Anda di halaman 1dari 9

LEMBAGA FATWA DI ASIA; MAJMA’ FIQH ISLAMI AL-DUALI JEDDAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Lembaga dan Produk Fatwa di Dunia

Disusun Oleh:

Hafidz Fathan Silmi 11180430000097


Ahmad Yusuf 11180430000112

Dosen Pengampu :
Dr. KH. Fuad Thohari, M.A

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M/1441 H

1
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan kasih sayang-
Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Dan tak lupa,
sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkepada junjungan kita, Nabi agung
Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Lembaga dan
Produk Fatwa di Dunia dengan tema “Majma’ Fiqh Islami Al-Duali Jeddah”. Diharapkan,
makalah ini akan dapat membuka pengetahuan pembaca mengenai hal tersebut tak banyak
diketahui oleh masyarakat awam. Kami ucapkan terima kasih kepada Dr. K.H. Fuad Thohari.,
M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga dan Produk Fatwa yang telah memberi
kami kesempatan untuk memaparkan materi ini serta telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Juga, kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya banyak kekurangan serta
kesalahan yang bertebaran di dalamnya, terlebih dalam jumlah referensi yang kami jadikan
rujukan karena keterbatasan akses untuk mencarinya di tengah pandemi Covid-19 yang sedang
mewabah ini. Maka kami harapkan kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian
hari akan menjadi lebih baik. Kami berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi
pembacanya.

Tangerang, 11 Oktober 2021

Pemakalah

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Istilah fatwa seringkali dihubungkan dengan hukum Islam. Padahal dalam
Hireararki sumber hukum fatwa bukan merupakan sumber hokum Islam yang utama.
Adapun sumber hukum utama dalam Islam adalah Al- Quran dan As-Sunnah. Fatwa
merupakan Hasil Ijtihad seseorang yang dalam proses pembuatan/penyusunan terdapat
metode-metode yang telah ditetapkan dalam Ilmu Ushul Fiqh.
Di tengah–tengah dinamika ummat Islam yang semakin berkembang, persoalan
ummat pun kian kompleks. sehingga di anggap di perlukan rambu-rambu sebagai upaya
membentengi ummat Islam dari segala sesuatu yang menimbulkan mafsadat-kerusakan.
Fatwa adalah jawaban atas persoalan yang mengemuka, biasanya merespon hal–hal yang
bersifat kontemporer.
Fatwa memiliki dimensi yang cukup luas dalam kehidupan bermasyarakat, lebih
luas dari qadla. Hal ini disebabkan oleh karena fatwa, mencakup seluruh sendi kehidupan
beragama. Sendi kehidupan agama yang dimaksud antara lain: masalah akidah, pokok-
pokok agama, dan hukum-hukum fiqh.
Di Jeddah memliki lembaga fatwa yang bernama Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-
Duwali hasil pertemuan Konferensi Puncak Islam Ketiga yang diadakan di Mekah
padatahun 1401 H bertepatan dengan tahun 1981 M.
Pertemuan Organisasi Konferensi Islam Ketiga yang diadakan di Mekkah, Arab
Saudi pada tanggal 19-22 Rabi’ul Awwal 1401H bertepatan dengan 25-28 Januari
1981M.1
Dalam tulisan ini akan menjelaskan metode dan pedoman bernama Majma’ Fiqih
Al -Islami Ad-Duwali dalam menetapkan sebuah fatwa.

B. Rumusan Masalah

1
http://en.m.wikipedia.org/wiki/International_Islamic_Fiqh_Academy_Jeddah.

3
1. Apa Metode yang digunakan oleh Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-Duwali dalam
menetapkan Sebuah fatwa?
2. Bagaimana Struktur lembaga fatwa di Jeddah atau Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-
Duwali?

C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui Metode yang digunakan oleh Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-Duwali
dalam menetapkan Sebuah fatwa.
2. untuk mengetahui Struktur lembaga fatwa di Jeddah atau Majma’ Fiqih Al -Islami
Ad-Duwali.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-Duwali


Majma‘ fiqih islami atau juga dikenal dengan majma fiqih islami academy fiqh Islamic
international ad-dauli adalah sebuah lembaga independen yang mempunyai badan hukum
sendiri dibawah Robithoh al Alam Islami, yang beranggotakan sekumpulan ulama‟ dari
perwakilan negara negara yang berpenduduk muslim.
Pendirian majma‟ fiqih islami ini berdasarkan keputusan muktamar islami yang ketiga di
Palestina tanggal 12 november tahun 1977 M /1 robiul awal 1397 H, berdiri dan diresmikan
pada 19 robiul awal tahun 1401 H atau bertepatan pada tanggal 25 januari 1981 M. yang
beranggotakaan ulama, fuqoha‟ akademisi, dari berbagai negara islam. Majma‟ fiqih islami
ini berpusat di Jeddah Saudi Arabia ini melakukan muktamar rutin setiap tahunya, untuk
menjawab permsalahan-permasalahan yang ada, baik permasahan fiqih, ekonomi, social dan
yang lainya. Dengan mempelajari dan mengkaji serta berijtihad terhadap permasalahan-
permasalahan tersebut sesuai dengan literature dan perkembangan pemikiran islam.
Dalam menerbitkan keputusan-keputusan setiap permasalahan tertentu yaitu melalui
permulaan pembahasan secara ilmiah, kemudian diakukanya berbagai diskusi yang mendalam
tentang permasalahn tersebut, sampai kepada sebuah pandangan dan pendapat yang diakui
menuju sebuah keputusan yang dapat dipertangungjabkan secara ilmiah, bermanfaat bagi
umat Islam secara menyeluruh. Dan setelah menjadi sebuat keputusan lalu dipublikasikan
kedalam bahasa asab dan sebagian bahasa yang dapat mewakili anggotanya.2

B. Sejarah Pembentukan Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-Duwali


Pembentukan Akademi Fiqh Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dilaksanakan
berdasarkan resolusi yang dikeluarkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi Islam Ketiga, yang
diadakan di Mekah pada 1401 sesuai dengan 1981.
Konferensi Tingkat Tinggi Islam Ketiga― Palestine Session Jerusalem diadakan di

2
http://en.m.wikipedia.org/wiki/International_Islamic_Fiqh_Academy_Jeddah.

5
Mekah, Arab Saudi, dari 19 hingga 22 Rabi I 1401 AH, sesuai dengan 25 hingga 28 Januari
1981, Memperhatikan surat yang ditujukan oleh Yang Mulia Raja Khalid bin Abdul Aziz dari
Kerajaan Arab Saudi kepada para pemimpin dan pemimpin umat Islam dan semua Muslim di
mana pun ia menyerukan umat Islam dan para ulama dan cendekiawannya untuk
memobilisasi diri mereka sendiri dan memobilisasi energi mereka untuk menghadapi fakta
perkembangan kehidupan kontemporer dan masalah dengan rajin. Dipandu oleh doktrin
toleransi dan prinsip-prinsip abadi yang mampu mencapai kepentingan spiritual dan material
manusia di mana-mana, dan menyerukan pembentukan kompleks yurisprudensi Islam global
yang mencakup para cendekiawan, cendekiawan, dan pemikir dunia Islam untuk mencapai
jawaban Islam. Pertanyaan asli untuk setiap pertanyaan yang diajukan oleh kehidupan
kontemporer.
Mengingat peran penting sains dan pemikiran dalam kemajuan bangsa dan kemajuan
masyarakat. Mengingat kembali peran peradaban yang luar biasa dari hukum dan warisan
Islam, yang diperkaya oleh pengetahuan Islam, memimpin umat manusia pada cahaya dan
bimbingan, dan tetap menjadi sumber yang kaya dan landasan yang baik untuk memajukan
kehidupan manusia untuk masa depan yang lebih baik.
Menegaskan kebutuhan umat Islam di persimpangan bersejarah kehidupannya ke sebuah
kompleks di mana yurisprudensi para cendekiawan, cendekiawan dan sekte bertemu untuk
menawarkan negara ini aturan otentik yang berasal dari sumber intelektual Islam abadi dalam
Kitab Allah dan Sunnah Nabi.3

C. Kedudukan dan Anggota Majma’ Fiqih Islami Ad-Duwali

Majma‘ ini berkedudukan di Jeddah, dan beranggotakan orang-orang terpilih dari ulama
dan pemikir Islam di negara-negera Islam maupun negera mayoritas non-Muslim dalam
semua cabang pengetahuan (fiqih islami, sains, kedokteran, ekonomi, budaya, dan lain lain).
OKI mengakui Majma‘ pada tanggal 26-28 Sya‘ban 1403 H bertepatan 7-9 Juni 1983.4

Bilangan anggota negara bergabung dengan Majma‘ ada 34 negara, dengan 25 negara
yang memiliki perwakilan sebagai pengurus majma‘. Hingga kini Majma‘ selalu meminta
tolong pada sejumlah orang berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Hal

3
pdf/BabIV/Studi_Analisis_Keputusan_Majma_Fiqh_Islam.
4
https://ipfs.io.

6
ini guna mewujudkan kehendak umat Islam dalam kesatuan teori dan praktek sesuai hukum
syariah yang toleran, dan agar umat bisa mengembalikan perannya dalam peradaban yang
tidak begitu menonjol lagi dalam beberapa abad terakhir.5

D. Metode Analisis Majma’ Fiqih Islami Ad-Duwali

Metode Analisis pengambilan Keputusan Majma‘ Fiqih dalam pandangan fiqih


Islam. Setiap keputusan atau ketetapan hukum Islam mempunyai sumber pengambilan
dalam ilmu fiqih dikenal dengan istilah istinbath hukum. Setiap Istimbath (pengambilan
hukum) dalam syariat Islam haruslah sesuai dengan kaidah pengambilan hukum yang
diakui, yang bersumber dari sumber muttafaq yang terdiri dari: Al-Qur‟an, as-Sunnah,
ijama‟ dan qiyas, serta kaidah hukum yang mukhtalaf yang terdiri dari: istihsan, maslahah
mursalah, istishab, „urf, qoulu as-Shahabi, dan syar‟u man qablana. Pada keputusan majma‟
fiqih islami (majma’ fiqih islami) sumber hukum yang digunakan untuk mengambil sebuah
fatwa adalah sumber hukum yang mu‟tabaroh. Hal tersebut tercermin dari studi awal
sebelum dilakukanya munaqosah, dan pemaparan para ahli yang dipublikasikan dalam
majalah majma‟ fiqih Islami ke 12.6

5
html http://www.fiqhacademy.org.sa/qrarat/2-6.
6
http://khasan-fauzi.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di Jeddah memliki lembaga fatwa yang bernama Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-
Duwali hasil pertemuan Konferensi Puncak Islam Ketiga yang diadakan di Mekah
padatahun 1401 H bertepatan dengan tahun 1981 M.

Majma‘ ini berkedudukan di Jeddah, dan beranggotakan orang-orang terpilih


dari ulama dan pemikir Islam di negara-negera Islam maupun negera mayoritas non-
Muslim dalam semua cabang pengetahuan (fiqih islami, sains, kedokteran, ekonomi,
budaya, dan lain lain). OKI mengakui Majma‘ pada tanggal 26-28 Sya‘ban 1403 H
bertepatan 7-9 Juni 1983.

Anggota negara yang bergabung dengan Majma’ ini ada 34 negara, dengan 25
negara memiliki perwakilan sebagai pengurus Majma’.

Sumber hukum yang digunakan oleh Majma’ Fiqih Al -Islami Ad-Duwali dalam
menetapkan hukum (Istinbaht) terdiri dari sumber muttafaq yang terdiri dari: Al-
Qur‟an, as-Sunnah, ijama‟ dan qiyas, serta kaidah hukum yang mukhtalaf yang terdiri
dari: istihsan, maslahah mursalah,istishab, ‘urf, qoulu as-Shahabi, dan syar‟u man
qablana.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://en.m.wikipedia.org/wiki/International_Islamic_Fiqh_Academy_Jeddah.
http://www.iifa-aifi.org Pdf/BabIV/Studi_Analisis_Keputusan_Majma_Fiqh_Islam.
https://ipfs.io.
http://khasan-fauzi.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html.
http://www.fiqhacademy.org.sa/qrarat/2-6.htm.
http://www.fikihkontemporer.com/2013/05hukum-bank-asi-keputusan-majma-al-
fiqh.html.

Anda mungkin juga menyukai