
digunakan oleh dosen untuk pembelajaran, dan bersifat informal jika
tidak sedang digunakan untuk pembelajaran. Dalam laboratorium harus
tersedia media yang memadai untuk mendukung penciptaan bi’ah
‘aranyah. Media- media tersebut dapat berupa media audio (dengar),
media visual (pandang) dan audio visual (dengar pandang). Dalam hal ini
dituntut keterampilan dosen atau petugas laboratorium dalam
memanfaatkan media tersebut.
4. Kantin, salah satu tempat yang disukai mahasiswa berkumpul di luar
kelas adalah kantin. Karena itu kantin dapat dimanfaatkan sebagai media
untuk menciptakan bi’ah ‘arabiyah yang berkaitan dengan percakapan
harian, ungkapan transaksional, satuan-satuan mata uang dan sebagainya.
Namun kesulitannya adalah bahwa kantin sulit dikontrol. Oleh karena itu
dituntut kesadaran mahasiswa untuk mengoptimalkan fungsi kantin
sebagai media penciptaan bi’ah ‘arabiyah. Langkah-langkah yang
dilakukan seperti menempel daftar ungkapan di dinding kantin.
5. Mesjid/ Musholla, mesjid/ musholla merupakan salah satu media yang
efektif untuk membentuk bi’ah ‘arabiyah, karena secara psikologis dan
relisius, mesjid berkaitan dengan bahasa Arab. Kegiatan yang bisa
dilakukan di mesjid / musholla adalah kultum setelah sholat dengan
bahasa Arab. Hal lain yang dapat digunakan adalah pengumuman lisan
dengan bahasa Arab.

9
6. Auditorium, auditorium merupakan tempat yang dapat dimanipulasi
sebagai media penciptaan bi’ah ‘arabiyah. Auditorium biasanya memuat
banyak orang, dan dilengkapi dengan fasilitas, seperti loud speaker,
podium, dan lain- lain. Tempat ini bisa dimanfaatkan untuk pekan Arab
atau yaum ‘araby. Pada pekan ini dapat dirancang kegiatan-kegiatan
bernuansa Arab, seperti: pidato Arab, puisi Arab, drama berbahasa Arab,
cerdas cermat bahasa Arab dan lain- lain.

E. Media Penunjang Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab

1. Parabola (al-Qamar al-Shina’iy/Shan al-Istiqbal)


Sarana penunjang ini bertujuan agar mahasiswa:

a. Mampu mengembangkan maharah istima’ terhadap tayangan


parabola dengan baik.
b. Mampu mengapresiasikan tayangan parabola secara lisan dengan
baik.
c. Mampu menuliskan kembali inti pada acara tayangan pada parabola
dengan benar. Dari sarana penunjang ini mahasiswa akan
mendapatkan pengayaan materi baik berupa berita (al - Akhbar),
seminar/diskusi (al-Muhadharah), pidato (al - Khithabah), khutbah:
Jumu’ah, ‘Id al-Fitri, ‘Id al-Adha dan lain-lain, kisah/biografi tokoh
(al - Tarikh), maupun hiburan seperti musik, sinetron, film, dan lain-
lain.

2. Visual Arab
Sarana penunjang ini bertujuan agar mahasiswa:

a. Mampu mendengar tayangan video dengan baik.


b. Mampu mengapresiasikan tayangan video secara lisan dengan baik.
c. Mampu berkomentar tentang acara video secara lisan dengan tepat.
d. Mampu menuliskan kembali inti pada acara tayangan video dengar
benar.

10
e. Mampu menulis materi tayangan video secara imla’ dengan benar
dan tepat. Dari sarana penunjang ini mahasiswa akan mendapatkan
pengayaan materi baik berupa rekaman seminar/diskusi, rekaman
pidato (al -Kitabah), rekaman khutbah: Jumu’ah, ‘Id al-Fitri, ‘Id al-
Adha dan lain-lain.

3. Laboratorium Bahasa Arab (al-Ma’mal al-Lughawi)


Sarana penunjang ini bertujuan agar mahasiswa:

a. Mampu mendengar percakapan dan ungkapan bahasa arab dengan


benar.
b. Mampu mengungkapkan kembali materi bahasa Arab secara lisan
dengan lancar dan benar.
c. Mampu menuliskan kembali inti materi bahasa dengan sempurna.
Dari sarana penunjang ini mahasiswa akan mendapatkan pengayaan
materi baik berupa rekaman pidato/khutbah Arab, maupun rekaman
muhadatsah.

4. Komputer Arab (Al-Kambiyutir Al - Arabiy)


Sarana penunjang ini bertujuan agar mahasiswa:

a. Mampu menerangkan teori tentang cara mengetik berbahasa Arab


dengan jelas dan sistematis.
b. Mampu mempraktikkan cara mengetik berbaha Arab dengan baik
dan benar.
c. Mampu mengatasi kesulitan ketika mengalami hambatan dalam
mengetik dengan benar. Dari sarana penunjang ini mahasiswa akan
mendapatkan pengayaan materi baik berupa teori tentang cara
mengetik berbahasa Arab dengan cepat dan benar maupun praktik
mengetik berbahasa Arab dengan benar.

5. Audio Bahasa Arab


Sarana penunjang ini bertujuan agar mahasiswa:

11
a. Mampu mendengar percakapan dan ungkapan bahasa Arab dengan
benar.
b. Mampu menuliskan kembali inti materi bahasa Arab dengan
sempurna. Dari sarana penunjang ini mahasiswa akan mendapatkan
pengayaan materi baik berupa rekaman kitab al-arabiyah li al-
jam’iyah, rekaman pidato/khutbah Arab, rekaman muhadatsah,
rekaman lagu Arab (nasyidah arabiyah).

6. Kelas Terbuka

Kelas terbuka merupakan kelas-kelas non-formal yang disediakan di


taman-taman Universitas. Kelas ini berupa tempat duduk-tempat duduk
di bawah pohon atau di lapangan bebas yang mampu memuat mahasiswa
sejumlah 30-40 orang. Tujuannya adalah menciptakan suasana PBM
yang menyenangkan, menggembirakan dan membisakan, memberikan
variasi metode PBM bagi dosen untuk mengurangi kejenuhan,
memberikan ruang gerak yang lebih leluasa dan bebas di dalam
mengapresiasikan dan mendemonstrasikan kemampuan berbahasa,
menciptakan suasana PBM yang lebih aktif dan interaktif.

7. Ruang Halaqah dan Perpustakaan

Ruang halaqah merupakan ruangan yang sengaja disediakan untuk


mengadakan kajian ilmiah (keislaman, kebahasaan dan lain-lain) yang
dilengkapi dengan perpustakaan yang memuat buku-buku multi-
disipliner ilmu yang berbahasa asing dan Indonesia. Selain itu, terdapat
media pembelajaran berupa parabola yang dapat mengakses stasiun
televisi internasional, khususnya Timur Tengah, yang dapat membantu
peningkatan pengembangan kajian ilmiah. 6

6
A. Hidayat, Bi’ah Lughawiyah (Lingkungan Berbahasa) dan Pemerolehan Bahasa, Jurnal
Pemikiran Islam, Vol. 7 No. 1 (Juni, 2012), 41-43.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan berbahasa Arab adalah lingkungan yang kesehariannya


menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi satu sama lain. Lingkungan
bahasa Arab ini bisa juga tercipta dari suatu lingkungan dimana tersedianya
media pendukung seperti TV, telpon, majalah koran dan sebagainya. Maka
menciptakan lingkungan bahasa Arab oleh guru atau lembaga pendidikan
merupakan langkah tepat dalam pembelajaran bahasa arab. Karena itulah,
guru bahasa Arab idealnya dapat menerapkan bahasa Arab dalam proses
pembelajarannya karena hal tersebut merupakan bagian dari lingkungan
bahasa Arab.

Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar terciptanya lingkungan


berbahasa Arab antara lain Sikap dan apresiasi positif terhadap bahasa Arab
dari pihak-pihak lembaga pendidikan, pedoman yang jelas mengenai format
dan model pengembangan pengembangan lingkungan berbahasa Arab, figur
yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab aktif, dan penyediaan
alokasi dana yang memadai. Adapun prinsip-prinsip penciptaan lingkungan
berbahasa Arab antara lain prinsip keterpaduan dengan visi, misi dan orientasi
pembelajaran bahasa Arab, prinsip skala proiritas dan gradasi program,
kebersamaan dan partisipasi aktif semua pihak, prinsip konsistensi dan
keberlanjutan, serta prinsip pendayagunaan teknologi dan multi media.

Pengembangan lingkungan berbahasa Arab dapat dilaksanakan di


beberapa space yakni lingkungan kantor, lingkungan perpustakaan, lingkungn
laboratorium bahasa, kantin, masjid atau mushola, dan auditorium. Adapun
media penunjang pengembangan berbahasa Arab antara lain parabola, visual
Arab, laboratorium bahasa Arab, komputer Arab, audio bahasa Arab, kelas
terbuka, serta ruang halaqah dan perpustakaan.

13
B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka


penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun untuk lebih baiknya di
masa yang akan datang. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan
perlindungan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Andiopenta. 2013. Peranan Lingkungan Bahasa dalam Pemerolehan


Bahasa Kedua. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 2. 02(1): 15.

Abdullah, Irhamudin. 2020. Pembentukan Lingkungan Bahasa Arab Untuk


Mengembangkan Keterampilan Berbicara. 6(2): 75.

al-‘Arabi, Salah ‘Abdu al-Majid. 1981. Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa


Ta’limuha Baina al-Nazriyah wa al-Tatbiq. Beirut: Maktabah Libnan.

Wahab, Muhbib Abdul. Revitalisasi Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dalam


Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/28300 diakses pada
15 Oktober.

Hidayat, A. 2012. Bi’ah Lughawiyah (Lingkungan Berbahasa) dan Pemerolehan


Bahasa. Jurnal Pemikiran Islam. 7(1): 41.

15

Anda mungkin juga menyukai