Disusun Oleh:
GUSRIZAL MIROJI
MUHAMMAD ARIFIN
Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “tashrif ishthilahy dan fi’il tsulatsy
mujarrad” tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen
pembimbing yang selalu memberika dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas SHOROF Tak
hanya itu, saya juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
KATAPENGANTAR……..………………………….......... ............……2
DAFTAR ISI………………….………………...........................……...….3
BAB I PENDAHULUAN……………..………………......................…...4
LATAR BELAKANG…………………………………….......................
…...4
RUMUSAN MASALAH……………………………………....................
….4
TUJUAN…………………………………………...........................4
BAB II PEMBAHASAN……………………………….....................…..5
Secara umum, pengertian dari tashrif atau tasrif dikenal sebagai perubahan
bentuk kata dalam bahasa Arab. Sementara tafsir istilahi, diartikan sebagai
perubahan kata yang terjadi karena pengalihan waktu kejadian. Misalnya
mengubah kata hingga kalimat tanya menjadi satu kalimat pasif atau
perintah dan bentuk-bentuk lainnya.
Dalam tashrif istilahi, terdapat ketentuan umum yang mencakup cara
penulisannya sehingga tidak terjadi kesalahan, di antaranya:
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga
huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh : ضرب,نصر . Adapun fi’il tsulatsi
mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat
dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :
1. فتح ضم : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il
mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
2. فتح كسر : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il
mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab dua)
3. فتحتا ن : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’,
wazannya adalah فعل يفعل (bab tiga)
4. كسر فتح : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il
mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
5. ضم ضم : ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل (bab lima)
6. كسرتان : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل (bab enam)[1]
(BAB I : فعل يفعل )
Bab satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca
dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل يفعل .
Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi
dan terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang
membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا = Zaid telah menolong Amar
Dan fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih. Contoh :
خرج زيد = Zaid telah keluar
( BAB II : فعل يفعل )
Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan
dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah ل يفعلccفع . adapun
lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
ضربت زيدا = Saya memukul Zaid
Bab tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada fi’il
mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
فتح زيد الباب = Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh :
البذرنبت = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa
huruf halaq yang jumlahnya ada enam yaitu :
, ]2[غين همزة, هاء, حاء, خاء,عين
Contoh :
, ذهب ينشأ, نشأ,يذهب
(BAB IV : فعل يفعل )
Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan
dibaca fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
علم زيد المسألة = Zaid mengetahui masalah
Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh :
زيدوجل = Zaid merasa takut
Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah,
gembira.
Contoh :
سقم = Sakit
مرض = Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh :
شهب = Kelabu[3]
( BAB V : فعل يفعل )
Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena
bab lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan
sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani,
penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz
yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak
berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan
fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim
maf’ul.
(BAB VI : فعل يفعل )
Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
حسب زيدعمرواالفاضل = zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh :
ومق زيد = zaid telah mabuk cinta[4]