Disusun oleh :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………........................I
DAFTAR ISI……………………………………...……......................................II
PENDAHULUAN……….……………………………………….........................1
1.1. Latar Belakang…….……………….……….…………………………....1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………..1
1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………....................1
1.4. Manfaat Penulisan......................................................................................1
- Pemahaman Lebih Mendalam.................................................................2
- Pengayaan Kosa Kata..............................................................................2
- Peningkatan Kemampuan Berbahasa......................................................2
- Pengenalan Struktur Bahasa....................................................................2
- Penggunaan yang Benar dama Tulisan dan Lisan...................................2
- Penghargaan terhadap Kekayaan Bahasa................................................3
BAB II PEMBAHASAN…………………………..………………………..........4
2.1 fungsi afiks..................................................................………..……………4
2.2 Jenis - jenis afiks.................................................………………...….…......4
A. Jenis – Jenis afiks ...................................................................................4
B. Fungsi Imbuhan.......................................................................................5
C. Awalan peN - ..........................................................................................6
BAB III PENUTUP…………………………………………………..................23
3.1 Kesimpulan.......…...………………......……………………….................23
3.2 contoh kalimat afiks dalam bahasa Indonesia.............................................24
3.3 Daftar Pusaka …………...………………………………….....................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BEKALANG
Bahasa Indonesia kaya akan afiks atau imbuhan yang memperkaya makna
kata. Afiks adalah satuan bentuk yang terikat dengan sebuah kata dan membentuk
kata baru yang berhubungan dengan kata dasar. Dalam penelitian ini, kita akan
menggali lebih dalam tentang afiks ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apa fungsi afiks ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya dalam bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana makna gramatikal yang dihasilkan oleh afiks-afiks tersebut?
1.3TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang afiks
dalam bahasa Indonesia, serta menggali fungsi dan makna dari afiks-afiks
1.4MANFAAT PENULISAN
Penulisan mengenai fungsi dan makna afiks dalam bahasa Indonesia
memiliki manfaat yang signifikan. Berikut beberapa manfaatnya:
1
- Peningkatan Kemampuan Berbahasa:
Pengetahuan tentang afiks membantu pembaca dalam mengartikulasikan
gagasan dan pemikiran mereka dengan lebih baik. Mereka dapat menggunakan
afiks untuk mengungkapkan makna yang lebih spesifik dan tepat.
- Pengenalan pada Struktur Bahasa:
Penulisan ini memperkenalkan pembaca pada struktur bahasa Indonesia,
terutama dalam hal pembentukan kata. Ini membantu mereka memahami
bagaimana kata-kata dibentuk dan bagaimana afiks berperan di dalamnya.
- Penggunaan yang Benar dalam Tulisan dan Lisan:
Dengan memahami fungsi dan makna afiks, pembaca dapat menggunakan afiks
dengan benar dalam tulisan dan percakapan sehari-hari. Ini meningkatkan
kualitas komunikasi mereka.
- Penghargaan terhadap Kekayaan Bahasa:
Penulisan ini membantu pembaca menghargai kekayaan bahasa Indonesia.
Bahasa kita memiliki banyak afiks yang memungkinkan kita untuk
mengungkapkan berbagai makna dengan lebih kreatif.
Dengan demikian, penulisan tentang fungsi dan makna afiks memiliki
manfaat yang luas dalam pengembangan bahasa dan komunikasi kita sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Jenis-jenis Imbuhan
3
Sisipan (infiks), contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
Apitan atau luluhan (simulfiks): berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya
sekaligus. Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing,
yaitu: -i ; -iah; -man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.
Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.
Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata
benda. Contoh: budiman, wartawan, peragawati.
Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.
C.Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah
diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
4
Fungsi imbuhan adalah:
Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
Membentuk kata sifat, yakni –i, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamais.
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
D.Awalan peN-
Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif.
Makna yang dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain:
5
E. Awalan ber-
Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: be +
amal = beramal, be + kerja = bekerja.
Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa
perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.
6
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat
yang tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa
daerah. Kalimat-kalimat tersebut seharusnya diucapkan:
F. Awalan meN-
Apabila awalan meN- dihubungkan dengan kata dasar (Inggris: word stem, root
word) dengan fonem awal tertentu, terjadi ragam bentuk, yakni me-, mem-, men,
meng-, dan meny-.
Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/,
/h/, /g/, /kh/ berubah menjadi meng- Contoh:
7
meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan,
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/,
/ng/, /ny/, /r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/, /d/, /j/, /sy/ atau /t/
bentuknya berubah menjadi men-
8
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya
berubah menjadi mem-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah
menjadi meny- .
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah
menjadi menge-.
Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa
asing tidak berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses
penggabungan mengikuti kaidah yang umum.
Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan
mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya.
9
karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang.
cek = mengecek-ngecek.
ulangi = mengulang-ulangi.
Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika
fonem /p/ adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per-
atau pe- tertentu.
Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah
mempertinggi atau meninggikan bukan mempertinggikan.
H. Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan
(me-(N)) yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil =
diambil ; di- + jual = dijual Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat,
10
waktu dan lain-lain maka penulisannya dipisah. Contoh: di siang hari, di malam
hari, di sekolah, di rumah
I. Awalan ter-
J. Awalan se-
11
K. Awalan per-
Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang
diawali huruf /r/
Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang
tersusun atas huruf-huruf berikut:
Contoh:
Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar
L. Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan,
satuan, ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut:
12
Menyatakan alat, contoh: timbangan, ayunan.
Fungsi
Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa
awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan
kata kerja bentuk imperatif. Contoh:
13
M. Perbedaan-perbedaan
Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek
itu merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya,
tidak berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:
Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja
berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh:
N. Apitan ke-an
14
O. Apitan peN-an
Apitan peN–an mempunyai ragam bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna
apitan peN-an adalah sebagai berikut:
P. Apitan per-an
Q. Apitan se-nya
Apitan se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar ->
sepintar-pintarnya
15
Apitan se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh: seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar
mungkin.
Fungsi:
Ia memandangnya tajam-tajam.
Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi
sebagai imbuhan.
16
Sebagai pembentuk kata keterangan. Contoh:
Pemakaian –nya pada kata rumah dan sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya
sudah dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:
a) Sepeda adiknya yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.
17
2. Infiks
3. Sufiks:
merupakan imbuhan yang melekat pada belakang bentuk kata dasar. Afiks
jenis ini sering disebut dengan akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa
Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam
bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing
lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan
sebagainya. Sehingga beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut
sufiks serapan dari bahasa lain. Contoh sufiks yaitu awalnya. Awalnya
berasal dari kata dasar awal ditambah dengan sufiks –nya.
4. Konfiks
Konfiks adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang
berfungsi mendukung makna tertentu. Karena berfungsi untuk mendukung
makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau
sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu
kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan
komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem,
bukan gabungan dua morfem. Contohnya berlarian. Berlarian berasal dari
kata dasar lari yang memperoleh imbuhan ber- dan –an.
5. Simulfiks
simulfiks adalah kata dalam bahasa indonesia yang berisi imbuhan dengan
pola dan karakteristik tertentu. Kalimat ini erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari karena sering diucapkan oleh masyarakat umum.
contoh imbuhan ber-an, me-kan, ber-kan, me-i, memper-, memper-kan,
memper-i, se-nya, di-kan, di-i, ter-kan, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan,
ter-i, ke-an, dan pe-an.
18
Dengan pemahaman tentang afiks ini, kita dapat lebih menghargai
kekayaan bahasa Indonesia dan memperkaya komunikasi sehari-hari kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi Afiks adalah satuan terikat yang ditambahkan pada sebuah kata untuk
membentuk kata baru yang maknanya berhubungan dengan kata asalnya. Afiks
merupakan morfem terikat, yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat
dengan morfem lain. Afiks tidak memiliki makna leksikal, tetapi hanya
mempunyai makna gramatikal. Jenis-jenis afiks adalah prefiks, sufiks,
infiks,simulfiks, dan konfiks.
1. Prefiks:
- Me-: Menyatakan perbuatan atau tindakan, seperti membaca, menulis, dan
menggambar.
- Di-: Menyatakan keadaan atau tempat, seperti diam, dikantor, dan
disekolah.
- Ber-: Menyatakan tindakan yang dilakukan bersama-sama, seperti
bermain, berbicara, dan berlari.
2. Infiks:
19
3. Sufiks:
- An: Menyatakan hasil dari suatu tindakan, seperti pembacaan, penulisan, dan
penggambaran.
-Kan: Menyatakan perubahan kata kerja menjadi kata benda, seperti makanan
(dari makan).
-I: Menyatakan perubahan kata benda menjadi kata kerja, seperti makan (dari
makanan).
4. Konfiks:
- Ke-an: Menyatakan hasil dari suatu tindakan, seperti keberhasilan, kebahagiaan,
dan kecantikan.
-Pe-an: Menyatakan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan oleh banyak orang,
seperti pembangunan, penelitian, dan pengajaran.
5. Simulfiks:
Nyate: Mengubah makna kata, seperti nyate (dari sate).
20
DAFTAR PUSTAKA
https://narabahasa.id/artikel/linguistik-umum/morfologi/afiks-dalam-bahasa-
indonesia/
https://tedieka.id/pengertian-afiksasi/
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNngny1b-mengenal-afiks-
dalam-bahasa-indonesia-pengertian-fungsi-dan-jenis
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/afiks/
https://id.wikipedia.org/wiki/Afiks
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-dan-contoh-dari-simulfiks-dalam-
bahasa-indonesia-20MyPDP6dsG/full
https://www.viva.co.id/edukasi/1473303-jenis-afiks
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/VNngny1b-mengenal-afiks-
dalam-bahasa-indonesia-pengertian-fungsi-dan-jenis
21