Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB 1.....................................................................................................................1

PENDAHULAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB 2......................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

2.1 Pengertian Mazhab Fiqih......................................................................................4

2.2 Sejarah Lahirnya Mazhab-mazhab Fiqih...............................................................6

2.3 Mazhab-mazhab Fiqih yang Masih Digunakan sampai saat ini.............................6

2.4 Biografi Mahzab Imam Malik................................................................................8

2.5 Biografi Mahzab Imam Syafi’i.............................................................................11

2.6 Perbedaan Antar Mazhab...................................................................................13

BAB 3....................................................................................................................17

KESIMPULAN.....................................................................................................17

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................17

3.2 Saran...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

1
BAB 1

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan hukum Islam setelah Rasulullah SAW wafat berkambang
begitu pesat. Hal itu dikarenakan pola pikir umat Islam dalam berpendapat tentang
hukum berbeda-beda. Umat islam mengalami dilematis dalam menetapkan hukum
setelah Rasulullah wafat, karena begitu banyak masalah-masalah hukum baru
yang muncul yang belum ada nashnya dalam Alquran dan Hadis. Dengan
demikian muncullah berbagai pendapat mengenai hukum tentang suatu hal.
Dalam islam hal seperti ini dibolehkan dengan syarat harus dimusyawarahkan
dengan ulama-ulama yang lain atau dengan kata lain berijtihad. Jika kita tidak
mampu berijtihad dikarenakan keterbatasan pengetahuan kita, makakita harus
mengikuti ijtihad dari salah seorang mujtahid yang ia percayai. Hali ini sejalan
dengan firman Allah dalam surat An-Nahlayat 42, yang artinya “ bertanyalah dari
ahli zikir/ ulama jika kamu tidak mengerti”. Dari situlah muncul hukum-hukum
islam dari hasil ijtihad para ulama, yang mana lahirlah yang disebut mazhab.

Subpokok bahasan yang akan dibahas dalam makalah ini. Selanjutkan


diharapkan dengan pembahasan tersebut dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita terutama mengenai mazhab-mazhab fiqih yang masih dalam ruang
lingkup perkembangan hukum islam. Dalam pembahasan makalah ini tentulah
jauh dari kata sempurna. Itu dikarenakan keterbatasam kami dalam mengetahui
mmazhab-mazhab, yang mana kami hanya berpedoman pada beberapa referensi
saja. Oleh karena itu mohon koreksi dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
lebih baik.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan mazhab fiqih ?

2. Bagaimana sejerah lahirnya mazhab fiqih ?

3. Apakah perbedaan mazhab imam maliki dan imam syafi’i ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. untuk memahami pengertian dari mazhab fiqih

2. untuk memahami lahirnya mazhab fiqih

3. untuk mengetahui perbedaan mazhab imam syafi’I dan maliki

3
4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mazhab Fiqih


Mazhab (bahasa arab: ‫م==ذهب‬, madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab,
yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan
seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi
seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para
ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode
(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian
orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah.

Sedangkan pengertian mazhab menurut istilah ada beberapa rumusan, antara


lain :

1. Menurut Said Ramadhany al-Buthy, mazhab adalah jalan pikiran


(paham/pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam
menetapkan suatu hukum Islam dari Al-Quran dan hadits.

2. Menurut K.H.E. Abdurrahman, mazhab dalam istilah islam berarti


pendapat, paham atau aliranseorang alim besar dalam Islam yang digelari
Imam seperti Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Ibn Hanbal, mazhab
Imam syafi’i mazhab Imam Maliki, dan lain-lain.

3. Menurut A. Hasan, mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat


seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah
ataupun lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan mazhab menurut istilah, meliputi dua pengertian, yaitu :

5
a. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang
imam mujtahid dalam menetapkan hukum atau peristiwa berdasarkan Al-
quran dan Hadis.

b. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang


hukum suatu peristiwa yang diambil dari Al-Quran dan Hadis.

Jadi mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam
Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum islam.
Selanjutnya imam mazhab dan mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi
kelompok umat islam yang mengikuti cara Istinbath Imam Mujtahid
tertentuatau mengikuti pendapat Imam Mujtahid tentang masalah hukum
Islam.

Adapun pengertian mazhab menurut para ulama fiqih yang perlu kita
ketahui. Menrut ulama fiqih mazhab adalah sebuah metodologi fiqih khusus
yang dijalan oleh seorang ahli fiqih mujtahis, yang berbeda dengan ahli fiqih
lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu
furu’. Masalah yang bisa menggunakan metode ijtihad adalah yang termasuk
istilah dzonni atau prasangka , bukan hal yang qoth’i atau pasti.

Itulah penjelasan mengenai pengertian mazhab yang pada intinya memiliki


makna yang sama. Lahirnya mazhab ini tidak bisa terlepas dari perkembangan
huku-hukum islam sebelumnya yaitu pada masa Rasulullah dan sahabat. Bila
pada masa Nabi sumber fiqih adalah Al-Quran, maka pada masa sahabat
dikembangkan dengan dijadikannya petunjuk Nabi dan Ijtihad sebagai sumber
penerapan fiqih. Sesudah masa sahabat, penetapan fiqih dengan menggunakan
Sunnah dan Ijtihad ini sudah begitu berkembang dan meluas. Yang kemudian
kita mengenal mazhab-mazhab fiqih. Mazhab dalam fiqih ada beberapa
macam, hal ini dikarenalan adanya perbedaan pendapat dalam berijtihad
seorang ulama.

6
2.2 Sejarah Lahirnya Mazhab-mazhab Fiqih
Manusia diberikan daya pikir, daya cipta, nalar dan daya mempergunakan
ijtihad. Maka sesuai dengan tabiat dan naluri manusia itu sendiri, timbullah
berbagai macam pendapat dalam menhadapai suatu masalah. Hal ini tidak
mungkin dihilangkan atau dihindari karena naluri manusia menghendaki yang
demikian. Itulah yang melatar belakangi lahirnya mazhab-mazhab dalam dunia
Islam. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mazhab adalah hasil Ijtihad
seorang Mujtahid, yang mana dari para Mujtahid itu terdapat perbedaan-
perbedaan pendapat dalam menetapkan sebuah hukum yang belum ada
nashnya dalam Al-Quran dan Hadis.

Sejak pertengahan abad pertama hijriyah sampai awal abad ke empat, tidak
kurang dari 19 aliran hukum sudah tumbuh dalam Islam. Kenyataan ini saja
cukuplah menunjukkan betapa ahli-ahli hukum kita dahulu tak putus-putusnya
bekerja untuk disejalankan dengan kebutuhan-kebutuhan peradaban yang terus
tumbuh.

2.3 Mazhab-mazhab Fiqih yang Masih Digunakan sampai saat ini


mazhab yang masih Digunakan sampai saat ini diantaranya Mazhab-mazhab
tersebut antara lain : mazhab Maliki, mazhab Syafi’i,

1. Mazhab Maliki (93-173H / 711-795M)

Imam Malik dilahirkan di Madinah. Nama lengkapnya Malik bin


Anas bin ‘Amar. Kakek Imam Malik yaitu ‘Amar berasal dari Yaman.
Beliau pernah bertemu dengan Abu Hanifah. Abu Hanifah tigabelas
tahun lebih tua dari Malik bin Anas. Malik bin Anas adalah seorang yang
saleh, sangat sabar, ikhlas dalam berbuat, mempunyai daya ingat dan
hafalan yang kuat, serta kokoh dalam pendiriannya. Beliau ahli dalam
fiqih dan Hadits, yang diterima dari guru-gurunya di Madinah. Beliau
mempelajari ilmu pada ‘ulama-‘ulama Madienah. Guru beliau yang
pertama, ialah : Abdur Rahman ibn Hurmuz. Guru-guru yang lain adalah

7
Rabi’ah, Yahya Ibn Sa’ad al-Anshari, dan Ibn Syihab Azuhri. Dalam
mengajar, Imam Malik sangat menjaga diri agar tidak salah dalam
memberi fatwa. Oleh karena itu, untuk masalah-masalah yang
ditanyakan, sedangkan beliau belum yakin betul akan kebenaran
jawabannya, sering menjawab la adri (saya tidak tahu). Beliau meninggal
di Madinah pada tahun 173 H. Kitab yang dinisbatkan kepada Imam
Malik adalah kitab Muwatho yang merupakan kitab Hadits tapi juga
sekaligus kitab Fiqih.

2. Mazhab Syafi’i (150-204 H / 767-822 M)

Imam Syafi’i memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris bin Abbas
bin Usman bin Syafi’i bin as-sai’ib bin Ubaid Yaziz bin Hasyim bin
Murhalib bin Abdu Munaf. Beliau termasuk suku Quraisy. Dilahirkan di
Ghaza, salah saatu kota Palestina pada tahu 150 H. Ayahnya meninggal
ketika beliau masih bayi, sehingga beliau dibesarkan dalam keadaan
yatim dan fakir. Karena kefakirannya beliau sering memungut kertas-
kertas yang telah dibuang dan menyadari bahwasannya Al Quran itu
bahasanya sangat indah dan maknanya sangat dalam, maka beliau pergi
ke Kabilah Hudzail untuk mempelajari dan mendalami satra Arab serta
mengikutu saran hidup Muhammad SAW, pada masa kecilnya. Disana
beliau sampai hafal sepuluh ribu bait syair-syair Arab.

Di Mekkah beliau berguru pada Sufyan bin Uyainah dan kepada


Muslim bin Khalid. Setelah itu pergi ke Madinah untuk berguru pada
Imam Malik. Pada saat itu beliau berumur 20 tahun dan belajar di sana
selama tujuh tahun.Bagi Imam Syafi’i ibadah itu harus membawa
kepuasan dan ketenagan dalam hati. Untuk itu diperlukan kehati-hatian.
Oleh karena itu, konsep Ikhyat (kehati-hatian) mewarnai pemikiran Imam
Syafi’i. Imam Syafi’i menyebut Al-Quran dan Sunnah adalah sebagai

8
dua dasar (sumber) dan menetapkan Ijma’ dan Qiyas sebagai dasar
(sumber) pembantu.

2.4 Biografi Mahzab Imam Malik


Mālik ibn Anas bin Malik bin ‘Āmr al-Asbahi atau Malik bin Anas
(lengkapnya: Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah
al-Humyari al-Asbahi al-Madani), (Bahasa Arab: ‫)مال===ك بن أنس‬, lahir di
(Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H). Ia
adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.

Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris
bin Ghaiman bin Jutsail binAmr bin al-Haris Dzi Ashbah. Imama malik
dilahirkan di Madinah al Munawwaroh. sedangkan mengenai masalah tahun
kelahiranya terdapat perbedaaan riwayat. al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat
fuqoha meriwayatkan bahwa imam malik dilahirkan pada 94 H. ibn Khalikan
dan yang lain berpendapat bahawa imam malik dilahirkan pada 95 H.
sedangkan. imam al-Dzahabi meriwayatkan imam malik dilahirkan 90 H.
Imam yahya bin bakir meriwayatkan bahwa ia mendengar malik
berkata :”aku dilahirkan pada 93 H”. dan inilah riwayat yang paling benar
(menurut al-Sam’ani dan ibn farhun) Ia menyusun kitab Al Muwaththa’, dan
dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia
menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.

Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al


Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan
seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan
yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al
Andalusi al Mashmudi. Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber
hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada
pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa’.

9
Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata,” Al Muwaththa’ adalah
kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mnegetahui bandingannya.

Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa’ tidak semuanya


Musnad, ada yang Mursal, mu’dlal dan munqathi. Sebagian ‘Ulama
menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits
mauquf, 285 perkataan tabi’in, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara,
hanya dikatakan telah sampai kepadaku” dan “ dari orang kepercayaan”,
tetapi hadits hadits tersebut bersanad dari jalur jalur lain yang bukan jalur dari
Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang
penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits hadits mursal ,
munqathi’ dan mu’dhal yang terdapat dalam Al Muwaththa’ Malik.

Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan
Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari
Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry,
Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang
paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari. Adapun yang
meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua
darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al
Auza’i., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan
Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu
Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.

Malik bin Anas menyusun kompilasi hadits dan ucapan para sahabat
dalam buku yang terkenal hingga kini, Al Muwatta. Di antara guru beliau
adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul Majmar, Az Zuhri,
Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin Dinar, dan
lain-lain. Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu
Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin
Manshur, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu

10
Mush’ab, Al Auza’i, Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i,
Abu Hudzafah as Sahmi, Az Aubairi, dan lain-lain.

Pujian Ulama untuk Imam Malik An Nasa’i berkata,” Tidak ada yang saya
lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, tepercaya periwayatan haditsnya
melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi
matruk, kecuali Abdul Karim”. (Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al
Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik,
keadaanya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan
haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan).

Sedangkan Ibnu Hayyan berkata,” Malik adalah orang yang pertama


menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan
keutamaan ibadah”.

Imam as-Syafi’i berkata : “Imam Malik adalah Hujjatullah atas makhluk-


Nya setelah para Tabi’in “. Yahya bin Ma’in berkata :”Imam Malik adalah
Amirul mukminin dalam (ilmu) Hadits” Ayyub bin Suwaid berkata :”Imam
Malik adalah Imam Darul Hijrah (Imam madinah) dan as-Sunnah ,seorang
yang Tsiqah, seorang yang dapat dipercaya”. Ahmad bin Hanbal berkata:”
Jika engkau melihat seseorang yang membenci imam malik, maka ketahuilah
bahwa orang tersebut adalah ahli bid’ah” Seseorang bertanya kepada as-
Syafi’i :” apakah anda menemukan seseorang yang (alim) seperti imam
malik?” as-Syafi’i menjawab :”aku mendengar dari orang yang lebih tua dan
lebih berilmu dari pada aku, mereka mengatakan kami tidak menemukan
orang yang (alim) seperti Malik, maka bagaimana kami(orang sekarang)
menemui yang seperti Malik?[3] ”

Kitab Al-Muwaththa, Al-Muwaththa bererti ‘yang disepakati’ atau


‘tunjang’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu dan hukum-hukum
agama Islam. Al-Muwaththa merupakan sebuah kitab yang berisikan hadits-
hadits yang dikumpulkan oleh Imam Malik serta pendapat para sahabat dan

11
ulama-ulama tabiin. Kitab ini lengkap dengan berbagai problem agama yang
merangkum ilmu hadits, ilmu fiqh dan sebagainya. Semua hadits yang ditulis
adalah sahih kerana Imam Malik terkenal dengan sifatnya yang tegas dalam
penerimaan sebuah hadits. Dia sangat berhati-hati ketika menapis,
mengasingkan, dan membahas serta menolak riwayat yang meragukan. Dari
100.000 hadits yang dihafal beliau, hanya 10.000 saja diakui sah dan dari
10.000 hadits itu, hanya 5.000 saja yang disahkan sahih olehnya setelah
diteliti dan dibandingkan dengan al-Quran. Menurut sebuah riwayat, Imam
Malik menghabiskan 40 tahun untuk mengumpul dan menapis hadits-hadits
yang diterima dari guru-gurunya. Imam Syafi pernah berkata, “Tiada sebuah
kitab di muka bumi ini setelah al qur`an yang lebih banyak mengandungi
kebenaran selain dari kitab Al-Muwaththa karangan Imam Malik.” inilah
karangan para ulama muaqoddimin

Wafatnya Sang Imam Darul Hijroh Imam malik jatuh sakit pada hari ahad
dan menderita sakit selama 22 hari kemudian 10 hari setelah itu ia wafat.
sebagian meriwayatkan imam Malik wafat pada 14 Rabiul awwal 179 H.
sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi’:” imam malik wafat pada usia
87 tahun” ibn kinanah bin abi zubair, putranya yahya dan sekretarisnya
hubaib yang memandikan jenazah imam Malik. imam Malik dimakamkan di
Baqi’

2.5 Biografi Mahzab Imam Syafi’i


Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Shafiʿī atau Muhammad bin Idris
asy-Syafi`i (bahasa Arab: ‫ )محمد بن إدريس الشافعي‬yang akrab dipanggil Imam
Syafi’i (Gaza, Palestina, 150 H / 767 – Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah
seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam
Syafi’i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani
Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang
merupakan kakek Muhammad.

12
Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada
ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak,
untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana. Imam Syafi`i
mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi’i. Yang pertama namanya
Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.

Bagaimana mungkin Imam Syafi’i yang lahir tahun 150 H dan wafat tahun
203 H disebut menolak paham Asy’ariyyah yang memperkenalkan ajaran
Sifat 20 sementara Imam Abu Hasan Al Asy’ari sendiri baru lahir tahun 260
H atau 57 tahun setelah Imam Syafi’i meninggal.

Imam Syafi’i adalah Imam Fiqih. Beda dengan Imam Asy’ari yang
merupakan Imam masalah Tauhid. Kalau seperti itu, maka Imam Syafi’ie
juga jauh dari paham Trinitas Tauhid yang dibawa oleh Muhammad bin
Abdul Wahab yang lahir tahun 1115 Hijriyah.

Imam Asy-Syafi`i termasuk Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, beliau jauh
dari pemahaman Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yang menyimpang dalam
aqidah, khususnya dalam masalah aqidah yang berkaitan dengan Asma dan
Shifat Allah subahanahu wa Ta’ala. Namun ada yang aneh yang menyatakan
Murid Imam Hambali adalah Imam Syafi’i.

Imam Asy-Syafi’i. Imam Ahmad juga pernah berguru kepadanya. Padahal


berbagai literatur yang ada menyebut bahwa guru Imam Syafi’i yang lahir
tahun 150 H adalah Imam Malik (lahir tahun 93 H). Sementara Imam
Hambali yang lahir tahun 164 H (14 tahun lebih muda dari Imam Syafi’i)
adalah murid dari Imam Syafi’i. Hubungan Guru dengan Murid tak akan
pernah berubah meski seorang guru bertanya beberapa hal kepada muridnya.
Aneh kan jika Imam Hambali berkata: “Imam Syafi’i itu dulu Guruku.
Namun setelah aku lebih pintar, sekarang Imam Syafi’i jadi muridku” Insya
Allah tidak begitu. Meski Imam Hambali adalah seorang Imam yang cerdas,
namun pernyataan bahwa murid Imam Hambali adalah Imam Syafi’i

13
menunjukkan adanya perubahan seenaknya oleh kaum Salafi Wahabi dalam
rangka memuja Imam Hambali yang mereka jadi panutan secara
berlebihan/ghulluw.

2.6 Perbedaan Antar Mazhab


Di antara tonggak pengak ajaran Islam di muka bumi adalah muncul
beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Keempat
mazhab itu adalah Al-Hanabilah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-
Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4
saja, namun keempat mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya
oleh umat selama 15 abad ini.

1. Mazhab Al-Malikiyah

Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-
Ashbahi .Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.
Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala
sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk
Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-
Quran, As-Sunnah , Ijma’, Qiyas, amal ahlul madinah , perkataan sahabat,
istihsan, saddudzarai’, muraatul khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar’u
man qablana. Mazhab ini diikuti oleh sekitar 25% muslim di seluruh
dunia. Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara.
Mazhab ini memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup
penduduk Madinah sebagai sumber hukum karena Nabi Muhammad
Hijrah, hidup, dan meninggal di sana; dan kadang-kadang kedudukannya
dianggap lebih tinggi dari hadits.

Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau Al-


Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang
tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru
‘kebanjiran’ sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan

14
berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di mana penduduknya adalah anak
keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek
ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW
bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits
yang shahih para umumnya.

Imam Malik berpendapat, bahwa makmum wajib membaca fatihah


pada sholat sir dan tidak wajib pada shalat jahar. Artinya dan apabila
dibacakan al quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (q.s al-araf: 204). ketika
raka’at kedua dalam subuh setelah ruku yaitu tidak membaca bacaan qunut
dan jika lawan jenis bersentuhan itu tidak membatalkan wudhunya dan
solatpun tetap berjalan.
2. Mazhab As-Syafi’iyah

Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i . Beliau dilahirkan


di Gaza Palestina tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di
Mesir tahun 203 H. Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya .
Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab
baru . Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ‘ilm di akhir bulan Rajab
204 H. Mazhab ini di ikuti sekitar 28% muslim di dunia. Pengikutnya
tersebar terutama di Indonesia, Turki, Iraq, Syiria, Iran, Mesir,
Somalia, Yaman, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina,
Srilanka dan menjadi mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.

Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang


ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru.
Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan
ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli ra’yi dan fiqh ahli hadits .
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak
mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa

15
salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya,
menolak maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam
Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah
menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i
adalah nashirussunnah ,”

Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan


oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-
Karabisyi dari Imam Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai
madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-
Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i
mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan
dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah
perkataanku di belakang tembok,”

Imam syafi’i Mazhab As-syafi’iyah mewajibkan makmum dalam


sholat jama’ah untuk membaca surat Al-fatihah sendiri meskipun dalam
sholat jahriyah (yang dikeraskan bacaan imamnya). Tidak cukup hanya
mendengaran bacaan imam saja. Hal ini didasarkan pada. Artinya: “Tidak
ada yang namanya sholat tampa adanya bacaan surat al-kita (Al-fatihah)”.
(HR.Bukhari, Azam/714; Tirmizi, 247). Kemudian juga didasarkan pada
hadits dia berkata: Rasulullah saw bersabda: dari Abu hurairah. Artinya:
“Barang siap yang tidak membaca Al-fatihah maka sholatnya kurang, tidak
sempurna. (HR. Muslim no. 359). Karena itu mereka menyebutkan bahwa
ketika imam membaca surat Al-fatihah, makmum baru mendengarkannya,
namun begitu selesai mengucapkan, masing-masing makmum membaca
sendiri-sendiri surat Al-fatihah secara sirr (tidak terdengar). Hal ini
didasarkan dengan surat Al-araaf: 204). Artinya; “dan apabila dibacakan
Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang
agar kamu mendapatkan rahmat (Q.Sal-araf:204).
Namun dalam pandangan mazhab ini, kewajiban membaca surat Al-

16
fatihah gugur dalam kasus seseorang makmum yang tertinggal dan
mendapati imam sedang ruku’. Maka saat itu yang bersangkutan ikut ruku’
bersama imam dan sudah terhitung mendapat satu rakaat.
Membaca Al-fatihah adalah wajib pada setiap rakaat tidak ada
bedanya,baik pada dua rakaat pertama maupun pada dua rakaat terakhir,
baik pada sholat fardhu maupun sholat sunnah.
Mazhab imam syafi’i ketika raka’at kedua dalam subuh setelah
ruku yaitu membaca bacaan qunut dan ketika lawan jenis saling
bersentuhan maka wudhunya batal dan solat tidak dapat dilanjutkan dan
harus wudhu kembali.

17
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan. mazhab
adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujtahid dalam
memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum islam. Mazhab menurut
para ulama fiqih yang perlu kita ketahui. Menrut ulama fiqih mazhab
adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalan oleh seorang ahli fiqih
mujtahis, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya
memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.

Adapun lahirnya mazhab diakrenakan adanya perbedaan pendapat para


ulama dalam menetapkan hukum yang belum ada nashnya di dalam Al
Quran dan Hadits. Dalam perkembangannya ada mazhan yang punah dan
ada mazhab yang masih tetap eksis sampai sekarang. Mazhab yang telah
punah diantaranya : mazhab Imam al-Auza’i, mazhab Imam Laits, mazhab
Imam Daud bin Ali al-Ashbahani, dan mazhab Imam ath-Thabari. Dan
mazhab yang masih tetap eksis samapai sekarang antara lain : mazhab
hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, mazhab Hanbali, mazhab Syi’ah,
dan mazhab Dhahari.

3.2 Saran
Untuk pembuatan makalah ini kami menyadari bahwasannya masih banyak
kekurangan, kami berharap bagi pembacanya untuk mengkritik guna untuk
menyempurnakan makalah ini.terima kasih

18
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_bin_Anas

http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi’i

http://nippontori.multiply.com/reviews/item/7?&show_interstitial=1&u=
%2Freviews%2Fitem

https://kabarislamia.com/2012/02/11/mengenal-imam-hanafi-imam-malik-imam-
syafii-dan-imam-hambali/

http://imamtantowilubis14.blogspot.com/2013/11/makalah-materi-pai-mazhab-
mazhab-fiqih.html?m=1

19
20

Anda mungkin juga menyukai