Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STUDI ISLAM

MAZHAB AZ-ZHAHIRI

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam

Dosen Pengampu:
Drs. M. Tabah Rosyadi, M.A.

Disusun Oleh:

Ibnu Fajar

11200970000036

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
I

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas kehendak
dan rahmat serta ridla-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul Mazhab Daud Az-Zhahiri.

Penulisan makalah ini berfungsi untuk mencapai beberapa tujuan, salah


satu tujuan utama diantaranya yaitu untuk memenuhi tugas didalam mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, selain itu agar sedikit membantu menambah wawasan
pembaca tentang Mazhab Az-Zhahiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis
mencoba memadukan berbagai pendapat dari beberapa buku dengan alasan
tersendiri. Pembahasan pada makalah ini menggunakan sumber data yang relevan
dan mendukung.

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dorongan moral dalam penyelesaian susunan
makalah ini. Terutama kepada bapak Drs. M. Tabah Rosyadi, M.A. atas
bimbingan dan pengarahannya serta kesempatan yang telah diberikan kepada
penulis dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih terdapat banyak


kekurangan. Baik pada teknis, penulisan maupun materi, mengingat sebagai
manusia biasa yang tidak pernah terlepas dari kesalahan. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi siapapun


yang membacanya. Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam hal
penulisan penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 16 oktober 2020

Penulis
II

Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................I

Daftar Isi.....................................................................................................................II

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Mazhab.........................................................................................3
B. Biografi Daud Az-Zhahiri..............................................................................4
C. Sejarah dan Perkembangan Mazhab Az-Zhahri.............................................5
D. Metode Istinbath dan sumber hukum Mazhab Az-Zhahiri............................6
E. Pemikiran Fiqih Daud Az-Zhahiri.................................................................7
F. Tabaqat Mazhab Az-Zhahiri..........................................................................8
G. Karya-Karya Daud Az-Zhahiri .....................................................................9

Bab III Kesimpulan............................................................................................10

Daftar Pustaka....................................................................................................12

Lampiran............................................................................................................13
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Mazhab dalam sejarah islam merupakan salah satu fenomena yang


tidak ada habisnya untuk dibahas. Dalam sejarahnya di satu sisi, mazhab
merupakan salah satu wujud kekayaan, keanekaragaman, bahkan salah
satu bukti kreativitas para cendekiawan muslim dalam memahami,
menafsirkan dan menggali makna dari sumber utama hukum islam yaitu
Al-Qur’an dan hadist.

Dalam kehidupan masyarakat terutama di Indonesia banyak


berkembang berbagai macam aliran yang berkenaan dengan masalah fiqih.
Banyak mayoritas umat Islam mengaku bermadzab Syafi’I, tetapi madzab
lainpun sedikit banyaknya ada pengaruhnya terhadap umat Islam.
Pemikiran ini didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam
masyarakat kita sehari-hari, bahwa ada saja terlihat perbedaan pendapat
yang berkenaan dengan masalah furu’ (cabang-cabang), baik mengenai
ibadah, muamalah, dan lain-lainnya.

Perbedaan pendapat yang paling pokok dalam madzab terletak


pada penafsiran teks-teks. Di satu titik ekstrim, tedapat kaum bathiniyah,
yang menganggap bahwa dalam banyak kasus, sisi eksoteris yang teramati
atau yang nampak (Dhahir), menunjukkan sebuah makna batin (bathin)
yang kerap dikaitkan dengan signifikansi osoteris, mistis, dan perlambang
dari ungkapan keluar.

Mazhab Az-Zhahiri adalah suatu mazhab yang menetapkan hukum


islam berdasarkan pada zhahir nash saja, tidak memberikan ta’wil atau
tafsir terhadap nash, baik dari Al-Qur’an maupun hadist. Tidak ada
perbedaan dikalangan ulama, bahwa mazhab Zhahiri dibawa oleh Daud
Az-Zhahiri. Penamaan mazhab tersebut tidak hanya diambil dari nama

1
pendiri nya tetapi diambil juga dari bentuk corak berpikir mazhab tersebut
yang berdasarkan pada zhahir nash saja.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Biografi dari Daud Az-Zhahiri?
b. Bagaimana sejarah dan perkembangan mazhab Az-Zhahiri?
c. Bagaimana karakteristik metode Istinbath dan sumber hukum Mazhab
Az-Zhahiri?
d. Bagaimana pemikiran fiqih dari Daud Az-Zhahiri?
e. Siapa Saja Tabaqat mazhab Az-Zhahiri?
f. Apa saja karya-karya dari Daud Az-Zhahiri?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
b. Untuk mengetahui latar belakang dari mazhab Az-zhahiri
c. Untuk mengetahui tentang biografi mazhab Az-Zhahiri

2
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Mazhab
Menurut bahasa, mazhab berasal dari bahasa arab yaitu ( ‫) مذهب‬, yang berarti jalan
yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang
baik konkrit maupun abstrak. Menurut para ulama dan ahli agama, mazhab adalah
metode yang dibentuk setelah melalui banyak pemikiran dan penelitian, kemudian
orang yang menjalaninya dan dijadikan sebagai pedoman yang jelas batas- batasannya,
bagian-bagiannya dan dibangun diatas prinsip dan kaidah keislaman.
Mazhab menurut ulama fiqih, yaitu sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalani
oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, dan
menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.
Sedangkan menurut istilah, mazhab adalah jalan atau cara yang telah digariskan
oleh seseorang atau sekelompok orang, baik dalam masalah keyakinan, perilaku,
hukum atau lainnya.
Sejarah telat mencatat bahwa mazhab fiqih dalam islam bukan hanya empat
mazhab saja, tetapi masih banyak ada banyak mazhab yang lainnya. Bahkan
jumlahnya bisa mencapai puluhan, tapi hingga sekarang ini memang hanya empat
mazhab saja yang diketahui oleh kebanyakan orang yaitu Imam Hanafi, Imam Malik,
Imam Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal. Selain empat mazhab tersebut, terdapat
mazhab lainnya seperti mazhab al-Ibadiyyah yang didirikan oleh Jabir bin Zaid,
mazhab al-Zaidiyyah yang didirikan oleh Zaid bin Ali Zainal Abidin, mazhab az-
Zahiriyyah yang didirikan oleh Daud bin Ali al-Zhahiri, dan mazhab-mazhab lainnya.
Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah adalah empat dari sekian puluh
mazhab yang pernah berkembang di masa kejayaan fiqih dan mampu bertahan hingga
sekarang ini. Di dalamnya terdapat ratusan tokoh ulama ahli yang meneruskan dan
melanggengkan mazhab gurunya, dan masing-masing memiliki pengikut yang
jumlahnya paling besar, serta mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama.

3
B. Biografi Mazhab Az-Zhahiri
Pendiri mazhab Az-zhahiri adalah seorang ahli fiqih mujtahid yang bernama
Daud bin Khalaf Al-Asfahani atau yang lebih dikenal dengan nama Daud Az-Zhahiri.
Daud Az-Zhahiri lahir di Kufah pada tahun 200 H/815 M dan wafat di Baghdad pada
tahun 270 H/884 M.
Pada awalnya, Daud Az-Zhahiri mengikuti mazhab syafi’i, walaupun ayahnya
sendiri bermazhab syafi’i. Daud Az-Zahiri sangat tekun dalam mempelajari fiqih dan
ushul fiqih imam syafi’i. Namun tidak lama menganut mazhab syafi’i, Daud az-zahiri
mengkritik dan menentang mazhab syafi’i yang ia pelajari itu. Karena Al-Syafi’i
mempergunakan qiyas dan memandangnya sebagai sumber hukum. Daud Az-Zhahiri
berpendapat bahwa nash-nash yang dipergunakan oleh Ahlurra’yi dalam memandang
qiyas sebagai dasar hukum yaitu berguna di waktu tidak ada nash dari Kitabullah dan
Sunnatur Rasul dan Daud Az-Zhahiri juga berpendapat bahwa apabila tidak
memperoleh dari Al-Qur’an dan Hadist, maka hendaklah di musyawarahkan dengan
para ulama, bukan berpegang kepada pendapat ijtihad sendiri. Setelah itu Daud Az-
Zhahiri keluar dari mazhab Syafi’i dan membangun satu pendirian yang kemudian
menjadi mazhab tersendiri yang dikenal dengan nama madzhab Az-Zhahiri.
Daud az-Zhahiri merupakan salah seorang ulama yang terkenal anti taqlid,
mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui dasar-dasarnya. Menurut Daud az-
Zhahiri, bahwa seseorang yang tidak dapat memahami ajaran Islam sehingga ia tidak
dapat mengetahui maksud-maksud ayat Al-Qur’an dan Hadist, maka sekurang-
kurangnya ia dapat mengetahui apakah ibadah yang akan dikerjakannya itu, benar-
benar berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist atau tidak. Daud az-Zhahiri banyak
mengumpulkan pendapat-pendapat dalam bentuk tulisan dan selanjutnya
dikembangkan oleh murid-murudnya. Mazhab ini tidak dapat berkembang
sebagaimana mazhab-mazhab yang lain, perkembangannya hanya melalui murid-
muridnya saja dan inipun tidak meluas. Madzhab beliau ini dikenal dengan nama
madzhab Dhahiri, karena beliau berpegang kepada dhahir Al-Quran dan As-Sunnah,
tidak menerima adanya ijma’ terkecuali ijma’ yang diakui oleh semua ulama.
Beliau banyak mengarang kitab bercorak zhahiri untuk mendukung pendapat-
pendapatnya. Karya-karya tersebut kemudian dilestarikan oleh putranya, Abu Bakar
Muhammad bin Daud yang memimpin mazhab sepeninggal ayahnya. Daud az-Zhahiri
dikenal sebagai orang saleh, rajin beribadah, dan zuhud sebagaimana ulama pada

4
umumnya. Ia selalu makan dengan makanan seadanya, sekalipun pada hari raya. Jika
ada yang ingin membantunya, maka ia pasti menolak bantuan tersebut

C. Sejarah dan pertumbuhan Mazhab Az-Zhahiri


Mazhab Az-Zhahiri lahir dari belahan timur negeri arab, pada abad ketiga H.
Mazhab Az-Zhahiri dipelopori langsung oleh Daud Az-Zhahiri. Kemudian bertolak ke
belahan barat eropa. Mazhab Az-Zhahiri dibangun atas tekstualitas dalam menafsirkan
hukum.
Daud Az-Zhahiri sendiri telah belajar dari ulama hadist, dan belajar fiqih dari
mazhab Imam Syafi’i, baik membaca langsung kitab-kitabnya maupun belajar dari
para murid ataupun sahabat imam Syafi’i. Kemudian lama kelamaan, Daud Az-Zhahiri
meninggalkan Mazhab Syafi’i dan mempunyai alasan tersendiri dalam menetapkan
hukum. Daud Az-Zhahiri berpendapat bahwa sumber hukum itu dari nash saja dan
tidak ada ilmu dalam islam kecuali bersumber dari nash, dan dia menentang
kedudukan qiyas dan tidak mengambilnya sebagai sumber hukum.
Mazhab Dzahiriyah bekembang pesat di negara bagian timur pada sekitar abad
ke 3 dan 4 H. Di negeri bagian timur mazhab Zhahiri dikenal sebagai mazhab yang
memiliki pengikut berlanjut sampai pertengahan abad ke 5 H. Namun pada abad ke 5
H, Popularitas dan kepercayaan terhadap mazhab az-zhahiri mulai menurun karena
pada saat itu muncul Al-Qadhi Ibn Abi Ya’la, tokoh penganut mazhab hanbali. Al-
Qadhi Ibn Abi Ya’la berhasil menggeser ketenaran mazhab Az-Zhahiri dan membuat
Mazhab hanbali mulai menaik ketenaran dan popularitas nya terhadap masyarakat di
negeri bagain timur.
Pada saat Mazhab Dzahiri mulai mundur dari negeri bagian timur, Mazhab Az-
Zhahiri berkembang pesat di negeri bagian barat tepatnya di Andalusia (spanyol)
karena terdapat tokoh mazhab Zhahiri yang menyebarkan dan membangun mazhab
Az-Zhahiri, sehingga mazhab az-Zhahiri menjadi berkembang dan mempunyai
pengikut yang banyak. Beliau adalah Ibn Hazm. Ibn Hazm merupakan tokoh yang
menjadikan mazhab Az-Zhahiri berkembang pesat di negeri bagian barat. Ibn Hazm
juga merupakan seorang tokoh yang memiliki argumentasi yang kuat dan
berpengetahuan luas dibidang fikih, filsafat, sastra dan kebudayaan. Ibn Hazm sangat
berjasa dalam melestarikan mazhab Az-Zhahiri sehingga Furu’ dan ushul mazhab
tidak berserakan di buku-buku dan di mazhab-mazhab lain.

5
D. Metode Istinbath dan Sumber Hukum Mazhab Az-Zhahiri
Dalam sejarah pengkajian hukum islam, terdapat beberapa mazhab fiqih yang
secara umum terbagi menjadi dua yaitu mazhab Sunni dan mazhab Syi’ah. Dikalangan
Sunni terdapat beberapa mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali, Zhahiri,
Auza’i, Thabari dan Laits. Sedangkan dikalangan Syi’ah terdapat dua mazhab fiqih
yaitu Zaidiyah dan Ja’fariyah. Diakui bahwasanya, Daud Az-Zhahiri yang sempat
mengagumi imam Syafi’i akhirnya menolak ijtihad tentang mempergunakan qiyas dan
memandangnya sebagai sumber hukum. Kemudian Daud Az-Zhahiri mengemukakan
teori kajian hukum yang lebih menekankan pada pengalaman literatis untuk di
aplikasikan pada kenyataan kehidupan mukallaf.
Dengan demikian, menurutnya sumber hukum islam adalah Al-Qur’an dan
Hadist dan menurutnya juga ijtihad hanya dapat dilakukan untuk mengaplikasikan
pesan ayat pada kehidupan dan perbuatan mukallaf.
Yang menjadi pedoman serta alasan Daud Az-Zhahiri dalam menetapkan suatu
hukum antara lain sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
Pegangan utama dari mazhab Zhahiri dalam menetapkan suatu hukum
yaitu dzahir nash-nash yang diambil dari Al-Qur’an. Hujah serta alasan
yang dikemukakan oleh beliau semuanya tertulis lengkap dan dijelaskan
dalam Al-Qur’an. Baik penjelasan secara langsung dari Al-Qur’an itu
sendiri atau dijelaskan dengan Hadist.
2. Hadist
Selain dari Al-Qur’an, Mazhad Az-Zhahiri juga menggunakan dalil dari
makna zhahir nash-nash yang terdapat pada hadist.
3. Ijma’
Mazhab Zhahiri hanya menerima ijma’ sebagai sumber hukum ketika
tidak ada dalil dari nash. Selain itu, ijma’ dapat diterima apabila dengan
syarat tertentu yaitu ijma’ tersebut harus merupakan hasil dari
kesepakatan seluruh ulama dan mujtahid yang ada dan bukan hanya dari
kesepakatan golongan yang ada diwilayah tertentu.

6
4. Ijtihad
Daud Az- Zhahiri juga membuka ruang atau pintu ijtihad, tetapi tidak
menerima segala sumber hukum seperti qiyas, istihsan, maslahah
mursalah, dan metode istinbath lainnya yang didasarkan pada ra’yu.

E. Pemikiran Fiqih Daud Az-Zhahiri


Fuqaha’ sepakat mengatakan bahwa Daud Az-Zhahiri merupakan orang pertama
yang berpendapat bahwa syari’at merupakan nash yang zhahir (nyata). Oleh karena
itu, aliran Daud Az-Zhahiri dinamakan mazhab Az-Zhahiri. Mazhab Az-Zhahiri
pernah berkembang pesat di Andalusia dan mencapai masa keemasannya di sekitar
abad kelima. Namun di abad kedelapan, mazhab Az-Zhahiri punah dan habis masa
keemasannya.
Daud Az-Zhahiri mendasarkan mazhab nya dengan zhahir nash Al-Qur’an dan
Hadist. Daud Az-Zhahiri berpendapat bahwa nash Al-Qur’an dan hadist dapat
menjawab segala persoalan. Jika tidak nash yang menjelaskan suatu masalah, maka
beliau akan menerapkan ijma’. Apabila di ijma’ tidak ada juga, biasanya beliau
menggunakan metode istishab yaitu kaidah bahwa hukum asal sesuatu itu mubah
(boleh). Daud Az-Zhahiri menolak metode qiyas, istihsan, sad al-zari’ah, ra’yu dan
ta’lil nushush al-ahkam bi al-ijtihad. Menurutnya, semua itu bukan dalil ahkam
(hukum) dan Daud az-Zhahiri juga menolak dalil taqlid.
Banyak orang menyatakan bahwa fiqih Daud Az-Zhahiri adalah fiqih Nushush
(fiqih hadist) tetapi para ulama tidak banyak meriwayatkan mazhab Az-Zhahiri. Hal
ini mungkin disebabkan oleh karena Daud Az-Zhahiri menyalahkan orang yang
memakai qiyas dan menegaskan bahwa orang yang berjunub atau haid boleh
menyentuh Al-Qur’an dan membaca nya.
Diantara prinsip Daud Az-Zhahiri yang di cela orang adalah Daud Az-Zhahiri
melarang talqid untuk siapa aja dan membolehkan orang yang mengetahui bahasa
arab, memperkatakan agama dengan memegang kepada zhahir Al-Qur’an dan hadist.
Inilah sebabnya para ulama di masa itu sangat keras menentang Daud Az-Zhahiri
hingga pendapatnya dianggap tidak ada.
Tetapi walau bagaimanapun kerasnya sikap ulama pada masa itu terhadap Daud
Az-Zhahiri, namun mazhabnya dapat berkembang di timur dan barat dengan prinsip
mengambil dzahir Al-Qur’an.

7
Berikut hasil pemikiran Fiqih dari Daud Az-Zhahiri adalah:
a. Membatasi pengharaman riba pada enam jenis barang yang disebutkan
dalam hadist Nabi Muhammad SAW. Enam jenis barang itu adalah emas,
perak, jelai, gandum, buah kurma dan garam.
b. Orang yang dalam keadaan junub dan tidak mempunyai wudhu boleh
menyentuh Mushaf Al-Qur’an.

F. Tabaqat mazhab Az-Zhahiri


Berkembangnya suatu mazhab tidak karena satu orang, melainkan diteruskan dan
dikembangkan oleh para pengikutnya. Tabaqat pertama mazhab Az-zhahiri
diantaranya:
 Abu Bakar Muhammad bin Daud, ia adalah anak dari Daud Az-Zhahiri.
Beliau juga seorang fakih, sastarawan dan penyair handal. Memiliki
keilmuan yang tinggi dan memimpin mazhab sepeninggal ayahnya.
 Abu Bakar Muhammad bin Ishaq al-Qasaniy. Selain menyebarkan
Mazhab Zhahiri, terdapat pula ia banyak berseberangan dengan ushul dan
furu’ Mazhab.
 Abu Sa’id al-Hasan bin Ubaid an-Nahrabaniy dan Muhamamad bin
Ubaidullah bin Khalaf atau disebut ar-Radhi’: Lebih sedikit
berseberangan dengan Mazhab.
 Abu Abdullah bin Ibrahim bin Muhammad bin Irfah al-Azdiy an-Nahwiy
 Abu Ali Husain bin Abdullah as-Samarqandiy
Tabaqat berikutnya:
 Abul Hasan Abdullah bin Ahmad bin al-Maghlas (w. 324 H): murid Ibn
Daud azh-Zhahiri. Tingkatannya Imam Mazhab Zhahiri dengan karya al-
Muwaddhih. Berjasa menyebarkan Mazhab Zahiri
 Abul Hasan Haidarah bin Umar az-Zandawardiy (w.358 H). Melaluinya
masyarakat Baghdad menerima Mazhab Daud.
 Ali bin Muhammad al Baghdadi
Tabaqat berikutnya:
 Qadhi al-Qudhah (Hakim Agung) Abu Said Basyar bin al-Husain: Imam
Mazhab Zahiri.

8
 Qadhi Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sholih al-Manshuriy:
pengarang kitab “‫ ” النير‬.
 Tabaqat berikutnya:
 al-Qadhi Abul Hasan Abdul Aziz bin Ahmad al-Kharziy
 Al-Qadhi Abul Faraj al-Famiy asy-Syiraziy: Imam Mazhab Daud,
darinya fuqaha Syiraz mengambil Mazhab Daud. Ia termasuk tokoh
kalam Mu’tazilah.
 Abu Bakar Muhammad bin Bannan.
Setelah fase ini, Mazhab Zhahiri mengalami kemerosotan di Baghdad.
Hanya tinggal sekelompok penganut Zhahiri di Syiraz yang merupakan
sahabat Abul Faraj al-Famiy.
 Adapun Ibn Hazm merupakan Faqih Zhahiri di negeri Barat-Islam
(Cordova) dan membuat mazhab Az-Zhahiri mengalami masa
keemasannya.

G. Karya-Karya Daud Az-Zhahiri


Untuk membangun mazhab nya, Daud Az-Zhahiri menulis berbagai karya antara
lain:
a. Kitab al-Hujjah (buku tentang argumentasi)
b. Kitab al-Khabar al-Mujib li al-Mujmal (buku mengenai informasi
keilmuan)
c. Kitab al-Khusus wa al-‘Umum (buku tentang penjelasan lafal khusus dan
umum)
d. Kitab al-Mufassar wa al-Mujmal (buku mengenai lafal yang jelas dan
tidak jelas pengertiannya)
e. Kitab Ibthal al-Qiyas (buku yang membahas masalahh penolakan
terhadap qiyas)
f. Kitab Ibthal al-Taqlid (buku yang berisi penjelasan mengenai larangan
bertaqlid)
g. Kitab Khabar al-Wahid (buku tentang hadist ahad)

9
Bab III

Kesimpulan

Menurut bahasa, mazhab berasal dari bahasa arab yaitu ( ‫) مذهب‬, yang berarti jalan
yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati. Sedangkan menurut istilah, mazhab adalah
jalan atau cara yang telah digariskan oleh seseorang atau sekelompok orang, baik
dalam masalah keyakinan, perilaku, hukum atau lainnya.

Mazhab Az-Zhahiri dibangun oleh seorang ahli fiqih mujtahid yang bernama
Daud bin Khalaf al-Asfahani atau yang lebih dikenal dengan nama Daud az-Zhahiri.
Daud az-Zhahiri menolak qiyas dan memandangnya sebagai sumber hukum islam.
Daud az-Zhahiri berpendapat bahwa nash Al-Qur’an dan hadist dapat menjawab
segala persoalan dan apabila tidak memperoleh dari Al-Qur’an dan Hadist, maka
hendaklah di musyawarahkan dengan para ulama, bukan berpegang kepada pendapat
ijtihad sendiri. Pedoman serta alasan Daud az-Zhahiri dalam menetapkan suatu hukum
yaitu Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ dan ijtihad.

Mazhab Az-Zhahiri mulai berkembang pesat Mazhab di negara bagian timur


pada sekitar abad ke 3 dan 4 H. Namun pada abad ke 5 H, Ketenaran terhadap mazhab
Az-Zhahiri mulai menurun karena munculnya Al-Qadhi Ibn Abi Ya’la yang berhasil
menggeser ketenaran dari mazhab Az- Zhahiri. Disaat mazhab az-Zhahiri mulai
menurun ketenarannya dinegeri bagian timur, mazhab az-Zhahiri berkembang pesat di
negeri bagian barat yaitu di Andalusia (spanyol) oleh Ibn Hazm. Ibn Hazm
menyebarkan dan membangun mazhab az-Zhahiri, sehingga mazhab az- Zhahiri
menjadi berkembang dan memiliki pengikut yang banyak.

Pemikiran fiqih Daud Az-Zhahiri merupakan pengamalan dari zhahir nash Al-
Qur’an dan Hadist. Daud Az-Zhahiri berpendapat bahwa nash Al-Qur’an dan hadist
dapat menjawab segala persoalan. Jika tidak nash yang menjelaskan suatu masalah,
maka beliau akan menerapkan ijma’. Apabila di ijma’ tidak ada juga, biasanya beliau
menggunakan metode istishab yaitu kaidah bahwa hukum asal sesuatu itu mubah
(boleh). Daud az-Zhahiri menolak metode qiyas, istihsan, sad al-zari’ah, ra’yu dan
ta’lil nushush al-ahkam bi al-ijtihad karena menurutnya semua itu bukan termasuk
dalil ahkam (hukum). Daud Az-Zhahiri juga menolak dalil taqlid.

10
Hasil pemikiran Daud az-Zhahiri adalah sebagai berikut: Daud az-Zhahiri
membatasi pengharaman riba pada enam jenis barang yang disebutkan dalam hadist
Nabi Muhammad SAW, dan orang yang junub boleh menyentuh mushaf Al-Qur’an.

11
Daftar Pustaka

Al-Hafni, Dr. Abdul Mu’nim. 2005. Ensiklopedia Golongan, kelompok, Aliran,


Mazhab, Partai dan Gerakan Islam. Jakarta: Grafindo.

Tim Riset dan Studi Islam. 2015, Ensiklopedia Aliran dan Madzhab di Dunia
Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

12
Lampiran

13

Anda mungkin juga menyukai