Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NAIBUL FAIL

Diajukan sebagai tugas terstruktur mata kuliah Nahwu II

Disusun oleh :

Sendri

Dosen Pembimbing:

Ernayenti, M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BALAI SELASA

KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim Alhamdulillah , Puji beserta syukur kami panjatkan


kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad saw. Makalah ini berisikan tentang penjelasan ”Naibul Fail” .

Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada pihak yang Terkait dengan makalah ini, Secara khusus, dosen dan teman-
teman sekalian, yang telah memberikan arahan dan dukungan yang begitu besar
sehingga dapat tersusunnya makalah ini dengan baik

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini . Akhir kata , Penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita .
Amin .

Balai Selasa, 10 Mei 2023

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ I
DAFTAR ISI ............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 1

BAB II Pembahasan .................................................................................................. 2


A. Pengertian Naibul Fail ................................................................................... 2
B. Sebab-Sebab Membuang Fail ...........................................................................
C. Cara Membuat Fiil Bina Majhul .......................................................................
D. Lafadz lafadz Yang Dijadikan Naibul Fail .......................................................
E. Contoh Naibul Fail dalam Al-qur’an ................................................................

BAB III Penutup ....................................................................................................... 8


A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alhamdulillah ucapan puji syukur tiada hentinya selalu saya panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya yang
telah diberikan kepada kita, sehubungan dengan tertulisnya makalah ini saya sebagai
penulis mengucapkan banyak – banyak terima kasih atas dukungan dan bimbingan
ustadz atas tertulisnya makalah ini.
Untuk memudahkan pada pembaca untuk mempelajari ilmu nahwu para
pembaca harus mempelajari dasar ilmu nahwu dan ilmu nahwu itu sangat penting
untuk dipelajari karena dengan ilmu nahwu kita bisa mengerti dan memahami Al-
Qur’an dan Al-Hadits untuk itu penulis akan menerangkan bab yang paling penting di
dalam ilmu nahwu yaitu Naibul Fail karena dengan memahami salah satu bab itu
memang sangat penting dan di dalam penulis akan menerangkan beberapa pengertian
– pengertian naibul fail dan lain – lain agar dapat memudahkan pada para pembaca
untuk mempelajari dan memahami Naibul Fail dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Naibul fa’il?
2. Apakah Sebab Sebab Membuang Fail?
3. Bagaimana Cara Mambuat Fiil Bina Majhul?
4. Apa Saja Lafadzh Lafadz yang diajdikan Naibul fail?
5. Apakah Contoh naibul fail dalam Alqur’an?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Naibul Fail
2. Mengetahui Sebab Sebab Membuang Naibul Fail
3. Mengetahui cara Membuat FIil Bina Majhul
4. Mengetahui lafadz Yang Dijadikan Naibul fail
5. Mengetahui contoh Naibul fail dalam Alqur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Naibul Fail


Naibul Fail ialah isim yang di baca rofa’ yang menempati tempatnya fail
yang dibuang atas isim yang disandarkan pada fi’il mabni majhul atau yang
menyerupainya. Dan dalam pengertian lain naibul fail ialah maf’ul bih yang
ditempatkan pada tempat fa’il setelah membuangnya dan di beri semua hukumnya
fa’il. Dan di dalam pengertian naibul fail harus di ketahui bahwa naibul fail di
bagi dua yaitu naibul fail isim dlomir dan naibul fail isim dhohir dan contoh dari
isim dlomir adalah seperti lafadz ‫ َصشد‬،‫ َصشَب‬dan lain – lain dan contoh – contoh
naibul fail dari isim dhohir seperti lafadz ‫ َصش انجٍش‬dan isim dlohir itu di bagi dua
yaitu:
1. Dlomir muttasil
2. Dlomir munfashil
Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu:
1. Isim Mufrod
2. Isim Tasniyah
3. Isim Jamak

B. Sebab – sebab membuang Fa’il


Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara
sebab – sebab membuang, fa’il adalah:
1. ّ‫( نهؼهى ث‬Karena sudah di ketahui)
Contoh: ‫ٔحهك االَسبٌ ضؼٍفب‬
2. ّ‫( نهجٓم ث‬Karena tidak di ketahui, jadi tidak bisa menyebutkan)
Contoh: ‫سشق االيزؼخ انجبسخخ‬
3. ٍّ‫( نهخٕف ػه‬Karena mengawatirkan fa’il)
Contoh: ‫ضشة اثٍ احٍك يسبء‬
4. ُّ‫( نهحٕف ي‬Karena takut padanya)
Contoh: ‫اخزطفذ طبئشح جبسٔدا انًزٕ جٓخ انُٓذ‬
5. ‫( نهشغجخ فى اخفبءِ نالثٓبو‬Karena ingin atau bermaksud untuk menyelamatkan dan
merahasiakan)
Contoh: ‫سكت انحصٍ ايبو سبحخ انًذسسخ‬
6. ّ‫ نجشش ف‬/ ًٍّ‫( نزؼظ‬Karena kemuliaannya atau karena mengagungkannya)
Contoh: ‫ػهًهذ انفبحشخ فى انٍهخ انًُصشيخ‬
7. ِ‫( نزحمٍش‬Karena meremehkannya)
Contoh: ‫ئظى انًؼٓذ رُظًٍب سصٍُب يؼججب‬
8. ِ‫( نؼذو رؼهك انفئذح ثزكش‬Karena tidak ada gunanya untuk disebutkan)
Contoh]2[: ‫ٔادا حجٍزى ثزحٍخ فحٍخ فحٍٕا ثبحسٍ يُٓب أسدٔاْب‬

C. Cara membuat fi’il mabni majhul


Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama
harus di baca dhomah dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il
mudhori’ maka huruf prtama dibaca dhomah dan huruf sebelum akhir dibaca
fathah.
Contoh:
Fi’il madli : ٌ‫لشئ انمشا‬
Fi’il Mudhori: ‫ٌُصش انجٍش‬
Dan dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang
disandarkan pada naibul fail itu huruf pertama berupa ta’
muthowa’ah )‫ (ربءانطبٔػخ‬maka huruf yang kedua juga dibaca dlomah seperti huruf
pertama contoh: ‫رؼهًذ‬
Dan jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu, jika huruf pertama
berupa hamzah wasul, maka huruf yang ketiga juga dibaca dlomah seperti huruf
pertama.[3]
Contoh: ‫اسزحشج‬
Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi
mu’tal ain (fi’il yang a’in fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca
tiga macam bacaan yaitu:
1. Di baca kasroh dan mengganti huruf ilat (alif) dengan ya’
Contoh: ‫ ثٍؼذ‬asalnya ‫ثبع‬
2. di baca dlomah dan mengganti alif dengan wawu
Contoh: ‫ ثٕع‬asalnya ‫ثبع‬
3. di baca isymam (membaca)
Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain fi’ilnya dan lam fi’ilnya
hurufnya sama) yang mabnikan majhul itu fa’ilnya juga bisa dibaca tiga macam
yaitu dlomah, isymam, kasroh.
Contoh: ‫ يذانحجم‬،‫ يذانحجم‬،‫يذانحجم‬
Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan ‫ افزؼم‬dan ‫ اَفؼم‬yang
terdiri dari fi’il mu’tal ‘ain )ٍٍ‫ (يؼزم انؼ‬itu jika di mabnikan majhul tiga macam:
dlomah, kasorh dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi mu’tal ‘ain yang
dimabnikan majhul.
Contoh:
a. yang ikut wazan ‫ افزؼم‬: ‫احزٕس‬
b. yang ikut wazan ‫ اَفؼم‬:‫اَمٍذ‬

D. Lafadz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fa’il


Lafaldz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fail itu ada empat yaitu:
1. Maf’ul bih contoh:
ٌ‫لشئ انمشا‬ Asalnya ٌ‫لشأ دمحم انمشا‬
2. Masdar contoh:
‫ فشح صٌذ فشحب شذٌذ‬Asalnya ‫فشح فشح شذٌذ‬
3. Jer majrur contoh:
‫ جهس ػهى انكشسى‬Asalnya ‫جهس حبنذ ػهى انكشسى‬
4. Dhorof contoh:
ٌ‫ صٍى سيضب‬Asalnya ٌ‫صبو انًسهًٌٕ سيضب‬
Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa dijadikan naibul fa’il
(sekalipun sudah memenuhi syarat) jika dalam susunan atau kalimat itu ada
maf’ul bih (jadi yang berhak atau harus dijadikan naibul fa’il adalah maful
bih) akan tetapi kadang – kadang ada juga yang dijadikan naibul fail (padahal
dalam kalimat tersebut terdapat maf’ul bih)
F. Contoh naibul Fa’il Dalam Alqur’an dan hadits
1. Terdapat di dalam Ar rum ayat 2 ‫انش ْٔ ُو‬ ُّ ‫ذ‬ ُ yaitu pada lafadz ‫ٱنشٔ ُو‬
ِ َ‫غ ِهج‬ ُّ
ّ َ‫َٔاِرَا رُزْ ٰهى َػهَ ٍْ ِّ ٰا ٌٰزَُُب َٔنّٰى ُي ْسز َ ْكجِ ًشا َكب َ ٌْ نَّ ْى ٌَ ْس ًَ ْؼ َٓب َكب َ ٌَّ فِ ًْْٓ اُرََُ ٍْ ِّ َٔ ْل ًش ۚا فَج‬
2. Luqman ayat 7 ‫ش ِْشُِ ثِؼَزَاة‬
‫اَ ِنٍْى‬yaitu pada lafadz ‫ا ٌٰزَُُب‬.ٰ
ِ ٌَ ُُّْ ‫ة ا ْثٍُ َي ْش ٌَ َى َيث َ ًال اِرَا لَ ْٕ ُيكَ ِي‬
3. Az zukhuf ayat 57 ٌَُّْٔ ‫صذ‬ َ ‫ َٔنَ ًَّب ض ُِش‬yaitu pada lafadz ٍُ‫ا ْث‬
‫ َي ْشٌَ َى‬.
4. Az zukhuf ayat 31 ‫ َٔلَبنُ ْٕا نَ ْٕ َال َُ ِ ّض َل ْٰزَا ْانمُ ْش ٰاٌُ َػ ٰهى َس ُجم ِ ّيٍَ ْانمَ ْشٌَزٍَ ٍِْ َػ ِظٍْى‬yaitu pada
lafadz ٌُ ‫ْزَا ْانمُ ْش ٰا‬.
ٰ
5. Al fusshilat ayat 47 ‫بي َٓب َٔ َيب رَحْ ًِ ُم ِي ٍْ ا ُ َْ ٰثى‬ َ ‫اِنَ ٍْ ِّ ٌ َُشدُّ ِػ ْه ُى انسَّب‬
ِ ًَ ‫ػ ِخ َۗٔ َيب ر َْخ ُش ُج ِي ٍْ ث َ ًَ ٰشد ِّي ٍْ اَ ْك‬
ۚ ‫ش ٍِْٓذ‬ ْ ‫ش َشك َۤب ِء‬
َ ٍْ ‫ي لَبنُ ْْٕٓا ٰارََّٰكَ َيب ِيَُّب ِي‬ ُ ٌٍََْ‫ض ُغ ا َِّال ِث ِؼ ْه ًِ ّٖ ٌََۗٔ ْٕ َو ٌَُُب ِد ٌْ ِٓ ْى ا‬
َ َ ‫ٔ َال ر‬yaitu
َ pada lafadz ‫ ِػ ْه ُى‬.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Naibul Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang mengganti kedudukan
fa’il dan naibul fa’il itu dibagi dua yaitu terdiri dari isim dlomir dan dhohir. Isim
dlomir itu sendiri di bagi dua yaitu dlomir mutasil dan munfasil dan isim dhohir
itu dibagi tiga yaitu terdiri dari isim mufrod, isim jamak, dan isim tasniyah dan
sebab – sebab membuang fail adalah:

Sedangkan untuk membuat fi’il mabni majhul adalah bila terdiri dari fi’il
madli maka huruf pertama di baca dlomir dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh,
dan jika terdiri dari fi’il mudlorik maka huruf pertama dibaca dlomir dan huruf
sebelum ahir dibaca fathah dan lafadz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fa’il itu
ada empat yaitu: 1. Maf’ul bih 2. masdar 3. jer majrur 4. dhorof. Dan untuk
masdar jer majrur dan dhorof itu tidak bisa dijadikan naibul fa’il jika dalam
kalimat terdapat maf’ul bih.

B. Saran
Untuk para pembaca kami sebagai penulis menyarankan untuk
mempelajari sesuatu itu pelajarilah dari bawah lalu pelajari yang lebih atas lagi
begitu juga dengan ilmu nahwu pelajari dari bab paling dasar lalu pelajari yang
lebih atas agar lebih mengerti dan memahami ilmu nahwu dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2, Surabaya: Putra
Jaya

Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik juz 2 soal jawab,
Surabaya: Putra Jaya

Anda mungkin juga menyukai