Anda di halaman 1dari 17

AFIKSASI

Ceisa-Rara-Hanan-Putra-Najwa-
Syafa
Daftar isi

01 Definisi
02 Fungs
i

03 Ciri ciri
04 Jenis
01
Definisi Afiksasi
Afiksasi atau kata imbuhan adalah
bunyi yang ditambahkan pada
sebuah kata dasar, baik di awal, di
akhir, di tengah atau gabungan di
antara ketiganya untuk membentuk
kata baru, sehingga berhubungan
dengan kata pertama.
02
Fungsi Imbuhan
a. Membentuk Kata
Benda
Kata benda adalah kata yang mengaku pada benda,
manusia, binatang dan konsep. Kata benda ini sangat
penting dalam sebuah kalimat, karena digunakan
sebagai subjek.

Kata imbuhan yang biasanya dibutuhkan untuk


mengubah kata dasar menjadi kata benda, seperti pen-,
pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an,
per-an, dan ke-an. Misalnya, perkantoran (per-an) dan
wartawan (-wan)

Contoh : Makanan yang dimasak itu untuk korban


gempa.
B. Membentuk Kata
Kerja
Kata kerja adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan
suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang. Kata kerja memiliki ciri-ciri, meliputi fungsi
Utama sebagai predikat, bermakna sebagai proses atau
keadaan, bermakna sebagai keadaan dan tidak bisa
digabungkan dengan adverbial.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata


kerja, seperti me-, mem-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,
dan di-i. Misalnya, menari, berkuda atau bernyanyi.

Contoh : Budi memukul Anton dengan sangat keras.


3. Membentuk Kata Sifat
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan
untuk
mengubah kata benda atau kata ganti sehingga
membuatnya
menjadi lebih spesifik. Kata sifat ini bisa menjelaskan
tentang
kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas dan menekankan
suatu
kata.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata


sifat,
meliputi –i, -wi,-iah, ter-, -er, -al, -ik, dan –is. Misalnya,
agamis,
manusiawi, duniawi atau ilmiah.
4. Membentuk Kata
Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk
menghitung
jumlah wujud (orang, binatang atau barang), urutan dalam
suatu
rangkaian angka. Posisi kata bilangan biasanya sebelum
kata benda
untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan
jumlah.

Padahal kata bilangan cukup spesifik menggunakan satuan


jumlah
atau angka. Sedangkan imbuhan yang biasa digunakan
untuk
membentuk kata bilangan, seperti se-, ke, ber- dan masih
5. Membentuk Kata
Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk
memberikan
keterangan dalam suatu kalimat, baik keterangan tempat,
waktu, alat, sebab akibat dan lainnya. 

Kata keterangan ini berfungsi memberi penjelasan


mengenai
kata sebelum atau sesudahnya dalam satu kalimat. Tapi,
perlu diingat kalau kata keterangan ini berisi satu kata,
bukanlah bentuk frasa maupun klausa.

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata


keterangan, meliputi di, se-nya ; -nya ; -an. Misalnya,
sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya dan lainnya.
03
Ciri-ciri Afiksasi
Ciri-ciri Afiksasi

● Terdiri atas lebih dari satu morfem


(polimorfemis) dan salah satu atau lebih
morfemnya berupa afiks.
● Mempunyai makna gramatikal atau
makna gramatis.
● Dalam proses terjadinya kata-kata itu
terjadi pula perubahan kelas kata dari
bentuk dasarnya.
04
Jenis-jenis Afiksasi
1. Imbuhan Berdasarkan
Posisinya
Kata imbuhan berdasarkan posisinya ini terbagi
menjadi
empat, yaitu:
c. Infiks (Sisipan)
a. Prefiks (Awalan) Infiks adalah imbuhan yang letaknya disisipkan di
Prefiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di tengah
awal kata kata dasar, seperti -em-, -el-, -in-, -er- dan -eh-.
dasar, seperti meng-, ter-, ber-, ke-, per-, peng-, Contoh : melaju, temali, seruling dan lainnya.
memper- dan lainnya. Contoh : beranak, pengerat,
melamar, tertutup, dibaca, serumah, dll. d. Konfiks (Gabungan awalan dan akhiran)
Konfiks adalah imbuhan yang terletak di awal dan
b. Sufiks (Akhiran) akhir
Sufiks adalah jenis imbuhan yang letaknya di akhir kata dasar dan biasanya juga disebut simulfiks,
kata seperti
dasar, seperti an, -kan, -nya dan -i. Contoh : ke-an, per-an, ber-an, di-i, di-kan, peng-an, ke-an,
panaskan, memper-i, memper-kan, me-kan.
beresi, bajunya, lamaran, dll. Contoh : ketakutan, perkotaan, seandainya,
2. Imbuhan Berdasarkan
Penggunaannya
Kata imbuhan berdasarkan frekuensi penggunaannya
terbagi
menjadi dua, yakni imbuhan produktif dan imbuhan tak
produktif.

a) Imbuhan produktif adalah imbuhan yang mempunyai


frekuensi penggunaan tinggi, seperti se-, ber-, meng-,
peng-, per-, dan lainnya.

b) Sedangkan, imbuhan tak produktif adalah sebuah


imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan
rendah, seperti -em, -el, -wati, -is, -er, dan lainnya.
3. Imbuhan untuk Serapan Bahasa
Asing
a. Imbuhan Bahasa Arab
Imbuhan Bahasa Arab fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata
sifat, seperti -ah dan -i. Contohnya, manusiawi, alamiah, alami dan
seterusnya.

b. Imbuhan Bahasa Sanskerta


Imbuhan Bahasa Sanskerta fungsinya sebagai pembentuk kata benda,
seperti -man, -wan dan -wati. Contohnya, budiman, wartawan,
pragawati dan seterusnya.

c. Imbuhan Bahasa Inggris


Imbuhan Bahasa Inggris fungsinya sebagai pembentuk kata sifat,
seperti -an, -en, -is, -if dan -al. Contohnya, imigran, presiden, egois,
deskriptif, formal dan lainnya
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai