Di susun oleh:
Retno sari
Fia Kurniyati
Khadijah
Khaidir Rifki
Penulis
i
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Mudhaf dan Mudhaf ilaih................................................................2
B. Macam – macam Bentuk Mudhaf ilaih..............................................................3
C. Mudhof yang di idhofahkan................................................................................3
D. Hukum mudhaf dan mudhaf ilaih.......................................................................5
BAB III.............................................................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini akan membahas tentang Mudhaf Wa Mudhaf Ilaih dan
Idhofah.Idhofah merupakan penyandaran suatu isim kepada isim lain sehingga
menimbulkan makna yang spesifik. Idhofah terdiri dari mudhof wa mudhof ilaih.
Banyak juga yang kurang memahami dan membedakan mudhof dan mudhof ilaih.
Dengan membahas idhofah otomatis juga akan membahas mudhof dan mudhof
ilaih dan ciri-cirinya. Dan juga dapat membuat kalimat-kalimat dalam bahasa arab
dengan baik dan benar, bisa memposisikan idhofah dalam suatu kalimat karena
sudah mengetahui mudhof dan mudhof ilaihnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mudhaf wa Mudhaf Ialih?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Mudhaf adalah isim yang berada di awal dalam keadaan nakirah (tapi tanpa
tanwin), sedang yang di sebut Mudhaf ilaih adalah isim yang kedua yang terletak
setelah mudhaf. Yang lebih gampang nya kalau mudhaf itu yang di sandarkan atau
yang di gabungkan, sedangkan mudhaf ilaih yaitu yang kena sandaran.
Contoh nya :
كتاب زيد
Lafadz kitabu( )كتا ب: Mudhaf, Lafadz zaidun ( ; ) زيدMudhaf ilaihIsim yang awal
atau Mudhaf ikrab nya adalah mengikuti amil yang jatuh sebelumnya, dan isim
yang kedua atau mudhaf ilaih adalah irab nya wajib di baca jer.
Para ulama’ nahwu berselisih pendapat tentang yang mengejerkan mudhaf ilaih.
Menurut sebagian di antara mereka ada yang mengatakan bahwa mudhaf ilaih di
jer kan oleh huruf yang di perkirakan keberadaan nya, yaitu lam atau min, atau fii,
ada juga yang mengatakan bahwa mudhaf ilaih di jer kan oleh mudhaf, pendapat
ini adal pendapat yang shahih di antara pendapat – pendapat yang lainnya.Di
dalam tarkib idhafah apabila mudhaf itu berupa isim sifat, yang menyerupai fiil
mudharek yaitu seperti isim fail, isim maf ul, atau isim sifat musbihat yang
bimakna hal atau istiqbal maka mudhaf tersebut nakirahnya tidak bisa hilang atau
tidak bisa menjadi makrifat, baik di mudhafkan pada isim makrifat maupun isim
nakirah. Jadi mudhaf tersebut tetap nakirah, karena mudhaf yang berupa isim sifat
tersebut adalah di kira-kirakan pisahnya sebab wujudnya dhamir yang di simpan,
misal isim fail : هدا رجل وضارب زيد االنDan bisa di ketahui nakirahnya yaitu sebab
di masuki lafadz رب. Bila mudhaf tidak berupa isim sifat atau berupa isim sifat
yang menunjukan zaman madhi maka idhafahnya dinamakan idhafah mahdah.
Idhafah yang mudhafnya berupa isim sifat tersebut adalah dinamakan idhafah
lafdiyah dan ghairu mahdhah dan majaziyyah. Di namakan lafdziyyah karena
2
kembalinya adalah pada lafadz seperti littahfif wattahsin, dan dinamakan gairu
mahdhah karena tidak berfaidhah takhsis dan takrif, dinamakan majaziyyah
karena dikira-kirakan pisah dengan wujudnya dhamir yang disimpan,Sedangkan
idhafah yang telah lewat yaitu idhafah yang mudhaf nya tidak berupa isim sifat itu
adalah dinamakan idhafah mahdhah maknawiyah wahakikiyyah. Dinamakan
makhdah karena idhafah tersebut sunyi dari terpisah. Dinamakan hakikiyah
karena idhafah tersebut adalah memang sungguh-sungguh sunyi dari terpisah,
karena tidak wujud damir yang disimpan.
Contoh
ُ َح ِدي
َْث عَاِئ َشة
b) Mabni
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan
harokat akhir (sesuai bentuk aslinya).
Contoh:
( ِكتَاب ُِكKitabmu – wanita)
C. Mudhof yang di idhofahkan
1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:
a. Bermakna ( ِم ْنdari)
Contoh:
( خَاتَ ُم َح ِد ْي ٍدCincin besi)
Maknanya adalah,
( خَ اتَ ٌم ِم ْن َح ِد ْي ٍدCincin dari besi)
b. Bermakna ( ِلmilik)
3
Contoh:
ُ ( بَيRumah Ali)
ْت َعلِ ٍّي
Maknanya adalah,
ٌ ( بَيRumah milik Ali)
ْت لِ َعلِ ٍّي
c. Bermakna ( فِيdi dalam)
Contoh:
( ` َع َذابُ القَب ِْرAzab Kubur)
Maknanya adalah,
( َع َذابٌ فِي القَب ِْرAzab di dalam kubur)
2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof
ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah.
Contoh:
َاي
َ ( يَدKedua tanganku)
Asalnya adalah يَدَا ِنsebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya
menjadi يَدَا.
Mengingat يَدَاberakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya’
mutakallim menjadi ي
َ يَدَا.
َ ( هُدPetunjukku)
َاي
Asalnya adalah,
اَ ْلهُدَىdan ya’ mutakallim ()ي
اي
َ ( ِس َوSelainku)
Asalnya adalah,
ِس َوىdan ya’ mutakallim ()ي
3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi
berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.
Contoh:
ي
َّ ( ُمدَرِّ ِسPara pengajarku)
Asalnya adalah:
َ ُم َد ِّر ِس ْينdan ya’ mutakallim ()ي
ي
َّ ( ُم َحا ِمPengacaraku)
Asalnya adalah:
4
اَ ْل ُم َحا ِميdan ya’mutakallim ()ي
َّ ِ( ُم ْفتMuftiku)
ي
Asalnya adalah:
ُم ْفتِيdan ya’ mutakallim ()ي
1) Hukum Mudhaf
Contoh:
Mudhof= ُالبَاب,
ْ
Mudhof ilahi= ال َم ْس ِج ُد,
Contoh:
Contoh:
Mudhof= ان
ِ َ ِكتَاب,
a.) Diawali dengan alif lam ()ال.Selalu menempati status majrur (yaitu
menggunakan tanda kasrah)
5
Contoh:
c.) Tidak berupa kata sifat, sebab apabila berupa kata sifat, susunannya berupa
menjadi bukan lagi idhofah.
BAB III
PENUTUP
6
A. Kesimpulan
Di dalam tarkib idhafah itu ada dua unsur yaitu mudhaf dan mudhaf ilaih,
mudhaf itu isim yang di awal sedangkan mudhaf ilaih isim yang kedua. Mudhaf
ikrabnya adalah mengikuti amil yang jatuh sebelumnya, dan isim yang kedua atau
mudhaf ilaih ikrabnya adalah wajib di baca jer.
b. Bermakna ( ِلmilik)
2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi
berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah.
3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi
berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.
Hukum Mudhaf
B. Saran
Kami mengharapkan agar apa yang telah dijelaskan diatas dapat dipahami oleh
pembaca sekalian dan pendengar sekalian, sekaligus semoga bermanfaat bagi kita
semua. Selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca dan pendengar sangatlah kami
harapkan guna memperbaiki dalam membuat makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
7
Abdullah, Bahauddin, 2013. Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu Aqil. Bandung. Sinar
Baru Algensindo.
Dawud shonhaji, Muhammad. 2013. Matan Jurumiyah. Jati rogo tuban jawa
timur. Kampoengkyai.