Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH MAZHAB TERHADAP ISLAM DI INDONESIA

MAKALAH

Disusun oleh:

RISKI MUAZIR
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan
Prodi Administrasi Negara
NIM. 210802089

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PEMERINTAHAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2023 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala Puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam rabbul ‘izzati yang telah
menciptankan langit dan bumi serta kontelasi bintang yang tidak dapat
dihitung betapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan,

Shalawat beserta salam tak lupa penulis curahkan kepada Panglima alam
Nabi Besar Muhammad SAW berkat eksistensi beliau umat manusia dapat
hidup aman dan nyaman seperti saat ini,

Penghormatan penulis kepada Ibu Asmanidar, S.Ag., M.A Selaku dosen


pembimbing mata kuliah Kajian Islam yang telah memberikan banyak
pengajaran dan juga menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna
namun, penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca dan di akhir semua kebenaran datangnya dari Allah SWT
dan kesalahan murni dari penulis yang harus lebih banyak menggali ilmu
pengetahuan.

Darussalam, 23 Mei 2023


Penulis,

Riski Muazir
NIM. 210802089
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mazhab
2.2 Perkembangan Mazhab di Indonesia
2.3 Pengaruh Mazhab terhadap Islam di Indonesia
Bab III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh


Imam mujtahid dalam memecahkan masalah; atau mengistinbathkan
hukum Islam. Munculnya mazhab, sebagai bagian dari proses
sejarah penetapan hukum islam tertata rapi dari generasi sahabat,
tabi'in, hingga mencapai masa keemasaan pada khilafah Abbasiyah,
akan tetapi harus diakui madzhab telah memberikan sumbangsih
pemikiran besar dalam penetapan hukum fiqh Islam. Sebab-sebab
terjadinya perbedaan pendapat/mazhab dikarenakan perbedaan
persepsi dalam ushul fiqh dan fiqh serta perbedaan interpretasi atau
penafsiran mujtahid.Menganut paham untuk bermahzab, dikarenakan
faktor “ketidakmampuan” kita untuk menggali hukum syariat sendiri
secara langsung dari sumber-sumbernya (Al-Quran dan as-Sunnah).
Bermadzhab secara benar dapat ditempuh dengan cara memahami
bahwa sungguhnya pemahaman kita terhadap perbedaan pendapat di
kalangan mazhab- mazhab adalah sesuatu yang sehat dan alamiah,
bukan sesuatu yang janggal atau menyimpang dari Islam.

Pengaruh Mazhab terhadap Islam di Indonesia sangat besar.


Mazhab merupakan suatu aliran dalam pemahaman dan pelaksanaan
hukum Islam yang muncul setelah masa Nabi Muhammad SAW
wafat. Di Indonesia, terdapat beberapa mazhab yang dianut oleh umat
Islam, yaitu Mazhab Syafi'i, Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, dan
Mazhab Hambali.
Mazhab yang paling banyak dianut di Indonesia adalah
Mazhab Syafi'i. Hal ini disebabkan oleh peran para ulama yang
memperkenalkan Mazhab Syafi'i pada masyarakat Indonesia.
Mazhab Syafi'i menjadi mazhab yang paling mudah dipahami
dan diterapkan oleh masyarakat Indonesia karena Mazhab Syafi'i
menggunakan bahasa Arab yang mudah dipahami oleh
masyarakat Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengaruh Mazhab terlihat


pada pemahaman dan praktik keagamaan masyarakat Indonesia.
Misalnya, dalam masalah zakat, Mazhab Syafi'i mengajarkan
bahwa harta yang dikenakan zakat adalah harta produktif yang
digunakan untuk berdagang atau investasi, sedangkan Mazhab
Maliki mengajarkan bahwa harta yang dikenakan zakat termasuk
harta yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. Apa pengertian dari mazhab?

2. Bagaimana perkembangan Mazhab di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Mazhab terhadap Islam di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yakni:

1. Untuk mengetahui pengertian dari mazhab

2. Untuk mengetahui perkembangan mazhab di Indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh mazhab terhadap islam di


Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mazhab

Menurut bahasa Arab, “mazhab” berasal dari shighah masdar


mimy (kata sifat) dan isim mahan (hata yang menunujuhhan
heterangan tempat) dari akar kata fiil madhy “ dzahaba” yang
bermahna pergi. Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, “tempat
pergi”, yaitu jalan (ath-thariq). Sedangkan menurut istilah ada
beberapa rumusan:

1. Menurut M. Husain Abdullah, mazhab adalah kumpulan pendapat


mujtahid yang berupa hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-
dalil syariat yang rinci serta berbagai kaidah (qawa‟id) dan
landasan (ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling
terkait satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
2. Menurut A. Hasan, mazhab adalah mengikuti hasil ijtihad seorang
imam tentang hukum suatu masalah atau tentang kaidah- kaidah
istinbathnya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan mazhab adalah pokok pikiran atau
dasar yang digunakan oleh Imam mujtahid dalam memecahkan
masalah; atau mengistinbathkan hukum Islam. Disini bisa
disimpulkan pula bahwa mazhab mencakup: (1) sekumpulan
huhkum- hukum Islam yang digali seorang imam mujtahid: (2)
ushul fiqh yang menjadi
jalan (thariq) yang ditempuh mujtahid itu untuk menggali hukum-
hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci.

Dengan demikian, kendatipun mazhab itu manifestasinya


berupa hukum- hukum syariat (fiqh), harus dipahami bahwa
mazhab itu sesungguhnya juga mencakup ushul fiqh yang menjadi
metode penggalian (thariqah alistinbath) untuk melahirkan hukum-
hukum tersebut. Artinya, jika kita mengatakan mazhab Syafi‟i, itu
artinya adalah, fiqh dan ushul fiqh menurut Imam Syafi‟i. Bila
diruntut ke belakang, mahzab fiqih itu sudah ada sejak zaman
sahabat. Misalnya mazhab Aisyah ra, mazhab Ibn Mas‟ud ra,
mazhab Ibn Umar. Masing- masing memiliki kaidah tersendiri
dalam memahami nash Al-Qur‟an Al-Karim dan sunnah, sehinga
terhadang pendapat Ibn Umar tidak selalu sejalan dengan pendapat
Ibn Mas‟ud atau Ibn Abbas. Tapi semua itu tetap tidak bisa
disalahkan karena masing-masing sudah melakukan ijtihad.

Perbedaan pendapat dalam huhum Islam (Ihhtilafatu al-


fiqhiyah) bagaikan buah yang banyak berasal dari satu pohon, yaitu
pohon al-Qur‟an dan Sunnah, bukan sebagai buah yang banyak
yang berasal dari berbagai macam pohon. Akar dan batang pohon
itu adalah al-Qur‟an dan Sunnah, cabang-cabangnya adalah dalil-
dalil naqli dan „aqli, sedangkan buahnya adalah hukum Islam (fiqh)
meskipun berbeda- beda atau banyak jumlah. Ikhtilaf menurut
bahasa adalah perbedaan paham (pendapat). Ikhtilaf berasal dari
bahasa Arab yang asal katanya adalah: khalafa-yakhlifu, khilafan.
Maknanya lebih umum daripada al-dhiddu, sebab setiap hal yang
berlawanan: al-Dhiddain, pasti akan saling bertentangan.
Ikhtilaf menurut istilah adalah: berlainan pendapat antara dua atau
beberapa orang terhadap suatu obyek (masalah) tertentu, baih
berlainan itu dalam bentuk “tidah sama” ataupun “bertentangan
secara diametral”.

Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan


mazhab itu? Di samping seperti yang telah sedikit dipaparkan di
atas , jawabannya juga berasal dari pertanyaan; Bagaimana
terbentuknya mazhab-mazhab itu sendiri? Menurut Syaihh
Taqiyuddin an-Nabhani. berbagai mazhab itu terbentuk karena
adanya perbedaan (ihhtilaf) dalam masalah ushul maupun furu‘
sebagai dampak adanya berbagai diskusi (munazharat) di kalangan
ulama. Ushul terhait dengan metode penggalian (thariqah al-
istinbath), sedanghan furu„ terhait dengan hukum-hukum syariat
yang digali berdasarkan metode istinbâth tersebut.

2.2 Perkembangan Mazhab di Indonesia

Islam telah hadir di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi melalui


para pedagang Arab, namun perkembangan mazhab Islam di
Indonesia baru terjadi pada abad ke- 13 Masehi. Pada saat itu,
ulama-ulama dari berbagai mazhab, seperti Syafi'i, Hanafi, Maliki,
dan Hambali, datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama
Islam.

Di antara mazhab-mazhab tersebut, mazhab Syafi'i menjadi


yang paling dominan di Indonesia. Hal ini terkait dengan kebijakan
Kesultanan Aceh yang menganut mazhab Syafi'i dan menjadi pusat
pengembangan ilmu agama Islam di kawasan tersebut. Selain itu,
masyarakat di Jawa juga banyak yang mengikuti mazhab Syafi'i
melalui pengaruh kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Namun demikian, meskipun mazhab Syafi'i menjadi yang dominan,
masyarakat Indonesia juga mengenal dan mengikuti mazhab-
mazhab lain seperti Hanafi, Maliki, dan Hambali. Bahkan, beberapa
ulama Indonesia seperti Hamka dan Nurcholish Madjid
mengembangkan pandangan-pandangan baru yang tidak terikat
pada satu mazhab tertentu.

Dalam perkembangan selanjutnya, muncul pula gerakan


Islam kontemporer seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
(NU) yang memiliki pandangan dan praktik keagamaan yang khas.
Muhammadiyah yang didirikan pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan
menekankan pada ijtihad atau pemikiran kritis dalam memahami
ajaran Islam, sedangkan NU yang didirikan pada 1926 oleh KH
Hasyim Asy'ari menekankan pada tradisi agama Islam yang telah
ada sejak dulu. Secara keseluruhan, perkembangan mazhab Islam di
Indonesia mengalami dinamika yang terus berkembang seiring
waktu. Meskipun mazhab Syafi'i menjadi yang dominan, namun
masyarakat Indonesia juga mengenal dan mengikuti mazhab-
mazhab lain serta mengembangkan pandangan-pandangan baru
yang tidak terikat pada satu mazhab tertentu.

2.3 Pengaruh Mazhab terhadap Islam di Indonesia

Pengaruh mazhab terhadap Islam di Indonesia merupakan


topik yang menarik untuk dibahas. Islam di Indonesia memiliki
beragam mazhab yang dipeluk oleh umat Islam di Indonesia.
Mazhab-mazhab ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam
perkembangan agama Islam di Indonesia, baik dalam aspek
keagamaan maupun sosial. Pada awal masuknya Islam ke
Indonesia, umat Islam di Indonesia belum mengenal mazhab-
mazhab seperti yang ditemukan di Timur Tengah. Islam yang
dibawa oleh para pedagang Arab ke Indonesia pada abad ke-7 dan
ke-8 lebih bersifat sufistik daripada mazhab. Namun, seiring
dengan berkembangnya Islam di Indonesia, mazhab-mazhab mulai
masuk ke Indonesia melalui para ulama yang datang dari Timur
Tengah dan India.

Pengaruh mazhab terhadap Islam di Indonesia dimulai pada


masa penyebaran agama Islam oleh para ulama seperti Syekh
Nuruddin Ar-Raniri dari Aceh, Syekh Ahmad Khatib Sambas dari
Kalimantan, dan Syekh Yusuf Makassar dari Sulawesi. Syekh
Nuruddin Ar-Raniri memperkenalkan mazhab Syafi'i di Aceh,
sedangkan Syekh Ahmad Khatib Sambas memperkenalkan mazhab
Maliki di Kalimantan. Syekh Yusuf Makassar memperkenalkan
mazhab Hanafi di Sulawesi.

Mazhab-mazhab ini kemudian berkembang dan banyak


diikuti oleh umat Islam di Indonesia. Mazhab Syafi'i menjadi
mazhab yang dominan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Mazhab Hanafi banyak diikuti di Sulawesi Selatan, sedangkan
Mazhab Maliki banyak diikuti di Kalimantan dan Sumatera.

Pengaruh mazhab terhadap Islam di Indonesia bukan hanya


dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam aspek sosial. Mazhab-
mazhab ini mempengaruhi cara pandang umat Islam di Indonesia
terhadap berbagai masalah sosial, seperti pernikahan, warisan, dan
hukum pidana. Misalnya, Mazhab Syafi'i mengajarkan bahwa
pernikahan hanya dapat dilakukan antara seorang laki-laki dan
seorangperempuan, sedangkan Mazhab Hanafi mengizinkan
pernikahan antara seorang muslim dan seorang non-muslim.

Tidak hanya itu, pengaruh mazhab juga terlihat dalam


pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Beberapa pesantren
di Indonesia mengajarkan mazhab tertentu, seperti Pesantren Gontor
yang mengajarkan mazhab Syafi'i Namun, pengaruh mazhab juga
memberikan tantangan dalam upaya mencapai kesatuan umat Islam
di Indonesia. Beberapa perbedaan pendapat antara mazhab dapat
menjadi sumber konflik di antara umat Islam di Indonesia.

Ada beberapa dampak yang dapat terjadi akibat perbedaan


mazhab di antara umat Islam di Indonesia, antara lain:

1. Perbedaan interpretasi dalam praktik keagamaan: Setiap mazhab


mempunyai tafsir dan interpretasi yang berbeda dalam pelaksanaan
ibadah, seperti shalat, zakat, dan puasa. Hal ini dapat
mengakibatkan perbedaan pandangan dan praktik antara umat Islam
yang berasal dari mazhab yang berbeda.

2. Peluang terjadinya konflik: Perbedaan mazhab dapat memicu


terjadinya konflik antar umat Islam di Indonesia. Konflik ini bisa
terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau praktik keagamaan
yang dianggap tidak sesuai dengan mazhab yang dianut.

3. Pengaruh dalam pemilihan pemimpin agama: Dalam beberapa


masyarakat Islam di Indonesia, mazhab dapat memengaruhi
pemilihan pemimpin agama.

Beberapa orang mungkin lebih cenderung memilih pemimpin


agama yang sejalan dengan mazhab yang dianutnya. Pengaruh
dalam pemilihan pasangan hidup: Di beberapa kelompok
masyarakat Islam di Indonesia, mazhab juga dapat memengaruhi
pemilihan pasangan hidup. Beberapa orang mungkin lebih memilih
pasangan hidup yang sejalan dengan mazhab yang dianutnya.
Namun, meskipun ada beberapa dampak negatif yang mungkin
terjadi akibat perbedaan mazhab di antara umat Islam di Indonesia,
ada juga dampak positif seperti toleransi dan kerukunan antar umat
Islam yang berasal dari mazhab yang berbeda. Seiring dengan
semakin berkembangnya pendidikan dan pemahaman agama, umat
Islam di Indonesia semakin sadar akan pentingnya menjaga
kerukunan dan toleransi antar mazhab
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Pengaruh Mazhab terhadap Islam di Indonesia sangat besar.


Mazhab merupakan suatu aliran dalam pemahaman dan
pelaksanaan hukum Islam yang muncul setelah masa Nabi
Muhammad SAW wafat. Di Indonesia, terdapat beberapa mazhab
yang dianut oleh umat Islam, yaitu Mazhab Syafi'i, Mazhab Hanafi,
Mazhab Maliki, dan Mazhab Hambali. Menurut M. Husain
Abdullah, mazhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang berupa
hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-dalil syariat yang rinci
serta berbagai kaidah (qawa‟id) dan landasan (ushul) yang
mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Perkembangan Mazhab di Indonesia Islam telah hadir di


Indonesia sejak abad ke-7 Masehi melalui para pedagang Arab,
namun perkembangan mazhab Islam di Indonesia baru terjadi pada
abad ke-13 Masehi. Muhammadiyah yang didirikan pada 1912 oleh
KH Ahmad Dahlan menekankan pada ijtihad atau pemikiran kritis
dalam memahami ajaran Islam, sedangkan NU yang didirikan pada
1926 oleh KH Hasyim Asy'ari menekankan pada tradisi agama
Islam yang telah ada sejak dulu. Meskipun mazhab Syafi'i menjadi
yang dominan, namun masyarakat Indonesia juga mengenal dan
mengikuti mazhab-mazhab lain serta mengembangkan pandangan-
pandangan baru yang tidak terikat pada satu mazhab tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Abas Ubaidillah, Sejarah Perkembangan Imam Mazhab, (Jakarta:


PustakaBintang Pelajar:2013)

Anny Nailatur Rohmah. Ashif Az Zafi, Jejak Eksistensi Mazhab Syafi`i di


Indonesia. IAIN Kudus. amaddun: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Vol. 8 Issue 1,July 2023

Nanang Abdillah. Madzhab dan Faktor Penyebab Terjadinya


Perbedaan. 2014.
(diakses pada 24 Mei 2023)

Anda mungkin juga menyukai