Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

‫فعا الصحيح من الفعل المتعال والمهموز والمضاعف‬

DOSEN PEMBIMBING : Dra.Hj.nurlaily, m.pd.i

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

NAMA :

1. Puput Puspitha Sari


2. Ayu Sari

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDIN JAMBI 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang

kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,

baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Sharaf (Tashriful Kalimat) dengan judul

‫تصريف اللغوى من فعل المعتل و المهمون والمضاعف‬

Masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini

nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak

kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru

Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jambi, 29 Maret 2021

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa Arab memegang peranan penting dalam peradaban dan perkembangan Islam karena
merupakan bahasa Al-Qur’an dan mengingat banyaknya ilmuwan Islam yang menulis
karyanya dengan bahasa Arab. Hal tersebut secara tidak langsung menuntut kita untuk
mempelajari dan mendalami bahasa Arab, ditambah lagi dengan sangat berkembangnya
bahasa Arab saat ini yang menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Internasional.
Bahkan sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan bahasa Arab sebagai pelajaran wajib
dalam kurikulumnya.

Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang peranan sangat
penting didalamnya.Terutama nahu dan sharaf. Karena qawaid menentukan bagaimana cara
kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang lain paham dengan apa yang kita
ucapkan.

Ilmu sharaf membahas tentang perubahan ditengah kata dari bentuk satu ke bentuk yang
lain, dimana pada masing-masing bentuk tersebut mempunyai makna yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, tanpa ilmu sharaf kita tidak akan bisa memahami bahasa Arab dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis membahas tentang

1. Pembagian fiil dari segi jenis hurufnya (fi’il shahih dan mu’tal),

2. Pembagian fi’il shahih dan penjelasan beserta contoh,

3. Pembagian fi’il mu’tal dan penjelasan beserta contoh.

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan agar dapat lebih mudah memahami Bahasa Arab dengan
mempelajari ilmu sharaf yang merupakan salah satu inti dalam bahasa Arab.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Fi’il Shahih dan Mu’tal (‫)الفعل الصحيح والفعل المعتل‬

a. Pengertian Fi’il Shahih dan Mu’tal

Dipandang dari segi jenis hurufnya fi’il terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Fi’il shahih

‫هوماكانت حروفه األصول صحيحة و ليست بحروف علة و هي األلف والواو والياء‬

Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf aslinya shahih dan bukan huruf ilat (alif, waw dan ya).

Contoh : ‫ علم‬,‫ فتح‬,‫ قرأ‬,‫كتب‬

· Fi’il Mu’tal

‫االصول شيء من حروف العلة‬

Fi’il mu’tal adalah fiil yang huruf aslinya termasuk huruf ilat.

Contoh : ‫ كان‬,‫ رمى‬,‫ يسر‬,‫وعد‬

B. Pembagian Fi’il Shahih

Fi’il shahih terbagi menjadi tiga, yaitu :

· Salim (‫)سالم‬

‫وهو ما لم يكن أحد أحرفه األصلية أحرفا صحيحة‬

Yaitu fi’il yang huruf aslinya bukan huruf shahih.

Contoh : ‫ كبر‬,‫ فهم‬,‫عقد‬

Hukum fiil salim:

1. Tidak dihazafkan apapun ketika menghubungi dhamir atau ta taknis

2. Tidak dihazafkan apapun ketika mentasrifkannya ke musytaqnya.

3. Disukunkan huruf akhirnya apabila dihubungi oelh dhamir rafa’ yang berharkat.
Contohnya : ‫كتبت‬

4. Difathahkan huruf akhirnya beserta alif mutsanna, didhammahkan beserta waw jamak
dan dikasrahkan beserta ya mukhatabah. Ini adalah harkat yang munasabah. Contohnya :
‫ تنصرين‬,‫ نصروا‬,‫نصرا‬

· Mahmuz

‫وهو ما كان احد حروفه االصول همزة‬


Yaitu fiil yang salah satu huruf aslinya adalah huruf hamzah.

Contoh : ‫ سأل‬,‫ قرأ‬,‫أخذ‬

Hukum mahmuz :

a. Hukum mahmuz ketika dihubungi dhamir sebagaimana hukum fiil salim.

b. Dihazafkan hamzah pada fiil amarnya untuk meringankan,

contohnya : ‫ سل‬,‫ كل‬,‫خذ‬

c. Dihazafkan hamzah (‫ ) ارى‬yang terjadi pada ‘ain fiil yang asalnya (‫ ) ارأى‬pada madhi,
mudhari’ dan amarnya serta musytaqnya.

Menjadi : ‫ أر‬,‫ نرى‬,‫ارى‬

· Mudha’af

‫وهو في الثالثي ما كانت عينه والمه من جنس واحد‬

Yaitu fiil yang pada tsulatsinya huruf ain dan lam fiilnya sejenis.

Mudhaa’af ada dua macam:

Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang huruf ‘ain dan lam fi’il nya huruf sejenis contohnya banyak
sekali diantaranya: ‫ َش َّد‬dan َّ‫ َفر‬.

Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang huruf fa fi’il dan lam fi’il pertamanya sejenis dan huruf ‘ain fi’il
dan lam fi’il keduanya sejenis. Contohnya ‫ َز ْل َز َل‬, ‫ دَمْ دَ َم‬, dan ‫س‬
َ ‫ َوسْ َو‬.

Hukum mudha’af :

a. Fiil madhi

· Wajib mengidghamkannya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang sukun

· Wajib menguraikan idgham apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang berharkat.

· Jika ‘ain fiilnya kasrah dan bersandar kepada dhamir yang berharkat, maka boleh
dalam tiga bentuk, yaitu:

- Menyesuaikan kaidah terdahulu, yaitu wajib menguraikan idgham,

contoh : ‫ظللت‬

- Menghazafkan ‘ain fiilnya dan fa fiilnya tetap kasrah,

contoh : ‫ظلت‬

- Menghazafkan ‘ain fiil dan memindahkan kasrahnya kepada fa fiil, contoh : ‫ظِ لت‬
b. Fiil mudhari’

· Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang sakin, contoh : ,‫يمدان‬
‫ تمدين‬,‫يمدون‬

· Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang berharkat,
contoh : ‫يمددن‬

· Boleh mengidghamkan dan menguraikan nya apabila fiil tersebut dijazamkan dan
dimasuki oleh isim zhahir atau dhamir mustatir.

Contoh : ‫لم يش َّد و لم يشدد‬

c. Fiil amar

· Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir yang sakin. Contoh : ‫ مدي‬,‫ مدوا‬,‫مدا‬

· Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir yang berharkat. Contoh :
‫امددن‬

· Boleh mengidghamkan dan menguraikannya apabila dimasuki oleh dhamir mustatir.


Contoh : ]1[.‫ خفّ اخفف‬,‫م َّد امدد‬

C. Pembagian fiil mu’tal

Fiil mu’tal terbagi menjadi :

1. Mitsal

‫هوما كانت فاؤه حرف علة‬

Yaitu fiil yang fa fiilnya adalah huruf ilat.

Contoh : ‫ ورث‬,‫وعد‬

Hukum mitsal :

a. Fiil madhi

Hukum fiil madhi yang mitsal sama dengan hukum fiil salim.

b. Fiil mudhari’ dan amar

· Hukum fiil mitsal ya seperti fiil salim.

· Hukum fiil mitsal waw adalah wajib menghazafkan waw dengan dua syarat :

- Madhinya itu tsulasi mujarrad

- ‘Ain fiil pada mudhari’nya kasrah.


Contoh : ‫ وعد يعد‬,‫وثق يثق‬

2. Ajwaf

‫هو ما كانت عينه حرف علة‬

Fiil yang ‘ain fiilnya adalah huruf ilat

Contoh : ‫ باع‬,‫كان‬

Hukum ajwaf :

· Wajib menghazafkan ‘ain fiilnya fiil madhinya dimasuki oleh dhamir rafa’ yang
berharkat karena bertemu dua yang sakin.

· Wajib kasrah fa fiilnya jika sewazan dengan ‫ َف ِع َل‬bila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang
berharkat. Contohnya : ‫ هبت‬,‫خفت‬

· Wajib dhammah fa fiilnya yang huruf waw jika sewazan dengan ‫ َف ُع َل‬, contoh : ‫ طبت‬,‫صمت‬

· Wajib mengkasrahkan fa fiilnya yang huruf ya jika sewazan dengan ‫ف َعل‬, contoh : ,‫بعت‬
‫طبت‬

· Wajib mendhammahkan fa fiilnya jika sewazan dengan ‫فعُل‬, contoh : ‫طلت‬

· Wajib menukar huruf ilat dari fiil jika sewazan dengan ‫ انفعل و افتعل‬menjadi alif karena
harkatnya dan fathah huruf sebelumnya.

Contoh : ‫ اختار يختار‬,‫انقاد ينقاد‬

· Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya pada fiil mudhari’ tsulasi
seperti ‫ ضرب‬,‫ نصر‬, contoh : ‫ َي ْقوُ ُل‬menjadi ‫يقُ ْو ُل‬, dan ‫ َيب ِْي ُع‬menjadi ‫يبيع‬

· Wajib memindahkan harkat huruf ilat ke huruf sebelumnya menjadi alif pada fiil
mudhari’ yang tsulasi seperti ‫ علم يعلم‬dan mudhari’ yang wawi seperti ‫افعل واستفعل‬, contoh :
ْ menjadi ‫ يخوف‬.
ُ‫يخ َوف‬

· Dihazafkan ain fiil mudhari’nya jika dimasuki dhamir yang berharkat, ini termasuk yang
wajib I’lal. Contoh : ‫ يقلن و يرعن‬.

3 Naqish

‫وهو ما كانت الم فعله حرف علة‬

Fiil yang lam fiilnya adalah huruf ilat.

Dikatakan fiil yang naqish karena kurangnya lam fiilnya dari huruf shahih atau dari harkat.

Hukum fiil naqish :


· Huruf waw atau ya ditukar menjadi alif apabila berharkat dan difathahkan huruf
sebelumnya. Contohnya : ‫ غزا و رمى‬yang asalnya adalah ‫غزو و رمي‬

· Pada fiil madhi tsulatsi mazid, lam fiilnya diganti menjadi waw atau ya menjadi alif,
contohnya : ‫ أعطى‬asalnya adalah ‫أعطو‬, huruf waw diganti menjadi ya, lalu ya diganti menjadi
alif karena harkatnya dan difathahkan huruf sebelumnya.

· Jika fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di dommahkan
serta lam fiilnya adalah waw maka tetap keadannya, contoh: ‫َسر َُو‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di
dommahkan serta lam fiilnya itu adalah ya, maka huruf ya itu ditukar menjadi waw, karena
terletak setelah dommah contohnya : ‫َنه َُو‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya di kasrohkan
dan lam fiilnya huruf ya,maka tetap keadaanya contohnya : ‫َبق َِي‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya dikasrohkan
dan lam fiilnya adalah huruf waw,ditukar menjadi ya karena terletak setelah harkat kasroh
contohnya : ‫َرضِ َي‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya itu
difathahkan, maka ditukar lam fiilnya menjadi alif baik asalnya adalah waw atau ya dan itu
karena harkat keduanya dan fathah huruf sebelum keduanya, contoh : ‫َس َما و َر َمى‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil madhi yang bukan tsulatsi, maka ditukar lam fiilnya
menjadi alif karena asal harkat sebelumnya adalah fathah, contoh : ‫َنادَى واه َتدَى‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang wawi dan harkat sebelum
akhirnya adalah dhammah, maka lam fiilnya menjadi waw, contohnya : ‫َيسْ رُو َي ْدعُو‬

· Apabila fiil naqis itu adalah fiil mudhari’ tsulatsi yang ya-i atau ruba’I dan harkat
sebelum akhirnya adalah kasrah, maka lam fiilnya menjadi ya, contohnya :‫َيرْ مِي و يُعْ طِ ي‬

· Apabila fiil naqis itu adalah mudhari’ tsulasi dari bab alima dan fataha atau fiil mudhari’
yang khamis : ‫َيرْ ضِ ي و َي َت َز ّكى‬

3. Lafif

‫وهو ما كان فيه حرفان من أحرف العلة أصليّان‬

Yaitu fiil yang didalamnya terdapat dua huruf ilat yang termasuk huruf aslinya.

Lafif juga terbagi 2, yaitu :

· Lafif Maqrun : fiil yang ‘ain dan lam fiilnya huruf ilat. Contohnya : ‫ روى‬.

· Lafif Mafruq : fiil yang fa dan lam fiilnya huruf ilat. Dikatakan lafif mafruq karena
berkumpul dua buah huruf ilat dengan adanya pembatas antara keduanya.Contohnya : ‫وقى‬
4. Mu’tal fa dan ‘ain,, yaitu fiil yang fa dan ‘ain fiilnya huruf ilat, seperti ‫يين‬

5. Mu’tal fa,’ain dan lam.Yaitu fiil yang fa, ‘ain dan lam fiilnya merupakan huruf ilat. Juga
dikatakan mu’tal majmu’.Contohnya : ‫ ياء‬,‫واو‬. Asalnya adalah ‫ووو‬, lalu ditukar ‘ain fiilnya
menjadi alif karena tidak boleh berkumpul 2 buah huruf ilat yang berharkat dalam satu kata.
Begitu juga dengan ‫ ياء‬yang aslinya adalah ‫ييي‬, ‘ain fiilnya diganti menjadi alif dan huruf ya
terakhir diganti menjadi hamzah karena ringan membacanya.

Tidak ada fi’il yang diambil dari mashdar namun ada sebagian fi’il yang diambil dari isim
jamid. Contohnya ‫ يا َ َو َم ُه‬dari ‫ ال ُم َي َاو َمة‬dan ‫ َت َو َّي َل‬jika orang berkata:” ]2[. ْ‫َو ْيلِي‬

D. Fi’il berdasarkan jamid dan tasharruf

Fi’il Mutasharrif adalah Fi’il yang berbeda bentuknya seiring perbedaan waktunya. Adapun
fi’il jamid adalah Fi’il yang sama bentuknya seiring sama waktunya.

· Fi’il Jamid

Fi’il jamid ada beberapa macam:

1. Selalu dalam bentuk fi’il madhy. Contohnya ‫ك‬ َ ‫ َت َب‬, ‫س‬


َ ‫ار‬ َ ‫ ِب ْئ‬, ‫ نِعْ َم‬, ‫ْس‬
َ ‫ لَي‬, ‫ع َسى‬,
َ dua bentuk
َ َ‫ق‬ َ َ ُ َ َ َ َّ َ َ‫ق‬ َ
َ ‫ ك َر‬, ‫ كث َر َما‬, ‫ طال َما‬, ‫ قل َما‬, dan ‫ اِخل ْول‬.
ta’ajjub, ‫ َح َرى‬, ‫ َح َّبذا‬, ِ‫ طف‬, ‫ب‬ َ ْ

Selalu dalam bentuk fi’il amr. Contohnya sedikit, diantaranya: ‫ َت َعلَّ ْم‬, ْ‫ َهب‬dengan makna ‫ اِعْ َل ْم‬,
ِ ‫ َها‬, dan ‫ َهلُ َّم‬menurut bani tamim akan tetapi menurut ahli Hijaz ketiga kata
kemudian ‫ َت َعا َل‬, ‫ت‬
ini termasuk isim fi’il.

ُ ‫ َي ِهي‬. Makna ‫اله َياط‬


Selalu dalam bentuk fi’il mudhari’ contohnya ‫ْط‬ ِ adalah ‫ص َياح‬
ِّ ‫( ال‬berbuat
gaduh).

· Fi’il Mutasharrif

Fi’il mutasharrif ada dua macam:

Tasharruf Tam (sempurna). Fi’il yang memiliki ketiga bentuk madhiy, mudhari’, dan amr.
Contohnya banyak sekali, diantaranya َ‫ َق َرأ‬, ‫ب‬
َ ‫ َك َت‬, dan ‫ب‬
َ ‫ َش ِر‬.

Tasharruf Naqish (kurang sempurna). Ada dua macam:

Fi’il yang hanya memiliki bentuk madhiy dan mudhari’ nya saja contohnya ‫ ما َ َزا َل‬dan
َ ‫ أَ ْو َش‬, َ‫ َكاد‬dan ‫– َج َع َل‬menurut pendapat yang
saudaranya dan Al Af’al Al Muqarabah seperti ‫ك‬
shahih-

Fi’il yang hanya memiliki bentuk mudhari’ dan amr nya saja. Contohnya ‫ َي َذ ُر‬dan ‫– َيدَ ُع‬
menurut pendapat yang masyhur- maka kita katakan bentuk amr nya adalah ْ‫ َذر‬dan ]3[. ْ‫دَ ع‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu sharaf merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan ditengah kata
dalam bahasa Arab. Dalam kata di bahasa Arab,terdapat huruf-huruf yang menyusunnya
sehingga menjadi sebuah kata yang bermakna. Huruf-huruf tersebut ada yang dinamakan
huruf shahih dan huruf ‘ilat.Huruf shahih merupakan huruf yang tidak menyebabkan sulitnya
atau beratnya dalam membaca kata bahasa Arab, sedangkan huruf ‘ilat merupakan huruf
yang dapat membuat kata tersebut menjadi kurang sempurna dari segi tulisan maupun
bacaan sehingga dapat membuatnya berbeda dari kaidah asalnya.

Dalam hal ini, fi’il terbagi menjadi fi’il shahih dan mu’tal. Kedua fi’il tersebut juga
mempunyai pembagian tersendiri dilihat dari huruf-huruf yang menyusunnya.

Fi’il-fi’il tersebut memiliki kaidah-kaidah yang mempunyai ketentuan masing-masing sesuai


dengan pengucapan orang Arab.

B. Saran

Kita sebagai umat muslim selayaknya berbangga dengan mempelajari bahasa Arab
dengan keindahan makna dan susunan katanya. Oleh karena itu, sebagai salah satu inti dari
bahasa Arab itu sendiri, kita juga harus mempelajari ilmu sharaf agar mampu memahami
bahasa Arab tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://marlinara.blogspot.com/2013/04/fiil-shahih-dan-mutal.html

Anda mungkin juga menyukai