Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SYIBUL JUMLAH, JUMLAH FI'LIYAH,DAN ISMIYAH


Dosen Pengampu Bpk M. Saiful Amin M. Pd.

Di susun oleh:
Yesi Fitriyani ( 2386230076)
Reni wahyuni ( 2386230066)
Siti lailatul khasanah( 2386230075)
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NURUL HUDA
2023
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.,Wb.,
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
baik dan tanpa suatu kendala apapun.
Tidak lupa juga kami mengucapkan Terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah “Bahasa Arab", Bpk. Muhammad Saiful Amin, M.Pd.I. yang telah
membimbing dan memberi arahan dalam penyelesaian tugas makalah “Al
jumlah”.Begitu pula kepada teman -teman seperjuangan yang telah memberi
masukan dan arahan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.
Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Karenanya kami sangat menerima kritik serta saran
yang membangun dari para pembaca agar kami dapat menulis makalah lebih
baik lagi pada kesempatan berikutnya.
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
terutama bagi Mahasiswa/i Universitas Nurul Huda Fakultas Agama Islam.
Sekian dari kami, kami ucapkan terimakasih.

WassalamualaikumWr.,Wb.,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.latar Belakang
Dalam perjalanan dewasa ini, kita senantiasa di buat bingung oleh pengertian-
pengertian dari bahasa arab Al- Qur’an dan Hadits yang memakai
atau menggunakan bahasa Arab standar sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasaArab. Bahasa Arab adalah Bahasa Al-
Qur’an. Salah satu pembahasan dalamilmu nahwu yang sangat mendasar
adalah mubtada’ dan khabar. Sebaiknya
mengetahui terlebih dahulu mengenai suatu kalimat, baik kalimat
sempurnamaupun tidak. Dalam bahasa arab kalimat terbagi menjadi dua, yaitu
JumlahIsmiyah, adalah kalimat yang didahului oleh isim, yang berada di awal
kalimattersebut dinamakan Mubtada dan bagian yang melengkapinya di
namakanKhabar yang
mana hukum nya dalam I’rab harus mengikuti Mubtada. DanJumlah Fi’liyah,
yaitu kalimat yang di dahului oleh fi’il.
Sebagaimana yang kita ketahui, mubtada’ dan khabar salah
satu unsurterpenting dalam konteks bahasa arab. Mubtada dan Khobar adalah
bentukkalimat yang saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga belumlah
menjadikalimat yang sempurna jikalau mubtada belum dilengkapi oleh khobar.
Didalam Bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi sangat mutlak karena
dalam penggunaan bahasa arab, kita senantiasa menggunakannya. Adapun con
tohdari nominal yang seringkali digunakan adalah mubtada’ dan khobar. Akan
tetapi dalam perjalanan dewasa ini, kita sentiasa dibuat bingung oleh
pengertian-
pengertian dari bahasa arab, apa itu mubtada’ dan bagaimanakah
khabar itu, senantiasa menjadi pertanyaan bagi kita para pemuda yang
baru belajar bahasa arab. Pola Struktur kalimat bahasa Arab pada
dasarnya terdiriatas dua pola, yaitu jumlah ismiyah atau

Jumlah ismiyah yaitu susunan kalimat yang mempunyai unsur pokokmubtada


dan khabar (dimulai dengan isim atau kata benda ), jadi jumlahismiyah atau
kalimat nominal adalah kalimat yang dimulai dengan nomin(isim).Oleh karena
itu di dalam makalah ini akan dijelaskan bangaimana penjelasan mengenai
jumlah ismiyyah.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh rumusan
masalahsebagai berikut:
1.Apa pengertian dari Jumlah Ismiyahdan Syibhul Jumlah
2.Apa saja ragam Jumlah Ismiyahdan Syibhul Jumlah
3.Apa contohJumlah IsmiyahdanSyibhul Jumlahdalam Al-Qur’an?
4.Apa saja ciri-ciri Jumlah Ismiyah
5.Apa kedudukan Jumlah Ismiyah dalam Bahasa Arab?
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Jumlah Ismiyahdan Syibhul Jumlah
2.Mahasiswa dapat mengetahui ragam Jumlah Ismiyahdan Syibhul Jumlah
3.Mahasiswa dapat mengetahui contoh Jumlah Ismiyahdan
SyibhulJumlah dalam Al-Qur’an
4.Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri Jumlah Ismiyah
5.Mahasiswa dapat mengetahui kedudukan Jumlah Ismiyah dalam Bahasa
BAB II

PEMBAHASAN

Syibhul Jumlah pada Kaidah Nahwu

Secara bahasa syibhul memiliki arti mirip. Kemiripan yang dimaksud


ialah juga terdiri dari 2 kata atau lebih akan tetapi belum bisa
memberikan makna yang sempurna.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ‫ شبه الجملة‬yakni susunan kata yang mirip
dengan jumlah atau kalimat akan tetapi jumlah disini belum tersusun
secara sempurna sehingga makna juga belum dapat dipahami dengan
baik.

Syibhul jumlah sendiri terdiri dari 2 yakni Zharaf (menunjukkan


keterangan waktu atau tempat) + Mudhof Ilaihi (sesuatu yang
disandarkan kepadanya) dan Jar (huruf) + Majrur (isim yang letaknya
setelah huruf jar).

Contoh Zharaf + Mudhof Ilaih


• ‫( فؤ ق ا اشجر ة‬fawqa asy-syahrati) artinya di atas pohon
• ‫( قبل ا اظهر‬qabla azh-zhuhri artinya sebelum zhuhur
Dari kedua contoh di atas kata ‫ فؤ ق‬dan ‫ قبل‬menunjukan posisi sebagai
zharaf sedang kata selanjutnya menunjukan mudhof ilaihi.

Contoh Jar + Majrur


• ‫( فى ا امنز ل‬fi al-manzili) artinya di dalam rumah
• ‫‘( عل ا امالتب‬ala al-maktabi) artinya di atas meja

Dari contoh di tas huruf jar ialah ‫ فى‬dan ‫ عل‬dan kata selanjutnya barulah
majrur. Mengapa begitu? Karena salah satu dari tanda majrur sendiri
adalah memiliki harakat kasrah pada akhir katanya.

Beberapa huruf jar di antaranya (sejak) ‫ منذ‬,(sejak) ‫ مذ‬,(seperti) ‫ ك‬,(untuk) ‫ل‬


,(dengan) ‫ ب‬,(sedikit/jarang) ‫ر ب‬, (di dalam) ‫ فى‬,(dari) ‫ عن‬,(di atas) ‫عل‬,(ke)
‫ الى‬,(dari) ‫من‬.
Pembagian Syibhul Jumlah

Pembagian Syibhul Jumlah

Secara umum syibhul jumlah dibagi menjadi 2, yaitu syibhul jumlah yang tersusun dari
harfun jar (huruf jar) dan isim serta syibhul jumlah yang tersusun dari dzorof dan isim.

1. Jar Majrur
Berdasarkan susunannya syibhul jumlah jar majrur merupakan pembagian dari syibhul
jumlah yang pertama.

Dimana susunannnya adalah huruf jar + isim. Huruf jar dapat membuat isim yang ada
setelahnya menjadi berharokat kasroh. Sehingga apabila suatu isim didahului oleh huruf
jari maka diakhir katanya akan berharokat kasroh.

Contoh:

‫فى المنز ل‬

Di dalam rumah)

‫على المكت ب‬

(Diatas Meja)
Dhorof Majrur
Dhorof adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu maupun
tempat.

Dhorof dapat dibagi menjadi 2, yaitu: dhorof zaman dan dhorof makan.

Dhorof zaman adalah suatu kata yang menunjukkan keterangan waktu, sedangkan
dhorof makan adalah kata yang menunjukkan keterangan tempat.

Contoh dhorof zaman:

‫صب ح‬
ُ ‫بعَدََ ال‬

(Setelah Shubuh

Contoh dhorof makan:

‫ا َمامََ ََ الفَص ل‬

(Di depan kelas)

Susunan dhorof dan isim juga dapat dikenal dengan susunan syibhul jumlah.

A. Jumlah pada Kaidah Nahwu

Jumlah dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai susunan yang terdiri dari dua kata
atau lebih dan terpenting adanya subjek dan juga predikat. Sedangkan dalam ilmu
bahasa Arab jumlah dikenal dengan kalimat (‫ )الكالم‬yaitu susunan kata atau lafadz yang
mempunyai arti sempurna ( ُ ‫) ُم في َدة‬. Baca Juga: Pembagian Isim Berdasarkan Jumlahnya!

ََ ََ‫ ا َلَْ ُج ْملة‬dalam bahasa arab terbagi menjadi dua yakni Jumlah Fi’liyah ( ‫ )الجملة الفعلية‬dan
Jumlah Ismiyah (‫)الجملة االسمة‬. mari kita bahas secara mendalam dari keuda jumlah
tersebut
A. Jumlah Ismiyah

1. Pengertian Jumlah Ismiyah

Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata

benda). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang

terdiri dari mubtada’ dan khabar. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah

dan terletak diawal jumlah. Sifat dari mubtada' adalah harus berupa isim

ma'rifat. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar

menjadi kalimat yang sempurna. Dengan kata lain, mubtada’ adalah subyek,

sedangkan khabar adalah predikat (keterangan).

Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila

mubtada’nya isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu

pula apabila mubtada’ berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus

isim mufrod.

Contoh : ‫ُم َح َّمد َرسُ ْو ل‬ = Muhammad adalah Rasul.

ٌ َُُ‫أسُُ تاذ‬
ْ ٌُُ ‫= زَ ْي ُد‬ Zaid adalah seorang guru.

baru

Keterangan : Kata yang berwarna merah adalah mubtada’ sedangkan yang

berwarna hitam adalah khobar.

• Mubtada’

Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah (kalimat).

Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat. Isim ma’rifat adalah isim (kata benda) yang

menunjukkan makna khusus atau sudah jelas kekhususannya. Adapun yang termasuk isim

ma’rifat adalah sebagai berikut :

1) Isim yang diawali dengan alif lam.


Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.

Contoh : ‫ = الَ ِم ْْصْبا َ ح‬lampu itu

‫الَ َم ْْسْجِ د‬ = masjid itu

2) Isim Dhomir (Kata Ganti)

Dhamir atau "kata ganti" ialah isim yang berfungsi untuk menggantikan atau

mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.

Contoh :ْْ‫ =ه َو‬dia (laki-laki)

ْ َ‫ = أنْ َْ ت‬kamu (laki-laki)

َ ‫ = أنَا‬saya

3) Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)

Isim isyaroh adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam

bahasa Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”. Contoh : ‫ = هذََْ ا‬ini

(muzakkar) ِْْ‫( =هذَِْ ه‬ini, untuk muannast) َْ‫ = ذَالِك‬itu (muzakkar)

َْ‫( = ت ِل ْْك‬itu, untuk muannast)

4) Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda)

Isim ‘alam adalah isim yang menunjukkan arti nama, baik nama manusia ataupun

selain manusia.

Contoh : ‫م َح َّم د‬ = Muhammad

َ‫= َم َّكة‬ Kota Makkah ‫ال‬

‫ = نِّ ْي ُل‬Sungai Nil

5) Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain

Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim ma’rifat.

contoh : ُ ‫= قَل ُمَُ ه‬ pulpennya


‫ = كِتا َ ب م َح َّم د‬buku muhammad

Kata ٌُ‫قَلَ ُم‬adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena

dirangkai dengan dengan isim ma’rifat yaitu ٌ‫ُم َح َّم د‬

6) Isim Maushul

Isim maushul adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai

perantara kata yang disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa indonsia

biasa diartikan dengan “yang”.

Contoh : ‫ذي‬ ‫( ا َّل‬yang,untuk mudzakar), ‫( ال تَّ ي‬yang, untuk


muannast).

• Khabar

Khabar adalah predikat pada jumlah ismiyah dan berfungsi untuk

menerangkan keadaan mubtada' serta bisa berupa kata ataupun kalimat (

sebagai anak kalimat).

ْ ‫ = ضال ْْْ سْتاَذ َم ِر‬Ustadz itu sakit


Contoh : ‫ي‬

ْ‫ = الْ َول دَْ نَشِي ْط‬Anak itu rajin

• Kaidah-kaidah dalam Jumlah Ismiyah

Dalam Jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembahasannya

sangat panjang dan mendetail. Kaidah-kaidah tersebut adalah : a. Dibaca rofa’

Tanda Rofa’ pada isim adalah dhommah, wawu, alif, dan nun

Contoh: َ ُ‫ =ال َبيْت‬rumah itu kecil


‫ص غ ْي ر‬ ‫س‬
ْ ‫ال ُم‬

َ‫ =ل ُم ْونَ َم هي ُْر ْون‬orang-orang muslim itu pintar


‫ع ال َما ن‬ َ ‫=ال‬dua murid itu pintar
َ ‫طا لبَا ن‬
b. Mubtada’ harus berupa Isim Ma’rifat.

Yang di maksud Isim Ma’rifat adalah Isim yang sudah jelas maknanya.

c. Khobar berupa isim nakiroh.

Isim nakiroh adalah isim yang maknanya tidak jelas atau masih umum. Tanda

isim nakiroh adalah adanya tanwin.

Contoh: ‫ي ف‬
ْ َْ ِ‫ = البِلََْ طَْ نظ‬lantai itu bersih

d. Mubtada’ dan khobar harus bersesuaian dalam hal muannas dan muzakar

serta mufrod, musanna dan jama’nya.

Contoh : َْ‫ = فاَطِ َمة َجمِيلْة‬Fatimah cantik

ْ ‫ = زَ ي دْْ َج ِم‬Zaid tampan


‫يل‬

‫ = التلميذانْماهران‬dua murid itu pintar

Jumlah Fi’liyah

1. Pengertian Jumlah Fi’liyah

Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang

diawali dengan fi’il (kata kerja). Jumlah ismiyah juga dapat

diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari fi’il (kata kerja)

dan fa’il (pelaku).

Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa

yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang

dan yang akan datang). Fa’il (subjek) adalah isim yang terletak setelah fi’il

dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.

Apabila fa’il berbentuk muannas, maka fi’il juga harus muannas. Begitu juga

apabila berbentuk musanna (ganda) ataupun jamak (banyak), maka fi’il harus

tetap mufrod (tunggal).


Metode struktur paling sederhana untuk jumlah fi’liyah adalah :

Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [ pelaku ] atau

Fi’il [ kata kerja ] + fa’il [pelaku ] + maf’ul bih [ obyek ]

Maf’ul bih adalah isim yang dikenai pekerjaan (objek). Sebuah

kalimat yang berpredikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan

objek atau maf’ul bih. Obyek tidak harus ada dalam jumlah fi’liyah,

karena ada fi’il yang menuntut obyek dan ada yang tidak menuntut

obyek.

Contoh : ‫ع ِل ي‬ َ َ‫ = َجل‬Ali telah duduk


َ ْ‫س‬

= seorang perempuan telah datang

‫ = قاَلَتْ ْ عَائِشَة‬Aisyah telah berkata ْ‫س‬


َ ‫ = يَكْت ب الد َّْر‬dia sedang menulis

pelajaran

ْ‫س‬ ْ َْ‫ = يَكْت ب التلََّْ ِم‬murid-murid menulis pelajaran


َ ‫يذْ الد َّْر‬

2. Kaidah Fi’il dan Fa’il dalam Jumlah Fi’liyah

Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il yang terkadang membutuhkan

maf’ul yang disebut sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak

membutuhkan yang disebut sebagai fi’il laazim karena maf’ul bukanlah syarat

mutlak terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri dari fi’il dan naibul fa’il,

fi’ilnya dinamakan sebagai fi’il majhul. Berikut adalah beberapa ketentuan

mengenai fi’il dan fa’il :

• Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, contoh : ‫قام رج ل‬

• Fi’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya: Tasniyah : ‫ قا م رجال ن‬Jama’

: ‫ق ا م رجا ل‬

• Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas hakiki.


Contoh : ‫السوق‬ ‫ذهبت فا طمة إلى‬

Tabel Contoh Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah

1. Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah dengan menggunakan madhi


No Jumlah Ismiyyah Jumlah Fi’liyyah Arti

1. َّ ‫س‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫الَ ُم ُْ َد‬
َ ‫ِّرس د ََّر‬ َّ ‫ِّرس‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫س ال ُم ُْ َد‬
َ ‫ د ََّر‬Seorang guru mengajar
muridmurid

2 َّ ‫سا‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّر‬
َ ‫سا ن د ََّر‬ َّ ‫سا ن‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫ د ََّر‬Dua orang guru mengajar
َ ‫س ال ُم ُْ َد ِّر‬
muridmurid

3 َ َّ
َ‫التال ميْذ‬ ‫سوا‬
ُ ‫ِّرسونَ د ََّر‬
ُ ‫الَ ُم ُْ َد‬ َّ َ‫ِّرسون‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ َ ‫ د ََّر‬Beberapa orang guru mengajar
‫س ال ُم ُْ َد‬
murid- murid

4 َ‫التال َميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّرسةُ د ََّر‬


َّ ْ‫ست‬ َّ ُُ ٌٌُُ‫سة‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫ست الَ ُم ُْ َد ِّر‬
َ ‫ د ََّر‬Seorang guru (pr) mengajar
murid-murid

5 َّ َ ‫ستا‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّر‬
َ ‫ستا َ ن د ََّر‬ َ َّ ‫ستا َ ن‬
َ‫التال ميْذ‬ َ ‫ د ََّر‬Dua orang guru(pr) mengajar
َ ‫ست ال ُم ُْ َد ِّر‬
murid-murid

6 َ َّ َ‫ساتُ د ََّرسْن‬
َ‫التال ميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّر‬ َّ ُ‫سات‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫ست ال ُم ُْ َد ِّر‬
َ ‫ د ََّر‬Beberapa orang guru(pr)
mengajar murid- murid

2. Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah dengan menggunakan Mudhori’


No Jumlah Ismiyyah Jumlah Fi’liyyah Arti

1. َّ ‫ِّرس‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫الَ ُم ُْ َد‬
ُ ‫ِّرس يُ َد‬ َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫ِّرس الْ ُم َد‬
َّ ‫ِّرس‬ ُ ‫ يُ َد‬Seorang guru mengajar murid-murid

2 َّ ‫سا ن‬
َ‫التال َميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّر‬
َ ‫سا ن يُ َد ِّر‬ َّ ‫سا ن‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫ يُد‬Dua orang guru mengajar murid-murid
َ ‫ِّرس ال ُم ُْ َد ِّر‬

3 َّ َ‫ِّرسون‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫ِّرسونَ يُ َد‬
ُ ‫الَ ُم ُْ َد‬ َّ َ‫ِّرسون‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ ‫ِّرس ال ُم ُْ َد‬
ُ ‫ يُ َد‬Beberapa orang guru mengajar murid-
murid

4 َّ ‫ِّرس‬
َ‫التال َميْذ‬ ُ َُُ‫الَ ُم ُْ َد ِّرسةُ تد‬ ‫التال‬ َ ‫ِّرس الْ ُم َد ِّر‬
َّ ُُ ٌٌُُ‫سة‬ ُ َُُ‫ تد‬Seorang guru (pr) mengajar muridmurid
َ‫َميْذ‬

5 َّ ‫ستا َ ن تدَُُ ِّرسا ن‬


‫التال‬ َّ ‫ستا َ ن‬
َ ‫التال َميْذَ الَ ُم ُْ َد ِّر‬ َ ‫ تدَُُ ِّرس ال ُم ُْ َد ِّر‬Dua orang guru(pr) mengajar
َ‫َميْذ‬ muridmurid

6 َ َّ َ‫ساتُ يُ َد ِّرسْن‬
َ‫التال ميْذ‬ َ ‫الَ ُم ُْ َد ِّر‬ َ ‫ِّرس ال ُم ُْ َد ِّر‬
‫ساتُ الت َّل‬ ُ َُُ‫ تد‬Beberapa orang guru(pr) mengajar
murid- murid
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah Ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda). Jumlah
ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari mubtada’ dan
khabar.

2. Mubtada’ adalah subyek pada jumlah ismiyah dan terletak diawal jumlah. Sifat dari
mubtada' adalah harus berupa isim ma'rifat

3. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang
sempurna.
4. Mubtada’ dan Khobar harus sama dalam hal bilangan dan jenisnya. Apabila mubtada’nya

isim mudzakar (laki-laki), khobarnya harus isim mudzakar. Begitu pula apabila mubtada’

berupa isim mufrod (kata tunggal), khobarnya juga harus isim mufrod.

5. Sifat dari mubtada’ yaitu harus isim ma’rifat, adapun yang termasuk isim ma’rifat adalah

sebagai berikut : Isim yang diawali dengan alif lam, Isim Dhomir (Kata Ganti), Isim Isyaroh

(Kata Tunjuk), Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda), Isim nakiroh yang disandarkan pada

isim ma’rifat yang lain, Isim Maushul.

6. Jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan fi’il (kata

kerja). Jumlah ismiyah juga dapat diartikan sebagai susunan kalimat yang terdiri dari fi’il

(kata kerja

dan fa’il (pelaku).


7. Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan fa’il, berikut adalah beberapa ketentuan mengenai
fi’il dan fa’il : Fa’il wajib berkedudukan setelah fi’il, Fi’il wajib Ifrod meskipun fa’ilnya,
Fi’il wajib dimu’anaskan jika fa’ilnya Mu’annas hakiki.

B. Saran

Setelah mempelajari teori tentang Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah, diharapkan kepada
para pembaca agar mengetahui secara teoritis tentang Jumlah Ismiyah dan Jumlah
Fi’liyyah, dan mampu menerapkan dikalangan masyarakat, atau dimanapun kita berada.

Disarankan pula kepada para pembaca agar terus menerus mempelajari ilmu-ilmu dalam
menggunakan bahasa arab, karena Umar bin Khattab Radhiyallohu ‘Anhu pernah berkata:
“Belajarlah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu adalah bagian dari
agama kalian”. Selain itu, Imam Syafi’i pernah berkata : “Wajib bagi setiap muslim
mempelajari bahasa Arab dengan mengerahkan kemampuannya, hingga ia dapat
bersyahadat dengannya, dapat membaca al-Qur’an dengannya, dapat mengucapkan
dzikir-dzikir yang diwajibkan baginya (dalam shalat) berupa takbir, tasbih, tasyahud
dan lain-lainnya.” (Ar-Risalah 48-50, Ithaful Ilfi hal. 15)
DAFTAR PUSTAKA
http://arabiasamawa.blogspot.co.id/2013/01/jumlah-filiyah.html
http://ilmislam.blogspot.co.id/2010/10/tata-bahasa-arab-1-jumlah-ismiyah.html
http://pgmickudus.blogspot.co.id/2013/12/makalah-jumlah-fi.html
http://firdanizha.blogspot.co.id/2015/05/jumlah-filiyah.html
http://sulufiyyah.blogspot.co.id/2009/11/mubtada-dan-khobar.html http://huda-
hudaazizahcaem.blogspot.co.id/2012/05/jumlah-ismiyah-dan-jumlahfiliyah.html
http://islamiceducation001.blogspot.co.id/2015/09/jumlah-dalam-bahasa-arab.html
http://annisa-mardhotilla.blogspot.co.id/2012/02/bahasa-arab-fiil.html

Anda mungkin juga menyukai