Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEASWAJAAN
Disusun untuk memenuhi tugas kuliah teori keaswajaan
Dosen pengampu : SLAMET PUJIONO, M.pd

Dibuat oleh:

Nama: Ghofar Ismail

Nim : 2454209013

PROGRAM STUDI SAIN DAN TEGNOLOGI


FAKULTAS SAINS PERTANIAN
UNIVERSITAS NURUL HUDA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Keaswajaan" yang berjudul

“ 1.bermazhab dan sistem bermazhab

2.mengenalkan 4 mazhab aswaja ”

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan konribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Tanah Merah, 01 Oktober 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Cover ........................................................................................................................................ i

Kata Pengantar....................................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan .............................................................................................................................................5
Bab II Pembahasan .............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Mazhab.........................................................................................................................5
2.2 Pembagian Mazhab Dalam Islam..................................................................................................6
2.3 Pentingnya Bermazhab Imam Yang Empat..................................................................................9
2.4 Tujuan Bermazhab.......................................................................................................................11
Bab III Penutup ................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................13
Bab IV Daftar Pustaka .......................................................................................................................14

iii
BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

mazhab adalah haluan atau aliran mengenai hukum fikih yang menjadi rujukan umat
Islam.Kata Mazhab merupakan sighat Islam dari Fi’il Madhi Zahaba. Zahaba artinya
pergi, oleh karena itu mazhab artinya, tempat pergi atau jalan. Kata-kata yang semakna
ialah: Maslak, thariqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan atau cara. Sesuatu yang
menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan Mazhab bagi
seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khas. Menurut para ulama dan ahli
agama islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah
melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikan sebagai
pedoman yang jelas batasan-batasannya, dibangun diatas prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah.

Karena banyaknya para sahabat nabi yang pindah tempat dan terpencar ke negara
yang baru, dengan demikian kesempatan untuk bertukar pikiran atau bermusyawarah
memecahkan suatu masalah sulit dilaksanakan, maka terjadilah banyak perbedaan pendapat
antara para sahabat.

B. RUMUSAN MASALAH

1.Apakah pengertian tentang mazhab ?

2.Pembagian mazhab dalam islam ?

3.Pentingnya bermazhab imam yg empat ?

4
C. TUJUAN

1.Mahasiswa mengetahui pengertian tentang mazhab dan bermazhab

2.Mahasiswa mengetahui pembagian mazhab

3.Mahasiswa mengetahui hukum bermazhab dalam islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAZHAB

Mazhab adalah penggolongan suatu hukum atau aturan setingkat di bawah firkah, di
mana firkah merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengganti kata "denominasi" pada
Islam. kata “mazhab” berasal dari bahasa arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati,
sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkret maupun abstrak. Sesuatu dikatakan
mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut para
ulama dan ahli agama islam. yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang
dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya
menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya,
dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah

Istilah mazhab bisa dimasukkan ke dalam ruang lingkup dan disiplin ilmu apa pun,
terkait segala sesuatu yang didapati adanya perbedaan. Setidaknya ada tiga ruang lingkup
yang sering digunakan istilah mazhab di dalamnya, yaitu mazhab akidah atau teologi

5
(madzahib i'tiqadiyyah), mazhab politik (madzahib siyasiyah), dan mazhab fikih atau
mazhab yuridis atau mazhab hukum (madzahib fiqhiyyah)

Mazhab memberikan kerangka bagi umat Islam untuk menafsirkan dan menerapkan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ibadah, urusan keluarga, transaksi
bisnis, dan interaksi sosial. Mazhab berfungsi sebagai panduan bagi umat Islam dalam
memahami dan menerapkan ajaran Islam berdasarkan interpretasi ulama yang datang
sebelum mereka.

Perlu disebutkan bahwa sementara mazhab mungkin memiliki beberapa perbedaan


dalam pendapat atau interpretasi hukum, Mazhab umumnya memiliki kepercayaan dan
prinsip dasar Islam yang sama. Mazhab juga menekankan pentingnya persatuan, saling
menghormati, dan toleransi di antara umat Islam, meskipun mereka beragam dalam afiliasi
mazhab.

B. PEMBAGIAN MAZHAB DALAM ISLAM

a. Mazhab yang empat

Sudah tidak asing lagi bagi kita semua dengan mazhab mazhab berikut yakni :

1. Mazhab Imam Hanafi ( 80-150 H/ 696-767 M )

Memiliki nama lengkap An-Nu’man bin Tsabit bin Zutha bin Mahmuli Taymillah bin

Tsalabah. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H. Belaiutermasuk Tabi’it Tabi’in ( yang


mengikuti Tabi’in ). Beliau orang Persia yang menetap di Kuffah.

Diantara fiqih Abu Hanifah yang menonjol adalah :

1. Sangat rasional, mementingkan maslahat, dan manfaat.


2. Lebih mudah dipahami dari pada mazhab yang lain.
3. Lebih liberal sikapnya terhadap dzimis ( warga negara yang lain nonmuslim ).

6
Imam Abu Hanifah adalah seorang ulama besar tetapi Beliau tidak merasa
memonopoli kebenaran. Hal itu terbukti dari pernyataan Beliau:

“Saya mengambil pendapat ini, karena pendapat ini benar, tapi kemungkinan salah. Dan
saya tidak mengambil pendapat itu, karena pendapat itu salah tetapi kemungkinan
mengandung benar.”

2. Mazhab Maliki( 93-173 H / 711-795 M )

Imam maliki lahir di kota Madinah, nama lengkapnya ialah Abu Abdullah Malik bin
Anas bin Malik bin Abi Amr bin Haris Al-asbahi. Imam Maliki sendiri menjadi salah satu
seorang periwayat ( rawi ) hadits yang mahsyu. Imam Maliki selain ahli hadits Beliau juga
seorang ahli fiqih. Belaiu dipandang sebagai perawis hadits yang paling terpercaya dan
sanadnya paling sahih. Beliau menguasai fatwa fatwa Umar bin Khatab, Abdullah bin Umar
bin Khatab, dan Aisyah binti Abubakar serta murid muridnya.

3. Mazhab Syafi’i ( 150-204 H / 767-822 M )

Imam Syafi’i mempunyai nama lengkap Muhammad bin Idris Abbas bin Usman bin

Syafi’i bin As-sai’ib binUbaidYaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdu Manaf. Belaiu
termasuk suku Quraisy. Dilahirkan di Ghaza.

Bagi Imam Syafi’i ibadah itu harus membawa kepuasan dan ketenangan dalam hati.
Untuk itu diperlukan kehati hatian. Inilahyang menyebabkan konsep Ikhyat ( kehati hatian )
mewarnai pemikiran Imam Syafi’i.

Imam Syafi’i menyebut Al-Qur’an dan Sunah adalah sebagai dua dasar sumber dan
menetapkan Ijma’ dan Qiyas sebagai dasar sumber pembantunya.

4. Mazhab Hanbali ( 164-241 H )Mazhab Hanbali didirikan oleh Imam Ahmad Hanbali
dilahirkan di Bagdhad. Belaiu belajar hadits di Bagdhad, Bashrah, Kuffah,
Mekkah,Madinah, dan Yaman. Beliau selalu menuliskan hadits hadits dengan perawinya
dan cara ini pun diharuskan kepada muridnya.

7
Imam Ahmad adlah ulama yang tidak percaya dengan ijma’. “siapa yang menyatakan
terdapat ijma’ maka dia dalah pendusta “.dauh beliau.Menurut Dr,Abu Zahrahijmayang
ditentang oleh

Imam Ahmad adalah ijma’ setelah masa sahabat. Adapun ijma’ masa sahabat tetap
diakui keberadaannya. Adapun yang mengembangkan mazhab Hanbali yang terkenal serta
pengaruhnya terasa di dunia islam sekarang adalah Ibnu Taimiyah ( 166 H ) yang lahir
kurang lebih 450th setelah Imam Ahmad wafat.

b. Mazhab yg sudah punah

Selain yang kita kenal dengan empat mazhab ada beberapa mazhab yang pernah terkenal
pada zamannya, namun karena mereka kalah oleh pengaruh dari mazhab mazhab lain yang
datang kemudian sehingga pengikutnya menjadi surut.

Imam imam yang pernah terkenal dari mazhab mazhab tersebut yang kurang atau tidak
berkembang lagi adalah :

1. Mazhab Al-Auza’iy pendirinya ialah Abd.Rahman bin Muhammad Al-Auza’iy.

Beliau dilahirkan di Ba’labak tahun 88H.Beliau termasuk tokoh hadits yang tidak menyukai
qiyas, orang orang Syam bahkan Hakim Syam mengikuti mazhab Beliau.

2. Mazhab Daud Al-Zhahiry. Pendirinya adalah Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf Al-
Ashbahani yang terkenal dengan Al-Zhahiry, di lahirkan di Kuffah pada tahun 202 H.

3. Mazhab AL-Thabary. Pendiri mazhab inin adalah Abu Ja’far bin Jarir Al-Thabary
dilahirkan tahun 224 H Belaiu terkenal sebagai seoarang Mujtahid, ahli sejarah dan tafsir.

4. Mazhab Al-laits. Pendiri mazhab ini adalah abu Al-harits bin Sa’ad Al-fahmy, wafat
pada 1784 H. Beliau terkenalsebagai ahli fiqkih di Mesir. Imam Syafi’i mengakui bahwa Al-
laitsini lebih pandai dalam soal fiqih dari pada Imam Maliki.

8
C. PENTINGNYA BERMAZHAB IMAM YANG EMPAT

Ketahuilah bahwa sesungguhnya mengikuti mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i
dan Hambali) mengandung kemaslahatan yang bersar dan meninggalkan seluruhnya
membawa resiko kerusakan yang fatal. Umat Islam telah sepakat bulat untuk mengacu dan
menjadikan ulama salaf sebagai pedoman dalam mengetahui, memahami, dan mengamalkan
syariat secara benar.

Syariat Islam tidak dapat diketahui kecuali dengan cara naql (mengambil dari generasi
sebelumnya) dan istinbath (mengeluarkan dari sumbernya Al-Qur’an Al hadist melalui
ijtihad untuk menetapkan hukum). Naql tidak mungkin dilakukan dengan benar kecuali
dengan cara setiap generasi mengambil langsung dari generasi sebelumnya secara
berkesinambungan. sedangkan untuk istinbath, disyaratkan harus mengetahui mazhab-
mazhab ulama generasi terdahulu agar tidak menyimpang dari pendapat-pendapat mereka
yang bisa berakibat menyalahi kesepakatan mereka(ijma’) sebab semua pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki seseorang, misalnya dibidang shorof, nahwu, kedektoran,
perdagangan dan keahlian logam mulia, tidak mungkin begitu saja mudah dipelajari oleh
seseorang kecuali dengan terus menerus belajar kepada ahlinya. Diluar cara itu sungguh
sangat langka dan jauh dari kemungkinan, bahkan nyaris tidak pernah terjadi, kendatipun
secara akal boleh saja terjadi.

Jika pendapat-pendapat para ulama salaf telah menjadi keniscayaan untuk dijadikan
pedoman, maka pendapat-pendapat mereka yang dijadikan pedoman itu haruslah
diriwayatkan dengan sanad (mata-rantai) yang benar dan bisa dipercaya, atau dituliskan
dalam kitab-kitab yang masyhurdan telah diolah (dikomentari) dengan menjelaskan
pendapat yang unggul dari pendapat lain yang serupa, menyendirikan persoalan yang khusus
(takhshish) dari yang umum, membatasi yang muthlaq dalam konteks tertentu, menghimpun
dan menjabarkan pendapat yang berbeda dalam persoalan yang masih diperselisihkan serta
menjelaskan alasan timbulnya hukum yang demikian. Karena itu, apabila pendapat-pendapat
ulama tadi tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti diatas, maka pendapat
tersebut tidak dapat dijadikan pedoman.

9
Tidak ada satu mazhabpun di zaman akhir ini yang memenuhi syarat dan sifat seperti
diatas selain mazhab empat ini. Memang ada juga mazhab yang mendekati syarat dan sifat
diatas, yaitu mazhabImamiyah (Syi’ah) dan Zaydiyah (golongan Syi’ah). Namun keduanya
adalah golongan ahlubid’ah, sehingga keduanya tidak boleh dijadikan pegangan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihiwasallam telah bersabda: “Ikutilah golongan terbesar


(as-Sawadal-A’zham)!”. Ketika beberapa mazhab yang tergolong benar telah hilang dan
yang tersisa hanya tinggal empat mazhab ini, maka nyatalah bahwa mengikuti empat
mazhab berarti mengikuti as-Sawadal-A’zham, dan keluar dari sana berarti telah keluar dari
as-Sawadal-A’zham.

Inilah pengertian yang secara tidak langsung ditunjukkan oleh Khalifah ‘Umar bin
Khatthabradhiyallaahu ‘anhu melalui perkataannya: “Islam akan hancur akibat kelihaian
orang-orang munafik dalam berdebat dengan menggunakan al-Qur’an” Dan juga sahabat
Ibnu

Mas’ud berpesan: “Barangsiapa menjadi pengikut (yang baik) maka hendaklah


mengikuti (para ulama) generasi sebelumnya.”Dengan demikan gagasan yang pernah
dilontarkan Ibnu Hazm bahwa taqlid itu hukumnya haram, sesungguhnya hanya ditujukan
kepada orang yang memiliki kemampuan berijtihad meskipun hanya dalam satu
permasalahan.

Dan ketahuilah, bahwa setiap orang yang sudah mukallaf (aqilbaligh) yang tidak
mampu berijtihad secara mutlak, harus mengikuti salah satu dari empat mazhab dan tidak
boleh baginya untuk ber-istidlal (mengambil dalil secara langsung) dari al-Qur’an atau
Hadits. Ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala (yang artinya kurang lebih): “Dan
seandainya menyerahkan (urusan itu) kepada Rasul dan ulilamri (yang menguasai pada
bidangnya) diantara mereka, niscayalah orang-orang yang ingin mengetahui kebenaran akan
dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulilamri).”

Dan telah dimaklumi, bahwa mereka yang dapat ber-istinbath (mengambil dalil
langsung dari al-Qur’an dan Hadits) adalah orang-orang yang telah memiliki cukup keahlian
dan kemampuan berijtihad, bukan orang lain, sebagaimana keterangan yang diuraikan dalam

10
bab ijtihad di berbagai kitab. Adapun orang yang dapat menyandang status mujtahid, maka
haram baginya untuk bertaqlid dalam persoalan yang ia sendiri mampu berijtihad, karena
kemampuannya berijtihad justru menjadi acuan bagi mereka yang taqlid. Namun
demikian, mujtahid mustaqill (mujtahid yang mampu menggali hukum langsung dari
sumbernya, al-Qur’an dan Hadits) dengan memenuhi segala persyaratnnya, ternyata sudah
tidak ditemukan lagi sejak kira-kira enam ratus tahun yang silam, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ibnu Shalahrahimahullaauta’ala. Bahkan, beberapa ulama pengikut
mazhabSyafi’i menjelaskan bahwa mengikuti selain empat mazhab adalah tidak boleh,
karena tidak ada jaminan kebenaran atas hubungan mazhab itu dengan para imam yang
bersangkutan, sebab tidak adanya sanad (mata-rantai) yang dapat menjamin dari beberapa
kekeliruan dan perubahan.

Berbeda dengan mazhab empat, karena para pemimpinnya telah mencurahkan jerih
payahnya dalam mengkodifikasi (menghimpun) pendapat-pendapat serta menjelaskan hal-
hal yang telah ditetapkan atau yang tidak ditetapkan oleh pendiri mazhab. Dengan begitu,
maka para pengikutnya menjadi aman dari segala perubahan dan kekeliruan, serta bisa
mengetahui mana pendapat yang benar dan yang lemah.Para imam dari masing-masing
empat mazhab ini begitu dikenal, sehingga orang yang bertanya tidak perlu lagi diberikan
pengenalan kepada mereka, karena begitu nama mereka disebut, dengan sendirinya orang
bertanya pasti mengenalnya.

D. TUJUAN BERMAZHAB

Bermazhab sering disebut bertaklid, namun bermazhab buakam tingkah laku orang
awam saja, akan tetapi merupakan sikap yang wajar dari seorang yang tahu diri. Ahli hadist
paling terkenal, Imam Bukhari masih tergolong orang yang bermazhab Syafi’i, jadi ada
tingkatan mazhab atau bertaqlid, makin tinggi kemampuan seseorang makin tinggi pula
tingkat bermazhabnya sehingga makin longgar keterikatannya, dan mungkin akhirnya
berijtihad sendiri.

Secara kodrati, manusia didunia ini terbagi menjadi dua kelompok besar. Ada yang
alim dan ada yang awam (yang kurang mengerti dan memahami suatu permasalahan).

11
Didalam literatur fiqih, hal ini dikenal dengan istilah taqlid atau ittiba. Menurut Muhammad
Sa’id al Buthi mendefinisikan taqlid sebagai berikut:

“Taqlid adalah mengikuti pendapat orang lain mengerti dalil yang digunakan atas
keshahihan pendapat tersebut, walaupun mengetahui tentang keshahihan hujjah itu sendiri “
Taqlid itu hukumnya haram bagi seorang mujtahid dan wajib bagi oarang yang bukan
mujtahid. Berdasarkan Firman Allah SWT (QS. Al-Anbiya : 7) Artinya: Kami tidak
mengutus RosulRosul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki
yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tidak mengetahui “.

Perlu digaris bawahi, tidak semua taqlid itu tercela, yang tidak terpuji hanyalah taqlid
buta yang menerima suatu pendapat mentah-mentah tanpa mengerti dan berusaha untuk
mengetahui dalilnya. Sedangkan taqlidnya orang alim yang belum sampai pada tingkatan
mujtahid. Adalah hal yang terpuji bahkan dianjurkan, hal itu tentu lebih baik dari pada
memaksakan diri untuk berijtihad padahal tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya.

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari materi-materi yang sudah disampaikan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
bermazhab adalah hal yang penting bagi seluruh umat muslim pada saat ini, agar seluruh
umat muslim memiliki pedoman dalam mengetahui, memahami, dan mengamalkan syariat
secara benar. Dan Ketahuilah bahwa sesungguhnya mengikuti mazhab yang empat (Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hambali) mengandung kemaslahatan yang bersar dan jika meninggalkan
seluruhnya maka akan membawa resiko kerusakan yang fatal.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab

https://www.detik.com

https://an-nur.ac.id/mazhab-pengertian-latar-belakang-tujuan-macam-dan-urgensinya/

https://www.liputan6.com/hot/read/5258728/mazhab-adalah-aliran-pemikiran-ini-penjelasan-
dan-contohnya?page=2

14

Anda mungkin juga menyukai