Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


banyak orang yang salah sangka bahwa adanya mazhab fiqih itu berarti
sama dengan perpecahan, sebagaimana perpecahan, sebagaimana perpecahannya
umat lain dalam sekte-sekte. Sehingga ada dari sebagian umat islam yang
menjauhkan diri dari bermazhab, bahkan ada yang ada yang sampai anti mazhab.
Penggambaran yang absurd tentang mazhab ini terjadi karena keawaman
dan kekurangan informasi yang benar tentang hakikat mazhab fiqih. Kenyataannya
sebenarnya tidak demikan. Mazhab-mazhab fiqih itu bukan representasi dari
perpecahan atau perseteruan, apalagi peperangan didalam tubuh umat islam.
Sebaliknya, adanya mazhab memang merupakan kebutuhan asasi untuk bisa
kembali kepada al-qur’an dan as-sunnah. Sebab yang namanya mazhab itu adalah
sebuah sikap dan cara seseprang dalam memahami teks al-qur’an dan as-sunnah.
Setiap orang yang berupaya untuk memahami kedua sumber ajaran islam itu, pada
hakikatnya sedang bermazhab.
Kalau tidak mengacu kepada mazhab orang lain yang sudah ada, maka minimal dia
mengacu kepada mazhab dirinya sendiri. Walhasil, tidak ada di dunia ini orang
muslim yang tidak bermazhab. Semua orang bermazhab, baik pada orang lain
maupun pada dirinya sendiri. Disini kita akan membahas dan mengenal imam imam
mazhab yang terkenal.

1.1 rumusan masalah


1.1.1 seputar tentang mazhab
1.1.2 tujuan dari mazhab
1.2 tujuan penulisan
1.2.1 untuk mengetahui pengertian dan macam macam mazhab.
1.2.2 Untuk mengetahui tujuan dari bermazhab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tentang mazhab


Mazhab (bahasa Arab: ‫ ;مذهب‬mażhab) adalah penggolongan suatu
hukum atau aturan setingkat dibawah firkah, yang dimana firkah merupakan
istilah yang sering dipakai untuk mengganti kata "denominasi" pada Islam.
Kata "mazhab" berasal dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan
dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkret maupun abstrak.
Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi
ciri khasnya. Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan
mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan
penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai
pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

Istilah mazhab bisa dimasukkan ke dalam ruang lingkup dan disiplin


ilmu apa pun, terkait segala sesuatu yang didapati adanya perbedaan.
Setidaknya ada tiga ruang lingkup yang sering digunakan istilah mazhab di
dalamnya, yaitu mazhab akidah atau teologi (madzahib i'tiqadiyyah), mazhab
politik (madzahib siyasiyah), dan mazhab fikih atau mazhab yuridis atau
mazhab hukum (madzahib fiqhiyyah)[3].

Menurut bahasa, mazhab berasal dari kata sighath masdar (kata sifat) dan
isim makan (kata yang menunjukakan tempat) yang diambil dari fi’il madhi
“dzahaba” yang berarti “pergi”. Bisa juga berarti al-ra’yu yang artinya “
pendapat”.

2
Sedangkan penegertian mazhab menurut istilah ada beberapa rumusan, antara
lain:
1. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang dtempuh oleh seorang imam
mujtahid dalam penetapan hokum atau peristiwa berdarkan al-qur’an dan
hadits.
2. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang imam mujtahid tentang hukum
suatu peristiwa yang diambil dari al-qur’an dan hadits.

Jadi, mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam
mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistinbatkan hokum islam.

Perlu diketahui, menurut ulama fiqih mazhab adalah sebuah


metodologi fiqih khusus yang dijalan oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang
berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memlih sejumlah
hokum dalam kawasan ilmu furu’ (cabang). Masalah yang bias
menggunakan metode ijtihad adalah yang termasuk istilah dzonni atau
prasangka, bukan hal yang qoth’I atau pasti.

Titik tolak atau sejarah pembentukan mazhab

Sebagimana diketahui, bahwa ketika agama islam telah tersebar


meluas keberbagai penjuru, banyak sahabat nabi yang telah pindah tempat
dan berpencar pencar ke Negara yang baru. Dengan demikian, kesempatan
untuk bertukar pikiran atau bermusyawarah memecahkan sesuatu masalah
sulit dilaksanakan.

Qasim abdul aziz khomis menjelaskan bahwa fakto-faktor yang


menyebabkan ikhtilaf (perbedaan pendapat) dikalangan sahabat ada tiga
yakni:
1. Perbedaan para sahabat dalam memahami nash-nashal-qur’an.
2. Perbedaan para sahabat disebabkan perbedaan riwayat.

3
3. Perbedaan para sahabat disebabkan karena ra’yu.

Sementara jalaludin rahmat melihat penyebab ikhtilaf dari sudut


pandang yang berbeda, ia berpendapat bahwa salah satu sebab utama ikhtilaf
diantara para sahabat adalah prosedur penetapan hokum untuk masalah
masalah baru yang terjadi dizaman rasulullah saw. Oleh karena itu, setelah
berakhirnya masa sahabat yang dilanjutkan dengan masa tabi’in, munculah
generasi tabi’it tabi’in. ijthad para sahabat dan tabi’in dijadikan suri tauladan
oleh generasi penerusnya yang tersebar diberbagai daerah wilayah dan
kekuasaan islam pada waktu itu.
Generasi ketiga ini diikenal dengan tabi’it tabi’in. didalam sejrah
dijelaskan bahwa masa ini dimulai ketika memasuki abad ketika memasuki
abad kedua hijriah, dimana pemerintahan islam dipegang oleh daulah
abbasiyyah.
Pada masa tabi’-tabi’in yang dimulai pada abad kedua hijriyah,
kedudukan ijtihad sebagai istinbathhukum semakin bertambah kokoh dan
meluas. Sesudah masa itu, muncullah mazhab-mazhab dalam bidang hokum
islam.
Dalam perkembangannya, mazhab-mazhab itu tidaka sama. Ada yang
mendapatkan sambutan dan memiliki pengikut yang menegmbangkan dan
meneruskannya, namun adakalanya oleh mazhab mazhab yang lain, dan
pengikutnya menjadi surut.

Ada banyak mazhab dalam Islam yang tersebar didunia. Tiap mazhab
memiliki perbedaan pada aturan yang tidak terlalu berbeda dengan mazhab
lainnya.

 Sunni
Sunni atau Ahlus-Sunnah wal Jama'ah adalah salah satu firkah terbesar
dalam Islam. Ada empat mazhab fikih besar yang paling banyak diikuti oleh

4
muslim, yaitu Maliki, Hanafi, Hambali, dan Syafi'i. Di dalam keyakinan
Sunni, empat mazhab tersebut valid untuk diikuti, perbedaan yang ada pada
setiap mazhab tidak bersifat fundamental. Sunni memiliki nama lain, yaitu
Islam Ortodok

 Syi'ah
Syi'ah merupakan firkah resmi di Iran. Pada perkembangannya hanya
tiga mazhab fikih yang masih ada sampai sekarang, yaitu Itsna 'Asyariah
(paling banyak diikuti), Ismailiyah dan Zaidiyah. Di dalam akidah Syi'ah,
Ahlulbait dan keturunannya dianggap berhak untuk memegang tampuk
kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum muslimin pengganti
Rasulullah.

 Mazhab fikih
Mazhab menurut ulama fiqih, adalah sebuah metodologi fikih khusus yang
dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang menghantarkannya memilih
sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’.

Mazhab fikih Ahlus-Sunnah wal Jama'ah


 Mazhab Hanafi
Pendiri mazhab Hanafi ialah: Nu’man bin Tsabit bin Zautha.Diahirkan pada
masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada tahun 150 H
bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi’i R.A. Beliau lebih dikenal dengan
sebutan: Abu Hanifah An Nu’man.
Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Dalam bidang fiqh
beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada awal abad kedua hijriah
dan banyak belajar pada ulama-ulama Ttabi’in, seperti Atha bin Abi Rabah dan
Nafi’ Maula Ibnu Umar.

5
Mazhab Hanafi adalah sebagai nisbah dari nama imamnya, Abu Hanifah.
Jadi mazhab Hanafi adalah nama dari kumpulan-kumpulan pendapat-pendapat
yang berasal dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya serta pendapat-
pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian dan
perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya
adalah hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak (Ahlu Ra’yi).
Maka disebut juga mazhab Ahlur Ra’yi masa Tsabi’it Tabi’in.
Dasar-dasar Mazhab Hanafi
Abu Hanifah dalam menetapkan hukum fiqh terdiri dari tujuh pokok, yaitu:
Al-Kitab, As Sunnah, Perkataan para Sahabat, Al-Qiyas, Al-Istihsan, Ijma’ dan
Uruf.
Murid-murid Abu Hanifah adalah sebagai berikut:
a. Abu Yusuf bin Ibrahim Al-Anshari (113-183 H)
b. Zufar bin Hujail bin Qais al-Kufi (110-158 H)
c. Muhammad bin Hasn bin Farqad as Syaibani (132-189 H)
d. Hasan bin Ziyad Al-Lu’lu Al-Kufi Maulana Al-Anshari (….-204 H).

Daerah-daerah Penganut Mazhab Hanafi


Mazhab Hanafi mulai tumbuh di Kufah (Irak), kemudian tersebar ke negara-
negara Islam bagian Timur. Dan sekarang ini mazhab Hanafi merupakan
mazhab resmi di Mesir, Turki, Syiria dan Libanon.
Dan mazhab ini dianut sebagian besar penduduk Afganistan, Pakistan,
Turkistan, Muslimin India dan Tiongkok.
Mazhab Hanafi dianut sekitar 35% dari keseluruhan umat Islam,
penganutnya banyak terdapat di Asia Selatan (Pakistan, India, Bangladesh, Sri
Lanka, dan Maladewa), Mesir bagian Utara, Irak, Syria, Libanon dan Palestina
(campuran Syafi'i dan Hanafi), Kaukasia (Chechnya, Dagestan).

6
 Mazhab Maliki
Mazhab Maliki adalah merupakan kumpulan pendapat-pendapat yang berasal
dari Imam Malik dan para penerusnya di masa sesudah beliau meninggal dunia.
Nama lengkap dari pendiri mazhab ini ialah: Malik bin Anas bin Abu Amir.
Lahir pada tahun 93 M = 712 M di Madinah. Selanjutnya dalam kalangan umat
Islam beliau lebih dikenal dengan sebutan Imam Malik. Imam Malik terkenal
dengan imam dalam bidang hadis Rasulullah SAW.
Imam Malik belajar pada ulama-ulama Madinah. Yang menjadi guru
pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz. Beliau juga belajar kepada Nafi’
Maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az Zuhri.
Adapun yang menjadi gurunya dalam bidang fiqh ialah Rabi’ah bin Abdur
Rahman. Imam Malik adalah imam (tokoh) negeri Hijaz, bahkan tokohnya
semua bidang fiqh dan hadits.
Dasar-dasar Mazhab Maliki
Dasar-dasar mazhab Maliki diperinci dan diperjelas sampai tujuh belas
pokok (dasar) yaitu:
 Nashshul Kitab
 Dzaahirul Kitab (umum)
 Dalilul Kitab (mafhum mukhalafah)
 Mafhum muwafaqah
 Tanbihul Kitab, terhadap illat
 Nash-nash Sunnah
 Dzahirus Sunnah
 Dalilus Sunnah
 Mafhum Sunnah
 Tanbihus Sunnah
 Ijma’
 Qiyas
 Amalu Ahlil Madinah

7
 Qaul Shahabi
 Istihsan
 Muraa’atul Khilaaf
 Saddud Dzaraa’i.
Sahabat-sahabat Imam Maliki dan Pengembangan Mazhabnya
Di antara ulama-ulama Mesir yang berkunjung ke Madinah dan belajar pada
Imam Malik ialah:
1. Abu Muhammad Abdullah bin Wahab bin Muslim.
2. Abu Abdillah Abdur Rahman bin Qasim al-Utaqy.
3. Asyhab bin Abdul Aziz al-Qaisi.
4. Abu Muhammad Abdullah bin Abdul Hakam.
5. Asbagh bin Farj al-Umawi.
6. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam.
7. Muhammad bin Ibrahim bin Ziyad al-Iskandari.
Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Maliki di Afrika dan
Andalus ialah:
1. Abu Abdillah Ziyad bin Abdur Rahman al-Qurthubi.
2. Isa bin Dinar al-Andalusi.
3. Yahya bin Yahya bin Katsir Al-Laitsi.
4. Abdul Malik bin Habib bin Sulaiman As Sulami.
5. Abdul Hasan Ali bin Ziyad At Tunisi.
6. Asad bin Furat.
7. Abdus Salam bin Said At Tanukhi.
Sedang Fuqaha-fuqaha Malikiyah yang terkenal sesudah generasi tersebut di
atas adalah sebagai berikut:
1. Abdul Walid al-Baji
2. Abdul Hasan Al-Lakhami
3. Ibnu Rusyd Al-Kabir
4. Ibnu Rusyd Al-Hafiz
5. Ibnu ‘Arabi

8
6. Ibnul Qasim bin Jizzi
Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Maliki.
Awal mulanya tersebar di daerah Madinah, kemudian tersebar sampai saat
ini di Marokko, Aljazair, Tunisi, Libia, Bahrain, dan Kuwait. mazhab ini
diikuti oleh sekitar 25% muslim di seluruh dunia. Mazhab ini dominan di
negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini memiliki keunikan dengan
menyodorkan tatacara hidup penduduk Madinah sebagai sumber hukum karena
Nabi Muhammad hijrah, hidup, dan meninggal di sana; dan kadang-kadang
kedudukannya dianggap lebih tinggi dari hadis.

 Mazhab Syafii
Mazhab ini dibangun oleh Al-Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i
seorang keturunan Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdi Manaf. Beliau lahir di
Gaza (Palestina) tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam Abu
Hanifah yang menjadi Mazhab yang pertama.
Guru Imam Syafi’i yang pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang Mufti di
Mekah. Imam Syafi’i sanggup hafal Al-Qur-an pada usia tujuh tahun. Setelah
beliau hafal Al-Qur-an barulah mempelajari bahasa dan syi’ir; kemudian beliau
mempelajari hadits dan fiqh.
Mazhab Syafi’i terdiri dari dua macam; berdasarkan atas masa dan tempat
beliau mukim. Yang pertama ialah Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk
sewaktu hidupdi Irak. Dan yang kedua ialah Qul Jadid; yaitu mazhab yang
dibentuk sewaktu beliau hidup di Mesir pindah dari Irak.
Keistimewaan Imam Syafi’i dibanding dengan Imam Mujtahidin yaitu
bahwa beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh dengan
kitabnya Ar Risaalah. Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi induk dari
mazhabnya ialah: Al-Um.
Dasar-dasar Mazhab Syafi’i
Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai Imam Syafi’i dalam
mengistinbat hukum sysra’ adalah:

9
 Al-Kitab.
 Sunnah Mutawatirah.
 Al-Ijma’.
 Khabar Ahad.
 Al-Qiyas.
 Al-Istishab.
Ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan
Mazhab Syafi'i, antara lain :

* Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari


* Imam Bukhari
* Imam Muslim
* Imam Nasa'i
* Imam Baihaqi
* Imam Turmudzi
* Imam Ibnu Majah
* Imam Tabari
* Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
* Imam Abu Daud
* Imam Nawawi
* Imam as-Suyuti
* Imam Ibnu Katsir
* Imam adz-Dzahabi
* Imam al-Hakim
Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Syafi’i
Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i, merupakan mazhab terbesar dalam
mazhab fikih Sunni, dengan memiliki penganut sekitar 50% muslim di dunia.
Pengikutnya tersebar terutama di Indonesia, Iran, Mesir, Somalia bagian Timur,
Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Filipina, dan menjadi mazhab resmi
negara Malaysia dan Brunei.

10
 Mazhab Hambali
Pendiri Mazhab Hambali ialah: Al-Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal
bin Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H. dan
wafat tahun 241 H.
Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke
berbagai negara untuk mencari ilmu pengetahuan, antara lain: Siria, Hijaz,
Yaman, Kufah dan Basrsh. Dan beliau dapat menghimpun sejumlah 40.000
hadis dalam kitab Musnadnya.
Dasar-dasar Mazhabnya.
Adapun dasar-dasar mazhabnya dalam mengistinbatkan hukum adalah:
Nash Al-Qur-an atau nash hadits.
1. Fatwa sebagian Sahabat.
2. Pendapat sebagian Sahabat.
3. Hadits Mursal atau Hadits Doif.
4. Qiyas.
Dalam menjelaskan dasar-dasar fatwa Ahmad bin Hanbal ini di dalam
kitabnya I’laamul Muwaaqi’in.
Pengembang-pengembang Mazhabnya
Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Ahmad bin Hanbal
adalah sebagai berikut:
1. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal dengan
nama Al-Atsram; dia telah mengarang Assunan Fil Fiqhi ‘Alaa
Mazhabi Ahamd.
2. Ahmad bin Muhammad bin Hajjaj al-Marwazi yang mengarang kitab
As Sunan Bisyawaahidil Hadis.
3. Ishaq bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih al-
Marwazi dan termasuk ashab Ahmad terbesar yang mengarang kitab
As Sunan Fil Fiqhi.

11
Ada beberapa ulama yang mengikuti jejak langkah Imam Ahmad
yang menyebarkan mazhab Hambali, di antaranya:
1. Muwaquddin Ibnu Qudaamah al-Maqdisi yang mengarang kitab Al-
Mughni.
2. Syamsuddin Ibnu Qudaamah al-Maqdisi pengarang Assyarhul
Kabiir.
3. Syaikhul Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah pengarang kitab
terkenal Al-Fataawa.
4. Ibnul Qaiyim al-Jauziyah pengarang kitab I’laamul Muwaaqi’in dan
Atturuqul Hukmiyyah fis Siyaasatis Syar’iyyah.Ibnu Taimiyah dan
Ibnul Qaiyim adalah dua tokoh yang membela dan mengembangkan
mazhab Hambali.
Daerah yang Menganut Mazhab Hambali.
Awal perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad, Irak dan
Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII mazhab Hambali
berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As Su’udi.
Dan masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia
dan mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab, Palestina, Siria dan
Irak. Dimulai oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti
oleh sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab.
Mazhab ini merupakan mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.

Perlu diketahui, bahwa mazhab fiqih itu bukan hanya ada 4 saja, tetapi
masih ada banyak lagi yang lainnya. Bahkan jumlahnya bisa mencapai puluhan.
Namun yang terkenal hingga sekarang ini memang hanya 4 saja. Padahal kita
juga mengenal mazhab selain yang 4 seperti mazhab Al-Ibadhiyah yang
didirikan oleh Jabir bin Zaid , juga mazhab Az-Zaidiyah yang didirikan oleh
Zaid bin Ali Zainal Abidin , juga ada mazhab Azh-Zahiriyah yang didirikan
oleh Daud bion Ali Azh-Zhahiri dan mazhab-mazhab lainnya.

12
Sedangkan yang kita kenal 4 mazhab sekarang ini adalah karena
keempatnya merupakan mazhab yang telah terbukti sepanjang zaman bisa tetap
bertahan, padahal usianya sudah lebih dari 1.000 tahun. Al-Hanafiyah, Al-
Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah adalah empat dari sekian puluh
mazhab yang pernah berkembang di masa kejayaan fiqih dan mampu bertahan
hingga sekarang ini. Di dalamnya terdapat ratusan tokoh ulama ahli yang
meneruskan dan melanggengkan mazhab gurunya. Dan masing-masing
memiliki pengikut yang jumlahnya paling besar, serta mampu bertahan dalam
waktu yang sangat lama.
Para ulama mazhab itu kemudian menulis kitab yang tebal-tebal dalam
jumlah yang sangat banyak, kemudian diajarkan kepada banyak umat Islam di
seluruh penjuru dunia. Kitab-kitab itu sampai hari ini masih dipelajari di
berbagai perguruan tinggi Islam, seperti di Al-Azhar Mesir, Jami’ah Islamiyah
Madinah, Jami’ah Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Riyadh, Jamiah Ummul
Qura Mekkah dan di berbagai belahan dunia Islam lainnya. Bahkan di Al-Azhar
dibuka fakultas Syariah dengan jurusan dari masing-masing mazhab yang
empat itu.
Sementara puluhan mazhab lainnya mungkin terlalu sedikit
pengikutnya, atau tidak punya ulama yang sekaliber pendirinya yang mampu
meneruskan kiprah mazhab itu, atau tidak mampu bertahan bersama bergulirnya
zaman. Sehingga banyak diantaranya yang kita tidak mengenalnya, kecuali
lewat kitab-kitab klasik yang menyiratkan adanya mazhab tersebut di
zamannya.
Buku mereka sendiri mungkin sudah lenyap dari muka bumi, atau
barangkali ikut terbakar ketika pasukan Mongol datang meratakan Baghdad
dengan tanah. Sebagian yang masih tersisa mungkin malah disimpan di musium
di Eropa. Memang sungguh sayang sekali, ilmu yang pernah ditemukan dan
berkembang besar, kemudian lenyap begitu saja di telan bumi.

13
2.2 tujuan dari mazhab
mengapa kita harus bermazhab?
Dalam beragama (Islam) kita sering mendengar ada sebagian Muslim
yang menyatakan bahwa dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
kita tidak perlu menganut mazhab imam tertentu karena cukup langsung
merujuk kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Karena kedangkalan ilmunya maka
mereka menyangka bahwa para mujtahid atau imam mazhab dalam beragama
itu tidak berpedoman, melanggar keduanya atau memahami agama tanpa dalil
dan tanpa metode. Jadi, dalam beragama perlukah kita bermazhab. Apa
sesungguhnya hakikat bermazhab itu?

Berikut ini beberapa kutipan dari pendapat ulama dan sedikit ulasan
saya untuk menyingkap apa hakikat bermazhab itu.

Pertama, Al-Imam Taj al-Din al-Subki dalam kitab Jam'ul Jawâmi', jilid
2, hal. 123 menyatakan:

‫التزام غير المجتهد مذهبا معينا يعتقده أرجح أو مساويا لغيره‬

"Berpegang teguhnya selain mujtahid kepada mazhab tertentu yang


diyakininya lebih kuat atau setara dengan selainnya."

Komentator dari kitab tersebut seperti Badr al-Din al-Zarkasyi dalam


Tasynif al-Masami', jilid 4, hal. 619 dan Waliy al-Din al-'Iraqi dalam al-Ghaits
al-Hami', jilid 3, hal. 905 menjadikan pernyataan Taj al-Subki di atas sebagai
definisi dari al-tamadzhub (bermazhab).

Menurut al-'Aththar dalam Hasyiyah al-'Aththar 'ala Syarh al-Mahalli


'ala Jam' al-Jawami', jilid 2, hal. 440 saat memberikan catatan atas kata
"iltizam" menyatakan bahwa arti "iltizam" adalah orang yang bermazhab itu

14
dalam menghadapi suatu perkara (kasus hukum) tidak mengambil (mencari
jawaban) kecuali pada mazhab tertentu.

Kedua, Al-Syaikh Ramadlan al-Buthi dalam kitab berjudul Alla


Mazhabiyyah Akhtharu Bid'atin Tuhaddid al-Syari'ah al-Islamiyyah, halaman
11 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bermazhab (al-tamadzhub)
adalah:

‫أن يقلد العامي أو من لم يبلغ رتبة اإلجتهاد مذهب إمام مجتهد سواء التزم واحد بعينه أو عاش يتحول‬
‫من واحد على آخر‬

"Bertaklidnya orang awam atau orang yang belum mencapai peringkat


mampu berijtihad kepada mazhab imam mujtahid, baik ia terikat pada satu
mazhab tertentu atau ia hidup berpindah dari satu mazhab ke mazhab yang
lainnya."

Definisi ini memasukkan orang awam dalam status bermazhab. Sebab


cukup dimaklumi bahwa apakah orang awam harus bermazhab atau tidak
adalah tergolong masalah khilafiyah (yang tidak disepakati para ulama).

Ketiga, Jibril Migha mendefinisikan al-tamadzhub sebagai berikut:

‫اتخاذ عالم مذهبا له يتبعه ويلتزمه في األصول والفروع دون غيره من مذاهب المجتهدين اآلخرين أو‬
‫انتسابا فقط‬

"Orang alim yang menganut mazhab mujtahid sebagai mazhabnya, ia


ikuti dan ia berpegang teguh kepadanya dalam al-ushul dan al-furu' (fiqih),
bukan kepada selainnya dari beberapa mazhab para mujtahid lainnya atau
menisbatkan diri saja."

15
Definisi yang cukup komprehensif di atas menjelaskan, bahwa
bermazhab itu hanya absah bagi orang yang mampu mengenali mazhab
imamnya di antara beberapa mazhab lainnya, mampu untuk ber-istidlal
(menalar dan mengupayakan dalil) mazhabnya dan mampu membelanya.

Bermazhab model ini adalah dengan menguasai ilmu-ilmu dalam


mazhab imamnya, baik berupa al-ushul (dalil-dalil dalam mazhab imamnya)
maupun al-furu' (masalah-masalah syar'iyyah praktis yang eksistensinya tidak
diketahui secara pasti dalam agama/fiqih) atau mengikuti hanya karena
menisbatkan diri kepada mazhab tertentu.

Jadi, menurut sebagian ulama al-ushul bahwa bermazhab itu tidak


berlaku absah bagi kalangan awam, sedangkan yang sah bagi mereka adalah
bertaklid, karena mengetahui dalil suatu peristiwa hukum telah
mengeluarkannya dari lingkaran taklid. Sedangkan dalam bermazhab
mengetahui dalil tidak mengeluarkannya dari bermazhab.

Bermazhab itu sangat penting bagi orang beragama agar pemahaman


dan praktik agamanya benar. Karena bermazhab merupakan metode untuk
mengetahui hukum suatu peristiwa yang dihadapi dengan merujuknya pada
fiqih mazhab tertentu yang dianut atau upaya penyimpulannya dilakukan
berdasarkan ushul al-mazhab yang diyakininya.

Hakikat kebenaran dalam Islam, khususnya yang berkaitan erat dengan


al-ahkam al-ijtihadiyah (hukum-hukum praktis hasil ijtihad) akan lebih aman,
terjaga, selamat dari kekeliruan pemahaman, jauh dari ketersesatan dan lebih
maslahat apabila dalam beragama umat Islam bersedia mengikuti dan terikat
kepada salah satu dari mazhab yang empat (mazhab: al-Hanafi, al-Maliki, al-
Syafi'i atau al-Hanbali), karena para imam mazhab (mujtahidun) itu telah
disepakati para ulama paling memiliki otoritas dan lebih bisa dipercaya dalam

16
menafsirkan sumber utama hukum Islam, yakni Al-Qur’an dan al-Sunnah, dan
merekalah ulama yang diberi kewenangan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk
menjelaskan kebenaran agama Islam kepada kita semua. Sesungguhnya ulama
itu adalah pewaris ilmu dan amalan para nabi terdahulu yang wajib kita ikuti
dan harus kita hormati.

BAB III
PENUTUP
3.1 simpulan

17
dari pembahasan diatas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang
imam mujtahid dalam penetapan hokum atau peristiwa berdarkan al-
qur’an dan hadits.
2. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang imam mujtahid tentang
hukum suatu peristiwa yang diambil dari al-qur’an dan hadits.
3. Bermazhab itu sangat penting bagi orang beragama agar pemahaman
dan praktik agamanya benar

3.2 saran
Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang mengenal lebih
dekat imam imam mazhab terkenal dalam islam. Diharapkan makalah ini
mampu menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu, memahami, dan
menjadikannya sebagai contoh teladan.

DAFTAR PUSTAKA

18
www.islamislami.com-Inspirasi Islam. 2016-03-30. Diakses tanggal 2018-09-28.
http://www.konsultasislam.com/2010/02/sekilas-tentang-mazhab-empat.html
https://islam.nu.or.id/post/read/88228/mengapa-kita-harus-bermazhab

https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab

19

Anda mungkin juga menyukai