Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMAKAIAN IMBUHAN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kaliah Bahasa Indonesia
Dosen pengampu: Aan Octaviat, S.Td.,M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok VII

1.WA ODE NURDIANTI DAGA 230110211109


2.WA ODE SITI AMELYA 230110211110
3.WA ODE HERNITA 230110211111
4.YUNI RAYAHU 230110211112
5.YUYUN SALMAWATI 230110211113
6.YANI LESTARI 230110211114
7.YELSA PUTRIANI 230110211115
8.DIVA FIRDA NINGSIH 230110211122

PRODI ADMINSTRASI KESHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Pemakaian Imbuhan” Dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehigga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini dan semoga kedepannya menjadi lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Raha, 19 September 2023


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian kata Imbuhan
B. Definisi Imbuhan Menurut Para Ahli
C. Fungsi Kata Imbuhan
D. Jenis-Jenis Imbuhan
E. Makna Kata Imbuhan
BAB III: PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imbuhan adalah bunyi-bunyi yang ditambahkan ke kata dasar untuk megubah atau
menambahkan makna pada kata dasar. Imbuhan-imbuhan tersebut bisa diletakkan diawal
(prefiks), di Tengah/sisipan (infiks), akhir (suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata dasar.
Jenis-jenis imbuhan imbuhan tersebut mempunyai fungsi yang berbeds-beda.

B. Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian Imbuhan?


2. Jelasan Definisi Imbuhan Menurut Para Ahli?
3. Apa Fungsi Imbuhan Dan Berikan Contohnya?
4. Apa Saja Jenis-jenis Imbuhan?
5. Apa Makna Dari Kata Imbuhan?

C. Tujuan

Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulisnya khususnya dan bagi
pembaca umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
 Dapat memahami pengertian imbuhan dan fungsinya
 Dapat mengetahui apa saja definisi imbuhan menurut para ahli
 Dapat memahami fungsi imbuhan dan mengetahui contoh-contohnya
 Dapat mengetahui jenis-jenis imbuhan
 Dapat mengetahui makna dari kata imbuhan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata Imbuhan


Imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di
akhir, di tangah atau gabungan diantara ketiganya untuk membentuk kata baru, sehingga
berhubungan dengan kata pertama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Imbuhan berarti bubuhan (yang berupa
awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru; afiks. Imbuhan berasal
dari kata dasar imbuh. Artinya, tambahan tidak banyak. Imbuhan mendapat surfiks atau
akhiran -an di akhir . Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan juga disebut sebagai afiks yang
menjadi unsur penting dalam mengubah bentuk kata, jenis kata dan maknanya.
Selain itu, imbuhan dapat juga diartikan sebuah bentuk linguistik di dalam suatu kata
maupun pokok kata. Imbuhan mengubah leksem menjadi kata yang mempunyai arti lengkap,
seperti memili subjek, predikat dan objek. Proses pemberian imbuhan itulah yang disebut
afiksasi.
Misalnya kata dasar minum, yang akan berubah makna bila diberi imbuhan -an di
akhir kata menjadi “minuman” Karena, minum merupakan bentuk kata kerja dan minuman
merupakan bentuk kata benda yang artinya pastinya berbeda.
Sehingga, kata Imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam pembentukan kata
dasar menjadi kata jadian yang sudah diberi imbuhan. Para ahli pun memiliki pandangannya
masing-masing mengenai kata imbuhan.

B. Definisi Imbuhan Menurut Para Ahli


1. Kridalaksana (2009:28-31)
Kridalaksana mengatakan Imbuhan adalah proses yang mengubah leksem
menjadi kompleks. Ia mendeskripsi imbuhan sebagai proses atau hasil penambah
afiks atau imbuhan pada dasar.
2. Richard dalam Putrayasa (2008:5)
Menurut Richard, afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan membubuhkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tanggal maupun kompleks.
3. Ramlan (1987:49)
Ramlan juga mengatakan bahwa proses afiksasi sebagai proses pembubuhan
afiks atau imbuhan. Menurut Ramlan, satu satuan yang dibubuhkan afiks atau
imbuhan disebut bentuk dasar.
Kesimpulannya, pengimbuhan atau afiksasi adalah proses pembentukan kata
dengan membubuhkan kata imbuhan pada kata dasar sehingga memiliki bentuk dan
makna yang berbeda.
C. Fungsi Kata Imbuhan
Imbuhan berfungsi untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda, kata sifat hingga
kata kerja. Misalnya, kata dasar “batu” bisa menjadi kata sifat bila mendapatkan imbuhan
mem- atau “membatu”.
Berikut ini beberapa fungsi imbuhan yang harus dipahami penulis, antara lain:
1. Membentuk Kata Benda
Kata benda adalah kata yang mengaku pada benda, manusia, binatang dan
konsep. Kata benda ini sangat penting dalam sebuah kalimat, karena digunakan
sebagai subjek.
Adapun ciri-ciri kata benda, biasanya berfungsi sebagai subjek, obejk dan
pelengkap bila predikatnya kata kerja, diikuti kata sifat dan tidak bisa diingkatkan
dengan kata tidak.
Kata imbuhan yang biasanya dibutuhkan untuk mengubah kata dasar menjadi
kata benda, seperti pen-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an, per-an,
dan ke-an. Misalnya, perkantoran (per-an) dan wartawan (-wan).
Contoh kata benda dalam sebuah kalimat adalah:
 Makanan yang dimasak itu untuk korban gempa.
 Pria tampan itu seorang pelukis terkenal di Indonesia.
 Andi membawa banyak makanan untuk perbekalan selama
perjalanan.
2. Membentuk Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu perbuatan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kata kerja memiliki ciri-ciri, meliputi
fungsi Utama sebagai predikat, bermakna sebagai proses atau keadaan,
bermakna sebagai keadaan dan tidak bisa digabungkan dengan adverbial.
Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja, seperti me-,
mem-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i. Misalnya, menari, berkuda atau
bernyanyi.
Contoh kata kerja dalam sebuah kalimat, sebagai berikut:
 Ibu membakar sampah di belakang rumah.
 Budi memukul Anton dengan sangat keras.
 Pak Raden berlari setiap pagi.
3. Membentuk Kata Sifat
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan untuk mengubah kata
benda atau kata ganti sehingga membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat bisa
menjelaskan tentang kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas dan menekankan suatu
kata.
Kata sifat memiliki ciri-ciri yang bisa mempermudah pemahaman, seperti bisa
ditambahkan dengan kata keterangan pembanding, kata keterangan penguat, bisa
diulang dan bisa diingkari dengan kata tidak.
Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata sifat, meliputi –i, -
wi,-iah, ter-, -er, -al, -ik, dan –is. Misalnya, agamis, manusiawi, duniawi atau ilmiah.
Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat, seperti:
 Anton adalah orang yang sangat tidak manusiawi dengan
pembantunya.
 Citra merupakan murid terpandai di kelasnya.
 Aderai adalah petinju terkuat di antara rekan-rekannya.
4. Membentuk Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah wujud
(orang, binatang atau barang), urutan dalam suatu rangkaian angka. Posisi kata
bilangan biasanya sebelum kata benda untuk memberikan keterangan yang
berhubungan dengan jumlah.
Jenis-jenis kata bilangan meliputi kolektif, distributif, klitika, tak tentu,
ukuran, tingkat dan pecahan. Kata bilangan ini juga sering disalahartikan sebagai kata
keterangan atau kata sifat karena fungsinya yang hampir sama dalam sebuah kalimat.
Padahal, kata bilangan cukup spesifik menggunakan satuan jumlah atau angka.
Sedangkan imbuhan yang biasa digunakan untuk membentuk kata bilangan, seperti
se-, ke, ber- dan masih banyak macamnya. Misalnya, ketiga, sepuluh, berlima, kedua
dan lainnya.
Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, adalah sebagai berikut:
 Sepuluh peserta dalam penelitian kecil ini dipantau selama enam
bulan.
 Tahun ini, anak pertama saya akan ulang tahun kedua.
 Ketiga anak Ibu Santoso kuliah di luar negeri.
5. Membentuk Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberikan keterangan
dalam suatu kalimat, baik keterangan tempat, waktu, alat, sebab akibat dan lainnya.
Kata keterangan ini berfungsi memberi penjelasan mengenai kata sebelum
atau sesudahnya dalam satu kalimat. Tapi, perlu diingat kalau kata keterangan ini
berisi satu kata, bukanlah bentuk frasa maupun klausa.
Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata keterangan,
meliputi di, se-nya ; -nya ; -an. Misalnya, sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya
dan lainnya.
Contoh kata keterangan dalam suatu kalimat, seperti:
 Faisal menjadi juara pertama lomba lari di sekolah.
 Raisa membeli baju baru untuk lebaran kemarin.
 Ibu Naufal akan sangat bangga seandainya anaknya menang lomba
matematika.
D. Jenis-jenis Imbuhan
1. Imbuhan Berdasarkan Posisinya
Kata imbuhan berdasarkan posisinya terbagi menjadi empat, yaitu prefiks
(awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan) dan konfiks (gabungan awalan dan
akhiran). Setiap posisi kata imbuhan ini akan memberikan makna yang berbeda.
a. Prefiks (Awalan)
Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar, seperti
meng-, ter-, ber-, ke-, per-, peng-, meng-, memper- dan lainnya.
Contoh imbuhan awalan adalah beranak, pengerat, melamar, tertutup,
dibaca, serumah dan lainnya.
b. Sufiks (Akhiran)
Sufiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar, seperti -
an, -kan, -nya dan -i. Contoh imbuhan akhiran adalah timbangan,
panaskan, beresi, bajunya, lamaran dan lainnya.
c. Infiks (Sisipan)
Infiks adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di tengah kata dasar
adalah -em-, -el-, -in-, -er- dan -eh-. Contoh imbuhan sisipan adalah
melaju, temali, seruling dan lainnya.
d. Konfiks (Gabungan awalan dan akhiran)
Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar dan
biasanya juga disebut simulfiks, seperti ke-an, per-an, ber-an, di-i, di-
kan, peng-an, ke-an, memper-i, memper-kan, me-kan. Contoh imbuhan
konfiks meliputi:
 ketakutan
 perkotaan
 seandainya
 berduaan
2. Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya
Kata imbuhan berdasarkan frekuensi penggunaannya terbagi menjadi dua,
yakni imbuhan produktif dan imbuhan tak produktif. Imbuhan produktif adalah
imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan tinggi, seperti se-, ber-, meng-,
peng-, per-, dan lainnya.
Sedangkan, imbuhan tak produktif adalah sebuah imbuhan yang mempunyai
frekuensi penggunaan rendah, seperti -em, -el, -wati, -is, -er, dan lainnya.
3. Imbuhan untuk Serapan Bahasa Asing
Imbuhan juga ada yang merupakan serapan dari Bahasa asing, seperti -I, -man,
-wan, -wati, -iyah, -is, -sasi dan -isme. Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:
a. Imbuhan Bahasa Arab
Imbuhan Bahasa Arab fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata
sifat, seperti -ah dan -i. Contoh :
 manusiawi
 alamiah
 alami

b. Imbuhan Bahasa Sanskerta


Imbuhan Bahasa Sanskerta fungsinya sebagai pembentuk kata benda,
seperti -man, -wan dan -wati.
Contoh imbuhan bahasa Sanskerta:
 budiman
 wartawan
 pragawati
c. Imbuhan Bahasa Inggris
Imbuhan Bahasa Inggris fungsinya sebagai pembentuk kata sifat,
seperti -an, -en, -is, -if dan -al.
Contoh imbuhan Bahasa Inggris, seperti:
 imigran
 presiden
 egois
 deskriptif
 formal
E. Makna Kata Imbuhan
Makna pengimbuhan pasti berhubungan dengan fungsi semantik pada suatu bentuk
yang kompleks. Karena, penggunaan imbuhan bisa mengubah makna dari kata dasar. Berikut
ini contoh makna dari kata dasar yang diberi imbuhan, antara lain:
1. Perfiks
a. Makna imbuhan awalan “ber-“
Kata imbuhan di awal kata dasar yang menggubakan “ber-” bisa
memiliki makna, seperti menjadi, memiliki, dalam kondisi, jumlah dan
menheluarkan.
Contoh dari masing-masing makna imbuhan “ber-” tersebut, antara
lain:
 berpisah (bermakna menjadi)
 berteman (bermakna memiliki)
 berduka (bermakna tentang suatu kondisi)
 bertiga (bermakna jumlah)
 berbau (bermakna mengeluarkan)
b. Makna imbuhan awalan “ke-“
Imbuhan di awal kata yang menggunakan “ke-” bisa memiliki makna
tingkatan, seperti kedua, ketiga dan kelima.
c. Makna imbuhan awalan “se-“
Imbuhan “se-_ di awal kata dasar bisa memiliki makna sebuah
bilangan, seluruh, melakukan bersama-sama, satu atau tanggal, setara
dan waktu.
Contohnya makna imbuhan “se-” di awal kata, seperti:
 seratus (bilangan)
 sekantor (seluruh orang yang tanggal)
 seperjuangan (usaha yang dilakukan bersama-sama)
 sebuah (satu)
 setinggi (kesetaraan)
 sebelum (menyatakan waktu)

d. Makna imbuhan awal “pe-“


Imbuhan “pe-” di awal kalimat bisa berubah bentuk menjadi per-,
peny-. atau pel- yang menyesuaikan dengan bentuk kata dasarnya.
Penggunaan awalan “pe-” ini bisa bermakan profesi, tindakan, sifat,
alat, Sebab, satuan hitung dan kata kerja.
Contoh kata dasar dengan imbuhan “pe-” di awal, seperti:
 pelajar (profesi)
 penjual (suatu tindakan)
 pemalas (sifat)
 penggaris (alat tulis)
 pemanis (sebab)
 perkilogram (satuan hitung)
 permainan (kata kerja)
e. Makna imbuhan awal “ter-“
Penggunaan imbuhan “ter-” di awal kata dasar bisa memiliki makna
paling, sudah, tidak sengaja, mendadak atau hasil dari sebuah tindakan.
Contoh penggunaan imbuhan “tes-” di awal kata, seperti:
 tercantik (bermakna paling)
 terlihat
 terbawa (tindakan tak disengaja)
 tertidur (tindakan mendadak)
 tercemar (hasil dari sebuah tindakan)
2. Sufiks
a. Makna imbuhan akhiran “-i”
Imbuhan “-i” di akhir kata dasar bisa memiliki makna kata kerja.
Contoh penggunaan imbuhan “-i” di akhir ata dasar, seperti awali,
akhiri dan jauhi.
b. Makna imbuhan akhiran “-kan”
Imbuhan “-kan” di akhir kata dasar bisa memiliki makna kata kerja,
menjadi sesuatu dan melakukan sesuatu.
Contoh penggunaan imbuhan “-kan” di akhir kata dasar, seperti:
 membersihkan (kata kerja)
 tuntaskan (menjadi sesuatu)
 ambilkan (tindakan melakukan sesuatu)
c. Makna imbuhan akhiran “-nya”
Penggunaan imbuhan “-nya” di akhir kata dasar bisa memiliki makna
sesuatu yang telah terjadi, kepemilikan, kondisi yang sedang dilalui,
pernyataan, penunjuk dan tingkatan.
Contoh kata dasar dengan imbuhan “-nya”, seperti:
 jalannya (sudah terjadi)
 bukunya (kepemilikan)
 tenangnya (kondisi yang sedang dialami)
 selamanya (pernyataan)
 warnanya (penunjuk)
 sekaya-kayanya (tingkatan)
3. Infiks
a. Makna imbuhan sisipan “-el-“
Imbuhan “-el-” yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna
kata kerja dan kata benda. Contoh imbuhan “-el-” di tengah kata dasar, seperti
melaju (kata kerja) dan telapak (kata benda).
b. Makna imbuhan sisipan “-er-“
Penggunaan imbuhan “-er-” yang disisipkan di tengah kata dasar bisa
membentuk makna kata benda. Contoh imbuhan “-er-” di tengah kata dasar,
seperti kerudung, seruling dan lainnya.
c. Makna imbuhan sisipan “-em-“
Imbuhan “-em-” yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna
kata sifat. Contoh imbuhan “-em-” di tengah kata dasar, seperti gemetar,
kemilau atau semilir.
d. Makna imbuhan sisipan “-in-“
Penggunaan imbuhan “-in-” di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata
kerja. Contoh imbuhan “-ei-” di tengah kata dasar, seperti kinerja atau
sinambung.
4. Konfiks
a. Makna imbuhan “se-nya”
Pengunaan imbuhan “se-nya” di awal dan akhir kata dasar bisa bermakna
sebagai tingkatan, waktu atau contoh. Contoh penggunaan imbuhan “se-nya”
pada kata dasar, sepandai-pandainya (tingkatan) dan setibanya (waktu).

b. Makna imbuhan “pe-an”


Pengunaan imbuhan “pe-an” di awal dan akhir kata dasar bisa bermakna
sebagai cara, tempat dan alat. Contoh penggunaan imbuhan “pe-an” pada kata
dasar, meliputi pengiriman (cara), perumahan (tempat) dan penglihatan (alat).
c. Makna imbuhan “ber-an”
Imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar, seperti “ber-an” ini bisa
membentuk makna saling dan perbuatan yang dilakukan banyak orang.
Contoh imbuhan di awal dan akhir kata dasar menggunakan “ber-an”,
meliputi, berpandangan (saling) dan berhamburan (perbuatan).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di
akhir, di tangah atau gabungan diantara ketiganya untuk membentuk kata baru, sehingga
berhubungan dengan kata pertama.
kata Imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam pembentukan kata dasar
menjadi kata jadian yang sudah diberi imbuhan. Para ahli pun memiliki pandangannya
masing-masing mengenai kata imbuhan.
Fungsi Kata Imbuhan Ada 5 Yaitu:
1. Membentuk Kata Benda
2. Membentuk Kata Kerja
3. Membentuk Kata Sifat
4. Membentuk Kata Bilangan
5. Membentuk Kata Keterangan
Jenis-jenis Imbuhan Ada 3 Yaitu:
1. Imbuhan Berdasarkan Posisinya
2. Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya
3. Imbuhan untuk Serapan Bahasa Asing
Ada 4 Makna Kata Imbuhan Yaitu:
1. Perfiks
2. Sufiks
3. Infiks
4. Konfiks
B.SARAN
Di dalam pembuatan makalah ini pasti ada kesalahan-kesalahan disana-sini. Perlunya
bimbingan dan pembelajaran lebih lanjut mengenai pembuatan makalah ini. Semua kritik
atau saran yang bersifat membangun pasti akan kami terima demi berkelanjutan pembuatan
makalah dimasa-masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

https://penerbitdeepublish.com /kata-imbuhan/
http//bnetpwj.blogspot.com/2016//11/makalah-imbuahan-lengkap-bahasa-
indonesia.html?m=1
https://youtu.be/XUQ9tyuVEZk?si=JVdWDcyuokc

Anda mungkin juga menyukai