AGAMA ISLAM
12.2E.15
DISUSUN OLEH :
1. Muhamad Fauzi
{ 12151286 }
2. Diana Puspilawati
{ 12151061 }
3. Reza adriansyah
{ 12150221 }
4. Elsa Kartikasari
{ 12152201 }
5. Andri Tionardi
{ 12152018 }
6. Dida azharsyah
{ 12150530 }
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
MADZHAB tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Eni Reptiningsih selaku dosen pendidikan agama atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan
makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Ruang Lingkup........................................................................................
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................
1.6 Metode Penelitian....................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1 Pengertian madzhab.................................................................................
2.2 Penyebab munculnya madzhab...............................................................
2.3 Tujuan madzhab.......................................................................................
2.4 Macam Macam madzhab......................................................................
2.5 Madzhab-Madzhab Fiqh Islam dan Metode Fiqhnya..............................
2.6 Perbandingan Madzhab............................................................................
BAB III
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.
2.
Apa Madzhad Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafii itu? Metode Fiqhnya
bagaimana?
3. Sebagai bahan bacaan dan referensi tambahan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Madzhab
Kata madzhab berasal dari bahasa Arab yaitu isim makan (kata benda
keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi). Jadi, mazhab itu secara bahasa
artinya, tempat pergi, yaitu jalan (ath-tharq).
Secara terminologis pengertian madzhab menurut Huzaemah Tahido
Yanggo, adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid
dalam memecahkan masalah atau mengistinbatkan hukum Islam.
Sedangkan menurut istilah ushul fiqih, madzhab adalah kumpulan
pendapat mujtahid yang berupa hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-dalil
syariat yang rinci serta berbagai kaidah (qawaid) dan landasan (ushul) yang
mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain sehingga menjadi
satu kesatuan yang.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian madzhab menurut istilah dalam
kalangan umat Islam ialah sejumlah dari fatwa-fatwa dan pendapat-pendapat
seorang alim besar di dalam urusan agama, baik ibadah maupun lainnya.
Ada empat madzhab yang masih bertahan sampai sekarang yakni:
a.
zaman Bani Umaiyah heboh dalam berdebat dan menentang paham Muktazilah.
b.
Syafii). Mengarang kitab Ar Risalah dalam bidang Usul Fiqh Kitab Al Um dalam
bidang Fiqah Pada zaman Bani Abbasiyah semasa pemerintahan Khalifah Harun
Ar Rasyid
d. Terakhir Imam Ahmad bin Hambal (Madzhab Hambali).
Menentang golongan Muktazilah, seorang al Hakim dalam gelaran ahli hadis
kerana menghafal lebih 700 000 hadis. Mempunyai anak murid yang hebat seperti
Imam Bukhari.
b.
2.4
- Syiah Jafari
- Syiah Zaidiyah
- Syiah Imamiyah
c. Khawarij
Yakni kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan Ali karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang
menerima perdamaian dalam perang shiffin pada tahun 37 H/648M dengan
kelompok Muawiyah bin Abu Sofyan.
d. Kelompok ini dikenal pula dengan Madzhab Khawarij
e. Madzhab-madzhab yang telah musnah
- Madzhab Al-Auzai
- Madzhab Al-Zhahiry
- Madzhab Al-Thabary
- Madzhab Al-Laitsi
2.5
Madzhab Hanafi
Pendiri madzhab Hanafi ialah: Nu'man bin Tsabit bin Zautha.
Dilahirkan pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada
tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi'i R.A. Beliau lebih dikenal
dengan sebutan: Abu Hanifah An Nu'man.
Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Dalam
bidang fiqh beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada awal abad
kedua hijriah dan banyak belajar pada ulama-ulama Tabi'in, seperti Atha bin Abi
Rabah dan Nafi' Maula Ibnu Umar.
Mazhab Hanafi adalah sebagai nisbah dari nama imamnya, Abu
Hanifah. Jadi mazhab Hanafi adalah nama dari kumpulan-kumpulan pendapatpendapat yang berasal dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya serta
pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian dan
perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya adalah
hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak (Ahlu Ra'yi). Maka
disebut juga mazhab Ahlur Ra'yi masa Tsabi'it Tabi'in.
sendiri: Saya mengambil dari Kitabullah jika ada, jika tidak saya temukan saya
mengambil dari Sunnah dan Atsar dari Rasulullah saw yang shahih dan saya
yakini kebenarannya, jika tidak saya temukan di dalam Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah saw, saya cari perkataan Sahabat, saya ambil yang saya butuhkan dan
saya tinggalkan yang tidak saya butuhkan, kemudian saya tidak akan mencari
yang di luar perkataan mereka, jika permasalahan berujung pada Ibrahim, Syabi,
al-Hasan, Ibnu Sirin dan Said bin Musayyib (karena beliau menganggap mereka
adalah mujtahid) maka saya akan berijtihad sebagaimana mereka berijtihad.
Metode yang dipakainya itu jika kita rincikan maka ada 7 Ushul
Istinbath yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah:
1. Al-Quran, Abu Hanifah memandang Al-Quran sebagai sumber
pertama pengambilan hukum sebagaimana imam-imam lainnya. Hanya saja beliau
berbeda dengan sebagian mereka dalam menjelaskan maksud (dilalah) Al-Quran
tersebut, seperti dalam masalah mafhum mukhalafah.
2. Sunnah/Hadits, Imam Abu Hanifah juga memandang Sunnah sebagai
sumber hukum kedua setelah al-Quran sebagaimana imam-mam yang lain. Yang
berbeda adalah beliau menetapkan syarat-syarat khusus dalam penrimaan sebuah
hadits (mungkin bisa dilihat di Ushul Fiqh), yang memperlihatkan bahwa Abu
Hanifah bukan saja menilai sebuah hadits dari sisi Sanad (perawi), tapi juga
meneliti dari sisi Matan (isi) hadits dengan membandingkannya dengan haditshadits lain dan kaidah-kaidah umum yang telah baku dan disepakati.
3. Perkataan Shahabah, metode beliau adalah jika terdapat banyak
perkataan Shahabah, maka beliau mengambil yang sesuai dengan ijtihadnya tanpa
harus keluar dari perkataan Shahabah yang ada itu, dan jika ada beberapa
pendapat dari kalangan Tabiin beliau lebih cenderung berijtihad sendiri.
4. Qiyas, adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan
suatu hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya
namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek
dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Beliau menggunakannya jika mendapatkan permasalahan yang tidak ada nash
yang menunjukkan solusi permasalahan tersebut secara langsung atau tidak
langsung (dilalah isyarah atau thadhammuniyah). Disinilah nampak kelebihan
Imam Abu Hanifah dalam mencari sebab (ilat) hukum.
5. Istihsan, adalah mengikuti yang lebih baik karena lebih tepat atau
menganggap baik terhadap sesuatu.
Dibandingkan imam-imam yang lain, Imam Abu Hanifah adalah orang yang
paling sering menggunakan istihsan dalam menetapkan hukum.
6. Ijma, adalah kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam
menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits
dalam suatu perkara yang terjadi.
Imam Abu Hanifah mengambil Ijma secara mutlak tanpa memilah-milih, namun
setelah meneliti kebenaran terjadinya Ijma tersebut.
7. Urf
Adalah sesuatu yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena telah menjadi
kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau
perkataan.
Dalam masalah ini Imam Abu Hanifah juga termasuk orang yang banyak
memakai urf dalam masalah-masalah furu (pemahaman) Fiqh, terutama dalam
masalah sumpah (yamin), lafaz talak, pembebasan budak, akad dan syarat.
Madzhab Maliki
Madzhab Maliki adalah merupakan kumpulan pendapat-pendapat yang berasal
dari Imam Malik dan para penerusnya di masa sesudah beliau meninggal dunia.
Nama lengkap dari pendiri madzhab ini ialah: Malik bin Anas bin Abu Amir.
Lahir pada tahun 93 M = 712 M di Madinah. Selanjutnya dalam kalangan umat Islam
beliau lebih dikenal dengan sebutan Imam Malik. Imam Malik terkenal dengan imam
dalam bidang hadis Rasulullah SAW.
Imam Malik belajar pada ulama-ulama Madinah. Yang menjadi guru
pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz. Beliau juga belajar kepada Nafi' Maula
Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az Zuhri.
Adapun yang menjadi gurunya dalam bidang fiqh ialah Rabi'ah bin Abdur
Rahman. Imam Malik adalah imam (tokoh) negeri Hijaz, bahkan tokohnya semua bidang
fiqh dan hadits.
Corak Pemikiran Hukum :
Dipengaruhi sunah yang cenderung tekstual
Madzhab Syafii
Mazhab ini dibangun oleh Al-Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i seorang
keturunan Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdi Manaf. Beliau lahir di Gaza (Palestina)
tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah yang menjadi
Mazhab yang pertama.
Guru Imam Syafi'i yang pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang Mufti di
Mekah. Imam Syafi'i sanggup hafal Al-Qur-an pada usia tujuh tahun. Setelah beliau hafal
Al-Qur-an barulah mempelajari bahasa dan syi'ir; kemudian beliau mempelajari hadits
dan fiqh.
Madzhab Syafi'i terdiri dari dua macam; berdasarkan atas masa dan tempat beliau
mukim. Yang pertama ialah Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu hidup di
Irak. Dan yang kedua ialah Qul Jadid; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu beliau hidup
di Mesir pindah dari Irak.
Keistimewaan Imam Syafi'i dibanding dengan Imam Mujtahidin yaitu bahwa
beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh dengan kitabnya Ar Risaalah.
Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi induk dari mazhabnya ialah: Al-Um.
Corak Pemikiran Hukum :
Antara tradisional dan rasional
3. Kitab al-Musnad, berisi hadist-hadist yang terdapat dalam kitab al-Umm yang
dilengkapi dengan sanad-sanadnya.
4. Al-Imla
5. Al-Amaliy.
6. Harmalah (dinisbahkan pada muridnya yang bernama Harmalah ibn Yahya).
7. Mukhtashar al-Muzaniy (dinisbahkan kepada Imam Syafii).
8. Mukhtashar al-Buwaithiy (dinisbahkan kepada Imam Syafii).
9. Kitab Ikhtilaf al-Hadist (penjelasan Imam Syafii tentang hadist-hadist Nabi
SAW).
Daerah-Daerah Yang Menganut Madzhab Syafi'i
Madzhab Syafi'i sampai sekarang dianut oleh umat Islam di: Libia, Mesir,
Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia, Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon,
Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India, Jazirah Indo China, Sunni-Rusia dan Yaman.
d.
Madzhab Hambali
Pendiri Madzhab Hambali ialah: Al-Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin
Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H. dan wafat tahun
241 H.
Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai
negara untuk mencari ilmu pengetahuan, antara lain: Syria, Hijaz, Yaman, Kufah dan
Basrsh. Dan beliau dapat menghimpun sejumlah 40.000 hadis dalam kitab Musnadnya.
Corak Pemikiran Hukum :
Tradisional (fundamental)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
a.
Madzhab Hanafi
Menurut pendapat madzhab ini membaca di belakang imam baik Al-Fatihah
atau surat yang lain hukumnya makruh yang mendekati haram, baik di sholat jahr atau
siri. dasar mereka adalah sabda Rosulullah SAW.
Artinya : barang siapa yang mempunyai imam, maka bacaan imam adalah bacaan
baginya. (HR Ibnu Majjah dan yang lainnya - Hadist Dhoif [lemah])
Dari keterangan pendapat Madzhab Imam Hanfi mengatakan bahwa siapa yang
mempunyai imam maka bacaan imam adalah bacaan baginya. Secara tidak langsung
makmum tidak boleh membaca apapun di belakang imam.
b. Madzhab Maliki
Menurut pendapat Madzhab Imam Maliki membaca di belakang imam bagi
makmum adalah sunnah hukumnya pada sholat siri. dan pada sholat jahr maka makruh
hukumnya.
Jadi menurut pendapat madzhab ini membaca Al-Fatihah di belakang imam
dalam sholat jhar hukumnya makruh dan sunah pada sholat siri.
c.
Madzhab Syafii
Menurut Mazhad Syafii membaca Al-Fatihah adalah wajib hukumnya bagi
setiap makmum di belakang imam kecuali pada sholat jahr, maka diam mendengarkan
bacaan imam lebih wajib. Dasar meraka adalah hadist berikut :
( )
Artinya : Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al-Fatihah ( H.R. Bukhori &
Muslim)
Dari keterangan pendapat Madzhab Imam Syafii membaca Surat Al-Fatihah di belakang
imam yang sholat siri (bacaannya pelan) maka wajib hukumnya membaca fatehah tetapi
jika sholat jahr maka lebih wajib mendengarkan bacaan imam.
d. Madzhab Hambali
Sebagaimana pendapat Madzhab Maliki, yaitu sunnah hukumnya membaca
Al-Fatihah di belakang imam pada sholat siri/pelan dan dalam diamnya imam. Dan
makruh hukumnya pada sholat jahr/keras.
Dari semua pendapat Madzhab di atas kita dapat menilai dan mengetahui pendapat
mana yang lebih kuat dan mendapat mana yang akan kita aplikasikan dalam ibadah sholat
kita, semua itu kembali pada masing-masing individu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa madzhab
adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid (orang yang
melakukan ijtihad) dalam memecahkan masalah atau
mengistinbatkan/menetapkan hukum Islam.
Ada banyak madzhab yang dibuat tetapi yang masih bertahan sampai sekarang ini
yakni:
1.
Madzhab Hanafi
2.
Madzhab Maliki
3.
Madzhab Syafii
4.
Madzhab Hambali
Metode fiqhnya pun berbeda satu sama lain berdasarkan dilihat dari perbandingan
madzhab dalam penetapan hukum membaca Al-Fatihah dalam sholat jamaah.
3.2
Saran
Perbedaan adalah hal yang lumrah terjadi mengingat begitu banyaknya dalil-dalil
dan hadist-hadist. Serta begitu banyaknya kaum intelektual Islam (Mujtahid).
Akan tetapi dalam menyikapi perbedaan ini kita sebagai kaum akademisi harus
mampu menengahi masyarakat dalam perbedaan pendapat ini.
Jangan sampai perbedaaan masalah kecil menjadi penyebab perpecahan umat.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA