Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MORFOLOGI

FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM BAHASA INDONESIA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas morfologi bahasa indonesia
Dosen pengampu Drs. Samsul bahri, M. pd

Disusun oleh :

MUHAMMAD IKHWAN ABDUL GANI 882010123020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah morfologi bahasa indonesia ini yang membahas
tentang fungsi dan makna afiks dalam bahasa indonesia dapat diselesaikan
dengan baik tepat waktu.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kaya akan afiks atau imbuhan.
Afiks adalah satuan bentuk yang terikat dengan sebuah kata dan membentuk kata
baru yang berhubungan dengan kata dasar. Dalam penelitian ini, kita akan
menggali lebih dalam tentang afiks ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Dr. Samsul bahri,M..pd selaku
Dosen mata kuliah morfologi bahasa indonesia.. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karna itu kami akan
sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih
baik lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.

Indramayu, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………........................I
DAFTAR ISI……………………………………...……......................................II
PENDAHULUAN……….……………………………………….........................1
1.1. Latar Belakang…….……………….……….…………………………....1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………..1
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………....................1
1.4. Manfaat Penulisan......................................................................................1
- Pemahaman Lebih Mendalam.................................................................2
- Pengayaan Kosa Kata..............................................................................2
- Peningkatan Kemampuan Berbahasa......................................................2
- Pengenalan Struktur Bahasa....................................................................2
- Penggunaan yang Benar dama Tulisan dan Lisan...................................2
- Penghargaan terhadap Kekayaan Bahasa................................................3
BAB II PEMBAHASAN…………………………..………………………..........4
2.1 fungsi afiks..................................................................………..……………4
2.2 Jenis - jenis afiks.................................................………………...….…......4
A. Jenis – Jenis afiks ...................................................................................4
B. Fungsi Imbuhan.......................................................................................5
C. Awalan peN - ..........................................................................................6
BAB III PENUTUP…………………………………………………..................23
3.1 Kesimpulan.......…...………………......……………………….................23
3.2 contoh kalimat afiks dalam bahasa Indonesia.............................................24
3.3 Daftar Pusaka …………...………………………………….....................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BEKALANG

Bahasa Indonesia kaya akan afiks atau imbuhan yang memperkaya makna
kata. Afiks adalah satuan bentuk yang terikat dengan sebuah kata dan membentuk
kata baru yang berhubungan dengan kata dasar. Dalam penelitian ini, kita akan
menggali lebih dalam tentang afiks ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi afiks ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya dalam bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana makna gramatikal yang dihasilkan oleh afiks-afiks tersebut?
1.3TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang afiks
dalam bahasa Indonesia, serta menggali fungsi dan makna dari afiks-afiks
1.4MANFAAT PENULISAN
Penulisan mengenai fungsi dan makna afiks dalam bahasa Indonesia
memiliki manfaat yang signifikan. Berikut beberapa manfaatnya:

- Pemahaman Lebih Mendalam: Penulisan tentang afiks memungkinkan


pembaca untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana afiks memperkaya
makna kata dan bagaimana mereka digunakan dalam pembentukan kata-kata.

- Pengayaan Kosakata: Dengan memahami fungsi dan makna afiks, pembaca


dapat memperluas kosakata mereka. Mereka dapat menggunakan kata-kata yang
lebih kaya dan bervariasi dalam komunikasi sehari-hari.

1
- Peningkatan Kemampuan Berbahasa:
Pengetahuan tentang afiks membantu pembaca dalam mengartikulasikan
gagasan dan pemikiran mereka dengan lebih baik. Mereka dapat menggunakan
afiks untuk mengungkapkan makna yang lebih spesifik dan tepat.
- Pengenalan pada Struktur Bahasa:
Penulisan ini memperkenalkan pembaca pada struktur bahasa Indonesia,
terutama dalam hal pembentukan kata. Ini membantu mereka memahami
bagaimana kata-kata dibentuk dan bagaimana afiks berperan di dalamnya.
- Penggunaan yang Benar dalam Tulisan dan Lisan:
Dengan memahami fungsi dan makna afiks, pembaca dapat menggunakan afiks
dengan benar dalam tulisan dan percakapan sehari-hari. Ini meningkatkan
kualitas komunikasi mereka.
- Penghargaan terhadap Kekayaan Bahasa:
Penulisan ini membantu pembaca menghargai kekayaan bahasa Indonesia.
Bahasa kita memiliki banyak afiks yang memungkinkan kita untuk
mengungkapkan berbagai makna dengan lebih kreatif.
Dengan demikian, penulisan tentang fungsi dan makna afiks memiliki
manfaat yang luas dalam pengembangan bahasa dan komunikasi kita sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fungsi afiks


Afiks merupakan satuan terikat yang apabila ditambahkan pada sebuah kata,
akan membentuk kata baru yang maknanya berhubungan dengan kata asalnya.
Seperti contoh kata pe- adalah afiks, sedangkan nyanyi adalah kata dasar.

A. Afiks memiliki berbagai fungsi dalam kalimat antara lain


1. Menyatakan suatu perbuatan, baik aktif maupun pasif.
2. Menyatakan ketidaksengajaan.
3. Menyatakan memiliki sifat.
4. Menyatakan pelaku pekerjaan.
5. Membuat kata lebih tambah.
6. Menyatakan bilangan.
7. Menyatakan makna kausatif.
8. Menyatakan keadaan yang berhubungan dengan ukuran.
9. Menyatakan objek pekerjaan.
10. Menyatakan penegasan/penentu.
11. Menyatakan peristiwa

B. Jenis-jenis Imbuhan

Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk, yaitu:

- Awalan (prefiks), contoh: mem-

, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, me- dan ke-.

3
Sisipan (infiks), contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.

Akhiran (sufiks), contoh: -kan, -an, -i, dan -nya.

Apitan atau luluhan (simulfiks): berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya
sekaligus. Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.

Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing,
yaitu: -i ; -iah; -man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.

Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.

Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata
benda. Contoh: budiman, wartawan, peragawati.

Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.

C.Fungsi Imbuhan

Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

Contoh:

darah (benda) -> berdarah (sifat),

indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan),

mandi (kerja) -> pemandian (benda).

4
Fungsi imbuhan adalah:

Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.

Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.

Membentuk kata sifat, yakni –i, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamais.

Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.

Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,


seindah-indahnya, dll.

D.Awalan peN-

Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif.
Makna yang dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain:

Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, pembaca.

Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.

Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris.

Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.

Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.

5
E. Awalan ber-

Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:

Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: be +
amal = beramal, be + kerja = bekerja.

Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.

Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa
perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.

Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:

Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.

Menggunakan, contoh: bersepeda, bersepatu.

Mengeluarkan, contoh: bertelur, berbau, berkata.

Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati.

Dalam jumlah, contoh: berdua, bertiga.

Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-


pelesapan imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut:

Usahanya belum hasil.

Pendapat kita memang beda.

Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.

6
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat
yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa
daerah. Kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan:

Usahanya belum berhasil.

Pendapat kita memang berbeda.

Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas.

F. Awalan meN-

Apabila awalan meN- dihubungkan dengan kata dasar (Inggris: word stem, root
word) dengan fonem awal tertentu, terjadi ragam bentuk, yakni me-, mem-, men,
meng-, dan meny-.

G. Kaidah imbuhan meN-

Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/,
/h/, /g/, /kh/ berubah menjadi meng- Contoh:

meN- + ambil = mengambil,

meN- + elak = mengelak,

meN- + gali = menggali,

meN- + harap = mengharap,

meN- + ikut = mengikut,

meN- + kalah = mengalah,

7
meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan,

meN- + obral = mengobral,

meN- + ulang = mengulang.

Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/,
/ng/, /ny/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-

meN- + lamar = melamar,

meN- + makan = memakan,

meN- + nikah = menikah,

meN- + nganga = menganga,

meN- + nyanyi = menyanyi,

meN- + raih = meraih,

meN- + wajibkan = mewajibkan,

meN- + yakini = meyakini.

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/
bentuknya berubah menjadi men-

meN- + cari = mencari,

meN- + datang = mendatang,

meN- + jadi = menjadi,

meN- + syukuri = mensyukuri,

meN- + tanam = menanam.

8
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya
berubah menjadi mem-

meN- + babat = membabat,

meN- + fokuskan = memfokuskan,

meN- + pukul = memukul.

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah
menjadi meny- .

meN- + satu = menyatu,

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah
menjadi menge-.

meN- + bom = mengebom,

meN- + cek = mengecek,

Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa
asing tidak berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses
penggabungan mengikuti kaidah yang umum.

meN- + produksi = memproduksi

Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan
mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya.

tulis = menulis-nulis; tulis-menulis.

9
karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang.

cek = mengecek-ngecek.

ulangi = mengulang-ulangi.

Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:

Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual.

Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit.

Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap.

Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu.

Menuju ke; contoh: mendarat, menepi.

Mencari; contoh: mendamar.

Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika
fonem /p/ adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per-
atau pe- tertentu.

meN- + pertinggi = mempertinggi.

meN- + pertaruhkan = mempertaruhkan.

Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah
mempertinggi atau meninggikan bukan mempertinggikan.

H. Awalan di-

Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan
(me-(N)) yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil =
diambil ; di- + jual = dijual Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat,

10
waktu dan lain-lain maka penulisannya dipisah. Contoh: di siang hari, di malam
hari, di sekolah, di rumah

I. Awalan ter-

Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:

Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka.

Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil.

Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh.

Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus.

J. Awalan se-

Awalan se- mengalami ragam-ragam makna, yakni sebagai berikut:

Satu; contoh: seekor, sebutir.

Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung.

Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan.

Sama dengan, seperti; contoh: seperti, selebar, seenaknya, semaumu.

Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi.

11
K. Awalan per-

Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang
diawali huruf /r/

per- + ringan = peringan

Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang
tersusun atas huruf-huruf berikut:

huruf ke-1 adalah konsonan,

huruf ke-2 dan ke-3 adalah /er/, dan

huruf ke-4 adalah konsonan

Contoh:

per- + kerja + -an = pekerjaan

per- + ternak + -an = peternakan

Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar

per- + ajar = pelajar

L. Akhiran –an

Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan,
satuan, ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut:

Menyatakan tempat, contoh: pangkalan, kubangan.

12
Menyatakan alat, contoh: timbangan, ayunan.

Menyatakan hal atau cara, contoh: didikan, pimpinan.

Menyatakan akibat, hasil perbuatan, contoh: hukuman, balasan.

Menyatakan sesuatu yang di, contoh: catatan, suruhan.

Menyatakan seluruh, kumpulan, contoh: lautan, sayuran.

Fungsi

Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa
awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan
kata kerja bentuk imperatif. Contoh:

Panas (kata sifat)

Panaskan (kata kerja)

Panasi (kata kerja)

Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:

Didi duduk di kursi (taktransitif)

Didi menduduki kursi (transitif)

Didi mendudukkan adik di kursi (transitif)

Mengintensifkan arti. Contoh:

Polisi menangkap penjahat.

Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena


objeknya lebih dari satu).

13
M. Perbedaan-perbedaan

Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek
itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya,
tidak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:

Petani itu menanamkan benih di sawahnya.

Petani itu menanami sawahnya.

Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja
berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh:

Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.

Dia menawari saya pekerjaan.

Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya


seolah-olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:

Dia menamai anaknya Alam. (menamai = memberi nama)

Dia menamakan anaknya Alam. (menamakan = menyebabkan bernama)

N. Apitan ke-an

Apitan ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya,


kepandaian, kecepatan, keindahan, kesehatan. Apitan ke-an memiliki makna
sebagai berikut:

Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan.

Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan.

Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.

14
O. Apitan peN-an

Apitan peN–an mempunyai ragam bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna
apitan peN-an adalah sebagai berikut:

Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman,


pendidikan.

Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.

Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.

Menyatakan alat. Contoh: penciuman.

Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.

P. Apitan per-an

Makna apitan per-an adalah sebagai berikut:

Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.

Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.

Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.

Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.

Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh: peralatan, persyaratan.

Q. Apitan se-nya

Apitan se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar ->
sepintar-pintarnya

15
Apitan se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh: seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar
mungkin.

R.Klitika –ku, –mu, –nya

Fungsi:

Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh:

rumahku, rumahmu, rumahnya

Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh:

salah (kata sifat) = salahmu (kata benda).

duduk (kata benda) = duduknya (kata benda),

Sebagai objek penderita Contoh:

Sudah beberapa kali ia membujukku.

Ia memandangnya tajam-tajam.

Sebagai objek penyerta. Contoh:

Surat itu telah kukirimkan kepadanya.

Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.

Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi
sebagai imbuhan.

Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut:

16
Sebagai pembentuk kata keterangan. Contoh:

Agaknya akan turun hujan hari ini.

Tidak selamanya orang menderita.

Sebagai penunjuk. Contoh:

Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.

Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.

Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlatif. Contoh:

Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.

Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.

Pemakaian –nya pada kata rumah dan sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya
sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:

a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua.

a) Sepeda adiknya yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.

2.2 Jenis – jenis afiks :


1. Prefiks
adalah imbuhan yang melekat di depan bentuk kata dasar. Dengan kata
lain afiks jenis ini biasa disebut awalan. Contoh prefiks atau awalan
Imbuhan yang berada pada awal kata, seperti me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-,
per-, dan se-.

17
2. Infiks

merupakan jenis afiks yang melekat di tengah kata dasar diletakkan di


tengah sebuah kata, seperti -el-, -er-, -em-, dan -in-.

3. Sufiks:

merupakan imbuhan yang melekat pada belakang bentuk kata dasar. Afiks
jenis ini sering disebut dengan akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa
Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam
bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing
lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan
sebagainya. Sehingga beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut
sufiks serapan dari bahasa lain. Contoh sufiks yaitu awalnya. Awalnya
berasal dari kata dasar awal ditambah dengan sufiks –nya.

4. Konfiks
Konfiks adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang
berfungsi mendukung makna tertentu. Karena berfungsi untuk mendukung
makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau
sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu
kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan
komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem,
bukan gabungan dua morfem. Contohnya berlarian. Berlarian berasal dari
kata dasar lari yang memperoleh imbuhan ber- dan –an.

5. Simulfiks

simulfiks adalah kata dalam bahasa indonesia yang berisi imbuhan dengan
pola dan karakteristik tertentu. Kalimat ini erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari karena sering diucapkan oleh masyarakat umum.
contoh imbuhan ber-an, me-kan, ber-kan, me-i, memper-, memper-kan,
memper-i, se-nya, di-kan, di-i, ter-kan, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan,
ter-i, ke-an, dan pe-an.

18
Dengan pemahaman tentang afiks ini, kita dapat lebih menghargai
kekayaan bahasa Indonesia dan memperkaya komunikasi sehari-hari kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jadi Afiks adalah satuan terikat yang ditambahkan pada sebuah kata untuk
membentuk kata baru yang maknanya berhubungan dengan kata asalnya. Afiks
merupakan morfem terikat, yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat
dengan morfem lain. Afiks tidak memiliki makna leksikal, tetapi hanya
mempunyai makna gramatikal. Jenis-jenis afiks adalah prefiks, sufiks,
infiks,simulfiks, dan konfiks.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat afiks dalam bahasa Indonesia:

1. Prefiks:
- Me-: Menyatakan perbuatan atau tindakan, seperti membaca, menulis, dan
menggambar.
- Di-: Menyatakan keadaan atau tempat, seperti diam, dikantor, dan
disekolah.
- Ber-: Menyatakan tindakan yang dilakukan bersama-sama, seperti
bermain, berbicara, dan berlari.

2. Infiks:

- El-: Menyatakan perubahan bentuk, seperti berjalan (dari jalan).

- Er-: Menyatakan perubahan sifat, seperti cerah (dari cerita).

- Em-: Menyatakan perubahan makna, seperti makanan (dari makan).

19
3. Sufiks:
- An: Menyatakan hasil dari suatu tindakan, seperti pembacaan, penulisan, dan
penggambaran.

-Kan: Menyatakan perubahan kata kerja menjadi kata benda, seperti makanan
(dari makan).

-I: Menyatakan perubahan kata benda menjadi kata kerja, seperti makan (dari
makanan).

4. Konfiks:
- Ke-an: Menyatakan hasil dari suatu tindakan, seperti keberhasilan, kebahagiaan,
dan kecantikan.

-Per-an: Menyatakan hasil dari suatu tindakan secara berkelanjutan, seperti


perjalanan, perkembangan, dan perubahan.

-Pe-an: Menyatakan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan oleh banyak orang,
seperti pembangunan, penelitian, dan pengajaran.

5. Simulfiks:
Nyate: Mengubah makna kata, seperti nyate (dari sate).

Nongkrong: Mengubah makna kata, seperti nongkrong (dari tongkrong).

20
DAFTAR PUSTAKA

https://narabahasa.id/artikel/linguistik-umum/morfologi/afiks-dalam-bahasa-
indonesia/

https://tedieka.id/pengertian-afiksasi/

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNngny1b-mengenal-afiks-
dalam-bahasa-indonesia-pengertian-fungsi-dan-jenis

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/afiks/

https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks

https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-dan-contoh-dari-simulfiks-dalam-
bahasa-indonesia-20MyPDP6dsG/full

https://www.viva.co.id/edukasi/1473303-jenis-afiks

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNngny1b-mengenal-afiks-
dalam-bahasa-indonesia-pengertian-fungsi-dan-jenis

21

Anda mungkin juga menyukai