DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
KELAS 1AK3
2020
1
LATAR BELAKANG
2
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian mazhab?
2. Bagaimana sejarah perkembangan mazhab?
3. Bagaimana perumusan pemikiran masing-masing mazhab dalam
memahami sumber hukum Islam?
4. Bagaimana pola respon masyarakat muslim dengan adanya mazhab
tersebut?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Adapun pengertian mazhab menurut para ulama fiqih yang perlu kita
ketahui. Menrut ulama fiqih mazhab adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang
dijalan oleh seorang ahli fiqih mujtahis, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang
menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’. Masalah
yang bisa menggunakan metode ijtihad adalah yang termasuk istilah dzonni atau
prasangka , bukan hal yang qoth’i atau pasti.
Itulah penjelasan mengenai pengertian mazhab yang pada intinya memiliki
makna yang sama. Lahirnya mazhab ini tidak bisa terlepas dari perkembangan
huku-hukum islam sebelumnya yaitu pada masa Rasulullah dan sahabat. Bila pada
masa Nabi sumber fiqih adalah Al-Quran, maka pada masa sahabat dikembangkan
dengan dijadikannya petunjuk Nabi dan Ijtihad sebagai sumber penerapan fiqih.
Sesudah masa sahabat, penetapan fiqih dengan menggunakan Sunnah dan Ijtihad
ini sudah begitu berkembang dan meluas. Yang kemudian kita mengenal mazhab-
mazhab fiqih. Mazhab dalam fiqih ada beberapa macam, hal ini dikarenalan
adanya perbedaan pendapat dalam berijtihad seorang ulama.
5
Pada masa Tabi’-tabi’in yang dimulai pada awal abad kedua Hijriyah,
kedudukan Ijtihad sebagai Istinbath hukum semakin bertambah kokoh dan
meluas, sesudah masa itu muncullah mazhab-mazhab dalam bidang hukum Islam.
Adapun faktor yang menentukan perkembangan hukum Islam sesudah Rasulullah
wafat, yaitu:
1. Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, mencakup wilayah-wilayah
semenanjung Arab, Irak, mesir, Syam, Persi dan lain-lain.
2. Pergaulan kamu muslimin dengan bangsa yang ditaklukannya. Mereka
terpengaruh oleh budaya, adat istiadat serta tradis bangsa tersebut.
3. Akibat jauhnya negara-negara yang ditaklukan itu dengan ibu kota Khalifah
(pemerintahan) Islam, membuat gubernur, para hakim dan para ulama harus
melakukanijtihad guna memberikan jawaban terhadap problem dan masalah-
masalah baru yang dihadapi.
Dalam perkembangannya, mazhab-mazhab itu tidak sama. Ada yang
mendapatkan sambutan dan memiliki pengikut yang mengembangkan dan
meneruskannya, namun adakalanya suatu mazhab kalah pengaruhnya oleh
mazhab-mazhab yang lain, dan pengikutnya menjadi surut. Oleh karenaya ada
mazhab-mazhab yang masih eksis dan dianut oleh umat muslim sampai saat ini
diantaranya : mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi.i, mazhab Hanbali,
mazhab Syi’ah, dan mazhab Dhahiri. Adapun mazhabyang telah punah antara
lain: mazhab Al-Auza’iy, mazhab Al-Zhahiry, mazhab al-Thabary, dan mazhab
al-Laits.
Dari perkambangan mazhab yang tetap eksis sampai sekarang memilik
dampak yang positif di kalangan umat Islam, yang mana umat Islam tidak
bingung lagi dalam melakukan hal-hal yang belum ada nashnya dalam Alquran
atau sunnah. Mereka sudah memiliki pegangan yang dapat dipercaya, sehingga
tidak ada keraguan dalam menjalankan kehidupan ini. Disamping memiliki
dampak yang positif, perkembangan mazhab tersebut juga memilik dampak
negatif. Setelah munculnya mazhab-mazhab dalam hukum Islam dan hasil Ijtihad
para Imam mazhab telah banyal dibukukan, ulama sesudahnya lebih cenderung
untuk mencari dan menetapkan produk-produk ijtiadiyah para mujtahid
6
sebelumnya, meskipun mungkin sebagian dari hasil ijtihad mereka sudah kurang
atau tidak sesuai lagi dengan kondisi yang dihadai ketika itu. Lebih dari itu, sikap
toleransi bermazhab pun semakin menipis di kalangan sesama pengikut-pengikut
mazhab fiqih yang ada, bahkan acapkali timbul persaingan dan permusuhan
sebagai akibat dari fanatisme mazhab yang berlebihan. Kemudian berkembang
pandangan bahwa mujtahid hanya boleh melakukan penafsiran kembali terhadap
hukum-hukum fiqih dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh imam-imam
mazhab yang dianutnya. Hal ini mengakibatkan kemunduran fiqih Islam.
7
bin Rahawih, Abu Tsaur dan lain-lain. Ia adalah orang yang paling fanatik dengan
Syafi’i dan menulis dua buku tentang keutamaan-ketamaan serta memujinya.
Pada masa itu merupakan puncak perkambangan ilmu di Baghdad. Kemudian ia
membuat aliran (mazhab) tersendiri. Mazhab Daud al-Zhahiry terus berkembang
sampai pertengahan abad ke-5, kemudian surut. Ia mempunyai pendapat0pendapat
yang bertentangan dengan jumhur, karena pendapatnya dihasilkan dengan tidak
menggunakan qiyas dan ra’yu, tetapi hanya mengamalkan sahir Al Quran dan
Sunnah.
3. Mazhab al-Thabary. Pendiri mazhab ini adalah Abu Ja’far bin Jarir al-
Thabary, dilahirkan tahun 224 H dan wafat di baghdad tahun 320 H.
Beliau terkenal sebagai seorang mujtahid, ahli sejarah dan tafsir. Mulanya
beliaumempelajari fiqih al-Syafi’i dan Malik serta fiqih ulama Kufah, kemudian
membentuk mazhab sebdiri yang berkembang di Baghdad. Di antara pengikutnya
adalah Abu al-Farj al-Nahrawy. Tetapi mazhabnya surut pada pertengahan adad
ke-5 H.
4. Mazhab al-Laits. Pendiri mazhab ini adalah Abu al-harits al-Laitsi bi Sa’ad
al-Fahmy, wafat pada tahun 174 H. Beliau terkenal sebagai ahli fiqih di Mesir. Al-
Syafi’i mengakui bahwa al-Laitsi ini lebih pandai dalam soal fiqih dari pada
Malik. Akan tetapi pengikut-pengikutnya tidak besunggug-sungguh
mengembangkan mazhabnya sehingga lenyap. Mazhab al-Laitsi lenyap pada
pertengahan abad ke-3 H.
8
pernah tertimpa budak sama sekali. Dilahirkan pada tahun 80 H. Beliau termasuk
Tabiit Tabi’in ( yang mengikuti Tabi’in ).
Beliau lebih terkenl dengan nama hanifah. Bukan kerena mempunyai anak
bernama Hanifah, tetapi asal nama itu dari Abu al-Millah al-hanifah, diambil dari
ayat: “Fatt Abi’u millah Ibrahia Hanifa” (maka ikutilah agama Ibrahim yang
lurus. Ali Imran ayat 95). Belaiu orang Persia yang menetap di Kufah. Pada waktu
kecil beliau menghafal Al Quran, seperti dilakukan anak-anak pada masa itu,
kemudian berguru pada Imam Ashim salah seorang imam Qiro’ah sab’ah.
Keluarganya adalah keluarga pedagang dan kemudian beliau menjadi pedagang.
Guru Abu Hanifah yang terkenal diantaranya adalah al-Sya’bi dan Hammad Abi
Sulayman di Kuffah, Hasan Basri di Basrah, Atha’ bin Rabbah di Mekkah,
Sulayman, dan Salim di Madinah.
Yang menonjol dari fiqih Abu Hanifah ini antara lain adalah:
Sangat rasional, mementingkan maslahat, dan manfaat.
Lebih mudah dipahami dari pada mazhab yang lain.
Lebih liberal sikapnya terhadap dzimis (warga negara yang
nonmuslim).
Imam Abu Hanifah meninggal pada bulan Rajab tahun 150 H. Meskipun Abu
Hanifah seorang ulama besar, beliau tidak merasa memonopoli kebenaran. Hal itu
terbukti dari pernyataan:
“saya mengambil pendapat ini, karena pendapat ini benar, tapi mengandung
kemungkinan salah. Dan saya tidak mengambil pendapat itu, karena pendapat itu
salah, tapi mengandung kemungkinan benar”.
Beliau meninggal ketika sedang Shalat. Kitab yang langsung di nisbatkan kepada
Abu Hanifah adalah Fiqh al-Akbar, al-Alim wal Muta’alim, dan Musnad.
9
berbuat, mempunyai daya ingat dan hafalan yang kuat, serta kokoh dalam
pendiriannya. Beliau ahli dalam fiqih dan Hadits, yang diterima dari guru-gurunya
di Madinah. Beliau mempelajari ilmu pada ‘ulama-‘ulama Madienah. Guru beliau
yang pertama, ialah : Abdur Rahman ibn Hurmuz. Guru-guru yang lain adalah
Rabi’ah, Yahya Ibn Sa’ad al-Anshari, dan Ibn Syihab Azuhri.
Dalam mengajar, Imam Malik sangat menjaga diri agar tidak salah dalam
memberi fatwa. Oleh karena itu, untuk masalah-masalah yang ditanyakan,
sedangkan beliau belum yakin betul akan kebenaran jawabannya, sering
menjawab la adri (saya tidak tahu). Beliau meninggal di Madinah pada tahun 173
H. Kitab yang dinisbatkan kepada Imam Malik adalah kitab Muwatho yang
merupakan kitab Hadits tapi juga sekaligus kitab Fiqih.
10
4. Mazhab Hanbali (164-241 H)
Didirikan oleh Imam Amad Hanbal, dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awal
tahun 164 H, di Baghdad, bapak dan Ibunya berasal dari kabilah Asya-bani bagian
dari kabilah di Arab. Beliau belajar hadits di Baghdad, Basrah, Kufah, Mekkah,
madinah, dan Yaman. Beliau selalu menuliskan hadits-hadits dengan perawinya
dan cara ini pun diharuskannya kepada muridnya.
Beliau memilik daya ingat yang kuat, sabar, ulet, memiliki keingunan
yang kuat dan teguh dalam pendirian. Dan beliau sangat ikhlas dalam
perbuatannya. Beliau pernah menantang pendapat muktazilah, pernah dijatuhi
hukuman dan dipenjara oleh Khalifah al-Makmum yang menganut paham
muktazilah. Ketika khalifah al-Ma’mum wafat, beliau masih tetap dalam penjara
dimasa Mu’tashim Billah. Sesudah kelaur dari penjara beliau sakit-sakitan san
akhirnya wafat pada tahun 241 H.
Imam Ahmad adalah ulama yang tidak percaya denagn Ijma’, denagn
ucapannya yang terkenal : “siapa yang menyatakan terdapat Ijma’, maka dia
adalah pendusta’. Menurut Dr, Abu Zahrah ijma yang ditentanf oleh Imam
Ahmad adalah Ijma’, sesudah masa sahabat. Adapun Ijma pada masa sahabat
diakui keberadaannya. Yang mengembangkan mazhab Hanbali yang terkenal serta
pengaruhnya terasa didunia islam sekarang adalah Ibn Taimiyah (166 H) yang
lahir ± 450 tahun setelah Imam Ahmad meninggal. Murid Ibn Taimiyah adalah
Ibn Qoyyim.
5. Imam Daud bin al-Ashbahani (202-270 H) dan Ibn Hazm al-Andalusi (384-
456 H)
Kedua ulama ini adalah ulama besar dan tokoh mazhab Dhahari. Daud bin
Ali asalnya bermazhab al-Syafi’i dan sangat menghormati Imam Syafi’i, karena
Imam Syafi’i sangat menguasai Al Quran dan Sunnah. Pada mulanya mazhab
Dhahiri menyebar di Baghdad, kemudian menyebar ke sebelah barat dan menjadi
11
pegangan di Andalusia. Di situlah kemudian ulama besar tokoh Mazhab Dhahiri
dilahirkan yaitu Ibn Hazm al-Andalusi.
Ibn Hazm dilahirkan di sebelah timur laut kota Cordoba, pada waktu fajar
diakhir bulan Ramadhan tahun 384 H. Orang Ibn Hazm adalah salah seorang
pejabat tinggi di Andalusia di bawah kekuasaan Bani Umayah. Dan behebti dari
jabatannya dan akhirnya pindah ke Cordoba. Ibn Hazm adalah ulama yang sangat
kritis, mempunyai daya ingat yang kuat dan rasa seni yang tinggi. Pikiran-pikiran
Ibn Hazm ini banyak menarik perhatian pemuda-pemuda pada masanya, oleh
karena itu tidak mengherankan apabila pengikutnya banyak dari kalangan muda.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
[3][3] http://id.m.wikipedia.org/wiki/mazhab
[4][4] Amir Syarifuddin. Ushul Fiqh jilid 1. 1997. Ciputat: Logos Wacana Ilmu.
Hal.29
14
[7][7] opcit
[8][8]http:/abudini76.wordpress.com/2010/02/21/mazhab-mazhab-yang-telah-
punah/
15