DAFTAR ISI.........................................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................3
KATA IMBUHAN..............................................................................................................3
A. PENGERTIAN KATA IMBUHAN...............................................................................3
1. Kridalaksana (2009:28-31).................................................................................3
2. Richard dalam Putrayasa (2008:5)............................................................3
3. Ramlan (1987:49)...........................................................................................3
B. FUNGSI KATA IMBUHAN.............................................................................3
C. JENIS-JENIS IMBUHAN...........................................................................................5
i
BAB 1
KATA IMBUHAN
Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di
awal, di akhir, di tengah atau gabungan di antara ketiganya untuk membentuk kata baru,
sehingga berhubungan dengan kata pertama.
Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang Artinya tambahan tidak banyak.
Imbuhan mendapat surfiks atau akhiran -an di akhir. Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan
juga disebut sebagai afiks yang menjadi unsur penting dalam mengubah bentuk kata,
jenis kata dan maknanya.
Selain itu, dapat juga diartikan sebagai bentuk linguistik di dalam suatu kata
merupakan unsur langsung, yang bukan kata maupun pokok kata. Imbuhan mengubah
leksem menjadi kata yang mempunyai arti lengkap, seperti memiliki subjek, predikat dan
objek. Proses pemberian imbuhan itulah yang disebut afiksasi.
Misalnya kata dasar minum, yang akan berubah makna bila diberi imbuhan -an di
akhir kata menjadi “minuman”. Karena, minum merupakan bentuk kata kerja dan
minuman merupakan bentuk kata benda yang Artinya pasti berbeda.
Sehingga kata imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam pembentukan
kata dasar menjadi kata jadian yang sudah diberi imbuhan. Para ahli pun memiliki
pandangannya masing-masing mengenai kata imbuhan.
1. Kridalaksana (2009:28-31)
Kridalaksana mengatakan imbuhan adalah proses yang mengubah leksem
menjadi kata kompleks. Ia mendeskripsikan imbuhan sebagai proses atau hasil
penambahan afiks atau imbuhan pada dasar.
2. Richard dalam Putrayasa (2008:5)
Menurut Richard, afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan membubuhkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tanggal
maupun kompleks.
3. Ramlan (1987:49)
Ramlan juga mengatakan proses afiksasi sebagai proses pembubuhan afiks atau
imbuhan. Menurutnya, satu satuan yang dibubuhkan afiks atau imbuhan disebut bentuk
dasar.
Kesimpulannya, pengimbuhan atau afiksasi adalah proses pembentukan kata
dengan membubuhkan kata imbuhan pada kata dasar sehingga memiliki bentuk dan
makna yang berbeda.
Imbuhan berfungsi mengubah kata dasar menjadi kata benda, kata sifat hingga
kata kerja. Misalnya, kata dasar “batu” bisa menjadi kata sifat bila mendapatkan imbuhan
mem- atau “membatu”.
1
Berikut ini beberapa fungsi imbuhan yang harus dipahami penulis, antara lain:
2
Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah wujud (orang,
binatang atau barang), urutan dalam suatu rangkaian angka. Posisi kata bilangan
biasanya sebelum kata benda untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan
jumlah.
Jenis-jenis kata bilangan meliputi kolektif, distributif, klitika, tak tentu, ukuran,
tingkat dan pecahan. Kata bilangan ini juga sering disalahartikan sebagai kata
keterangan atau kata sifat karena fungsinya yang hampir sama dalam sebuah kalimat.
Padahal kata bilangan cukup spesifik menggunakan satuan jumlah atau angka.
Sedangkan imbuhan yang biasa digunakan untuk membentuk kata bilangan, seperti se-,
ke, ber- dan masih banyak macamnya. Misalnya, ketiga, sepuluh, berlima, kedua dan
lainnya.
Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, seperti:
a. Sepuluh peserta dalam penelitian kecil ini dipantau selama enam bulan.
b. Tahun ini, anak pertama saya akan ulang tahun kedua.
c. Ketiga anak Ibu Santoso kuliah di luar negeri.
C. JENIS-JENIS IMBUHAN
a. Prefiks (Awalan)
Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di awal kata dasar, seperti meng-, ter-,
ber-, ke-, per-, peng-, meng-, memper- dan lainnya. Contoh imbuhan awalan, meliputi
beranak, pengerat, melamar, tertutup, dibaca, serumah dan lainnya.
b. Sufiks (Akhiran)
Sufiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar, seperti -an, -kan, -
nya dan -i. Contoh imbuhan akhiran, meliputi timbangan, panaskan, beresi, bajunya,
lamaran dan lainnya.
3
c. Infiks (Sisipan)
Infiks adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di tengah kata dasar, seperti -em-,
-el-, -in-, -er- dan -eh-. Contoh imbuhan sisipan, meliputi melaju, temali, seruling dan
lainnya.
4
imbuhan “se-” di awal kata, seperti serratus (bilangan), sekantor (seluruh orang yang
tanggal), seperjuangan (usaha yang dilakukan bersama-sama), sebuah (satu), setinggi
(kesetaraan) dan sebelum (menyatakan waktu).
5
Penggunaan imbuhan “-in-” di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata kerja.
Contoh imbuhan “-ei-” di tengah kata dasar, seperti kinerja atau sinambung.
Konfiks
Makna imbuhan “se-nya”
Pengunaan imbuhan “se-nya” di awal dan akhir kata dasar bisa bermakna sebagai
tingkatan, waktu atau contoh. Contoh penggunaan imbuhan “se-nya” pada kata dasar,
sepandai-pandainya (tingkatan) dan setibanya (waktu).