1.Nurkholis Majid
2.Leonita Agustin
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama islam adalah agama yang sempurna berbagai mengenai hukum dalam
kehidupan dijelaskan dan memiliki sejarah panjang mengenai pembuatan hukum
islam. Masa yang paling lama yaitu cara pengambilan hukum melalui ijtihad, saat itu
terjadi penurunan kegiatan ijtihad dan adanya beberapa faktor yang melatar belakangi
terjadinya penurunan kegiatan tersebut. Tertutupnya ijtihad ini menandai kemunduran
fiqh islam dengan adanya kemunduran ini menyebabkan munculnya taqlid dan umat
Islam hanya bertaklid kepada mazhab yang telah ada.
Meskipun sebagian orang menyebutkan bahwa fase ini adalah periode jumud tetapi
kenyataannya pada fase ini para fuqaha mendalami, mengkaji, menganalisa,
mengolah dan mengkritik pendapat-pendapat fuqaha sebelumnya, walaupun
pendapatnya itu dicetuskan oleh imam mazhabnya sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian taqlid?
2. Apa faktor terhentinya kegiatan ijtihad?
3. Apa usaha-usaha ulama dalam mengatasi taqlid dan jumud?
4. Apa pengaruh taqlid dalam perkembangan legislasi hukum islam?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Menuntaskan tugas mata kuliah Sejarah Hukum Islam
2. Dapat mengetahui tentang masa taqlid
3. Dapat mengetahui pengaruh taqlid dalam legislasi islam
4. Lebih berkompetensi di pelajaran mata kuliah Sejarah Hukum Islam
D. MANFAAT
Manfaat dibuatnya makalah ini untuk menambah refrensi sebagai bahan ajar bagi
dosen dan referensi bahan belajar bagi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar
serta menjadi tambahan wawasan.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Ulama dilanda penyakit iri, egois dan sombong sehingga mereka tidak dapat
sampai pada tingkat mujtahid.
Para ulama terjadi saling menghasut satu sama lain dan mementingkan diri
sendiri yang mana dari mereka selalu menganggap bahwa mereka benar dan
membanggakan ijtihadnya dengan adanya sifat ini mereka beranggapan bahwa
potensi atau kemampuan kawan-kawannya direndahkan. Sifat seperti ini yang
ada dikalangan ulama menyebabkan kemampuan dan kecerdasan ulama
menurun. Sehingga, mereka hanya bertaqlid pendpat dari ulama terdahulu.
4
Abdul Majid Khon, ikhtisar tarikh tasyri’, hlm 144
5
http://www.mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com/msg06148.html
Sebab tumbuhnya taqlid6, yaitu :
1. Murid-murid yang berkedudukan
Masing-masing murid itu harus mengedepankan paham yang dikeluarkan para
guru. Kemudian sesudah paham-paham itu mendapat kedudukan istimewa
dalam jiwa rakyet, maka akan sulit bagi seorang mudjaddid mendirikan
mazhab di tengah-tengah masyarakat umum sehingga berkurangnya ijtihad
pada masa itu
Kondisi taqlid sesudah runtuhnya kerajaan Abbasiyyah, pada masa ini, ijtihad mulai
memudar dan tidak ada keistimewaan. Beberapa orang menggabungkan diri kepada
imam tertentu dan disebut mujtahid muntasib dan dari abad 10 sampai sekarang
tidak boleh seorang faqih memilih dan menarjih cukup kitab-kitab yang ada.7
6
Ibid, hlm 145
7
Muhammad Al-Khudari Bik, Tarikh Al-Tasyri’ Al-Islami, (Semarang: Darul Ihya Indonesia,1980), hlm 365-366
Dijelaskan bahwa fuqaha memiliki pembahasan tetapi terkadang mereka
menyalahi pendapat-pendapat imam.
1. Tingkatan pertama :
Ulama’ ahli ijyihad di dalam lingkungan hukum suatu mazhab
Dalam golongan ini ulama tidak bisa berijtihad untuk mendapatkan hukum
dengan ijtihad mutlak dan ulama pada tingkatan ini hanya berijtihad dalam
beberapa kasus dari pokok-pokok ijtihad yang telah ditetapkan oleh imam-
imam ahli ijtihad sebelumnya.8
2. Tingkat kedua :
Ulama ahli ijtihad dalam masalah-masalah hukum yang tidak ada riwayatnya
dari imam-imam suatu mazhab.
Ulama yang tergolong tingkatan ini, tidak menyalahi imam-imam mujtahid
dalam masalah hukum furu’iyah dan pokok-pokok ijtihad. Maksudnya bahwa
para ulama mengambil kesimpulan hukum tidak ada riwayatnya disesuaikan
dengan pokok-pokok dari Imam mereka.Golongan ini seperti Al Khashaf, Ath
Thahawi dan Al Karakhi dari golongan Hanafiyah, Ibnul Arabi dan Ibnu
Rusydi dari golongan Malikiyah, Al Ghazali dan Al Isfarayini dari golongan
Syafi’iyah dan Al Baghdadi dan Al Hurawi dari golongan Hanbaliyah.
8
Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Legislasi Islam, hlm 135
Ulama yang tergolong tingkatan ini, mereka berijtihad untuk mengambil suatu
kesimpulan hukum dari masalah-masalah melainkan karena ulama menguasai
kepada pokok-pokok mazhabnya dan sumber pengambilannya.9
Di antara golongan ini yaitu Al Qaduri dari golongan Hanafiyah.
A. KESIMPULAN
Taqlid adalah taqlid merupakan pendapat yang berdasar dari pendapat orang lain yang
mana pendapat tersebut dilakukan tanpa berdasarkan dalil. Orang yang taklid kepada
pendapat seseorang disebut muqallid. Taqlid muncul ketika kekuasaan Islam sudah
pudar, yaitu pada masa kemunduran. Kemunduran ini dipengaruhi oleh beberapa hal
Sesungguhnya ulama sangat tidak setuju dengan taqlid karena taqlid menyebabkan
tidak mau berfikir. Sehingga umat Islam hanya mencukupkan tentang perkara
agamanya itu dengan kitab-kitab karangan para imam ijtihad. Tapi dalam kalangam
umat Islam sendiri tidak ada keharmonisan, hal ini disebabkan karena masing-masing
pengikut mahzab mengklaim bahwa mahzabnya yang paling benar. Orang yang
berpendidikan tinggi dan dianggap mampu untuk berijtihad sendiri dilarang untuk
bertaqlid. Taqlid boleh dilakukan oleh orang awam tapi dengan syarat bahwa ia harus
selalu berusaha mencari dasar-dasar dalilnya. Dan jika ia telah menemukan dasarnya
ia harus kembali pada dalil tersebut, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Jaih Mubarak, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Rosda Karya, 2000.
Muhammad Zuhri, Terjemahan Tarikh Tasyrik Al-Islam, Semarang: Darul Ikhya, 1980.
Ra
[6] Supiana dan Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2001), hal 289.
11