Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA


ARAB SISWA MTSN 4 WAKATOBI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Seminar


Proposal Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Disusun Oleh:

Wulandani.R/19010102062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

KENDARI

2022
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI…………………………………………………………………i
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................6
C. Batasan Masalah ..................................................................................6
D. Rumusan Masalah ................................................................................7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................7
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................7
G. Definisi Operasional ............................................................................8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................9
A. Konsep Analisis kesulitan belajar ........................................................9
1. Pengertian Belajar ..........................................................................9
2. Pengertian Kesulitan Belajar .........................................................12
3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ...............................................14
B. Konsep Pembelajaran Bahasa Arab .....................................................15
C. Kajian Relevan......................................................................................17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................20
A. Jenis Penelitian ....................................................................................20
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ..............................................................20
C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................21
E. Teknik Analisis Data ...........................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan yang terselenggara dalam lembaga pendidikan formal
sekolah sesuai aturan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional mengandung makna bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk melahirkan manusia pancasila berperikemanusiaan
yang adil dan beradab demi kesejahteraan masyarakat dan negara yang adil
dan beradab setiap tujuan pendidikan nasionalnya sesuai dengan nilai
kehidupan yang diperjuangkan untuk kemajuan berbangsanya.
Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran yaitu kegiatan belajar
mengajar yang searah, yakni diarahkan pada pencapaian tujuan. Persoalan ini
terkait dengan strategi pembelajaran, karena terjadinya kegiatan belajar yang
optimal membutuhkan upaya-upaya yang strategis dan sistematis. Sebuah
proses pembelajaran pada dasarnya harus mampu menciptakan kondisi
memungkinkan para siswa untuk belajar. (Didi Supriyadi dan Deni
Darmawan:2012:127)
Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tumbuh kembangnya manusia pengguna bahasa itu. Realitas bahasa dalam
kehidupan ini semakin menambah kuatnya eksistensi manusia sebagai
makhluk berbudaya dan beragama antara lain ditunjukkan oleh kemampuan
memproduksi karya-karya besar berupa sains, teknologi dan seni yang tidak
terlepas dari peran-peran bahasa yang digunakannya. (Lathifah
Salim:2017:77)
Salah satu bahasa asing yang diajarkan di Indonesia adalah bahasa Arab.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan mayoritas warga negaranya
beragama Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Al-Qur’an yang merupakan
pedoman hidup umat Islam berbahasa Arab, dan untuk mengetahui ajaran
Islam lebih dalam otomatis seorang muslim harus mempelajari bahasa Arab
terlebih dahulu. Itulah sebabnya Abdul Alim Ibrahim (1978:48) berkata
bahwa, "Bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga
merupakan bahasa agama Islam.
Sebagaimana yang telah menjadi keyakinan dalam diri kita bahwa
jalan yang memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam
adalah satu dan tidak berbilang-bilang. Jalan tersebut yaitu mengilmui
dan mengamalkan ajaran Al-Kitab dan As-Sunnah sesuai dengan yang
diajarkan Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam dan dipahami oleh
para sahabatnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫اب اللَّ ِه َو ُسنَّةَ نَبِيِّ ِه‬ ِ


َ َ‫ كت‬:‫س ْكتُ ْم بِ ِه َما‬
ِ َ‫ لَن ت‬،‫ت فِي ُكم َْأمريْ ِن‬
َّ ‫ضلُّوا َما تَ َم‬ ْ َ ْ ُ ‫َت َر ْك‬
Terjemahan:
“Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang teguh
padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan
Sunnahku.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ 2/899)
Dan Allah Ta’ala telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-
Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Hal ini
sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ِإنَّا َأ ْن َزلْنَاهُ ُق ْرآنًا َع َربِيًّا لَ َعلَّ ُك ْم َت ْع ِقلُو َن‬

Terjemahan:

2
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya
kalian memikirkannya.” (QS. Yusuf [12]: 2)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,
”Karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling
luas, dan paling banyak pengungkapan makna yang dapat menenangkan
jiwa. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia ini (yaitu Al-Qur’an )
diturunkan dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa Arab).” (Ambo
Pera Aprizal:2021:89-90)
Bahasa arab yang kini telah diakui oleh dunia internasional setelah
bahasa inggris tentunya sangat memiliki andil besar dalam improvisasi dan
kompetensi pada level dunia. Hal ini bukan saja dalam aspek
perkembangan kebahasaan dan ilmu kebahasaan, akan tetapi lebih dari itu
yaitu improvisasi dalam sektor metodologi dan teknik pembelajarannya.
Pernyataan ini dapat dibuktikan secara konkret dan faktual dalam proses
pembelajaran bahasa arab, akhir-akhir ini banyak bermunculan model-
model dan teknik pembelajaran interaktif-alternatif, yang akan menambah
gairah peserta didik di dalam mempelajari bahasa arab secara
berkelanjutan. (Zulhannan:2015:1).
Walaupun dianggap sebagai bahasa asing oleh bangsa indonesia, bahasa
arab tidak asing ditelinga mereka, terutama umat islam. Sayangnya,
sebagian besar dari mereka masih beranggapan bahwa bahasa arab
hanyalah bahasa agama sehingga perkembangannya terbatas di lingkungan
kaum musimin yang memperdalam ilmu-ilmu agama. Bahasa arab
merupakan peletak dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang
berkembang pesat seperti sekarang ini. (Asep Hermawan:2011)
Bahasa Arab di Indonesia memiliki posisi sentral yang memberikan
pengaruh besar dalam tatanan sosial kehidupan masyarakat. Bahasa
Arab dan penyebaran Islam masuk dan berkembang di Indonesia sejak
abad ke 13 melalui para da’i dari Gujarat. (Sofyan Sauri:2020:73-88).
Moeliono mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan sebuah
bahasa dengan tujuan khusus di Indonesia, karena banyak ungkapan

3
yang berasal dari bahasa Arab diserap menjadi bahasa baku Indonesia,
terutama dalam hal peribadatan.
Seperti yang kita ketahui pada suatu lembaga pendidikan sudah
semestinya jika bahasa arab dipandang sangat relevan dengan kebutuhan
masyarakat indonesia yang mayoritas beragama islam khususnya lembaga
pendidikan islam seperti madrasah atau pesantren, bahasa arab merupakan
salah satu bahasa dari sekian banyak bahasa di dunia dan seperti yang kita
ketahui bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an dan hadis yang
menjadi sumber hukum islam sehingga tanpa memahaminya kita akan sulit
untuk mengerti dan paham akan isi dari Al-Qur’an dan hadits, oleh
karenanya salah satu kebijakan pemerintah dibawah naungan departemen
agama, bahasa arab adalah mata pelajaran wajib yang harus dipelajari di
lembaga pendidikan islam dari jenjang madrasah ibtidaiyah sampai
sekolah tinggi islam. (Sofyan Sauri:2019:162)
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan.
Namun kenyataanya sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolok antara siswa dengan siswa lainnya. Mengatasi berbagai masalah
yang menyebabkan melemahnya kemauan belajar bahasa arab serta
kemampuan berbahasa arab dikalangan siswa, perlu adanya deskripsi
masalah yang baik yang berkenaan dengan anak didik serta faktor-faktor
yang melingkupinya, sebab tidak mustahil bahwa faktor non belajarpun
akan sangat mempengaruhi situasi belajar siswa, setiap individu memang
tidak sama, perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku belajar dikalangan siswa, dalam keadaan dimana siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan
belajar.
Kesulitan belajar juga disebabkan oleh kelemahan-kelemahan siswa
secara mental (baik yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman

4
yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan atau juga dapat
disebabakan oleh kurangnya minat, kebimbangan, kurang usaha, kurang
semangat, kelelahan, kurang menguasai keterampilan berbahasa dan
kebiasaan fundamental dalam belajar.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis, pada saat
proses pembelajaran bahasa arab di MTsN 4 Wakatobi mengalami beberapa
kesulitan, diantaranya banyak peserta didik yang masih sangat minim dalam
pembelajaran bahasa arab, siswa belum mampu mengenali dan membaca
huruf hijaiyyah dengan baik dan benar, siswa juga banyak yang belum
mampu memahami kosakata bahasa arab sehingga para siswa mengalami
kesulitan pada saat mengikuti kegiatan proses pembelajaran bahasa arab
dikelas.
Siswa MTsN 4 Wakatobi kerap menghadapi kesulitan dalam
mempelajari bahasa arab. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan tersebut. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk mencoba
menganalisis faktor kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran
bahasa arab lebih dalam. Dengan demikian peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul:
“Analisis Kesulitan Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab siswa
MTsN 4 Wakatobi”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang yang telah dipaparkan, adapun penelitian ini
difokuskan pada:
1. Faktor kesulitan belajar siswa pada Pembelajaran Bahasa Arab kelas
VIII A MTsN 4 Wakatobi
2. Langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar bahasa arab siswa kelas
VIII A MTsN 4 Wakatobi

C. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan agar dapat lebih fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu

5
dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu penulis membatasi diri berdasarkan judul
yaitu hanya berfokus pada Analisis Kesulitan Belajar pada Pembelajaran
Bahasa Arab Siswa kelas VIII MTsN 4 Wakatobi.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini:
1. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar bahasa arab siswa kelas VIII
A?
2. Bagaimana langkah mengatasi kesulitan belajar bahasa arab siswa kelas
VIII A?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, sehingga tujuan penelitian ini adalah:
1 Untuk mendeskripsikan apa saja penyebab kesulitan belajar bahasa arab
siswa kelas delapan A MTsN 4 Wakatobi
2 Untuk mendeskripsikan bagaiamana langkah untuk mengatasi kesulitan
belajar bahasa arab siswa kelas VIII A MTsN 4 Wakatobi
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mampu memberi manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis terhadap pihak maupun sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi lembaga
pendidikan, khusunya di MTs Negeri 4 Wakatobi serta lembaga
pendidikan lainya yang berminat menggunaakan untuk dijadikan sebagai
bahan rujukan atau referensi dalam proses pembelajaran, serta dapat
memberikan informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar yang dialami
oleh peserta didik dalam mempelajari bahasa arab khusunya dari segi-segi
pendekatan yang harus digunakan oleh guru proses belajar mengajar
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
2. Manfaat Praktis

6
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi
dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa Arab. Yang diharapkan
dari penelitian ini diantaranya :
a) Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan, pengetahuan serta pengalaman bagi guru dalam mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa yang digunakan untuk
meningkatkan minat dan semangat belajar bahasa arab siswa
b) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapa membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan belajar dalam pembelajaran bahasa arab
c) Bagi peneliti, hasil penelitian ini menambah ilmu pengetahuan untuk
memotivasi diri dalam pemmahaman mengenai kesulitan-kesulitan
yang menghambat belajar secara maksimal
G. Definisi Operasional
Untuk lebih mempermudah para pembaca dan menghindari kekeliruan
salah penafsiran dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul
penelitian ini “Analisis Kesulitan Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Arab
Siswa di Pondok Pesantren Al-Jannah” yaitu sebagai berikut:
1. Analisis
Kata analisis diadaptasi dari bahasa inggris “analysis” yang secara
etimologis berasal dari bahasa yunani kuno yang dibaca analusis. Kata
analusis terdiri dari dua suku kata yaitu “ana” yang artinya kembali dan
“uein” yang artinya melepas atau mengurai. Bila digabungkan maka kata
tersebut memiliki arti menguraikan kembali. Menurut KBBI analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya dan sebagainya). Menurut wiradi analisis adalah
aktivitas yang memuat kegiatan memilah, mengurai, membedakan sesuatu
yang kemudian digolongkan dan dikelompokkan menurut kriteria tertentu
lalu dicari mana dan kaitannya masing-masing. Menurut Harahap
(2004), analisis adalah suatu upaya untuk memecahkan atau menguraikan
sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Pendapat lain menyebutkan

7
pengertian analisis adalah usaha dalam mengamati sesuatu secara
mendetail dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya
atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut
2. Kesulitan Belajar
Menurut Rohmah (2015) kesulitan belajar adalah peserta didik
yang tidak dapat belajar dengan wajar dan berbeda dengan teman-teman
lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya ancaman, hambatan, atau
gangguan yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kesulitan belajar adalah suatu
kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan.
3. Pembelajaran
Menurut Sudjana (2012:28), pembelajaran merupakan upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Selain itu, Pembelajarn juga diartikan
sebagai bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik
4. Bahasa Arab
Menurut Al-Ghaliyin, bahasa arab adalah kalimat-kalimat yang
dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan
(pikiran dan perasaan) mereka. Bahasa arab adalah kalimat yang
dipergunakan oleh orang arab untuk menyampaikan maksud dan tujuan
mereka. Yang berbentuk huruf hijaiyah yang dipergunakan oleh orang
arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan
maupun tulisan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesulitan Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses kegiatan inti dalam penyelenggaraan
pendidikan. Belajar secara garis besar dapat dimaknai sebagai bentuk
edukasi yang menjalin interaksi antar pendidik dengan peserta didik.
Adapun yang dimaksud interaksi ialah berupa kesadaran antara kedua
pihak. Dari segi keilmuan belajar dapat didefinisakn sebagai usaha sadar
dalam mengubah tingkah laku yang bersifat positif dan terarah. Belajar
merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh setiap individu untuk
memperoleh pengetahuan. Pernyataan tersebut menekankan bahwa untuk
memperoleh pengetahuan, individu harus melalui proses belajar yang
didalamnya terdiri dari aktifitas belajar yang melibatkan pemahaman dan
konsentrasi yang penuh untuk mencerna tiaap-tiap pengetaahuan agar
dapat diserap mental dengan baik. (Yeni Suzana Dan Imam Jayanto:
2021:1)
S. Nasution M.A., Mendefinisikan belajar sebagai perubahan
kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi, belajar membawa suatu
perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga
membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian
diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu
yang belajar.

9
Perubahan serta kemampuan untuk berubah adalah batasan serta
makna yang terkandung didalam belajar. Hal ini disebabkan karena
kemampuan berubah yang dikarenakan belajar. Maka, manusia bisa
berkembang lebih jauh dari makhluk yang lainnya sehingga di terpilih
sebagai khalifah dibumi ini.
Konsep dasar belajar merupakan kegiatan yang berproses dalam
memakai unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang
dijalani siswa baik pada saat dia berada di sekolah, berada di lingkungan
rumah atau di lingkungan keluarganya sendiri.(Feida Noorlaila
Isti’adah:2020:8)
2. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris
learning disability. Menurut terjemah tersebut sesungguhnya kurang tepat,
karena learning artinya belajar, disability artinya ketidakmampuan.
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar
sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Istilah kesulitaan
belajar yang penulis maksudkan adalah suatu kondisi dimana anak didik
tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan,
kendala atau gangguan dalam belajarnya. Kesulitan belajar terjadi tentu
hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran sehingga
berakibatkan hasil belajarnya rendah. (Ismail:2016:36-37)
Seperti yang kita ketahui dalam proses pembelajaran ada anak
didik yang berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya
dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan, tapi juga dimiliki oleh
sekolah tradisional dipedesaan. Hanya yang membedakannya pada sifat,
jenis, dan faktor penyebabnya. Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak
memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic
performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari
tampak jelas bahwa siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan

10
intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan
pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa
dengan siswa lainnya. (Muhibbin Syah:2013:83)
Menurut nini subini kesulitan belajar adalah adalah suatu gangguan
dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Siswa yang
mengalami kesulitan akan tampak dari gejala yang ditimbulkan dalam
prilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Selain itu,
kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau
prestasi yang dicapai tidak sesui dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun ketrampilan.
Proses belajar yang ditandai denagn adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk menggapai hasil belajar.
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang memiliki
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup
pemahaman penggunan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut
mungkin menampakkan diri dalam bantuk kemampuan yang tidak
sempurna dalam mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, atau menghitug. Menurut Muhibin Syah bahwa siswa kesulitan
belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan kurang (di
bawah rata-rata), tetapi juga dapat dialami oleh siswa yang
berkemampuan rata-rata (normal) bahwa yang berkemampuan kinerja
akademik yang sesuai dengan harapan.
Bermacam-macam kesulitan belajar sebagaimana disebutkan diatas
selalu ditemukan di sekolah. Apalagi suatu sekolah dengan sarana
prasarana yang kurang lengkap, dan dengan tenaga guru apa adanya.
Skala rasio antara kemampuan daya tampung sekolah, jumlah tenaga guru
yang tidak seimbang dan jumlah anak didik melebihi daya tampung
sekolah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu kondisi dimana anaka didik tidak dapat brlajar secara

11
wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam
belajar. (Syaiful Bahri Djamarah:2008:234-235)

3. Faktor kesulitan belajar


Kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari
menurunya prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat
dilihat dari cara mereka menyelesaikan tugas di dalam kelas maupun
diluar kelas. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
terdiri atas dua macam, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan
dalam dua aspek berikut: (1) Aspek Fisiologis; Yaitu kondisi umum
jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat
dalam mengikuti pelajaran. (2) Aspek Psikologis; Selain aspek
fisiologis aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat,
minat dan motivasi
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya
lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
siswa. Para guru yang slalu menunjukkan sikap dan prilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat
dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat
menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang
termasuk masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar
siswa itu tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi
kegiatan belajar adalah gedung sekolah, letaknya rumah tempat

12
tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan keadaan cuaca yang
digunakan siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan
tingkat keberhasilan siswa. (Ismail:2016:37-38)

Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan


berbagai cara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan
dengan kegiatan ini. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang
keadaan fisik siswa, perlu bekerjasama dengan dokter atau klinik
sekolah, untuk memperoleh data tentang kemampuan potensial siswa
dapat bekerjasama dengan petugas bimbingan dan konseling (konselor)
atau dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaan belajar
siswa dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala
sikap dan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang
tua, dengan siswa itu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih
banyak cara yang dapat ditempuh.
Berdasarkan uraian tersebut bahwa faktor yang melatarbelakangi
penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual
seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik.
Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan,
ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
B. Konsep Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran bahasa Arab tentunya tidak terlepas dari berbagai komponen
yang meliputi: kurikulum, metode dan system evaluasi dalam pembelajaran
bahasa Arab baik pesantren tradisional maupun modern. Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik (pembelajar) dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang
datang dari lingkungan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang

13
kompleks karena unsur-unsur yang ada di dalamnya bersifat vital dan
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pembelajaran
juga dikatakan sebagai proses interaksi yang melibatkan berbagai faktor
yang semuanya bermuara pada tujuan. Interaksi belajar mengajar
adalah merupakan hubungan yang dinamik antar manusia dalam
rangka mencapai tujuan.
Pembelajaran bahasa Arab secara umum dapat dipahami sebagai sebuah
aktifitas seorang pembelajar yang berinteraksi dengan lingkungannya, dalam
hal ini lingkungan berbahasa Arab. Ukuran keberhasilan pembelajaran bahasa
dalam hal ini bahasa Arab, yaitu tercapainya kemahiran atau ketrampilan
berbahasa Arab pada diri pembelajar yang sejalan dengan tujuan
pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Sebagaimana pembelajaran bahasa
pada umumnya, dalam pembelajaran bahasa Arab ada empat kemahiran
(mahārāt), yaitu al-istimā‘, al-kalām, alqirā’ah, dan al-kitābah. Pembelajaran
bahasa Arab kepada pembelajar tentunya terkait dengan empat kemahiran
tersebut. (Syarifah dan juriana:2020:155-156)
2. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Arab
Dalam konsep dasar pembelajaran bahasa arab terdapat empat prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa arab, yaitu:
1. Prinsip prioritas
Dalam pembelajaran bahasa arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam
penyampaian materi pembelajaran yaitu; (1) mengajarkan, mendengar, dan
bercakap sebelum membaca dan menulis. (2) mengajarkan kalimat
sebelum mengajarkan kata. (3) menggunakan kata-kata yang lebih akrab
dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan
penutur bahasa arab.
2. Prinsip korektisitas
Prinsip ini diterapkan ketika sedang mengajarkan materi ‫وات‬GGG‫األص‬
(fonemik), ‫( التراكب‬morfologi dan sintaksis), dan ‫( المعانى‬semantik). Maksud
dari prinsip ini adalah seorang guru bhasa arab hendaknya jangan hanya
bisa menyalahkan peserta didik, tetapi ia juga harus mampu melakukan

14
pembetulaan dan membiasakan pada peserta didik untuk kritis pada hal-hal
berikut: (1) korektisitas dalam pengajaran (fonemik). (2) korektisitas
dalam pengajaran (sintaksis). (3) korektisitas dalam pengajaran
(semantik).
3. Prinsip bertahap
Jika dilihat dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip bertahap, yaitu; (1)
penjelasan dari konkret ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail,
dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. (2) ada
kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa
yang akan ia ajarkan sebelumnya dengan apa yang akan ia ajarkan
selanjutnya. (3) ada peningkatan bobot pengajaran terdahulu dengan yang
berikutnya, baik jumlah jam maupun materinya.
4. Prinsip kerinduan belajar
Yang dimaksud dengan prinsip kerinduan belajar dalam pembelajaran
bahasa arab adalah; menghadirkan berbagai macam metode pembelajaran,
dimana dengan hal itu akan menjadikan pelaksanaan pembelajaran
menjadi menyenangkan dan mengasyikan.
3. Pendekatan pembelajaran bahasa arab
Dalam pengajaran bahasa arab dikenal lima macam pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan kemanusiaan
Pendekatan kemanusiaan yang dalam bahasa arab disebut dengan al-
madkhal al-insani. Pendekatan ini sangat memfokuskan pada peserta didik.
Peserta didik dipandang sebagai manusia yang harus diperlakukan secara
manusiawi, bukan alat atau benda mati yang menerima rangsangan-
rangsangan dan meresponnya. Perspektif ini menurut sebagian ahli
pengajaran bahasa asing merupakan orientasi baru, yang biasanya
menganggap peserta didik sebagai obyek yang dapat dibentuk semaunya,
tanpa melihat minat dan bakat mereka. Dengan pola pandang ini
setidaknya dapat mempercepat interelasi antara pengajar dan murid dalam
hubungannya dengan proses transfering pengetahuan, karena kebutuhan

15
psikologis murid dapat terpenuhi, serta minat dan motivasinya dapat
dikembangkan.
2. Pendekatan Berbasis Media
Pendekatan berbasis media yang dalam bahasa Arab disebut al-madkhal
al-tiqoni, adalah pendekatan yang mengandalkan kepada teknik
penggunaan media pengajaran. Sebagaimana diketahui bahwa sarana atau
alat peraga (alat bantu) besar peranannnya dalam menyampaikan keahlian
dan mengubahnya dari keahlian abstrak kepada keahlian yang kongkrit.
Pendekatan ini bertujuan untuk melengkapi konteks yang menjelaskan
makna kata-kata, struktur dan istilah-istilah kebudayaan baru melalui
gambar, peta, foto, contoh model yang hidup, kartu dan segala sesuatu
yang membantu menjelaskan makna kata asing kepada murid. Pada zaman
teknologi canggih, alat bantu menjadi lebih bervariasi dan lebih modern
lagi, seperti: kaset, video, laboratorium bahasa, radio, slide dan komputer.
Pendekatan ini seringkali menghadapi kendala khususnya berkaitan
dengan biaya pengadaan alat peraga serta tidak lengkapnya materi
pengajaran yang berkualitas.
3. Pendekatan Aural-Oral
Pendekatan aural-oral yang dalam bahasa Arab disebut al-madkhal al-
Sama’i al-Syafahi. Pendekatan ini memiliki asumsi, bahwa bahasa adalah
apa yang didengar dan yang diucapkan, sedangkan tulisan hanyalah
representasi dari ujaran. Berangkat dari asumsi ini, maka bahasa yang
pertama adalah ujaran. Untuk itu pengajaran bahasa harus dimulai dengan
memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat
secara klasikal kemudian meminta murid menirukannya untuk kemudian
dihafalkan, sebelum pengajaran membaca dan menulis diajarkan.
Berkembangnya komunikasi yang mendekatkan jarak antara satu individu
dengan individu yang lain serta kebutuhan kepada bahasa untuk
dipergunakannya dalam berkomunikasi lisan merupakan motivasi lahirnya
pendekatan ini. Asumsi ini diperkuat dengan adanya faktor kebiasaan,
karena suatu perilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang berkali-kali

16
itu, begitupula dengan pengajaran bahasa, harus dilakukan dengan teknik
pengulangan atau repetisi.
4. Pendekatan Analisis dan Non-Analisis
Pendekatan analisis dan non-analisis yang dalam bahasa Arab disebut al-
madkhal al-tahlili wa ghair al-tahlili adalah pendekatan yang digagas oleh
Stern dalam kongres tahun 70-an, dan konsep pendekatan ini lebih
dipertajam pada kongres terakhir yang diselenggarakan pada bulan
Nopember 1980.
5. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif yang dalam bahasa Arab disebut al-madkhal al-
ittisha:li, adalah pendekatan yang memfokuskan kepada kemampuan
komunikasi aktif dan praktis. Menurut para pemerhati bahasa, pendekatan
ini telah melakukan terobosan baru yang strategis di bidang pembelajaran
bahasa kedua, dan dianggap sebagai pendekatan yang integral dan
memiliki ciri-ciri yang pasti. Hal ini karena pendekatan tersebut merupa-
kan perpaduan strategi-strategi yang bertumpu pada satu tujuan tertentu
yang pasti, yaitu melatih murid menggunakan bahasa secara langsung
(spontanitas) dan kreatif, di samping penguasaan tata bahasa. Dengan
demikian prinsip-prinsip pendekatan ini mendorong murid untuk berani
menggunakan bahasa Arab.
6. Pendekatan Pembelajaran Aktual
Dari perubahan proses pembelajaran yang berpusat pada guru menuju
pembelajaran yang berpusat pada siswa melahirkan berbagai pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk membelajarkan siswa.
C. Kajian Relevan
Berdasarkan hasil penelusuran, penulis belum menemukan persis dengan
penelitian penullis. Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan
antara lain :
1. Ayu putri utami (2019), melakukan penelitian dengan judul Kesulitan
belajar: Gangguan Psikologi pada siswa dalam menerima pelajaran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut dapat ditemukan

17
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti
sekarang. Adapun persamaannya adalah sama-sama mengkaji mengenai
tentang kesulitan belajar pada siswa. Selanjutnya perbedaan yang
ditemukan adalah selain tempat dan waktu penelitian yang berbeda peneliti
sebelumnya juga mengkaji tentang kesulitan belajar siswa pada aspek
gangguan psikologi siswa dalam menerima pelajaran sedangkan peneliti
saat ini mengkaji tentang analisis kesulitan belajar pada pembelajaran
bahasa arab.
2. Anggun Pramesty (2020), melakukan penelitian dengan judul Analisis
Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Pada siswa Kelas V
SDN 5 Merak Batin Natar Lampung Selatan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan tersebut dapat ditemukan persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti sekarang. Adapun persamaannya adalah
sama-sama mengkaji mengenai tentang kesulitan belajar yang dialami
siswa. Selanjutnya perbedaan yang ditemukan adalah selain tempat dan
waktu penelitian yang berbeda peneliti sebelumnya juga mengkaji tentang
kesulitan belajar siswa yang berfokus pada pembelajaran tematik
sedangkan peneliti saat ini mengkaji tentang analisis kesulitan belajar pada
pembelajaran bahasa arab.
3. Saugadi, Agung Rinaldy Malik, Burhan (2021), melakukan penelitian
dengan judul Analisis upaya guru dalam mengatasi kesulitan membaca
siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut dapat ditemukan
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti
sekarang. Adapun persamaannya adalah sama-sama mengkaji mengenai
tentang kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya perbedaan yang
ditemukan adalah selain tempat dan waktu penelitian yang berbeda peneliti
sebelumnya lebih berfokus pada analisis upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar membaca siswa sedangkan peneliti saat ini berfokus pada
analisis kesulitan belajar siswa pada pembelajaran bahasa arab.

18
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research), dimana penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan data dari permasalahan yang konkrit di lapangan berupa
informasi bentuk kalimat yang memberi gambaran, sikap, dan antusias ketika
mengikuti pembelajaran. Sumber data utamanya diperoleh dengan melakukan
observasi langsung di lapangan yaitu pada guru dan siswa MTsN 4 Wakatob.
Sedangkan penulis menggunakan pendekatan kualitatif, Secara sederhana
dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai
subjek penelitian dalam lingkungan kesehariannya.
Menurut david Williams (1995) penelitian kualitatif adalah upaya peneliti
mengumpulkan data yang didasarkan pada latar alamiah. Tentu saja, karena
dilakukan secara alamiah atau natural, hasil penelitiannya punjuga ilmiah dan
dapat dipertanggung jawabkan.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di MTs Negeri 4 wakatobi. Dan Waktu
penelitian ini tiga bulan setelah diseminarkan dan diterima.
C. Para Peserta
Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII MTsN 4
Wakatobi. Identifikasi informan didasarkan pada observasi dan informasi
terkait analisis kesulitan belajar pada pembelajaran bahasa arab.
D. Sumber Data
Dalam kamus besar bahasa indonesia data diartikan sebagai kenyataan yang
ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat,

19
keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk
penalaran dan penyelidikan.
Data adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi. Data
adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya pengolahan. Data bisa berupa suatu keadaan, gambar,
suara, huruf, angka, matematika, bahasa, ataupun simbol-simbol lainnya yang
dapat digunakan sebagaai bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian
ataupun konsep. (Tata Sutabri:2005:16)
Data merupakan salah satu komponen terpenting dalam penelitian. Sumber
data penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Data primer
data primer merupakan sumber data utama dalam penelitian ini, dan sumber
data penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII MTsN 4 Wakatobi.
Kuesioner, wawancara dan dokumentasi dilakukan dengan menggunakan
kuesioner dan alat wawancara penelitian yang telah disiapkan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diolah lebih lanjut dan disajikan sebagai data
pendukung. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa data sekunder
merupakan data yang di dapatkan dari data sebelumnya yang sudah pernah
disajikan oleh pihak lain misalnya terkait penelitian terdahulu, atau dokumen-
dokumen yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Seperti surat
kabar, jurnal penelitian dan lain sebagainya. (Nasution. 2011) Dalam hal ini
peneliti bisa mencari dari data-data seperti jurnal atau buku yang terkait
dengan penelitian ini sebagai data sekunder dalam penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh
seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian. Nurul Zuriah mengemukakan bahwasannya dalam sebuah
penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat dan juga
membutuhkan pemilahan tentang teknik danalat pengumpulan data yang
relevan dengan jenis dan modelpenelitian mengingat penggunaan teknik dan

20
alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
objektif. (Nurul Zuriah. 2011)
1. Teknik Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung pelaksanaan
dan perkembangan pembelajaran bahasa arab pada siswa kelas VIII
MTs Negeri 4 Wakatobi.
2. Teknik Wawancara
Metode ini bertujuan untuk memperoleh data-data dengan
mengadakan wawancara kepada guru bahasa Arab untuk mengetahui
permasalahan yang dialami oleh siswa kelas VIII pada pembelajaran
Bahasa Arab dan solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami
oleh siswa kelas VIII pada pembelajaran Bahasa Arab.
3. Teknik dokumentasi
Metode ini diharapkan dengan mengumpulkan data-data diantara data-
data tersebut adalah gambaran umum keadaan sekolah, visi dan misi,
keadaan guru dan karyawan, data siswa-siswi kelas VIII, serta sarana
dan prasarana MTsN 4 Wakatobi.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperlukan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data
dari Miles dan Huberman, yang menggunakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus pada tahapan penelitian, sehingga sampai tuntas dan datanya sampai
jenuh. Aktifitas dalam analisa data meliputi data reduction, data display dan
conclusion. (Miles A. Huberman:1992:20)

21
a) Pencarian Data, Penulis mencari data melalui wawancara dan
observasi langsung, serta dokumentasi di Mts Al-Jannah kemudian
melakukan pencatatan data.
b) Langkah kedua yaitu Reduksi data, Reduksi data adalah yang
diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak dirangkum
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang
penting dicari tema dan polanya dibuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan (Sugiyono, 2013,
h. 338). Reduksi data yaitu semua data dilapangan akan dianalisis
sekaligus dirangkum, dipilah hal-hal yang pokok dan difokuskan
pada hal-hal penting. Dalam penelitian ini data yang akan direduksi
adalah data-data hasil observasi, wawancara serta hasil penelitian
yang dilakukan di Mts Al-Jannah
c) Langkah Ketiga yaitu Penyajian data, Data yang telah direduksi
tersebut kemudian disusun berdasarkan penjelasan-penjelasan dari
informan atau pun dokumentasi atau observasi di Mts Al-Jannah.
d) Langkah Keempat yaitu Penarikan kesimpulan atau verivikasi,
Setelah data di sajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Dalam penariakan kesimpulan atau verifikasi ini,
didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas
rumusan masalah yang ada dalam peneltian ini.
Pengecekan keabsahan data
Salah satu tahapan yang harus di lakukan oleh peneliti yaitu pengecekan
keabsahan data, hal ini bertujuan agar dapat membuktikan bahwa apa yang telah
diamati oleh peneliti dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan keadaanya.
Dalam hal sebuah penelitian yang dilakukan harus dilakukan pengecekan atau
validitas data agar nantinya penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya dan keabsahannya.Selain itu data yang di tulis harus

22
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tidak boleh menggunakan data yang
direkayasa. Karena hal itu sangat diperlukan dalam pengecekan keabsahan data.
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat


kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda. Jadi peneliti akan melihat ulang rangkaian dari penelitian yang
dilakukan.
2. Triangulasi Teknik atau Metode yang berbeda. Jadi dalam hal ini peneliti
akan membandingkan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh
narasumber dibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti.
3. Triangulasi waktu, yaitu tekhnik pengecekan keabsahan data yang
dilakukan dengan cara mengkonfirmasi suatu data dengan data lain yang
di peroleh pada waktu yang berbeda. Misalnya mengkonfrontir data
catatan harian hari ini dengan data yang diperoleh sebelumnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aprizal Ambo P. 2021. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Pendidikan


Islam. Jurnal Pendidikan Guru, Vol.2 No. 2.
Chomaidi, S. 2018. Pendidikan dan Pengajaran Strategi Pembelajaran
Sekolah. Jakarta: PT Grasindo.
Departemen Agama RI. 2006. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI
Tentang Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam.
Djamarah Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka cipta.
Djais Muhammad Kamil. 2019. Analisis Kesulitan Belajar Pada Pembelajaran
Bahasa Arab Di Madrasah Negeri Ternate. Jurnal Pendidikan “Dodoto”
Vol.18 No.18 Desember.
Fuad Faturrahman. 2019. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Arab ( Studi MtsN 1
Bandar Lampung) Al-Lisan: Jurnal Bahasa (e-Journal) IAIN Sultan
Amai Gorontalo. Vol.5 No.2, agustus.
Habsari Zulfa Magfirotul. Skripsi Upaya guru dalam mengatasi kesulitan
membaca pada siswa/siswi kelas 1 di MI Ma’arif Cekok Ponorogo Tahun
Pelajaran 2014/2015
Heliani, dkk. 2021. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jawa Tengah: lakeisha.
Syah Muhibbin, 2013. Psikologi Belajar jakarta: Rajawali press.
Huberman Miles A.. 1992. Analisa Data Kualitatif . Jakarta: UI Press.
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di
Sekolah, Jurnal Edukasi Vol.2, No.1, Januari.

24
Isti’adah Feida N. 2020. Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan. Jawa Barat: Edu
Publisher. Supriyadi Didi, Darmawan Deni. 2012. Komunikasi
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Problematika Dan Solusi Pembelajaran Daring Bahasa Arab via WhatsApp
Group, 2021: 133-147.
Pramesty Anggun. 2020. Skripsi Analisis Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Siswa Kelas V SDN 5 Merak Batik Natar Lampung
Selatan.
Salim Lathifah. 2017. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Arab,
Jurnal Diwan, Vol.3, No.1.
Sauri Sofyan, 2020. "Sejarah Perkembangan Bahasa Arab Dan Lembaga Islam
Di Indonesia", Insan Cita: Journal of Islamic Studies in Indonesia and
Southest Asia, Vol. 5 No. 1.
Suzana Yeni, Jayanto Imam. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran. Literasi
Nusantara:Perum Paradiso Kav. Al-Junrejo-Batu. Cetakan 1, Maret.
Syarifah, juriana. 2020. Pembelajaran Bahasa Arab Di Pesantren Al-Islam Dan
Darul Abror (Antara Tradisional Dan Modern), Edugama: Jurnal
Kependidikan dan Sosial Keagamaan, Vol.6 No.2 Desember.
Zulhannan, 2015. Teknik Pembelajaaran Bahasa Arab Interaktif, Edisi 1 (Cet II :
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

25
LAMPIRAN

Instrument Kuisoner

A. Instruksi pengisian
1. Anda hanya perlu memilih checklist (√) pada alternatif jawaban yang
tersedia.
2. Silakan pilih salah satu alternatif jawaban:
 Sangat setuju
 Setuju
 kurang setuju
 Tidak setuju
 Sangat tidak setuju
3. Setelah kuesioner selesai diisi, mohon kuesioner ini dikembalikan kepada
peneliti.
B. Karakteristik Responden
Nama:
Kelas:
Hari/tanggal:

Sangat
Sangat Kurang Tidak
No Pernyataan setuju tidak
setuju setuju setuju
setuju
1. Saya dapat
mendengar
materi yang
disampaikan
guru dengan
jelas meskipun
duduk
dibelakang

26
2. Pada saat mata
pelajaran bahasa
arab saya sering
mengantuk
3. Saya senang
belajar bahasa
arab
4. Saya ridak
pernah bermain
pada saat
pellajaran bahasa
arab berlangsung
5. Saya
memperhatikan
penjelasan guru
tentang materi
pelajaran bahasa
arab
6. Saya dapat
memahami
materi disetiap
maharah dengan
cepat
7. Saya mampu
mengerjakan
soal-soal bahasa
arab dengan
tepat
8. Saya masih
mengingat
pelajaran yang
telah diajarkan
guru
9. Pada saat ujian
bahaa arab, saya
tidak pernah
mencontek
10. Saya dapat
memahami
materi yang
diajarkan guru
dengan mudah
11 Saya mampu
mengerjakan
soal bahasa arab
latihan soal

27
bahasa arab
dengan teliti
12 Mata pelajaran
bahasa arab
adalah mata
pelajaran yang
sulit
13 Saya bertanya
kepada guru jika
mengalami
kesulitan ketika
sedang belajar
bahasa arab
14 Buku catatan
pelajaran bahasa
arab saya
lengkap
15 Saya memiliki
buku-buku
pelajaran bahasa
arab yang
sedang dipelajari

Instrumen wawancara untuk guru:

1. Sudah berapa lama anda mengajar di MTSn 4 Wakatobi?


2. Bagaimana pandangan anda mengenai bahasa arab selaku guru bahasa
arab
3. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran bahasa
arab berlangsung?
4. Bagaimana gambaran keadaan siswa dalam kegiatan pembelajaran jika
dilihat dari segi kondisi siswa dan minat belajar siswa?
5. Metode dan media apa yang anda gunakan ketika mengajar?
6. Bagaimana kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa arab?
7. Kesulitan apa saja yang anda alami ketika kegiatan belajar mengajar mataa
pelajaran bahasa arab?
8. Bagaiamana upaya anda dalam menangani kesulitan belajar siswa?
9. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
10. Apakah ada program sekolah yang dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemamuan berbahasa arab?

28

Anda mungkin juga menyukai