Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ARTI PERBANDINGAN MAZHAB TUJUAN DAN


RUANG LINGKUP NYA
Makalah ini disusun untuk dapat memenuhi Mata Kuliah Perbandingan
Madzhab Fiqh

Dosen Pengampu :
MEDI ROMI ARDIANTO

Disusun Oleh :

Thoriq Abdullah (223502015)

INSTITUT AL-MA’ARIF
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

1
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini tanpa adanya
hambatan yang di luar kemampuan.

.Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kita semua dapat bersama-sama dalam keadaan sehat dan dalam lindungan-Nya. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa rahmat bagi seluruh alam.

Makalah ini akan membahas tentang pengertian, syarat-syarat, macam-macam, hukum, serta
manfaat dari syirkah dalam hukum Islam. Saya berharap makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai syirkah, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi
pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai akad ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi kita semua. Amiin.

Way Kanan,Februari 2023

2
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................2

A. Definisi Perbandingan Mazhab ...............................................................................2

B. Macam Macam Mazhab ..........................................................................................6

C. Ruang Lingkup Perbandingan Mazhab....................................................................7

D. Tujuan Perbandingan Mazhab.................................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................11


A. Kesimpulan...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................12

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqh sangat luas pembahasaanya baik dalam menentukan hukum maupun dalam

peraktek kesehariannya. Di dalam menentukan hukum banyak terjadi perbedaan-perbedaan

pendapat para fukaha, perbedaan tersebut menimbulkan perbandingan hasil ijtihad mereka.

Perbandingan hasil ijtihad para fukaha tersebut dikenal dengan nama perbandingan mazhab.
Perbandingan mazhab merupakan pendapat-pendapat para mujtahid dalam

menentukan berbagai masalah. Perbandingan mazhab memuat hal-hal yang bertalian tentang

kedudukan ijtihad dalam Islam, yang didalamnya juga terdapat kajian-kajian tentang sebab-

sebab timbulnya perbedaan pendapat tentang hukum Islam dan hikmah serta implikasinya

dalam kehidupan bermasyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perbandingan Mazhab

1. Definisi Mazhab

Secara etimologi ‫ مممذهب‬berasal dari shigoh masdar mimy (kata sifat) dan

isim makan (kata yang menunjukan tempat) yang diambil dari fi’il madhy ‫ذهب‬yang

artinya pergi, bisa juga berarti ‫ الرأي‬artinya pendapat.

Sedangkan menurut istilah terdapat ada beberapa pendapat, antara lain:

a. Menurut Said Ramadhany al-Buthy, mazhab adalah jalan pikiran (paham/pendapat)

yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkann suatu hukum Islam dari

al-Qur’an dan Hadits.

b. Menurut K. H. E Abdurrahman, mazhab dalam istilah Islam berarti pendapat, paham

aliran seorang alim besar dalam Islam yang digelari Imam seperti mazhab Imam

Abu Hanifah, mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal, mazhab Imam Syafi’I, mazhab

Imam Malik, dan lain-lain.

Sedangkan secara terminologis pengertian mazhab menurut Huzaemah Tahido

Yanggo, adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam Mujtahid dalam

memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum Islam.

Selanjutnya Imam Mazhab dan mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi

kelompok umat Islam yang mengikuti cara istinbath Imam Mujtahid tertentu atau

mengikuti pendapat Imam Mujtahid tentang masalah hukum Islam.

Dari beberapa pengertian diatas meliputi dua maksud, yaitu:

a. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang Imam

Mujtahid dalam menetapkan hukum suatu peristiwa berdasarkan kepada al-Qur’an

dan Hadits.

b. Mazhab ialah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid tentang hukum suatu

peristiwa yang diambil dari al-Qur’an dan Hadits.

2
Jadi, Mazhab ialah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam

Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hukum Islam.

Kemudian Imam Mazhab dan Mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi

kelompok uamat Islam yang mengikuti cara istinbath hukum semakin kokoh dan

meluas, sesudah masa itu muncul mazhab-mazhab dalam bidang hukum Islam , baik

dari golongan ahli hadits maupun ahli ra’yi.

Ada 9 peletak ushul dan manhaj (metode) fiqh yang semakin berkembang pesat

para pengikutnya semakin banyak dan kokoh, yaitu:

a. Imam Abu Sa’id al-Hasan bin Yasar al-Bashry (wafat 110 H).

b. Imam Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabr bin Zauthy (wafat 150 H).

c. Imam Auza’iy Abu Amr Abd. Rahman bin Amr bin Muhammad (wafat 175 H).

d. Imam Sufyan bin Sa’id bin Masruq al-Tsury (wafat 160 H).

e. Imam al-Laits bin Sa’ad (wafat 175 H).

f. Imam Malik bin Anas al-Ashabahy (wafat 198 H).

g. Imam Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H).

h. Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’I (wafat 204 H).

i. Imam Ahmad Ibnu Hanbal (wafat 241 H).

Dan masih banyak lagi mazhab yang dibina oleh para Imam Mazhab yang tidak

mashur dan tidak banyak pengikutnya.

Munculnya mazhab-mazhab menunjukkan betapa majunya perkembangan hukum

islam pada waktu itu. Hal ini terutama disebabkan oleh tiga faktor yang sangat

menentukan bagi perkembangan hukum islam sesudah wafatnya rasulullah SAW. Yaitu:

Semakin luasnya daerah kekuasaan islam, mencakup wilayah-wilayah di

semenanjung arab, irak, mesir, syam, parsi dan lainnya.

Pergaulan kaum muslimin dengan bangsa yang ditaklukkannya. Mereka

terpengaruh oleh budaya, adat istiadat serta tradisi bangsa tersebut.

Akibat jauhnya Negara-negara yang ditaklukkan itu dengan ibu kota khilafah

(pemerintahan) islam, membuat para gubernur, para hakim dan para ulama harus

melakukan ijtihad guna memberikan jawaban terhadap problem dan masalah-masalah

baru yang dihadapi.


3
Perkembangan mazhab-mazhab ini tidaklah sama. Ada yang mendapat sambutan

dan memiliki pengikut yang mengembangkan dan meneruskannya. Namun ada kalanya

suatu mazhab kalah pengaruhnya oleh mazhab-mazhab lain yang datang kemudian,

sehingga pengikutnya menjadi surut.

Dari sekian banyak mazhab yang popular hingga saat ini, dan yang bertahan dan

terus berkembang sampai sekarang, dan banyak diikuti oleh umat islam di Indonesia ada

empat mazhab dikalangan ahl al-sunnah wa al-jama’ah atau biasa disebut dengan

mazhab sunni. Jadilah namanya:

a. Mazhab Hanafi yang di nisbatkan kepada nama mujtahid Abu Hanifah al-Nu’man

bin Tsabit (w. 150 H/767 M).

b. Mazhab Maliki yang dinisbatkan kepada nama Malik bin Anas (w. 179 H/795 M).

c. Mazhab Al-Syafi’i yang dinisbatkan kepada nama Muhammad bin Idris Al-Syafi’I

(w.204 H/819 M).

d. Mazhab Hanbali yang dinisbatkan kepada nama Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal (w.

241 H/855 M).

Dari keempat mazhab inilah kemudian hukum islam berkembang keseluruh

dunia. Maka dimasing-masing Negara dapat dilihat mazhab apa yang dominan. Seperti di

Saudi Arabia, yang dominan adalah mazhab Hanbali. Di India, Turki, Pakistan yang

dominan adalah mazhab Hanafi sebagai mazhab yang paling banyak pengikutnya. Di

Afrika Utara yang dominan adalah mazhab Maliki. Sedangkan di Indonesia dan Malasia

mazhab yang dominan adalah mazhab al-Syafi’i. perlu kita ketahui bahwa dalam masa

berabad-abad, mazhab itu mendominasi perkembangan hukum islam dan pemikirannya.

Bahkan tidak jarang pemikiran hukum islam di dalam masing- masing mazhab itu

dipahami secara doctrinal dan dogmatik. Artinya, pendapat imam mazhab dan para

ulama-ulama besar yang mengikatkan dirinya kepada mazhab tertentu menjadi sebuah

doktrin. Inilah yang kemudian disebut dengan mazhab fial-aqwal (mengikuti mazhab

dari pendapat yang sudah matang, tanpa mempelajari metodologinya

Mazhab-mazhab yang masih bertahan yaitu : mazhab hanafi, Maliki, Syafii,

Hambali, Zaidiyah, Imamiyah dan Ibadiyah. Adapun mazhab-mazhab lainnya telah tiada.

4
2. Pengertian Perbandingan Mazhab

Kata “Perbandingan” memiliki makna yang berbeda bergantung pada sudut ilmu

yang digunakan.

Secara lughoh perbandingan berasal dari bahasa Arab yaitu Muqaranah al-

Mazahib( ‫ة‬PP ‫ذاهب مقارنممم‬PPP‫) المممم‬ yaitu mengumpulkan, membandingkan dan

menghimpun. Sedangkan menurut istilah ulam fiqh:

“Perbandingan mazhab adalah mengumpulkan pendapat para Imam Mujtahidin

dengan dalil-dalilnya tentang suatu masalah yang diperselisihkan padanya, kemudian

membandingkan dalil-dalilnitu satu sama lainnya, agar Nampak setelah dimunaqasyahkan

pendapat mana yang terkuat dalilnya”.

Jadi, Perbandingan mazhab adalah ilmu pengetahuan yang membahas pendapat-

pendapat fuqaha’ beserta dalil-dalinya mengenai berbagi masalah, baik yang disepakati,

maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yaitu dengan

cara mendiskusikan dalil-dalil yang dikemukakan oleh mujtahidin untuk menemukan

pendapat yang paling kuat dalilnya. Objek pembahasan dari perbandingan mazhab adalah

membandingkan, baik permasalahanya maupun dalil-dalilnya.

Sehubungan dengan hal ini, penulis mengutip beberapa pakar hukum Islam yang

memberikan batasan atau definisi “Perbandingan Mazhab” .

a. Abdurrahman memberikan definisi perbandingan mazhab sebagai “Ilmu yang

memperbandingkan satu mazhab dengan mazhab lainnya. Karena di antara mazhab-

mazhab tersebut terdapat perbedaan

b. Wahab Afif menjelaskan perbandingan mazhab/fiqh muqaran adalah “Ilmu

pengetahuan yang membahas pendapat-pendapat fuqaha beserta dalil-dalilnya

mengenai masalah-masalah, baik yang disepakai maupun yang diperselisihkan

dengan membandingkan dalil masing-masing untuk menemukan pendapat yang

paling kuat.” Dengan demikian dapat dipahami bahwa “Perbandingan Mazhab”,

berdasarkan paparan diatas, adalah ilmu pengetahuan yang membahas, terutama

masalah fiqh dilihat dari dalil-dalil yang digunakan oleh para fuqaha, dengan cara

mengumpulkan, meneliti, dan mengkaji serta mendiskusikannya untuk menemukan

pendapat fuqaha yang paling kuat.

5
B. Macam-Macam Mazhab

Dalam hukum islam, mazhab-mazhab dapat dikelompokkan kepada:

1. Ahl al-Sunnah wa Al-jama’ah

a. Ahl al-Ra’yu

Mazhab ini lebih banyak menggunakan akal (nalar) dalam berijtihad. Seperti

imam abu hanifah. Beliau adalah seorang yang rasional, yang mendasarkan

ajarannya dari al-qur’an dan sunnah, ijma’,qiyas, serta istihsan.

b. Ahl al-Hadits

Mazhab ini lebih banyak menggunakan hadits dalam berijtihad dari pada

menggunakan akal, yang penting hadits yang digunakan itu hadits shahih. yang

termasuk dalam mazhab ini adalah:

1) Mazhab Maliki

Mazhab ini dibina oleh Imam Malik bin Anas. Ia cendrung kepada ucapan

dan perbuatan (praktek) Nabi Muhammad SAW. Dan praktek para sahabatnya

serta ulama madinah.

2) Mazhab Syafi’i

Mazhab ini mengikuti imam Syafi’i. beliau adalah murid imam malik

yang pandai. beliau membina mazhabnya antara Ahli al-Ra’yu dan Ahli al-

Hadits.

3) Mazhab Hanbali

Mazhab ini mengikuti Imam Ahmad Ibn Hanbal. Ia lebih banyak

menitikberatkan kepada hadits dalam berijtihad dan tidak menggunakan Ra’yu

dalam berijtihad kecuali dalam keadaan darurat. Yaitu ketika tidak ditemukan

hadits, walaupun hadits dha’if yang tidak terlalu dha’if.

4) Mazhab Zhahiri

Mazhab yang mengikuti Imam Daud bin Ali. Mazhab ini lebih cendrung

kepada dzohir nash.

2. Mazhab-mazhab yang Telah Musnah

Sebagian dari mazhab-mazhab para fuqoha’, ada yang memiliki pengikut-

6
pengikut yang menjalankannya, namun pada suatu waktu mereka kalah pengaruh dari

mazhab-mazhab lain yang datang kemudian, sehingga pengikut-pengikutnya menjadi

surut. Imam-imam yang pernah terkenal dari mazhab-mazhab tersebut yang kurang atau

tidak berkembang lagi. Adalah:

a. Abu ‘Amr Abd. Rahman bin Muhammad al-Auza’iy. Dari Dzul Kala’ di Yaman.

Keluarganya berasal dari tawanan ‘Ain al-Tamar. Ia dilahirkan di Ba’labak tahun 88

H. al-Auza’iy termasuk tokoh hadits yang tidak menyukaiqiyas, orang-orang syam

bahkan hakim syam mengikuti mazhabnya. Mazhab ini surut di hadapan mazhab al-

Syafi’i di syam dan dihadapan mazhab Maliki di Andalusia pada pertengahan abad

ke-3 H. al-Auza’iy wafat pada tahun 157 H.

b. Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf al-Ashababani yang terkenal dengan al-

Zhahiry, dilahirkan di kuffah pada tahun 202 H. ia adalah orang yang paling fanatik

kepada al-Syafi’i dan menulis dua buku tentang keutamaannya serta

memujinya. Kemudian ia membuat aliran (mazhab) tersendiri. Mazhabnya terus

berkembang sampai pertengahan abad ke-5, kemudian surut. Karena ia mempunyai

pendapat-pendapat yang bertentangan dengan jumhur. Karena pendapatnya

dihasilkan dengan tidak menggunakan Qiyas dan Ra’yu. Tetapi hanya

mengamalkan Zhahir al-Qur’an dan Sunnah.

c. Mazhab al-Thabary. Pembangun mazhab ini ialah Abu Ja’far bin Jarir al-Thabary,

dilahirkan tahun 224 H dan wafat di Baghdad tahun 320 H. beliau mempelajari

Fiqh al-Syafi’i dan Malik serta Fiqh ulama Kufah. Kemudian membentuk mazhab

sendiri yang berkembang di Baghdad.

d. Mazhab al-Laits. Pembangun mazhab ini ialah Abu al-Harits al-Laitsi bi Sa’ad al-

Fahmy, wafat tahun 174 H.Al-Syafi’i mengakui bahwa al-Laitsi ini lebih pandai

dalam soal Fiqh dari pada malik. Akan tetapi pengikut-pengikutnya tidak

bersungguh-sungguh mengembangkan mazhabnya sehingga lenyap. Mazhab al-

Laitsi lenyap pada pertengahan abad ke-3 H.

C. Ruang Lingkup Perbandingan Mazhab

Mazhab-mazhab yang telah tumbuh dan berkembang yang menjadi pegangan

masyarakat, ternyata memiliki metode atau cara-cara yang berbeda satu sama lain dalam
7
melakukan istimbat hukum.

Perbedaan tersebut berkisar pada perbedaan pola piker para imam mazhab, serta

sistematika sumber hyang digunakan, juga latar belakang imam tersebut yang kemudian

berimplikasi pada berbedanya produk hukum yang dihasilkan. Perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan pemahaman terhadap nash dan karakteristiknya.

Daerah atau tempat imam itu tinggal juga menjadi sebab mendasar terjadinya ikhtilaf

pada dalil-dalil dan masalah yang sama, sehingga itu juga menjadi bahasan yang menarik

dalam perbandingan mazhab ini.

Bidang kajian perbandingan mazhab ialah seluruh masalah fiqh yang didalamnya

terdapat dua pendapat atau lebih. Sedangkan masalah-masalah fiqh yang

terjadi ijma’ atau ittifa, maka masalah tersebut tidak termasuk dalam kajjian perbandingan

mazhab.

Secara eksplisit dapat kami kemukakan bahwa ruang lingkup pembahasan

perbandingan mazhab meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Hukum-hukum amaliyah, baik yang disepakati, maupun yang masih diperselisihkan

antara para Mujtahid, dengan membahas cara berijtihad mereka dan sumber-sumber

hukum yang dijadikan dasar oleh mereka dalam menetapkan hukum.

2. Dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh para mujtahid, baik dari al-qur’an, alhadits atau

dalil-dalil syara’ lainnya.

3. Metode atau cara mereka berijtihad dan cara beristimbat dari sumber-sumber hukum

yang mereka jadikan dasar dalam menetapkan hukum.

4. Latar belakang para mujtahid itu sendiri, latar belakang timbulnya suatu mazhab dan

perbedaan-perbedaan yang kemudian muncul di tengah-tengah mazhab yang ada.

5. Pola pemikiran para imam mazhab, hal-hal yang mempengaruhinya seperti sisitematika

sumber hukum, sistem istidlal masing-masing mazhab.

6. Kondis sosiologis serta hukum-huum yang berlaku di tempat dimana para muqarin hidup

D. Tujuan Perbandingan Mazhab

Tujuan secara praktis, adalah tujuan yang bisa dirasakan, baik oleh muqarin (pelaku

perbandingan) atau masyarakat secara umum.

1. Untuk menimbulkan rasa saling menghormati atau toleransi dengan berbeda pendapat ini
8
menandakan bahwa Islam menghargai kebebasan menyatakan pendapat.

2. Dapat mendekatkan mazhab di satu pihak, sehingga perpecahan umat dapat disatukan

kembali ataupun jurang perbedaan dapat diperkecil sehingga terjalin persaudaraan

Islam.

3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa perbedaan adalah sunatullah yang

tidak bisa dihindari dimana pun ia berada

4. Dapat menimbulkan rasa puas dalam mengamalkan suatu hukum sebagai hasil pendapat

imam mazhab.

5. Dapat menenteramkan jiwa karena membandingkan adalah jalan yang mudah untuk

mengetahui cara-cara para imam dalam menentukan hukum.

Dengan memperhatikan landasan berfikir para Imam Mazhab, orang yang melakukan

studi perbandingan mazhab dapat mengetahui, bahwa dasar-dasar mereka pada hakikatnya

tidak keluar dari Nushush al-Qur’an dan as-Sunnah dengan perbedaan interprestasi, atau

mereka mengambil Qiyas, Mashalah Mursalah, Istihsab, atau prinsip- prinsip umum

dalam nash-nash syariat Islam dalam menyelesaikan semua persoalan yang hidup

dala masyarakat, baik ibadah maupun mu’amalah, yang dalil-dalil ijtihad itupun digali

dari nash-nash al-Qur’an dan Sunnah.

“Perbedaan pendapat dari umatku (ulama) adalah rahmat”. (HR. al-Baihaqy dari Ibnu

Umar).

Adapun tujuan secara akademik, sebagai tujuan yang sarat dengan unsur-unsur ilmiah,

paling tidak, ada tujuan besar, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendapat, konsep, teori, dasar, kaidah, metode, teknik ataupun

pendekatan yang digunakan oleh tiap-tiap imam mazhab fiqh dalam menggali hukum

Islam dan menetapkan hukumnya.

2. Untuk mengetahui betapa luasnya pembahasan ilmu fiqh dan betapa kayanya khazanah

hukum Islam yang diwariskan oleh para imam mazhab, hampir tidak bisa dihindari,

langsung ataupun tidak langsung, konsep perbandingan mazhab.

3. Untuk mengetahui dasar-dasar dan qaidah-qaidah yang digunakan setiap Imam Mazhab

9
(Imam Mujtahid) dalam mengistinbath hukum dari dalil-dalilnya, dimana setiap Imam

Mujtahid tersebut tidak menyimpang dan tidak keluar dari dalil-dalil al-Qur'an at’u as-

Sunnah.

Sebetulnya, proses ijtihad sudah ada sejak Rasulullah SAW masih hidup. Beliau

pernah mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal ra ke negeri Yaman untuk menyebarkan agama

Islam. E. Ruang Lingkup dan Syarat-Syarat Ijtihad Ijtihad mendapat legalitas dalam Islam,

bahkan dianjurkan. Banyak ayat al-Qur’an dan al-Hadits yang menyinggung urgensitas

ijtihad. Apapun hasilnya, ijtihad merupakan kegiatan yang terpuji. Dengan demikian tidak

sembarang orang dapat melakukan ijtihad. Ia harus benar-benar ahli dalam ilmu agama.

Yakni ahli dan memahami ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu nahwu dan lain sebagainya.

Oleh karena itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar seseorang dapat

melakukan proses ijtihad. Oleh sebab itu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar

seseorang dapt melakukan proses ijtihad. Syarat-syarat tersebut adalah:

1. Memiliki kemampuan untuk menggali hukum dan al-Qur’an.

2. Memiliki ilmu yang luas tentang hadits Nabi SAW

3. Menguasai persoalan-persoalan yang telah disepakati ulama

4. Memahami Qiyas serta dapat menggunakannya dalam usaha menghasilkan sebuah

hukum.

5. Menguasai bahasa Arab dan gramatikanya secara mendalam, seperti ilmu nahwu, sharaf,

balaghah dan lain sebagainya.

6. Memahami serta menghayati tujuan utama pemberlakuan hukum Islam.

7. Mempunyai pemahaman serta metodologi yang dapat dibenarkan untuk menghasilkan

keputusan hukum.

8. Mempunyai niat serta akidah yang benar.

Tujuan dari muqaranah bukan untuk melemahkan atau menjatuhkan mazhab lain

melaikan untuk mencari titik temu dalil hukum yang lebih kuat, serta mendekatkan dan

mempererat mazhab yang ada.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mazhab adalah aliran pemikiran atau pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh

imam mujtahid dalam meng-istinbath-kan hukum Islam. Mazhab terdiri dari imam mujtahid,

materi fiqh, komunitas (muurid/pengikut) dan karya imam mazhab. Mazhab secara garis

besar terbagi dua; mazhab ahlu al-sunnah dan syi’ah.

Perbandingan mazhab (fiqh muqaran) adalah suatu ilmu yang mengumpulkan

pendapat-pendapat para ulama fiqh, dalam suatu masalah fiqh yang diikhtilafkan dengan

cara mengumpulkan, meneliti dan mengkaji serta mendiskusikan dalil-dalil masing-masing

pendapat (mazhab) secara objektif untuk mencari pendapat yang paling terkuat dan paling

sesuai dengan prinsip umum hukum Islam.

Perbandingan mazhab sebagai metode bisa dilihat dari tata cara menyelesaikan

masalah fiqh sesuai dengan tahapan-tahapannya. Perbandingan mazhab dipandang sebagai

ilmu dapat dilihat dari ontologi (terminologi mazhab dan perbandingan mazhab);

epistemologi (cara atau bagaimana perbandingan mazhab menyelesaikan masalah) dan

aksiologi (fungsi dan tujuan perbandingan mazhab).

11
DAFTAR PUSTAKA

http://asid-doank.blogspot.co.id/p/makalah-ku-perbandingan-mazhab.html

http://mahasiswastaimgarut.blogspot.co.id/

Dedi Supriyadi, M.Ag, Perbandingan Mazhab Dengan Pendekatan Baru, Bandung: CV Pustaka

Setia, 2008.

http://alveesyukri.blogspot.com/2011/01/sistematika-sumber-hukum-islam-dan.html 20 Mei

2013.

http://ragab304.wordpress.com/2009/02/13/mazhab-hanafi/, selasa 21 mei 2013.

Hasan, M. Ali, Perbandingan Mazhab, Cet.IV, Jakarta: PT Rajawali Press, 2002.

12

Anda mungkin juga menyukai