Anda di halaman 1dari 19

ALIRAN 4 MADZHAB YANG BERKEMBANG DI

INDONESIA

Disusun oleh :
Mufida Ats-Tsaqifa 22250066

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah dengan judul “Aliran 4 madzhab yang berkembang di
indonesia” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Pancasila. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan kami yang membuatnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan juga kami.

Metro, 24 September 2022

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi .......................................................................................................ii
BAB I Pendah.uluan
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Topik Pembahasan..………………………………………………………….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….3

BAB II Pembahasan
2.1 Pemisah 4 mazhab tersebut………… ………………………………………1

2.2 Perbedaan dan persamaan 4 mazhab//……………………………………..2

2.3 Tersebar dimana saja mazhab tersebut……………..………………………3

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….8

Daftar Pustaka………………………………………………………………………....9

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tidak dapat dipungkiri lagi, rata-rata penduduk Indonesia adalah warga


negara yang menyandang status muslim. Bahkan riset membuktikan bahwa jumlah
muslim terbanyak di seluruh dunia salah satunya adalah negara Indonesia dan
mayoritas dari mereka bermazhab pada Imam Syafi’i.

Namun tidak semua dari mereka yang benar-benar tahu dan memahami
islam secara hakikat. Parahnya, ada sebagian dari mereka yang belum tahupula
tentang bermazhab. Pada akhirnya mereka lebih memilih sekedar ikut-ikutan dengan
orang yang lebih pintar (menurut mereka).

Selain itu, banyak orang salah sangka bahwa adanya mazhab fiqih itu berarti
sama dengan perpecahan, sebagaimana berpecahnya umat lain dalam sekte-sekte.
Sehingga ada dari sebagian umat Islam yang menjauhkan diri dari bermazhab,
bahkan ada yang sampai anti mazhab.
Penggambaran yang absurd tentang mazhab ini terjadi karena keawaman
dan kekurangan informasi yang benar tentang hakikat mahzab fiqih. Kenyataannya
sebenarnya tidak demikian. Mazhab-mazhab fiqih itu bukan representasi dari
perpecahan atau pereseteruan, apalagi peperangan di dalam tubuh umat Islam.
Sebaliknya, adanya mazhab itu memang merupakan kebutuhan asasi untuk bisa
kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kalau ada seorang bernama Mas Paijo,
Mas Paimin, Mas Tugirin dan Mas Wakijan bersikap yang anti mazhab dan
mengatakan hanya akan menggunakan Al-Quran dan As-Sunnah saja, tanpa
mereka sadari, sebenarnya mereka masing-masing sudah menciptakan sebuah
mazhab baru, yaitu mazhab Al-Paijoiyah, Al-Paiminiyah, At-Tugiriniyah dan Al-
Wakijaniyah.
Sebab yang namanya mazhab itu adalah sebuah sikap dan cara seseorang
dalam memahami teks Al-Quran dan As-Sunnah. Setiap orang yang berupaya untuk
memahami kedua sumber ajaran Islam itu, pada hakikatnya sedang bermazhab.
Kalau tidak mengacu kepada mazhab orang lain yang sudah ada, maka minimal dia
mengacu kepada mazhab dirinya sendiri. Walhasil, tidak ada di dunia ini orang yang
tidak bermazhab. Semua orang bermazhab, baik pada orang lain maupun pada diri
sendiri.

4
1.2 TOPIK PEMBAHASAN

Agar lebih memahami tentang mazhab, kali ini kami akan membahas tentang:

1. Pemisah 4 Mazhab (Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi)


2. Perbedaan dan persamaan 4 Mazhab
3. Tersebar dimana saja 4 mazhab tersebut.

1.3 TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pancasila


2. Untuk mengetahui tentang 4 mazhab.
3. Untuk mengetahui tentang mazhab tersebar dan juga perbedaan serta
persamaan ke-4 mazbah tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemisah 4 Mazhab

Pengertian Mazhab

Menurut bahasa, ‫( مذهب‬mazhab)  berasal dari sighath masdar (kata sifat) dan isim


makan (kata yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi’il madhy
“dzahaba” yang berarti “pergi”. Bisa juga berarti al-ra’yu yang artinya “pendapat”.
Sedangkan pengertian mazhab menurut istilah ada beberapa rumusan, antara lain:

1. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang
imammujtahid dalam menetapkan hukum atau peristiwa berdasarkan
Al-quran dan Hadis.
2. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang
hukum suatuperistiwa yang diambil dari Al-Quran dan Hadis.

5
Jadi mazhab adalahpokokpikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujtahid
dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum islam.
Perlu diketahui, menurut ulama fiqih mazhab adalah sebuah metodologi fiqih khusus
yang dijalan oleh seorang ahli fiqih Mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain,
yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan
ilmu furu’(cabang).Masalah yang bisa menggunakan metode ijtihad adalah yang
termasuk istilah dzonni atau prasangka , bukan hal yang qoth’i atau pasti.

1. Titik Tolak atau Sejarah Pembentukan Mazhab

Sebagaimana diketahui, bahwa ketika agama Islam telah tersebar meluas ke


berbagai penjuru, banyak sahabat Nabi yang telah pindah tempat dan berpencar-
pencar ke negara yang baru. Dengan demikian, kesempatan untuk bertukar pikiran
atau bermusyawarah memecahkan sesuatu masalah sulit dilaksanakan.
Qasim Abdul Aziz Khomis menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
ikhtilaf (perbedaan pendapat) di kalangan sahabat ada tiga yakni

1. Perbedaan para sahabat dalam memahami nash-nashal-Qur’an.


2. Perbedaan para sahabat disebabkan perbedaan riwayat.
3. Perbedaan para sahabat disebabkan karena ra’yu.

Sementara Jalaluddin Rahmat melihat penyebab ikhtilaf dari sudut pandang yang
berbeda, Ia berpendapat bahwa salah satu sebab utama ikhtilaf di antara para
sahabat adalah prosedur penetapan hukum untuk masalah-masalah baru yang tidak
terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Oleh karena itu, Setelah berakhirnya masa
sahabat yang dilanjutkan dengan masa Tabi’in, muncullah generasi Tabi’it Tabi’in.
Ijtihad para Sahabat dan Tabi’in dijadikan suri tauladan oleh generasi penerusnya
yang tersebar di berbagai daerah wilayah dan kekuasaan Islam pada waktu itu.
Generasi ketiga ini dikenal dengan Tabi’it Tabi’in. Di dalam sejarah dijelaskan bahwa
masa ini dimulai ketika memasuki abad kedua hijriah, di mana pemerintahan Islam
dipegang oleh Daulah Abbasiyyah.
Pada masa Tabi’-tabi’in yang dimulai pada awal abad kedua Hijriyah, kedudukan
Ijtihad sebagai Istinbathhukum semakin bertambah kokoh dan meluas. sesudah
masa itu, muncullah mazhab-mazhabdalam bidang hukum Islam.
Dalam perkembangannya, mazhab-mazhab itu tidak sama. Ada yang mendapatkan
sambutan dan memiliki pengikut yang mengembangkan dan meneruskannya, namun
adakalanya suatu mazhab kalah pengaruhnya oleh mazhab-mazhab yang lain, dan
pengikutnya menjadi surut.

6
1. Mazhab-mazhab yang Sudah Punah

Sebagian dari mazhab-mazhab para fuqaha’, ada yang memiliki pengikut-pengikut


yang menjalankannya, namun pada suatu waktu mereka kalah pengaruh dari
mazhab-mazhab lain yang datang kemudian, sehingga pengikut-pengikutnya
menjadi surut. Imam-imam yang pernah terkenal dari mazhab-mazhab tersebut yang
kurang atau tidak berkembang lagi adalah :

1. mazhab al-Auza’iy.Pendirinya adalah Abd. Rahman bin Muhammad


al-Auza’iy. Beliau dilahirkan di Ba’labak tahun 88 H. Al’Auza’iy
termasuk tokoh hadits yang tidak menyukai qiyas,orang-orang Syam
bahkan Hakim Syam mengikuti mazhabnya.
2. Mazhab Daud al-Zhahiry.Pendirinya adalah Abu Sulaiman Daud bin
Ali bin Khalaf al-Ashbahani yang terkenal dengan al-Zhahiry,
dilahirkan di Kuffah pada tahun 202 H.
3. Mazhab al-Thabary. Pendiri mazhab ini adalah Abu Ja’far bin Jarir al-
Thabary, dilahirkan tahun 224 H dan wafat di baghdad tahun 320
H.Beliau terkenal sebagai seorang mujtahid, ahli sejarah dan tafsir.
4. Mazhab al-Laits. Pendiri mazhab ini adalah Abu al-harits al-Laitsi bin
Sa’ad al-Fahmy, wafat pada tahun 174 H. Beliau terkenal sebagai ahli
fiqih di Mesir. Imam Syafi’i mengakui bahwa al-Laitsi ini lebih pandai
dalam soal fiqih dari pada Imam Malik.
5. Mazhab-mazhab Fiqih yang Masih Eksis

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa selain ada mazhab yang punah, ada juga
mazhab yang masih eksis hingga sekarang. Mazhab-mazhab tersebut antara lain :

1. Mazhab Hanafi (80-150 H/ 696-767 M)

Memilik nama lengkap An-Nu’man bin Tsabit bin Zutha bin Mahmuli Taymillah bin
Tsalabah. Dilahirkan pada tahun 80 H. Beliau termasuk Tabiit Tabi’in ( yang
mengikuti Tabi’in ).Belaiu orang Persia yang menetap di Kufah.
Yang menonjol dari fiqih Abu Hanifah ini antara lain adalah:

1. Sangat rasional, mementingkan maslahat, dan manfaat.


2. Lebih mudah dipahami dari pada mazhab yang lain.
3. Lebih liberal sikapnya terhadap dzimis (warga negara yang

7
nonmuslim).
Imam Abu Hanifah meninggal pada bulan Rajab tahun 150 H. Meskipun Abu Hanifah
seorang ulama besar, beliau tidak merasa memonopoli kebenaran. Hal itu terbukti
dari pernyataan:
“saya mengambil pendapat ini, karena pendapat ini benar, tapi mengandung
kemungkinan salah. Dan saya tidak mengambil pendapat itu, karena pendapat itu
salah, tapi mengandung kemungkinan benar”.
Beliau meninggal ketika sedang  Shalat. Kitab yang langsung di nisbatkan kepada
Abu Hanifah adalah Fiqh al-Akbar, al-Alim wal Muta’alim, dan Musnad.

2. Mazhab Maliki (93-173H / 711-795M)

Imam Malik dilahirkan di Madinah. Nama lengkapnya Malik bin Anas bin ‘Amar. Abu
Hanifah tigabelas tahun lebih tua dari Malik bin Anas. Beliau adalah seoang yang
saleh, sangat sabar, ikhlas dalam berbuat, mempunyai daya ingat dan hafalan yang
kuat, serta kokoh dalam pendiriannya. Beliau ahli dalam ilmufiqih dan Hadits, yang
diterima dari guru-gurunya di Madinah. Dalam mengajar, Imam Malik sangat
menjaga diri agar tidak salah dalam memberi fatwa. Oleh karena itu, untuk masalah-
masalah yang ditanyakan, sedangkan beliau belum yakin betul akan kebenaran
jawabannya, sering menjawab “la adri” (saya tidak tahu). Beliau meninggal di
Madinah pada tahun 173 H. Kitab yang dinisbatkan kepada Imam Malik adalah kitab
Muwatho yang merupakan kitab Hadits tapi juga sekaligus kitab Fiqih.

3. Mazhab Syafi’i (150-204 H / 767-822 M)

Imam Syafi’i memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin
Syafi’i bin as-sai’ib bin Ubaid Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdu Munaf. Beliau
termasuk suku Quraisy. Dilahirkan di Ghaza, salah satu kota Palestina pada tahu
150 H. Beliau pergi ke Kabilah Hudzail untuk mempelajari dan mendalami sastra
Arab serta mengikutu saran hidup Muhammad SAW, pada masa kecilnya. Disana
beliau sampai hafal sepuluh ribu bait syair-syair Arab.
Di Mekkah beliau berguru pada Sufyan bin Uyainah dan kepada Muslim bin Khalid.
Setelah itu pergi ke Madinah untuk berguru pada Imam Malik. Pada saat itu beliau
berumur 20 tahun dan belajar di sana selama tujuh tahun.
Bagi Imam Syafi’i ibadah itu harus membawa kepuasan dan ketenagan dalam hati.
Untuk itu diperlukan kehati-hatian. Inilah yang menyebabkan konsep Ikhyat (kehati-
hatian) mewarnai pemikiran Imam Syafi’i.

8
Imam Syafi’i menyebut Al-Quran dan Sunnah adalah sebagai dua dasar (sumber)
dan menetapkan Ijma’ dan Qiyas sebagai dasar (sumber) pembantumya.

4. Mazhab Hanbali (164-241 H)

Didirikan oleh Imam Ahmad Hanbal, dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awal tahun 164 H,
di Baghdad. Beliau belajar hadits di Baghdad, Basrah, Kufah, Mekkah, madinah, dan
Yaman. Beliau selalu menuliskan hadits-hadits dengan perawinya dan cara ini pun
diharuskannya kepada muridnya.
Beliau memilik daya ingat yang kuat, sabar, ulet, memiliki keinginan yang kuat dan
teguh dalam pendirian. Dan beliau sangat ikhlas dalam perbuatannya. Beliau pernah
menantang pendapat muktazilah sehingga  dijatuhi hukuman dan dipenjara oleh
khalifah al-Makmum yang menganut paham muktazilah. Ketika khalifah al-Ma’mum
wafat, beliau masih tetap dalam penjara dimasa Mu’tashim Billah. Sesudah kelaur
dari penjara beliau sakit-sakitan dan akhirnya wafat pada tahun 241 H.
Imam Ahmad adalah ulama yang tidak percaya dengan Ijma’
“siapa yang menyatakan terdapat Ijma’, maka dia adalah pendusta”.Dauh beliau.
Menurut Dr, Abu Zahrahijma yang ditentang oleh Imam Ahmad adalah Ijma’ sesudah
masa sahabat. Adapun Ijma pada masa sahabat tetap diakui keberadaannya.
Yang mengembangkan mazhab Hanbali yang terkenal serta pengaruhnya terasa
didunia islam sekarang adalah Ibnu Taimiyah (166 H) yang lahir ± 450 tahun setelah
Imam Ahmad meninggal.

2.2 PERBEDAAN 4 MADZHAB DI INDONESIA

1. MADZHAB MALIKI

Mazhab ini berbeda daripada tiga mazhab yang lain kerana terdapat tambahan
kepada sumbernya. Selain menggunakan Al Qur’an, hadis, ijma’ dan qiyas, Imam
Maliki juga menggunakan amalan orang Islam Madinah pada zamannya itu sebagai
sumber tambahan. Mengikuti arahan Imam Malik, merupakan juga amalan orang
Madinah dilihat sebagai sunnah yang hidup seakan memandang Nabi Muhammad
berhijrah, tinggal dan wafat di Madinah, dimana kebanyakan sahabat Nabi tinggal di
Madinah. Kesannya, hadits yang dikaji oleh mazhab ini agak berbeda daripada
mazhab yang lain.

9
Dasar-dasar pokok dari Mazhab Maliki yaitu berpegang pada:
1. Al quran
2. sunnah Rasul SAW yang dipandang sah.
3. Ijma’ Ahl madinah (kadang menolak hadits yang berlawanan atau tidak
diamalkan oleh para ulama madinah).
4. Qias (kias atau analogi atau membandingkan).
5. Istihlah (istilah fiqih,yaitu pendapat bahwa sesuatu adalah salih karena
berfaidah, bijak untuk kepentingan dan keperluan umum)

2. MADZHAB SYAFI’I

Dasar-dasar atau asas-asas pokok mazhab Syafi’i berpegang pada:

1. Tafsir Al Qur’an

lahiriahnya Al Qur’an selama tak ada dalil yang menegaskan bahwa yang dimaksud
bukan lahiriahnya; Imam Syafi’i pertama sekali selalu mencari alasannya dari Al-
Qur’an dalam menetapkan hukum Islam.

2. Sunnah Nabi SAW


Sunnah Rasulullah SAW kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan
dari Al-Qur’an. Imam Syafi’i sangat kuat pembelaannya terhadap sunnah
sehingga dijuluki Nashir As-Sunnah (pembela sunnah Nabi )
3. Ijma’
hukum yang tak ada dalam Al Qur’an dan Hadits, keputusan diambil alim-
ulama dan atas kata sepakat (tidak diketahui ada perselisihan tentang
sesuatu); Ijma’ para Sahabat Nabi, yang tak diketahui pula ada perselisihan
tentang hal itu. Ijma’ yang diterima Imam Syafi’i sebagai landasan hukum
adalah ijma’ para sahabat, bukan kesepakatan seluruh mujtahid pada masa
tertentu terhadap suatu hukum, karena menurutnya hal seperti ini tidak
mungkinterjadi.
4. Qias
(ditolak dasar istihsan dan dasar ihtislah). Kias yang dalam Ar-Risalah
disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma’ tidak juga ditemukan hukumnya.
Akan tetapi Imam Syafi’i menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah
satu cara menetapkan hukum Islam.

10
5. Istidlal adalah suatu istilah fikih, yakni mencari atau menegakkan dalil
daripada penetapan akan dan kesimpulan-kesimpulannya atau dari
seseorang yang mengetahuinya, yang dipandang sebagai ushul fikh.
6. Istishab (suatu istilah fikih), yaitu mencari hubungan, sambungan, berusaha
menghubungkan sesuatu dengan keadaan sebelumnya. Berarti membawa
serta sesuatu yang telah ada di masa lalu ke masa sekarang. Istishab
merupakan salah satu pegangan dalam menetapkan hukum yang tidak
mempunyai dalil yang tegas dari Al Qur’an, Sunnah, Ijma maupun Qiyas.
Dengan perinsip istishab manusia dapat memberlakukan suatu dalil hukum
yang berlaku pada masa lampau, tanpa adanya keterangan bahwa hukum itu
berlaku seterusnya. Misalnya, memberlakukan ketentuan bahwa asal hukum
segala sesuatu adalah boleh, kecuali bila ada larangan yang jelas, bagi hal-
hal baru yang illatnya tidak ditemukan. Salah satu dasar pokok mazhab
Syafi’i. Sebagian ulama terutama dari kelompok Hanafiah tidak menerima
istishab sebagai pegangan dalam menetapkan hukum).

3. MADZHAB HAMBALI

Dasar-dasar pokok mazhab Hambali berpegang pada:


1. Al Qur’an;
2. Hadits Marfu’;
3. Fatwa-fatwa para sahabat dan fatwa-fatwa sahabat yang lebih dekat pada
alquran dan as sunnah diantara fatwa fatwa yang berlawanan.
4. Hadits mursal dan hadits dhoif ialah hadits yang derajatnya kurang daripada
shohih.
5. Qias (kias / analogi / membandingkan).

4. MADZHAB HANAFI

Dasar–dasar pokok dari madzhab hanafi berpegang pada :

1. Al-quran
2. Sunnah rasul SAW beserta peninggalan- peninggalan shahih yang telh mashur
diantara para sahabat.
3. Fatwa -fatwa para sahabat.
4. Qias
5. Istihsan:
Secara bahasa istihsan berarti menganggap baik sesuatu (hasan).

11
6. Adat beserta urf ummat.

2.3 TERSEBAR DIMANA SAJA 4 MAZHAB TERSEBUT

1. Mazhab Hanafi Pendiri mazhab Hanafi ialah; Nu’man bin Tsabit bin Zautha.
Diahirkan pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada
tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi’i R.A. Beliau lebih dikenal
dengan sebutan: Abu Hanifah An Nu’man. Abu Hanifah adalah seorang mujtahid
yang ahli ibadah.
Dalam bidang fiqh beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada
awal abad kedua hijriah dan banyak belajar pada ulama-ulama Ttabi’in, seperti
Atha bin Abi Rabah dan Nafi’ Maula Ibnu Umar. Mazhab Hanafi adalah, sebagai
penisbatan dari nama imam pendiri-nya, Abu Hanifah.
Jadi mazhab Hanafi adalah nama dari kumpulan-kumpulan pendapat-
pendapat yang berasal dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya serta
pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian
dan perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya
adalah hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak (Ahlu Ra’yi).
Maka disebut juga mazhab Ahlur Ra’yi masa Tsabi’it Tabi’in. Dasar-dasar
Mazhab Hanafi Abu Hanifah dalam menetapkan hukum fiqh terdiri dari tujuh
pokok, yaitu: Al-Kitab, As Sunnah, Perkataan para Sahabat, Al-Qiyas, Al-Istihsan,
Ijma’ dan Uruf. Murid-murid Abu Hanifah adalah sebagai berikut:
1. Abu Yusuf bin Ibrahim Al-Anshari (113-183 H)
2. Zufar bin Hujail bin Qais al-Kufi (110-158 H)
3. Muhammad bin Hasn bin Farqad as Syaibani (132-189 H)
4. Hasan bin Ziyad Al-Lu’lu Al-Kufi Maulana Al-Anshari (….-204 H).
Daerah-daerah Penganut Mazhab Hanafi Mazhab Hanafi mulai
tumbuh di Kufah (Irak), kemudian tersebar ke negara-negara Islam bagian
Timur. Dan sekarang ini mazhab Hanafi merupakan mazhab resmi di Mesir,
Turki, Syiria dan Libanon. Kemudian mazhab ini dianut sebagian besar
penduduk Negara Afganistan, Pakistan, Turkistan, Muslimin India dan
Tiongkok.
2. Madzhab Maliki Madzhab Maliki, adalah kumpulan dari hasil istinbath hukum
Imam Maliki, dan para santri-santrinya, setelah sepeninggalannya, kemudian
diikuti dan dikembangkan oleh para penerus-nya. Nama lengkap dari pendiri
mazhab ini ialah: Malik bin Anas bin Abu Amir. Lahir pada tahun 93 M = 712 M di
Madinah.

12
Selanjutnya dalam kalangan umat Islam beliau lebih dikenal dengan sebutan
Imam Malik. Imam Malik terkenal dengan imam dalam bidang hadis Rasulullah
S.a.w. Imam Malik belajar pada Ulama-ulama Madinah. Sedangkan yang
menjadi guru pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz. Beliau juga belajar
kepada Nafi’ Maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az Zuhri. Adapun yang menjadi
gurunya dalam faan ilmu fiqh ialah; Rabi’ah bin Abdur Rahman. Imam Malik
adalah imam (tokoh) negeri Hijaz, bahkan tokohnya semua bidang fiqh dan
hadits.
Dasar-dasar Madzhab Maliki Nashshul Kitab Dzaahirul Kitab (umum) Dalilul
Kitab (mafhum mukhalafah) Mafhum muwafaqah Tanbihul Kitab, terhadap illat
Nash-nash Sunnah Dzahirus Sunnah Dalilus Sunnah Mafhum Sunnah Tanbihus
Sunnah Ijma’ Qiyas Amalu Ahlil Madinah Qaul Shahabi Istihsan Muraa’atul
Khilaaf Saddud Dzaraa’i. Para santri Imam Malik Yang Melanjutkan Madzhab
Maliki
1. Abu Muhammad Abdullah bin Wahab bin Muslim.
2. Abu Abdillah Abdur Rahman bin Qasim al-Utaqy.
3. Asyhab bin Abdul Aziz al-Qaisi.
4. Abu Muhammad Abdullah bin Abdul Hakam.
5. Asbagh bin Farj al-Umawi.
6. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam.
7. Muhammad bin Ibrahim bin Ziyad al-Iskandari.
8. Abu Abdillah Ziyad bin Abdur Rahman al-Qurthubi.
9. Isa bin Dinar al-Andalusi.
10. Yahya bin Yahya bin Katsir Al-Laitsi.
11. Abdul Malik bin Habib bin Sulaiman As Sulami.
12. Abdul Hasan Ali bin Ziyad At Tunisi.
13. Asad bin Furat.
14. Abdus Salam bin Said At Tanukhi.

Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Maliki. Awal mulanya tersebar di


daerah Madinah, kemudian tersebar sampai saat ini di Marokko, Aljazair, Tunisi,
Libia, Bahrain, dan Kuwait.

3. Madzhab Syafi’i Mazhab ini didirikan oleh Al–Imam Muhammad bin Idris Asy
Syafi’i, seorang keturunan Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdi Manaf. Beliau
lahir di Gaza (Palestina) tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam
Abu Hanifah yang menjadi Mazhab yang pertama. Guru Imam Syafi’i yang
pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang Mufti di Mekah.

13
Imam Syafi’i dianugrahkan mampu menghafal Al Qur’an pada usia di
tujuh tahun. Setelah beliau hafal Al Qur’an, barulah mempelajari bahasa dan
sya’ir; kemudian beliau mempelajari hadits, dan fiqh. Mazhab Syafi’i terdiri dari
dua macam; berdasarkan atas masa dan tempat beliau mukim, yang pertama;
Qaul Qadim; yaitu istinbath Imam Syafi’i sewaktu hidup di-Irak.

Dan yang kedua ialah Qaul Jadid; yaitu istinbath imam Syafi’i sewaktu
beliau hidup di Mesir pindah. Keistimewaan Imam Syafi’i dibanding dengan para
Mujtahid lainnya, yaitu beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh
dengan kitabnya Ar Risaalah. Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi
induk dari mazhabnya ialah: Al-Umm.

Dasar-dasar Mazhab Syafi’i: Dasar-dasar atau sumber hukum yang


dipakai Imam Syafi’i dalam ber-istinbat hukum syar’i adalah:

1. Al-Kitab.
2. Sunnah Mutawatirah.
3. Al-Ijma’.
4. Khabar Ahad.
5. Al-Qiyas.
6. Al-Istishab.

Ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan


Mazhab Syafi’i, antara lain : Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam Nasa’I, Imam Baihaqi, Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah, Imam
Tabari, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam Abu Daud, Imam Nawawi, Imam as-
Suyuti, Imam Ibnu Katsir, Imam adz-Dzahabi, Imam al-Hakim dst-nya. Daerah-
daerah yang Menganut Mazhab Syafi’i Mazhab Syafi’i sampai sekarang dianut
oleh umat Islam di negara Libia, Mesir, Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia,
Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India,
Jazirah Indo China, Sunni-Rusia dan Yaman.

4. Mazhab Hambali. Pendiri Mazhab Hambali ialah: Al-Imam Abu Abdillah


Ahmad bin Hanbal bin Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad
pada tahun 164 H. dan wafat tahun 241 H. Ahmad bin Hanbal adalah
seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai negara untuk mencari
ilmu pengetahuan, antara lain: Siria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Basrsh.
Dan beliau dapat menghimpun sejumlah 40.000 hadis dalam kitab
Musnadnya.

14
Dasar-dasar Mazhab Hambali Adapun dasar-dasar mazhabnya dalam
mengistinbatkan hukum adalah:

1. Nash Al-Qur-an atau nash hadits.


2. Fatwa sebagian Sahabat.
3. Pendapat sebagian Sahabat.
4. Hadits Mursal atau Hadits Doif.
5. Qiyas.

Dalam menjelaskan dasar-dasar fatwa Ahmad bin Hanbal ini di


dalam kitabnya I’laamul Muwaaqi’in. Pengembang-pengembang Mazhab
Hanbali Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Ahmad bin
Hanbal adalah sebagai berikut:

1. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal


dengan nama Al-Atsram; dia telah mengarang Assunan Fil Fiqhi ‘Alaa
Mazhabi Ahamd.

2. Ahmad bin Muhammad bin Hajjaj al-Marwazi yang mengarang


kitab As Sunan Bisyawaahidil Hadis.

3. Ishaq bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih al-
Marwazi dan termasuk ashab Ahmad terbesar yang mengarang kitab As
Sunan Fil Fiqhi.

4. Ada beberapa ulama yang mengikuti jejak langkah Imam Ahmad


yang menyebarkan mazhab Hambali, di antaranya:

5. Muwaquddin Ibnu Qudaamah al-Maqdisi yang mengarang kitab


Al-Mughni.

6. Syamsuddin Ibnu Qudaamah al-Maqdisi pengarang Assyarhul


Kabiir.

7. Syaikhul Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah pengarang kitab


terkenal Al-Fataawa.

15
8. Ibnul Qaiyim al-Jauziyah pengarang kitab I’laamul Muwaaqi’in
dan Atturuqul Hukmiyyah fis Siyaasatis Syar’iyyah.Ibnu Taimiyah dan Ibnul
Qaiyim adalah dua tokoh yang membela dan mengembangkan mazhab
Hambali.

9. Dan seterusnya.. Daerah yang Menganut Mazhab Hambali. Awal


perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad, Irak dan
Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII mazhab Hambali
berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As
Su’udi. Dan masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi
Arabia dan mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab,
Palestina, Siria dan Irak.

BAB III

3.1 Kesimpulan

Mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujtahid
dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum islam.
Menurut ulama fiqih mazhab adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalan
oleh seorang ahli fiqih Mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang
menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.
Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya mazhab adalah:

1. Perbedaan para sahabat dalam memahami nash-nash al-Qur’an


2. Perbedaan para sahabat disebabkan perbedaan riwayat
3. Perbedaan para sahabat disebabkan karena ra’yu.
4. Adanya masalah baru yang belum pernah terjadi dimasanya Nabi
Muhammad SWA.
5. Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, mencakup wilayah-
wilayah semenanjung Arab, Irak, mesir, Syam, Persi dan lain-lain.

Beberapa Mazhab yang telah kurang dan punah pengkutnya adalah:

1. Rahman bin Muhammad al-Auza’iy.


2. Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf al-Ashbahani
3. Abu Ja’far bin Jarir al-Thabary,

16
4. Abu al-harits al-Laitsi bin Sa’ad al-Fahmy,

Mazhab yang sampai saat ini masih eksis dikalangan masyarakat adalah:

1. Imam Hambali
2. Imam Hanafi
3. Imam Malik
4. Imam Syafi’i

bermazhab bukanlah tingkah laku orang awam saja, tetapi merupakan sikap
yang wajar dari seorang yang tahu diri. Ahli hadits paling terkenal, Imam Bukhari
masih tergolong orang yang bermazhabSyafi’i. Jadi, ada tingkatan bermazhab atau
bertaqlid. Makin tinggi kemampuan seseorang, makin tinggi pula tingkat
bermazhabnya sehingga makin longgar keterikatannya, dan mungkin akhirnya
berijtihad sendiri. Pertanyaan mengapa kita bermazhab akan terjawab dengan
sendirinya dengan penjelasan taqlid dan Ijtihad dibawah ini.
Jelasnya, orang yang bermazhab sama artinya dengan orang yang
mengamalkan al-Quran dan al-Hadits, karena semua pendapat yang difatwakan oleh
imam-imam mazhab adalah hasil dari kajian mereka terhadap al-Quran dan al-
Hadits.Bahkan untuk memudahkan orang-orang awam, mereka siang malam
berusaha mengkaji dan menggali hukum-hukum didalam al-Quran dan al-Hadits
yang notabene ribuan dan tidak berurutan, mereka atur sedemikian rupa, diurutkan
dari bab ke bab. Sehingga hukum-hukum islam lebih mudah dipelajari.
Apa yang terjadi jika semua orang melepaskan diri dari mazhab-mazhab
yang ada dan mereka semua dibebaskan berijtihad. Padahal kita tahu bahwa tidak
setiap orang Islam mempunyai kesempatan dan kemampuan dalam mempelajari
agama secara mendalam, sehingga tidak setiap orang pula mampu mengistinbath
(menggali hukum) langsung dari sumbernya?
Jawabannya tiada lain hanyalah kekacauan dan kerusakan total akan menimpah
segi-segi kehidupan umat manusia. Sebab mereka melakukan usaha tidak pada
tempatnya atau tidak sesuai dengan keahliannya.
Tidak ada satu mazhabpun di zaman akhir ini yang memenuhi syarat dan
sifat seperti diatas selain mazhab empat ini. Memang ada juga mazhab yang
mendekati syarat dan sifat diatas, yaitu mazhabImamiyah (Syi’ah) dan Zaydiyah
(golongan Syi’ah). Namun keduanya adalah golongan ahlubid’ah, sehingga
keduanya tidak boleh dijadikan pegangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Syariffudin, Amir. 1997.  Ushul Fiqh  jilid 1. Ciputat: Logos Wacana Ilmu


As-Sayis, Ali dan Muhammad. 2003. Sejarah Fiqih Islam.  Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar
http://id.m.wikipedia.org/wiki/mazhab
http:/abudini76.wordpress.com/2010/02/21/mazhab-mazhab-yang-telah-punah/
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang.
www. Media.Isnet.org/islam/paramadina/konteks/sejarahfiqh01.html.
http://blog.re.or.id/mazhab-dalam-islam.htm
http://www.saidialhady.com/2010/03/4-mazhab-dalam-islam.html
http://news.detik.com/read/2012/08/03/192200/1982877/1254/mengapa-ada-mazhab
dalam-islam

18
http://islamquest.net/ms/archive/question/fa2381
Khalil, Munawar. 1983. Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab. Jakarta: PT. Bulan
Bintang.
Syalthut, Prof. Dr. Mahmud. 2000. Fiqh Tujuh Mazhab . Bandung : Pustaka Setia
Ash-Shiddieqy, Prof. M.T. Hasbi. 1968. Pengantar Ilmu Fiqh. Jakarta : C.V. Mulya
http://muhamadqbl.blogspot.com/2010/11/sejarah-empat-mazhab-fiqih.html
http://himawarief.blogspot.com/2009/12/latar-belakang.html
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,5-id,39154-lang,id-c,halaqoh-  
         t,Memahami+Esensi+dalam+Bermazhab-.phpx

19

Anda mungkin juga menyukai